BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan Tujuan dari praktikum dan pemetaan geologi teknik yang dilakukan yakni adalah agar para praktikan dapat mengetahui kondisi geologi daerah yang dipetakan, baik itu kondisi geomorfologi, kondisi stratigrafi, struktur geologi, sifat mekanika batuan, mekanika tanah, profil tanah dan aspek-aspek geologi yang lain. Dari informasi dan data-data geologi yang diperoleh selanjutnya praktikan dapat menyimpulkan didaerah tempat pemetaan daerahnya stabil atau tidak. I.2. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dan lapangan ini yaitu: a. Peta b. Palu Geologi c. GPS dan Kompas Geologi d. HCl e. Meteran, Alat tulis lengkap f. Neraca digital g. Oven pemanas h. Sampel batuan dan tanah i. Jangka sorong j. Cassagrande k. Cawan dan mangkok l. Gelas ukur m. Piknometer n. Termometer o. Mesh 40 p. Mesin uji kuat tekan batuan. I.3. Dasar Teori Geologi teknik merupakan ilmu untuk kepentingan manusia dalam mencapai keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur melalui penyediaan
1
2
bangunan (termasuk prasarana transportasi/jalan) yang kuat dan aman dari ancaman kerusakan. Ruang lingkup kajian dalam geologi teknik berhubungan dengan studi: 1) Batuan dan/atau tanah sebagai material bangunan (construction materials), 2) Massa batuan (rock mass) yang langsung berkaitan dengan tubuh bangunan, 3) Massa batuanyang tidak langsung berkaitan dengan tubuh bangunan tetapi sebagai penyusun bangunan alami di lingkungan sekitarnya, misalnya gunung, lereng, tebing, maupun dataran limpah banjir yang luas, sehingga dapat saja memendam atau berpotensi ancaman bagi keselamatan bangunan tersebut. Aspek manfaat dari kajian tersebut : 1. Sebagai material bangunan dan atau tanah digunakan untuk mengisi atau menyusun bangunan. Beberapa contoh berikut diantaranya: Batu untuk menyusun mansory, beton, dan sebagainya. Tanah untuk menyusun tanggul, landasan jalan raya, dan berbagai keperluan urugan lainnya. 2. Sebagai massa batuan yang terkait langsung dengan bangunan. Batuan berfungsi sebagai landasan atau fundasi ataupun tumpuan bangunan, misalnya: Massa batuan sebagai tumpuan bendungan, baik di bawah maupun di kirikanan tubuh bendungan yang bersangkutan (right and/or left abutment). Selanjutnya, sebagai massa batuan, batuanpun berfungsi sebagai media tempat bangunan dibuat, sehingga batuan berfungsi sebagai penyusun bangunan tersebut termasuk sebagai lingkungan bangunan yang bersangkutan, contoh : Terowongan yang dibuat menembus massa batuan. 3. Sebagai massa batuan penyusun bangunan alami di lingkungan bangunan, misalnya lereng rawan longsor, lembah rawan banjir dan sebagainya. Ruang lingkup kajian tersebut pada akhirnya meliputi studi tentang kekuatan/kelemahan batuan dan/atau tanah sebagai material bangunan maupun massa batuan secara luas, sehingga geologi teknik perlu didukung oleh ilmu-ilmu penunjangnya, yaitu: a. Mekanika tanah dan mekanika batuan, b. Geologi teknik, c. Geologi kebencanaan,
3
d. Hidrogeologi dan geologi (yang secara luas membahas genesis batuan, urutan kejadiannya, tektonik dan konfigurasi struktur geologi termasuk kegempaan dan bentuk bentuk bangunan alami yang dikenal sebagai geomorfologi). Dalam mempelajari kekuatan maupun kelemahan batuan dan/atau tanah untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan tersebut di atas (dalam konteks dengan bangunan), studi geologi teknik tidak lepas dari kajian genesis batuan, yang lebih meluas lagi kepada genesis tanah yang berasal dari batuan induknya, dengan lima faktor terkait sebagai berikut: S = f (R, C, T, O, t), S (soil) dipengaruhi faktor faktor R (batuan induk), C (iklim), T (topografi), O (organisme), dan t (waktu), karena terbentuk oleh 5 faktor tersebut. Dengan diketahui genesis tanah, maka kekuatannya ataupun kelemahannya makin mudah dipelajari, makin mudah pula diketahui daerah penyebarannya untuk setiap jenis tanah karena terkait dengan penyebaran batuan induknya, topografinya, iklim sekitarnya, organisme yang tumbuh/hidup di dalamnya dan sebagainya, sehingga jelas dapat diketahui penyebaran wilayah tempat berlangsungnya proses pembentukan tiap jenis tanah yang bersangkutan (perhatikan pelapukan di daerah basah dan kering). Selanjutnya pada proses pembentukan residual soil, dikenal urutan profil tanah mulai dari batuan induk yang segar, ke arah atas bertahap lapisan-lapisan yang berangsur menuju tanah terlapukan kuat dan lengkap, yang kemudian ditutupi tanah organik, campur humus. Urutan tersebut dari atas ke bawah : a. Top soil (organic soil) b. Completelly weathered zone c. Strongly weathered zone d. Moderatelly weathered zone e. Partly weathered zone f. Fresh rock
4
Gambar 1. Profil Tanah (sumber : www.profil-tanah-pengertian-lapisan.com)
Selain itu dikenal pula jenis tanah transport (transported soil), berupa aluvium, kolovium maupun dilivium. Ada juga sand dunes dan sebagainya. Salah satu ilmu penunjang dalam geoteknik adalah geologi teknik. Geologi teknik adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji gejala geologi dari aspek kekuatan dan/atau kelemahan geologi seperti aspek kebencanaan, diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur terutama pada tahap desain dan tahap konstruksi bangunan-bangunan. Beberapa kajian yang penting untuk geologi teknik, antara lain: erosi dan erodibilitas, genesa tanah & faktor-faktor yang mempengaruhi lapukan tanah, profil pelapukan tanah residu, deskripsi dan klasifikasi tanah, dan peta geologi teknik dan skala peta (1:5.000 s/d 1:200.000). Ruang lingkup kajian geologi teknik meliputi kajian terhadap aspek-aspek keteknikan dari berbagai masalah (sebagai faktor penghambat seperti kebencanaan) dan manfaat (sebagai faktor pendukung) beberapa faktor, antara lain: batuan / tanah / material, struktur geologi dan geomorfologi.