BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap perkembangan keluarga yang telah dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan keluarga berhubungan dengan tugas perkembangan keluarga dan masalah kesehatan
yang
berbeda
di
setiap
tahap
tingkatannya.
Perbedaan ini yang menimbulkan aktivitas asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi berbeda pula. Keluarga baru (Childbearing
Family)
m e r u p a k a n t a h a p p e r k e m b a n g a n k e l u a r g a k e I I , Friedman (2002), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut bayi
berusia 30 bulan. Menurut
sebagian besar
sampai
orang menyatakan
bahwa tahap ini merupakan tahap penuh stressor karena merupakan tahap transisi menjadi orang tua. Sebuah ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga bisa menimbulkan krisis keluarga yang dapat berakhir dengan perasaan tidak memadai
menjadi
orang
tua
dan
menyebabkan
gangguan
dalam
hubungan pernikahan.
1
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Konsep Keluarga ? 2. Bagaimana
Konsep
Keluarga
dalam
Tahapan
Perkembangan
Childbrearing ? 3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dalam Tahapan Perkembangan Childbrearing ? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Mengetahui dan memahami Konsep Dasar Keluarga 2. Mengetahui
dan
memahami
Konsep
Keluarga
dalam
Tahapan
Perkembangan Childbrearing 3. Mengetahui dan memehami proses asuhan keperawatan keluarga dalam Tahapan Perkembangan Childbrearing D. Sistematika Penulisan 1. Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, sistematika penulisan 2. Bab 2 Pembahasan : Konsep keluarga, Konsep Keluarga dalam Tahapan Perkembangan Childbrearing 3. Bab 3 Laporan Kasus : Berisi Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Perkembangan Childbearing Family (Kelahiran Anak Pertama) 4. Bab 4 Penutup: Berisi Kesimpulan
2
BAB II KONSEP TEORI A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998) Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. 2. Ciri-Ciri Keluarga a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) : 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan 2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara. 3
3) Keluarga
mempunyai
suatu
system
tata
nama
(Nomen
Clatur) 4) Termasuk perhitungan garis keturunan 5) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 6) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga. b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) : 1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong. 2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran. 3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah. 3. Struktur Keluarga Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri : a. Pola dan proses komunikasi 1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi : -
bersifat terbuka dan jujur.
-
selalu menyelesaikan konflik keluarga.
-
berfikiran positif.
-
tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : -
Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.
-
Karakteristik penerima
4
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.
b. Struktur Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota
keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah. c. Struktur Kekuatan Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan : 1) Legimati power Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu keluarga
satu orang mempunyai
hak
untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang lain. 2) Referent power Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain
karena
identifikasi
positif
terhadap
mereka,seperti
identifikasi positif seorang anak dengan orang tua (role mode). 3) Reward power Pengaruh
kekuasaan
diterima oleh seseorang
karena dari
adanya orang
harapan yang
yang
akan
mempunyai
5
pengaruh
karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak
terhadap orang tua.
4) Coercive power Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat. 5) Affectif power Kekuasaan
yang
diberikan
melalui
manipulasi
dengan
memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri. d. Nilai-Nilai Keluarga Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga
juga
merupakan
suatu
pedoman
bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku
yang
dapat
dipelajari,
dibagi
dan
ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 4. Tipe Keluarga Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 6
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah) b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama. 4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan. 5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners). 6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
7
7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya. 8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya. 9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. 10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. 11) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
8
5. Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut: a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, afektif
yang
merupakan
berguna
untuk
basis
kekuatan
pemenuhan
keluarga.
kebutuhan
Fungsi
psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling tersebut
mempertahankan
iklim
yang
positif.
Hal
dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan
hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif,
seluruh
anggota
keluarga
dapat
keluarga
dalam
kehangatan,
saling
mengembangkan konsep diri positif. Komponen
yang
perlu
dipenuhi
oleh
melaksanakan fungsi afektif adalah : 1) Saling
mengasuh
menerima,
saling
:
cinta
kasih,
mendukung
antar
anggota
keluarga,
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan
modal
dasar
dalam
memeberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat. 2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
9
serta selalu mempertahankan iklim
yang
positif,
maka
fungsi afektif akan tercapai. 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan
proses
identifikasi yang positif
sehingga anak- anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi.
Keberhasilan
perkembangan
individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. c. Fungsi Reproduksi Keluarga
berfungsi
untuk
meneruskan
keturunan
dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu 10
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan
keluarga
melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya,
perubahan
apa
yang
terjadi
dan
beberapa
besar
perubahannya.
11
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau
bahkan
teratasi.
Jika
keluarga
mempunyai
keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga
memiliki
kemampuan
melakukan
tindakan
untuk
pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. d. Mempertahankan
suasana
dirumah
yang
menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) 7. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan
baru
menikah
yang
belum
mempunyai
anak.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : 1) Membina hubungan intim yang memuaskan. 2) Menetapkan tujuan bersama
12
3) Membina
hubungan
dengan
keluarga
lain,
teman
dan
kelompok social. 4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB. 5) Persiapan menjadi orang tua. 6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua). b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal : 1) Suami merasa diabaikan. 2) Peningkatan perselisihan dan argument. 3) Interupsi dalam jadwal kontinu. 4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan). b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. c)
Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang
tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan
kehangatan). d) Bimbingan
orang
tua
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan anak e) Konseling KB post partum 6 minggu. f) Menata ruang untuk anak. g) Biaya / dana Child Bearing. 13
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga. i)
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. 2) Membantu anak bersosialisasi. 3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi. 4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga. 5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak. 6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak. d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas. 2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual 3) Menyediakan aktivitas untuk anak. 4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak. 5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
14
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun). Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi). 2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga. 4) Mempersiapkan
perubahan
system
untuk
memenuhi
anggota keluarga
peran
dan
peraturan
kebutuhan
tumbuh
kembang anggota keluarga. f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah). Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2) Mempertahankan keintiman. 3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. 4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya. 5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. 6) Berperan suami – istri kakek dan nenek. 7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak - anaknya.
15
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family). Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai. 2)
Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakraban dengan pasangan. 4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga. 5) Persiapan masa tua/ pension. h. Keluarga Lanjut Usia. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup. 2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian 3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. 4) Melakukan life review masa lalu. 8.
Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah : a. Pengenal kesehatan (health monitor) Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
16
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan
kesehatan keluaraga baik secara berkelompok maupun individu. d. Fasilitator, kesehatan
yaitu
dengan
cara
menjadikan
pelayanan
itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu
mencarikan jalan pemecahannya. e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik. 9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu : a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama. c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
17
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga. g. Sasaran
Asuhan
Keperawatan
kesehatan
keluarga
adalah
keluarga secara keseluruhan. h. Pendekatan
yang
dipergunakan
dalam
memberikan
Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan. i. Kegiatan
utama
dalam
memberikan
Asuhan
Keperawatan
kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah. j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga-keluarga
yang
tergolong
resiko
tinggi
dalam
bidang kesehatan antara lain adalah : 1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah : a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah. b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri. c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan 2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu : a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun). b) Menderita kekurangan gizi (anemia). c) Menderita hipertensi. 18
d) Primipara dan Multipara. e) Riwayat persalinan atau komplikasi 3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena : a) Lahir prematur (BBLR). b) Berat badan sukar naik. c) Lahir dengan cacat bawaan. d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi. e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya. 4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan. b) Tidak
ada
kesesuaian
pendapat
antara
anggota
keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan. c) Ada anggota keluarga yang sering sakit d) Salah
satu
anggota
(suami
atau
istri)
meninggal,
cerai, lari meninggalkan rumah . B. Konsep Keluarga dalam Tahap Childbearing Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka
perkembangan
keluarga
menurut
Evelyn
Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa perubahan
19
dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka. 1. Tahap-tahap (kelahiran
perkembangan
keluarga
‘Childbearing”
anak pertama).
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan
secara
unik,
namun
secara
umum
seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi
kebutuhan
bayi.
Sering terjadi dengan kelahiran bayi,
pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat
bayi
serta
bagaimana
bayi
berespon. Perawat perlu
memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
20
2. Tugas Perkembangan Dengan Keluarga Childbearing Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: 1) (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk :87-88). a. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi b. Membagi peran dan tanggung jawab c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan d. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin h. Beradaptasi pada pola hubunga seksual i. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing- masing pasangan. 2) Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985,
(Dalam
buku
“ilmu
keperawatan
komunitas”,
hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Membentuk
keluraga
muda
sebagai
sebuah
unit
yang
mantap ( mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga). b. Rekonsiliasi
tugas-tugas
perkembangan
yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga . c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan d. Memperluas
persahabatan
dengan
keluarga
besar
dengan menambahkan peran-peran orang tua, kakek, dan nenek. 21
3. Fungsi Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Childbearing. Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan asuhan keperawatan keluarga. Fungsi
perawat
dalam
tahap
ini
adalah
melakukan
perawatan dan konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88) : a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi b. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya c. Imunisasi yang dibutuhkan anak d. Tumbang anak yang baik e. Interaksi keluarga f. Keluarga berencana g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja. 4. Masalah Yang Sering Muncul Pada Keluarga Childbearing 1) Hubungan seksual dan sosial terganggu Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan dan selama enam minggu periode pascapartum. Kesulitan seksual selama periode pascapartum biasa terjadi, muncul akibat faktor peran baru yang dijalankan oleh Ibu, akibat kelelahan dan merasa kehilangan ketertarikan seksual sementara suami merasa “ditinggalkan atau disingkirkan”. 2) Suami merasa diabaikan Sebagian besar ayah secara tradisonal tidak diikutsertakan dalam proses perinatal sehingga tentu saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan perubahan peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosional mereka.
22
3) Peningkatan perselisihan Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang anak, pasangan suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan pasangannya sebagai pasangan hidup dan sebagai orang tua. Pola transaksional pasangan terbukti berubah secara drastis. Feldman (1961) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara satu sama lain dan sedikit memiliki kesenangan, kurang mnestimulsi
percakapan
dan
menurunnya
kualitas
interaksi
pernikahan mereka. Beberapa orang tua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggung jawab, terutama pada keluarga yang suami dan istrinya bekeja penuh waktu. 5. Komunikasi Orangtua Terhadap Anak Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak. Respon sensual dan kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi : 1) Sentuhan Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru lahir dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya kedalam pelukan. Begitu anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli 2) Kontak Mata 3) Suara 4) Aroma
23
6. Peran Orang Tua Terhadap Childbearing Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak. periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersamasama membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudarasaudara) untuk menetapkan komitmen . perode yang berlangsung akan membutuhkan waktu. C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Tahap Pengkajian Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friedman, M. M 1998). a. Identitas keluarga Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga. Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga. b. Komposisi keluarga Untuk mengumpulkan informasi ini boleh digunakan, baik tabel atau genogram keluarga, untuk menggunakan format tabel, setelah anggota keluarga yang dewasa, pertama masukan anak yang paling besar, diikuti oleh anak-anak lain berdasarkan urutan kelahiran, masukan juga mereka pada akhir daftar setiap anggota keluarga satu sama lain, serta tanggal lahir, tempat lahir, pendidikan, dan pekerjaan harus dirincikan.
24
c. Tipe keluarga Keluarga termasuk keluarga inti, keluarga besar, keluarga berantai, atau keluarga berkomposisi. d. Latar belakang budaya Termasuk luasnya akultrasi, sebagai petunjuk untuk menentukan kebudayaan keluarga dan orientasi religius keluarga. a) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga. b) Jaringan kerja sosial keluarga (dari kelompok etnis yang sama). c) Tempat tinggal keluarga d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekresi, dan pendidikan. e) Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana (tradisional atau barat). f) Keberadaan peran-peran dan struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern. g) Dekorasi (tanda-tanda pengaruh budaya). h) Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah. i) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga. j) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan. k) Negara asal dan beberapa lama keluarga tersebut telah tinggal.
25
e. Identifikasi religius Meliputi apakah keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama, seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam sebuah keorganisasian dalam keagamaan, keluarga terlibat dalam praktik keagamaan apa, dan kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan apa yang menjadi pusat dalam kehidupan keluarga. f. Status kelas sosial Berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status ekonomi, dan mobilitas kelas sosial. g. Aktifitas rekreasi atau waktu luang Yang dikaji yaitu yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan rekreasi dan luang yang meliputi: a) Mengidentifikasi aktifitas-aktifitas keluarga, jenis dan berapa kali aktifitas-aktifitas ini berlangsung. b) Waktu luang dari subsistem keluarga. c) Menggali perasaan dari anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi atau waktu luang. h. Tahap dan Riwayat Perkembangan Menurut Friedman M. M (1998). Dalam tahap dan perkembangan keluarga meliputi tahapan perkembangan keluarga saat ini, dimana untuk tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak tertua dalam keluarga. Sejauh mana keluarga memenuhi tugastugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan keluarga saat ini, serta riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk kejadian yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
26
i. Data lingkungan a) Karakteristik rumah Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah. b) Karakteristik tetangga Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan
penduduk
setempat,
budaya
yang
mempengaruhi kesehatan. c) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas
goegrafis
keluarga
yang
ditentukan
dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat. d) Perkumpulan
keluarga
dan
interaksi
dengan
masyarakatMenjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang masih ada. e) Sistem pendukung keluarga Menurut Friedman M. M (1998). Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah keluarga yang sehat, fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat. j. Struktur keluarga Menurut Friedman M. M (1998). Pada struktur keluarga meliputi pola
komunikasi
yang
diterapkan
dalam
keluarga
yaitu
menjelaskan cara berkomunikasi antar keluarga termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, secara langsung atau tidak. Struktur peran yaitu sejauh mana anggota keluarga melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan perannya yaitu peran 27
dari masing-masing anggota keluarga, baik formal atau informal, serta struktur kekuasaan yang meliputi bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan. Selain itu nilai-nilai yang dianut keluarga seperti bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga. k. Fungsi Keluarga Menurut Friedman M. M (1998). Fungsi - fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga. Fungsi keluarga merupakan dasar keluarga untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan anggota individu keluarga dan masyarakat luas. Fungsi afektif menekankan bagaimana orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya, fungsi sosialisasi bagaimana anak-anak menjadi anggota masyarakat, fungsi reproduktif bagaimana keluarga bagaimana
dalam
merencanakan
keluarga
kelahiran,
mengadakan
sumber
fungsi
ekonomi
ekonomi
dan
bagaiamana keluarga menggunakan sumber tersebut secara efektif, fungsi perawatan kesehatan keluarga bagaimana keluarga dalam menggunakan
pengetahuan
dan
fasilitas
kesehatan
untuk
meningkatkan status kesehatan. l. Koping Keluarga Menurut Friedman M. M (1998). Pola dan sumber koping keluarga memberikan dasar untuk membantu keluarga dalam beradaptasi dan membantu keluarga dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Membantu keluarga dengan meningkatkan respon dan kapasitas adaptif keluarga dengan mengurangi stressor adalah tujuan inti dari pengkajian pola ini. Perawat keluarga masih menghadapi isu yang sama yaitu membantu keluarga untuk
28
mencapai suatu tingkat kesejahteraan dalam konteks tujuan, aspirasi, dan kemampuan keluarga. 2. Tahap Perumusan Diagnosa Keperawatan Dalam menentukan diagnosa keperawatan harus sesuai dengan tahap perkembangan keluarga chldbearing dengan masalah gizi buruk. Daftar diagnosis keperawatan pada tahap kelahiran anak pertama masalah dengan masalah gizi buruk yang mungkin muncul berdasarkan NANDA tahun 2012-2014, yaitu sebagai berikut: a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengambil keputusan ditandai dengan ketidakadekuatan pemberian nutrisi. Batasan karakteristik: berat badan 20 % atau lebih dibawah berat badan ideal, diare. b. Ketidakcukupan air susu ibu berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah ditandai dengan volume ASI yang dikeluarkan kurang dari kebutuhan. Batasan karakteristik: produksi susu tidak progres c. Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah ditandai dengan penyakit bayi Batasan karakteristik: bayi tidak mendapatkan nutrisi dari payudara ibu, perpisahan ibu dan anak. d. Risiko
pertumbuhan
tidak
proporsional berhubungan
dengan
ketidakmampuan keluarga merawat ditandai kurangnya nutrisi Batasan karakteristik: faktor individu: Perilaku pemberian makanan. e. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah ditandai dengan pengasuhan yang tidak adekuat. Batasan karakteristik: lesu / tidak adekuat, ketidakmampuan melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan usianya. 29
Setelah ditentukan diagnosa keperawatan untuk menentukan prioritas masalah yang paling utama maka harus dilakukan proses skoring. Tabel2.1Menurut Baylon dan Maglaya (1978) dalam buku Wahit Iqbal Mubarak (2006), prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut: No.
Kriteria
1.
Skor
Sifat masalah
1
-
Tidak/kurang sehat
3
-
Ancaman kesehatan
2
-
Krisis atau keadaan sejahtera
1
2.
Kemungkinan
Bobot
masalah
dapat
2
diubah -
Dengan mudah
2
-
Hanya sebagian
1
-
Tidak dapat
0
3.
Potensial masalah dapat diubah
1
-
Tinggi
3
-
Cukup
2
-
Rendah
1
4.
Menonjolnya masalah -
1
Masalah berat, harus segera 2 ditangani
-
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 segera ditangani
-
Masalah tidak dirasakan
0
30
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawtan dengan cara berikut ini: a) Tentukan skor untuk kriteria yang telah dibuat. b) Selanjutnya dibagi dengan angka dengan angka tertinggi yang di kalikan dengan bobot. c) Jumlahkan skor untuk setiap kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot. Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah: a) Sifat masalah Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokan kedalam tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalah disadari oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit atau rendah karena faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi dengan baik. b) Kemungkinan masalah dapat diubah Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam
menentukan
skor
kemungkinan
yaitu;
pengetahuan dan tindakan yang dapat dilakukan keluarga, sumber daya yang dimiliki keluarga, sumber daya dari keperawatan misalnya dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan serta waktu. Juga sumber daya masyarakat misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat serta dukungan sosialisasi masyarakat.
31
c) Potensi masalah bila dicegah Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau dicegah. Faktor-faktor yang mempengruhi dalam menentukan skor yaitu; kepemilikan masalah seperti beratnya masalah atau prognosis masalah untuk dapat diubah, lamanya masalah berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut, serta adanya kelompok resiko tinggi yang dapat menambah potensi masalah dapat dicegah. d) Menonjolnya masalah Menurut Friedman M. M (2006). Merupakan cara keluarga melihat dan
menilai
masalah
mengenai
beratnya
masalah
serta
mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi. 3. Tahap Punyusunan Rencana Keperawatan ( Intervensi ) Menurut Friedman M. M (1998). Selama pelaksanaan intervensi perawatan, data-data baru secara terus-menerus mengalir masuk. Karena informasi ini (respon pada klien, perubahan situasi dan lain-lain) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengkaji ulang situasi dengan keluarga dengan membuat modifikasimodifikasi tanpa rencana terhadap perncanaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya: a) Rencana keperawatan harus didasarkan dari analisis yang menyeluruh. b) Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
32
c) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak memungkinkan pemberian pelayanan cuma – cuma maka perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam rencana. d) Rencana keperawatan harus dibuat dengan keluarga, hal ini sesuai prinsip bahwa perawat bekerjasama dengan keluarga. e) Rencana keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis. Langkah – langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga. a) Menentukan sasaran atau goal b) Menentukan tujuan atau objektif c) Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan d) Menentukan kriteria dan standar kriteria Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2006), kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian tugas. Sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan. 4. Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga ( Implementasi )
Menurut Friedman M. M (1998). Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga. Pelaksanaan merupakan bagian dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengandalkan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi keluarga harus menjadikan perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi 33
potensi yang ada, sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. 5. Tahap Evaluasi Menurut Friedman M. M (1998). Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifitasnya tindakan keperawatan yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan. Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional: -
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
-
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.
-
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
-
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi . Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
34
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN CHILDBREARING PADA KELUARGA Tn.R
I. DATA UMUM 1. Nama Kepala Keluarga
: Tn. R
2. Alamat dan telepon
: Perum Griya Puspa Blok D No.14 RT 32, Rawa Makmur / 08117310510
3. Pekerjaan kepala keluarga
: Swasta
4. Pendidikan Kepala Keluarga : D3 5. Komposisi Keluarga
:
Tn.R sebagai kepala keluarga berusia 28 tahun tinggal bersama istrinya Ny. Y berusia 28 tahun dan seorang anak An. R berusia 6 bulan. Tn.R mengatakan, ia dan istrinya sudah melakukan imunisasi lengkap dan An.R sudah melakukan imunisasi tetapi belum imunisasi campak.. No Nama JK
Hubung
Umur Pendi
an
Status imunisasi
Ket
dikan
dengan KK BC
Polio
DPT
Hepatitis
G
Campa k
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
Ny.Y
P
Istri
28thn
S1
2
An.R
P
Anak
6bln
-
35
Genogram (tiga generasi) :
6. Tipe Keluarga Keluarga Tn.R merupakan keluarga dengan tipe keluarga Nuclear Family atau keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak 7. Suku Bangsa Keluarga Tn.R termasuk dalam suku Serawai dan kewarganegaraan Indonesia
36
8. Agama Semua anggota keluarga Tn.R beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama islam 9. Status Sosial Ekonomi -
Pekerjaan Tn.R adalah pegawai swasta dengan penghasilan Rp. 3.000.000/bulan
-
Ny.Y juga bekerja sebagai pegawai PLN dengan penghasilan Rp. 2.100.000/bulan
-
Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga Keluarga Tn.R biasanya melakukan rekrasi keluarga ke pantai sekali dalam seminggu. Jika sedang dirumah keluarga Tn.R sering menonton televisi dan bermain Handphone II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan menanti kelahiran anak pertama dimana anak pertama Tn.R berumur 6 bulan.. Tn. R bekerja sepagai pegawai swasta yang berangkat pagi pulang sore 12. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi : Tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi tinggal memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan usia An.R seperti memberikan MP-ASI kepda An.R 13. Riwayat Keluarga Inti : Tn.R mengatakan Ny.Y sering mengalami darah rendah (anemia) 14. Riwayat keluarga sebelumnya Dalam keluarga Tn.R tidak ditemukan adanya penyakit keturunan atau penyakit yang menular. 37
III. LINGKUNGAN 15. Karakteristik Rumah : -
Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng dan seng, lantai sudah menggunakan keramik
-
Ukuran Rumah 3 x 6 m3
-
Penerangan sudah menggunakan listrik
-
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 3 WC, 1 ruang TV, dan dapur
Denah Rumah :
KAMAR
DAPUR
WC
KAMAR
RUANG TV
WC
RUANG TAMU
WC
KAMAR
38
16. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW : Tetangga keluarga Tn.R mayoritas berkomunikasi dengan bahasa Bengkulu. Mayoritas pekerajan kepala keluarga tetangga Tn.R adalah wiraswasta. 17. Mobilitas Geografis Keluarga : Keluarga Tn.R menetap dirumah/tinggal dirumah yang telah dimilikinya 18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn.R biasanya berkumpul pada sore hari sepulang dari tempat kerja dan Ny. Y mengikuti arisan RT setiap bulannya. 19. Sistem Pendukung Keluarga : Anggota keluarga Tn.R memilih fasilitas jaminan kesehatan berupa BPJS IV. STRTUKTUR KELUARGA 20. Pola Komunikasi Keluarga : Keluarga selalu menggunakan bahasa Bengkulu dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah selalu diselesaikan dengan diskusi. 21. Struktur Kekuatan Keluarga : Tn.R sebagai kepala keluarga memegang kekuatan sebagai pengambilan keputusan dari hasil musyawarah atau diskusi 22. Struktur Peran Formal dan Informal : -
Tn.R berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai pegawai swasta
-
Ny.Y berperan sebagai ibu yang mengurus rumah tangga dan juga bekerja sebagai pegawai PLN
-
An.R merupakan anak pertama dari pasangan Tn.R dan Ny.Y berperan sebagai anak
39
23. Nilai dan Norma dalam Keluarga : Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Bengkulu, semua anggota keluarga yang islam menjalankan ibadahnya misalnya sholat 5 waktu. Semua anggota keluarga harus berada dirumah sebelum Magrib. V. FUNGSI KELUARGA 24. Fungsi Afektif : Diantara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu sama lain 25. Fungsi Sosial Setiap bulan keluarga Ny.Y mengikuti arisan Rtnya dan Tn.R mengikuti ronda malam seminggu sekali 26. Fungsi Perawatan Keluarga : a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan Menurut Keluarga Tn. R , Ny. Y mengatakan sering mengalami lesu dan pusing serta saat melakukan pemeriksaan ttv tekanan darah Ny. Y selalu rendah. Keluarga ingin meningkatkan pemeliharaan kesehatan dengan mengenal masalah. b. Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenal Tindakan Kesehatan Keluarga Tn.R mengatakan apabila sudah ada tanda sakit mereka akan membawanya berobat ke fasilitas kesehatan. c. Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit Keluarga Tn. R mengatakan mampu merawat anggota keluarga yang sakit, tetapi kurang adekuat dalam pemberian MPASI d. Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang Sehat Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan penampungan sementara (kotak sampah) dan selanjutnya 40
dibakar. Pembuangan air limbah dilakukan dengan cara dibuatkan saluran dan keluarga memanfaatkan halaman depan rumah dengan membuat pekarangan dengan bunga. e. Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan Keluarga Tn. R mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka mereka akan membawanya ke puskesmas pembantu didekat rumah. Keluarga Tn. R juga sering memeriksa kesehatannya. 27. Fungsi Reproduksi : Keluarga Tn.R dikaruniai satu orang anak dan belum ada keinginan untuk menambah umlah anak 28. Fungsi Ekonomi : -
Pekerjaan Tn.R adalah pegawai swasta dengan penghasilan Rp. 3.000.000/bulan
-
Ny.Y adalah ibu rumah tangga yang mengelolah keuangan dan penghasilan keluarga dan Ny.Y juga bekerja sebagai pegawai PLN dengan penghasilan Rp. 2.100.000/bulan
-
Keluarga Tn.R mengatakan penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biaya hidup rata-rata dalam satu bulan ± Rp.1.500.000
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA 29. Stresor jangka pendek dan Panjang : a. Pendek Sementara tidak mempunyai masalah b. Panjang Tn.R mengatakan hal yang dipikirkannya adalah mengenai asupan makanan (MPASI) An.R karena An.R akan sering dititipkan kepada orang tua Tn.R. 30. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor : 41
Keluarga Tn.R mengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus asa dan menganggap masalah tersebut hanya ujian. Tn.R dan istrinya selalu berdiskusi untuk menyelesaikan masalahnya. 31. Strategi Koping yang Digunakan : Bila ada masalah Tn.R dengan Ny.Y selalu berdiskusi umtuk mencari jalan keluar/ menyelesaikan masalah 32. Strategi Adaptasi Disfungsional Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
42
VII.PEMERIKSAAN FISIK ( HEAD TO TOE ) ( Dikaji pada setiap anggota keluarga ) NO VARIABEL
NAMA ANGGOTA KELUARGA
Tn.R 1
An.R
Riwayat penyakit saat Tidak ada keluhan mengenai Ny.Y mengatakan sering mengalami Tn.R ini
2
Ny.Y
Keluhan dirasakan
kesehatannya saat ini
yang
Tn.R
mengatakan
lemah dan lesu
mengatakan
An.R
mengalami masalah kesehatan
tidak Ny.Y mengatakansaat ini mengalami Tn.R mengatakan An.R sehat
mengalami keluhan mengenai pusing dan lemah akibat terlalu sering kesehatannya
menggunakan laptop
43
tidak
3
Riwayat
penyakit Tn.R
sebelumnya
mengatakan
tidak Ny.Y mengatakan tidak mengalami Tn.R mengatakan
mengalami penyakit menular penyakit menular ataupun keturunan ataupun keturunan
4
5
Tanda-tanda vital
Kepala
TD : 120/90mmHg
TD : 100/70mmHg
N : 90x/m
N : 75x/m
N: 80x/m
P : 22x/m
P: 20x/m
P: 21x/m
S: 36,5 C
S: 36,8 C
S: 36,6 C
Bentuk kepala oval, rambut
Betuk oval rambut hitam merata, tidak Bentuk kepala oval, rambut hitam
hitam merata, tidak ada nyeri ada nyeri dan tidak ada lesi, kebersihan dan tebal. Tidak ada nyeri dan dan tidak ada lesi, kebersihan cukup bersih
tidak ada lesi
cukup bersih
44
6
Leher
Simetris, tidak ada pembesaran Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar, Simetris dan tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada distensi tidak ada distensi JVP tidak ada kelenjar JVP, dan tidak ada kesulitan kesulitan dalam menelan dalam menelan
7
Thoraks
Simetris, irama napas teratur, Simetris, irama napas teratur, tidak ada Simetris, irama napas teratur, , tidak ada penggunaan otot penggunaan
otot
bantu
pernafasan, suara napas vesikuler
bantu pernafasan, suara napas suara napas vesikuler vesikuler 8
Abdomen
Tidak ada jaringan parut, tidak Tidak
ada
jaringan
parut,
tidak
Tidak ada lesi , tidak ada nyeri
mengalami distensi, tidak ada mengalami distensi, tidak ada nyeri tekan nyeri tekan, dan tidak ada tekan, dan tidak ada pembengkakan hati pembengkakan hati dan limpa 9
Esktremitas
dan limpa
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri, Tidak ada lesi, tidak ada nyeri, kulit Tidak ada lesi, kulit lembab, akral kulit lembab, akral hangat
lembab, akral hangat
hangat
45
10
Kulit
Kulit cukup bersih, tidak ada Kulit cukup bersih, tidak ada lesi, tidak Kulit cukup bersih, tidak ada lesi, lesi, tidak ada infeksi, capilary ada infeksi, capilary reffil <3detik, tidak ada infeksi, warna kulit sawo reffil <3detik, warna kulit sawo warna kulit sawo matang
matang
matang 11
Genetalia
Tidak dilakukan pengkajian
Tidak dilakukan pengkajian
Tidak dilakukan pengkajian
VIII. HARAPAN KELUARGA Keluarga Tn.R berharap tidak mengalami masalah kesehatan kedepannya dan mendapat pengetahuan yang lebih mengenai MPASI untuk An.R agar kebutuhan anaknya terpenuhi.
46
IX. ANALISIS DATA No 1
Data Subjektif : -
Masalah Ansietas pada keluarga Tn. R terutama
Keluarga Tn.R mengatakan kurang paham mengenai pemberian
Ny. Y
MP-ASI -
Keluarga Tn.R mengatakan An.R hanya mengkonsumsi ASI
-
Keluarga Tn.R Mengatakan takut dalam memberikan MP-ASI untuk An.R
Objektif : 2
Subjektif :
Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. R
-
Ny.Y mengatakan sering mengalami mudah lelah
-
Ny. Y mengatakan sering Pusing
terutama pada Ny. Y
Obektif : TD : 100/70mmHg N: 80x/m P: 21x/m S: 36,6 C
47
3
Subjektif:
Kesiapan peningkatan Pemeliharan
a. Keluarga Tn.R mengatakan ingin meningkatkan kesehatannya
kesehatan pada keluarga Tn.R terutama
b. Keluarga Tn. R mengatakan sering mengecek kesehatannya
Tn.R Ny.Y dan An.R
c. Keluarga Tn. R berharap ada pertugas kesehatan yang datang kerumah untuk melakukan penyuluhan Objektif: -
48
X. PRIORITAS MASALAH DX. I . Ansietas pada keluarga Tn. R terutama Ny. Y No 1
Kriteria Sifat Masalah Skala : Tidak / Kurang Sehat
2
Keadaaan Sejahtera
1
Kemungkinan Masalah dapat diubah
Tidak dapat
2/3 x 1= 2/3
Pembenaran Kurang pengetahuan mengenai mengenai MP-ASI dapat diatasi dengan pemberian penyuluhan / penkes
2
2/2x2=2
Masalah dapat diubah dengan penkes dan pengetahuan yang lebih banyak
2 1 0
Potensial Masalah Untuk dicegah Skala : Tinggi
Perhitungan
3 2
Sebagian
Bobot 1
Ancaman Kesehatan
Skala : Mudah
3
Skor
1 3
3/3 x 3 = 1
Masalah dapat dicegah jika menerapkan pengetahuan yang diperoleh 49
4
Cukup
2
Rendah
1
Menonjolnya Masalah Skala : Masalah Berat harus segera di tangani
1
1/2 x 1 = 1/2
Keluarga menganggap masalah belum perlu ditangani
2 1
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani
0
Masalah Tidak Dirasakan : Jumlah
4 1/2
50
Dx 2. Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. R terutama pada Ny. Y No 1
Kriteria Sifat Masalah Skala : Tidak / Kurang Sehat
2
Keadaaan Sejahtera
1
Kemungkinan Masalah dapat diubah
Tidak dapat
Perhitungan 2/3 x 1= 2/3
Pembenaran Merupakan ancaman kesehatan karena bila
3 2
Sebagian
Bobot 1
Ancaman Kesehatan
Skala : Mudah
3
Skor
tidak
ditangani
dapat
menyebabkan terjadinya penyakit
2
2/2x2=2
Masalah dapat diubah dengan penkes dan pengetahuan yang lebih banyak
2
serta pola hidup yang sehat
1 0
Potensial Masalah Untuk dicegah
1
Skala : Tinggi
3
Cukup
2
3/3 x 3 = 1
Masalah dapat dicegah jika menerapkan pengetahuan yang diperoleh
51
Rendah 4
1
Menonjolnya Masalah Skala : Masalah Berat harus segera di tangani
1
0/2 x 1 = 0
Keluarga menganggap masalah belum perlu ditangani
2 1
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani
0
Masalah Tidak Dirasakan Jumlah
3 2/3
52
Dx 3 : Kesiapan peningkatan Pemeliharan kesehatan pada keluarga Tn.R terutama Tn.R Ny.Y dan An.R No 1
Kriteria Sifat Masalah Skala : Tidak / Kurang Sehat
2
Perhitungan
Bobot
1/3 x 1
1/3
1/2 x 2
1
2/3 x 1
2/3
3
Ancaman Kesehatan
2
Keadaaan Sejahtera
1
Kemungkinan Masalah dapat diubah Skala : Mudah
3
Skor
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensial Masalah Untuk dicegah Skala : Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1
Pembenaran Keluarga T. R dalam keadaan sehat, belum pernah menderita sakit berat. Keluarga dapat mengenali apabila anggota keluarganya sakit dan akan segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat Keluarga memiliki sumber daya yang cukup kuat untuk mengatasi masalah yaitu: a. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga b. Tersedianya pelayanan kesehatan yaitu puskesmas yang disekitar rumah a. Keadaan keluarga sehat hanya Ny.Y sering merasa sedikit pusing dan lesu b. Tindakan yang sudah dilakukan sekarang sangat mendukung. c. Anggota keluarga berperan terhadap perawatan keluarga di rumah, sebatas kemampuan dan pengetahuan mereka. 53
4
2/2 x 1
Menonjolnya Masalah
1
Skala : Masalah Berat harus segera di tangani
2
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani
1
Masalah Tidak Dirasakan :
0
Jumlah
Keluarga merasa sangat membutuhkan informasi-informasi yang berhubungan dengan kesehatan balita.
3
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS 1. Ansietas pada keluarga Tn. R terutama Ny. Y berhubungan dengan ketidakmampuan merawat An. R mengenai MP-ASI 2. Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. R terutama pada Ny. Y berhungan dengan ketidakmampuan mengenali masalah anemia 3. Kesiapan peningkatan Pemeliharan kesehatan pada keluarga Tn.R terutama Tn.R Ny.Y dan An.R berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
54
XII.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA No
Diagnosa
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Setelah 1x
Setelah 30 menit tatap
Kriteria
Standar
Intervensi
Keperawatan 1
Ansietas
pada keluarga pertemuan
muka dan implementasi,
Tn. R
pengetahuan
keluarga mampu :
terutama Ny.
mengenai
Y
pemberian
pemberian MP-ASI
MP-ASI untuk
pada An.R, dengan
An.R pada
:
keluarga Tn.R
1. Mampu
a. Mengenal masalah Dengan menggunakan Leaflet Makanan
pendamping
ASIadalah
makanan yang diberikan pada bayi
dapat
menyebutkan
meningkat
Pengertian MPASI
Respon verbal
mulaiusia4-6bulan kebutuhan
: 1.1.1
keluarga tentang
untukmemenuhi
pengertian MP-ASI
energidannutrisilainyang
tidakdapatdicukupiASI.
Diskusikan dengan
1.1.2
Beri Pujian atas jawaban yang benar dan diskusikan 55
dengan keluarga tentang pengertian MP-ASI dangan leaflet
2. Mampu menyebutkan Tujuan MP-
Respon
ASI
verbal
Keluarga mampu menyebutkan tujuan
1.2.1
keluarga tentang
dari MP-ASI :
tujuan MP-ASI
a. Memenuhikebutuhanbayiterh adap
Diskusikan bersama
zat-zat 1.2.2
Minta keluarga untuk
giziuntukkeperluan
menyebutkan kembali
pertumbuhandanperkembang
tujuan MP-ASI
anbayi
1.2.3
yangtidakdapatdicukupiASI b. Menanamkankebiasaanmakan
Berikan motivasi keluarga berupa pujian
yang baik dan bergizi dan mengajarkan
anak
mengunyahdanterbiasadenga n makananbaru 56
c. Memperkenalkan
beraneka
macam bahanmakanan
3. Mampu menyebutkan
Respon
Syarat-syarat
verbal
1.3.1 Jelaskan dengan mengguanakan leaflet Keluarga mampu menyebutkan 4 dari
MP-ASI
6 syarat MP-ASI : a. Harus mengandung semua zat
tentang syarat-syarat
gizi
yangdiperlukanolehbayi b. Harus diberikan kepada bayi yang telahberusia4-6bulan c. Mudah disiapkan dengan waktu
1.3.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali syarat-syarat MP-ASI 1.3.3 Beri Pujian Atas Jawaaban Yang Benar Dari Keluarga
pengolahanyangsingkat d. Makanan pendamping ASI hendaknyamengandungprote in 57
e. Susunanhidangan sesuaidenganpola menuseimbang, bahanmakananyang tersediadankebiasaanmakan Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera sertadayaterimabayi f.
Makanan harus bersih dan bebas dari kuman
b. Mengambil
Mampu menyebutkan cara
keputusan untuk
Respon
memberikan MP-
verbal
pemberian MP-ASI
3.1.1
1. Berikansecarahati-
Jelaskan dengan keluarga
ASI untuk An.R,
hati,sedikitdemi
menggunakan leaflet
dengan cara :
sedikitdaribentuk
mengenai cara
1. Mampu menyebutkan Cara pemberian MP-ASI
encerkebentuk yanglebihkental 2. Makananbarudiperkenalkansa tu- persatu 3. Makananyangmudahmenimb
pemberian MP-ASI 3.1.2
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara 58
ulkan
alergiyaitu
pemberian MP-ASI
sumberprotein
hewani 3.1.3 diberikanterakhir.Sedangkan
Beri Reforcement
telur
Beri Pjian kepada
diberikanpadausia6
bulan
3.1.4
Positif
keluarga
4. Sebaiknya jangan memaksa bayi, berikansaatbayilapar
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 4 bulan)
2. Mampu
menurunkan
konsumsi
ASI
dan
2.2.1 Jelaskan dengan menggunakan leaflet
menyebutkan
gangguan pencernaan/diare. Kalau
tentang dampak
dampak
pemberian MP-ASI terlambat bayi
pemberian MP-ASI
pemberian MP-
Respon
sudah lewat usia 6 bulan dapat
terlalu dini dan
ASI terlalu dini
verbal
menyebabkan
terlambat
dan terlambat
pertumbuhan anak
hambatan
2.2.2 Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali dampak pemberian MP-ASI terlalu dini dan 59
terlambat
c. Merawat anggota keluarga yang baru
3.1.1
Berikan pujian atas
memulai MP-ASI,
jawaban benar
dengan cara :
keluarga
1. Mendemonstras Respon
3.1.2
Diskusikan dengan
ikan cara
psikom
Keluarga mampu membuat MP-ASI :
kelurga mengenai
pembuatan
otor
Pepaya lumat
cara pembuatan MP-
MP-ASI
ASI
Bahan : 1 potong pepaya Cara membuatnya :
3.1.3
Kupas pepaya matang, buang
keluarga untuk
bijinya
menyebutkan kembali
dan
cuci
bersih
dengan air matang.
cara pembuatan MP-
Saring dengan menggunakan saringan kawat yang halus.
Beri kesempatan
Taruh
dicangkir
atau
mangkok kecil dan berikan kepada bayi dengan sendok
ASI 3.1.4
Beri reforcement positif atas jawaban keluarga 60
kecil.
3.1.5
Mendemonstrasikan
Dapat juga pepaya dikerik
cara pembuatan MP-
seperti pada pisang lumat
ASI 3.1.6
Anjurkan pada keluarga untuk mendemonstrasikan
3.1.7 d. Memodifikasi
Beri pujian atas usaha yang telah dilakukan
lingkungan dengan
oleh keluarga
cara : 1. Mampu
1.2.4 Observasi penyediaan
menyebutkan
makanan untuk An.R
Jenis MP-ASI
Respon
Mampu menyebutkan 4 dari 6 jenis
yang sesuai
Verbal
MP-ASI : 1. Makanan utama yaitu ASI dan penggantiASIataususuformul a 2. Buahbuahan(Sarijeruk,saritomat,d
1.2.5 Beri Pujian atas usaha yang telah dilakukan keluarga 1.2.6 Jelakan makanan yang dapat dijadikan MP-ASI 1.2.7 Motivasi keluarga 61
an
padausia6bulan
sudahdapat
diberikan
papayaataupisang) 3. Biskuit 4. Kuelembek 5. Bubursusu 6. Nasitim
untuk mengulangi penjelasan yang telah diterima 1.2.8 Beri reinforcement positif untuk jawaban yang benar 1.2.9 Bersam –sama dengan keluarga melakukan modifikasi lingkungan 1.2.10 Beri Reinforcement
e. Memanfaatkan
positif
pelayanan kesehatan dengan
5.1.1. Jelaskan pada keluarga
cara :
tenang fasilitas
1. Menyebutkan
kesehatan yang bisa
pelayanan
Respon
kesehatan
verbal
Minimal 2 dari 4 pelayanan kesehatan yang bisa dimanfaatkan
dimanfaatkan 5.1.2. Memotivasi keluarga untuk mengujungi 62
:
fasilitas kesehatan 1. Puskesmas 2. Bidan Praktek
yang dipilih 5.1.3. Beri renforcemnet
3. Dokter Praktek
positif atas keputusan
4. Rumah Sakit
keluarga 5.1.4. Berikesempatan keluarga untuk bertanya tentang halhal yang belum diketahui 5.1.5. Beri Renorcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang
2. Menyebutkan waktu untuk pergi
diberikan mahasiswa Afektif 5.2.1. Identifikasi bersama
kepelayanan
keluarga kapan harus
kesehatan
ke pelayanan 63
kesehatan Pergi ke pelayanan kesehatan
5.2.2. Motivasi keluarga
untuk memeriksa rutin dan
untuk
apabila ada keluhan
mengkonsultasikan mengenai MP-ASI untuk An.R ke pelayanan kesehatan
2
Intoleransi
Setelah 1x
Setelah 30 menit tatap
aktivitas pada pertemuan
muka dan implementasi
keluarga Tn.
pertemuan
,keluarga mampu
R terutama
masalah
a. Mengenal masalah
pada Ny. Y
Anemia pada
Anemia pada
Keluarga Tn.
Nydengan :
Mampu menjelaskan kembali
Dengan menggunakan
R terutama
1. Mampu
pengertian anemia :
Lembar balik :
Pada Ny. Y
menyebutkan
Respon
Anemia/kurang
dapat
pengertian dari
verbal
keadaan dimana darah merah
keluarga tentang
berkurang
Anemia
(Hemoglobin/ Hb) kurang dari
pengertian Anemia
normal
Beri Pujian atas
(normal
darah
12-13
adalah 1.1.1
gr%). 1.1.2
Anemia adalah rendahnya kadar
Diskusikan dengan
jawaban yang benar 64
hemoglobin (Hb) dalam sel-sel
dan diskusikandengan
darah merah, yaitu kurang dari 11
kelurga tentang
gr %.
pengertian Anemia dengan leaflet
Mampu menyebutkan kembali 2. Mampu menyebutkan
Respon verbal
Penyebab Anemia: 1. Kurang Nutrisi / kurang
penyebab terjadi
mengkonsumsi makanan
Anemia
yang mengandung zat besi
1.2.1. Diskusikan bersama keluarga tentang penyebab Anemia 1.2.2. Minta keluarga untuk
, terutama yang berasal
menyebutkan kembali
dari sumber hewani yang
penyebab Anemia
mudahdi serap 2. Penyakit kronis
1.2.3. Berikan motivasi keluarga berupa pujian
3. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh kembang (untuk laki-laki sampai dengan usia 20 tahun , 65
untuk perempuan sampai dengan usia 18tahun ) dan penyakit infeksi 4. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang berlebihan sering melahirkan , kecelakaan , dan infeksi karena cacing 5. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
3. Mampu
Mampu menyebutkan 4 dari 5
1.3.1. Jelaskan dengan
meyebutkan tanda
Respon
tanda dan gejala anemia :
mengguanakan leaflet
dan gejala Anemia
verbal
Tanda dan Gejala Anemia
tentang tanda dan
1. Perasaan mudah lelah ,letih lesu, lunlai ( 5L) 2. Sering mengantuk
gejala Anemia 1.3.2. Motivasi keluarga untuk 66
3. Pandangan berkunang-
menyebutkakembali
kunang dari posisi jongkok
tanda dan gejala
keposisi berdiri /
Anemia
perubahan posisi
1.3.3. Beri Pujian Atas
4. Pucat pada wajah , telapak
Jawaaban Yang Benar
tangan , kuku , dan selaput
Dari Kelurga
dalam kelopak mata serta bibir 5. Sering pusing /sakit kepal
4. Mengidetifikasi masalah Anemia
Respon
Ungkapan kelurga bahwa Ny. Y
Verbal
menderita Anemia
1.4.1
keluarga tentang
pada anggota kelurga
Diskusikan dengan
kondisi Ny. 1.4.2
Bersama kelurga menyimpulkan
b. Mengambil
kondisi Ny. Y
keputusan untuk merawat anggota kelurga dengan 67
masalah Anemia, dengan cara : 1. Mampu Menyebutkan Pencegahan Anemia
Mampu
menyebutkan
dan
2.1.1. Jelaskan dengan
Respon
melakukan pencegahan terhadap
keluarga menggunakan
Verbal
anemia :
leaflet mengenai
1. menjaga kebersihan lingkungan
pencegahan Anemia
dan kebersihan perorangan
2.1.2. Motivasi kelurga untuk
agar tubuh tidak kemasukan
menyebutka kembali
cacing
pencegahan penyakit
2. agar zat besi dapat diserap dengn baik oleh tubuh maka mengkonsumsi juga makanan yang mengandung vitamin C yang terdapat pada buah-
Anemia 2.1.3. Beri Reforcement Positif 2.1.4. Beri Pujian kepada keluarga
buahan 3. periksakan diri ke dokter atau bidan atau pelayanan kesehatan terdekat
68
2. Memutuskan untuk merawat
Respon
Kelurga mampu memutuskan
2.2.1. Tanyakan kesedian
Verbal
untuk merawat dan megatasi
keluarga untuk
masalah Anemia pada Ny. Y
merawat dan mengatasi masalah pada Ny. Y 2.2.2. Berikan pujian atas
c. Merawat anggota
keputusan yang
kelurga dengan
diambil keluarga
masalah Anemia dengan cara : 1. Menyebutkan cara mengatasi penyakit Anemia
Mampu menyebutkan cara Respon
mengatasi anemia :
Verbal
1. mengkonsumsi kacang-kacang 2. mengkonsumsi daging dan seafood 3. mengkonsumsi sayuran hijau 4. mengkonsumsi buah-buahan
3.1.1 Diskusikan dengan kelurga untuk mengatasi penyakit anemia 3.1.2 Beri Pujian atas jawaban yang benar
d. Memodifikasi 69
lingkungan dengan
Mampu menyebutkan makanan
cara
yang dapat menyebabkan anemia :
1. Menyebutkan makanan yang dapat
Respon Verbal
4.1.1. Observasi penyediaan makanan untuk Ny. Y 4.1.2. Beri Pujian ata usaha
1. Makanan yang digoreng atau berminyak
yang telah dilakukan kelurga
menyebakan
2. Makanan cepat saji
4.1.3. Jelakan makanan yang
Anemia
3. Makanan pedas
dapat membuat
4. Makanan tinggi
Anemia kambuh
karbohidrat
4.1.4. Motivasi kelurga untuk mengulangi penjelasan yang telah diterima 4.1.5. Beri reinforcement positif untuk jawaban yang benar 4.1.6. Bersam –sama dengan kelurga melakukan modifikasi lingkungan 4.1.7. Beri Reinforcement positif 70
e. Memanfaatkan Pelayanan
Respon
Mampu menyebutkan
Kesehatan
Verbal
fasilitas pelayanan kesehatan
tenang fasilitas
yang dapat dimanfaatkan :
kesehatan yang bisa
1. Menyebutkan
5.1.1. Jelaskan pada kelurga
fasilitas
1. Puskesmas
dimanfaatkan
kesehatan yang
2. Bidan Praktek
bisa
3. Dokter Praktek
untuk mengujungi
dimanfaatkan
4. Rumah Sakit
fasilitas kesehatan
5.1.2. Memotivasi keluarga
yang dipilih 5.1.3. Beri renforcemnet positif atas keputusan kelurga 71
5.1.4. Berikesempatan kelurga untuk bertanya tentag hal-hal yangbelum diketahui 5.1.5. Beri Renorcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang 2. Menyebutkan
Afektif
diberikan mahasiswa
waktu untuk
Menyebutkan waktu untuk pergi
pergi ke
ke pelayanan kesehatan
5.2.1. Identifikasi bersama keluarga kapan harus
pelayanan
ke pelayanan
kesehatan
kesehatan 5.2.2. Motivasi keluarga untuk membawa Ny. Y ke pelayanan kesehatan
72
No
Dx Keperawat an 3 Potensial . peningkatan pemeliharaa n kesehatan berhubunga n dengan ketidakmam puan dalam mengenal masalah kesehatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Setelah 1x pertemuan masalah peningkatan pemeliharaa n kesehatan
Setelah 1 X 30 mnt tatap muka dan implementasi, keluarga mampu : 1. Mengenal masalah
Kriteria
Standar
Rencana Intervensi
Keluarga
mampu
menjelaskan
definisi
sehat. Verbal
Pengertian
Sehat
pemeliharaan
Menurut Ahli WHO,
kesehatan
Sehat
dengan kriteria :
normal seseorang yang
1.1 Menjelaskan definisi sehat
adalah
merupakan
kondisi
hak
hidupnya.
Sehat
berhubungan
dengan
hukum
alam
yang
mengatur
tubuh,
jiwa,
dan lingkungan berupa udara
segar,
sinar
matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur,
Dengan menggunakan leaflet : 1.1.1 Kaji
tingkat
pengetahuan
keluarga tentang kesehatan 1.1.2 Beri pujian atas pengetahuan keluarga 1.1.3 Jelaskan tentang definisi sehat 1.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya 1.1.5 Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga 1.1.6 Minta klien mengulangi materi yang telah dijelaskan 1.1.7 Berikan reinforcement positif 73
santai, kebersihan serta 1.1.8 Beri penjelasan ulang jika masih pikiran, kebiasaan dan
ada materi yang belum dipahami
gaya hidup yang baik.
1.2 Menjelaskan
Keluarga Verbal
efek
mampu 1.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang
menyebutkan
efek
efek tubuh yang tidak sehat
kegemukan/
perawatan nutrisi/ diet 1.2.2 Beri reinforcement positif
berat
badan
yang yang kurang baik 1.2.3 Jelaskan tentang efek kelebihan
tidak
ideal
terhadap
kesehatan
berat badan
terhadap
keluarga.
kesehatan
Efek perawatan nutrisi/
keluarga
diet yang kurang baik 1.2.5 Jawab pertanyaan terhadap
1.2.4 Beri
keluarga
1.2.7 Beri reinforcement positif macam
penyakit b. Menimbulkan komplikasi
mengulang
kembali
a. Menimbulkan berbagai
keluarga
bertanya
kesehatan 1.2.6 Minta
keluarga :
kesempatan
atau 74
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
1.3 Menjelaskan penyakitpenyakit
Verbal
Keluarga
mampu 1.3.1
menyebutkan yang
dapat
muncul
akibat
tidak
penyakit-
Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang efek tubuh yang tidak
penyakit
yang
dapat
sehat
muncul
akibat
tubuh
keluarga penyakit-penyakit yang
tidak sehat.
memelihara
Penyakit-penyakit
kesehatan tubuh
dapat
muncul
terhadap
kesehatan
dapat muncul. yang 1.3.2 Beri reinforcement positif akibat 1.3.3 Jelaskan penyakit-penyakit yang
tubuh tidak sehat, yaitu :
mungkin
a. Gangguan tidur
kelebihan berat badan.
b. Mudah lelah c. Osteoporosis
muncul
1.3.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Hipertensi
1.3.5 Jawab pertanyaan
e. Gagal jantung
1.3.6 Minta
f. Diabetes Melitus
akibat
keluarga
mengulang kembali 1.3.7 Beri reinforcement positif
75
untuk
2. Memutuskan untuk pemeliharaan kesehatan
yang
lebih baik dengan kriteria : 2.1 Cara pemeliharaan
Verbal
kesehatan yang lebih baik
Verbal
Minimal 5 dari 9 Cara pemeliharaan kesehatan yang lebih baik : 1. Memelihara kebersihan diri (meliputi kesehatan seluruh anggota tubh termasuk, gigi, rambut, serta pakaian yang dikenakan) 2. Memilih makanan yang sehat (perbanyak konsumsi buah dan sayur) 3. Istirahat dan tidur
2.1.1
Diskusikan dengan keluarga perencanaan
keluarganya
mengenai Cara pemeliharaan kesehatan 2.1.2
Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan
sumber
dimiliki keluarga
76
daya
yang
yang cukup 4. Olahraga/latihan fisik secara teratur 5. Perbanyak konsumsi air putih 6. Menghindari terjadinya penyakit (membiasakan diri dengan menjalankan aturan kesehatan, dan menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit) 7. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohani 8. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin 9. Melakukan kebiasaan sehat lainnya 77
(jauhi narkoba, hindari minuman berakohol dan hentikan kebiasaan merokok) 3. Merawat dan melakukan perawatan atau menjaga pola hidup dan makan yang lebih sehat 3.1 Cara menjaga Verbal pola hidup dan makan yang sehat
6 cara pola hidup sehat: 1. Istirahat yang cukup 2. Memperhatikan asupan makanan 3. Minum air putih 4. Rajin berolahraga 5. Membiasakan hidup bersih 6. Meninggalkan kebiasaan buruk
3.1.1. Diskusikan dengan kelurga mengenai cara menjaga pola hidup sehat 3.1.2. Beri kesempatan kelurga untuk menyebutkan kembali cara menjaga pola hidup sehat 3.1.3. Beri reforcement positif atas jawaban kelurga 3.1.4. Mendemonstrasikan cara menjaga pola hidup sehat 3.1.5. Anjurkan pada kelurga untuk mendemonstrasikan 3.1.6. Beri pujian atas usaha yang telah dilakukan oleh kelurga
78
4. Memodifikasi Verbal lingkungan dengan cara : 4.1 Menyebutkan asupan nutrisi yang baik dan sehat
Asupan nutrisi yang baik untuk tubuh seperti: 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Vitamin 4. Air mineral
4.1.8. Observasi penyediaan asupan nutrisi yang baik dan sehat 4.1.9. Beri Pujian atau usaha yang telah dilakukan kelurga 4.1.10. Jelakan asupan nutrisi yang baik dan sehat 4.1.11. Motivasi kelurga untuk mengulangi penjelasan yang telah diterima 4.1.12. Beri reinforcement positif untuk jawaban yang benar 4.1.13. Bersama–sama dengan kelurga melakukan modifikasi lingkungan 4.1.14. Beri Reinforcement positif
Minimal 2 dari 4 pelayanan kesehatan yang bisa dimanfaatkan : 5. Puskesmas 6. Bidan Praktek 7. Dokter Praktek 8. Rumah Sakit
5.1.6. Jelaskan pada kelurga tenang fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan 5.1.7. Memotivasi kelurga untuk mengujungi fasilitas kesehatan yang dipilih 5.1.8. Beri renforcemnet positif atas keputusan kelurga 5.1.9. Beri kesempatan kelurga untuk bertanya tentag hal-hal yang
untuk
keluarga
5. Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan 5.1 Menyebutkan fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan
Verbal
79
belum diketahui 5.1.10. Beri Renorcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang diberikan mahasiswa 5.2 Menyebutkan waktu untuk pergi ke pelayanan kesehatan
Afektif
Pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa rutin dan apabila ada keluhan
5.2.3. Identifikasi bersama keluarga kapan harus ke pelayanan kesehatan 5.2.4. Motivasi keluarga untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan
XIII. PELAKSANAAN DAN EVALUASI No
Tanggal
No.
Implementasi
Evaluasi
Diagnosa 1
12 Mei
Dx. 1
2018
TUK. 1
Dengan menggunakan Leaflet : 1.1.1
Mendiskusikan dengan keluarga tentang
S: -
Keluarga
dapat
menyebutkan
Pukul
pengertian MP-ASI.Makanan pendamping
pengertian
dari
Makanan
16:00
ASIadalah makanan yang diberikan pada
Pendamping
ASI.
“Makanan
bayi mulaiusia4-6bulan untukmemenuhi
pendamping ASIadalah makanan yang 80
1.1.2
kebutuhan energidannutrisilainyang
diberikan pada bayi mulaiusia4-6bulan
tidakdapatdicukupiASI.
untukmemenuhi
Mendiskusikan dengan keluarga untuk
energidannutrisilainyang
menyebutkan tujuan MP-ASI. Tujuan
tidakdapatdicukupiASI”
-
pemberian MP-ASI adalah :
tujuan
1. Memenuhikebutuhananakterhadap zat-zat
mampu
menyebutkan
pemberian
MP-ASI
giziuntukkeperluan
“memenuhi kebutuhan zat gizi dan
pertumbuhandanperkembangananak
untuk tumbuh kembang anak seta
yangtidakdapatdicukupiASI
untuk mengenalkan anak terhadap
2. Menanamkankebiasaanmakanyang dan
bergizi
dan
mengajarkan
baik anak
mengunyahdanterbiasadengan
3. Memperkenalkan
beraneka
macam
keluarga
makanan
mengajarkan
anak
dan untuk
-
Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 syarat-syarat MP-ASI :
bahanmakanan
Minta
macam-macam mengunyah”
makananbaru
1.1.3
\Keluarga
kebutuhan
untuk
menyebutkan
kembali 1.1.4
Berikan motivasi keluarga berupa pujian
1.1.5
Menjelaskan dengan menggunakan leaflet tentang syarat-syarat MP-ASI. Syarat-
1. Diberikan setelah usia 4-6 bulan 2. Mengandung protein 3. Harus bersih dan bebas dari kuman 4. Susunanhidangan sesuaidenganpola 81
menuseimbang, bahanmakananyang
syarat MP-ASI adalah : 1. Harus mengandung
tersediadankebiasaanmakan Bentuk
semua zat gizi
dan porsi disesuaikan
yangdiperlukanolehbayi 2. Harus
diberikan
kepada
bayi
dengan
selera sertadayaterimabayi
yang
telahberusia4-6bulan 3. Mudah
disiapkan
dengan
waktu
O:
ASI
pengolahanyangsingkat 4. Makanan
pendamping
hendaknyamengandungprotein 5. Susunanhidangan menuseimbang,
saat diskusi berlangsung
sesuaidenganpola bahanmakananyang
tersediadankebiasaanmakan Bentuk dan porsi
disesuaikan
dengan
Terdapat kontak mata
Sesekali keluarga terlihat menganggukngangguk kepala
selera
sertadayaterimabayi 6. Makanan
Keluarga memperhatikan mahasiswa
harus bersih dan bebas dari
kuman
1.3.2.Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali syarat-syarat MP-ASI
Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
A: Masalah teratasi : Keluarga telah mengetahui informasi mengenai MP-ASI untuk An.R
1.3.3.Memberi Pujian Atas Jawaaban Yang Benar Dari Keluarga
P: intervensi dilanjutkan oleh keluarga 82
TUK 2
2.1.1
Menjelaskan dengan keluarga mengenai
S:
cara pemberian MP-ASI. Cara pemberian
-
Keluarga
mampu
menyebutkan
MP-ASI adalah : Mampu menyebutkan cara
kembali cara pemberian MP-ASI :
pemberian MP-ASI
1. Diberikan sedikit demi sedikit,
1. Berikansecarahati-hati,sedikitdemi
dari bentuk encer ke bentuk yang
sedikitdaribentuk encerkebentuk
lebih kental
yanglebihkental
2. Makanan
2. Makananbarudiperkenalkansatu- persatu
protein
3. Makananyangmudahmenimbulkan
3. Jangan
diberikanterakhir.Sedangkan telur
hewani
sebaiknya
memaksakan,
berikan
ketika anak lapar
diberikanpadausia6 bulan
4. Makanan
4. Sebaiknya jangan memaksa bayi,
diperkenalkan
satu
persatu
berikansaatbayilapar
kembali cara pemberian MP-ASI
mengandung
diberikan terakhir
alergiyaitu sumberprotein hewani
2.1.1.Memotivasi kelurga untuk menyebutkan
yang
O:
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung
2.1.2.Memberi Reforcement Positif 2.1.3.Memberi Pujian kepada keluarga
Terdapat kontak mata
2.1.4.Menjelaskan dengan keluarga mengenai
Sesekali keluarga terlihat mengangguk83
dampak pemberian MP-ASI terlalu dini maupun terlambat. Dampaknya adalah :
ngangguk kepala
Keluarga tersenyum saat diberikan
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum
pujian
bayi berumur 4 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak
2.1.5.Memotivasi kelurga untuk menyebutkan kembali dampak pemberian MP-ASI terlalu
A: Masalah teratasi : keluarga mengambil keputusan untuk merawat dan memberikan MP-ASI yang sesuai untuk An.R
dini maupun terlambat 2.1.6.Memberi Reforcement Positif
P: intervensi dilanjutkan keluarga
2.1.7.Memberi Pujian kepada keluarga
TUK 3
S: 3.1.1. Mendiskusikan dan mendemonstrasika
-
Keluarga
mampu
menyebutkan
dengan keluarga mengenai cara membuat
kembali dan mendomenstrasikan cara
MP-ASI :
membuat MP-ASI :
Pepaya lumat
Pepaya lumat 84
Bahan : 1 potong pepaya
Bahan : 1 potong pepaya
Cara membuatnya :
Cara membuatnya :
Kupas pepaya matang, buang bijinya dan cuci
1. Kupas pepaya matang, buang bijinya
bersih dengan air matang.
dan cuci bersih dengan air matang.
Saring dengan menggunakan saringan kawat
2. Saring
yang halus.
dengan
menggunakan
saringan kawat yang halus.
Taruh dicangkir atau mangkok kecil dan
3. Taruh dicangkir atau mangkok kecil
berikan kepada bayi dengan sendok kecil.
dan berikan kepada bayi dengan
Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang
sendok kecil.
lumat
4. Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang lumat
3.1.2.Memberikan kesempatan kelurga untuk menyebutkan kembali cara membuat MPASI 3.1.3.Memberi Pujian kepada keluarga
O:
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung
3.2.1. Meminta keluarga mengulangi mendemonstrasikan cara membuat MP-
Terdapat kontak mata
ASI (pepaya lumat)
Sesekali keluarga terlihat mengangguk-
3.2.2. Memberikan Pujian kepada keluarga
ngangguk kepala
Keluarga tersenyum saat diberikan pujian 85
A: Masalah
teratasi:
keluarga
mampu
mendemonstrasikan cara pembuatan MPASI berbahan dasar pepaya P: intervensi dilanjutkan oleh keluarga TUK 4
S: 4.1.1. Mengobservasi penyediaan makanan
-
untuk An.R
pepaya, pisang, biskuit, bubur susu dan nasi tim”
4.1.3. Menjelaskan makanan yang dapat
penggantiASIataususuformula 2. Buah-buahan(Sarijeruk,saritomat,dan
menyebutkan
MP-ASI “sari jeruk, sari tomat,
dilakukan kelurga
1. Makanan utama yaitu ASI dan
mampu
makanan yang bisa digunakan untuk
4.1.2. Memberi Pujian atas usaha yang telah
dijadikan MP-ASI :
Keluarga
-
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dengan cara “ Membuat jadwal makan 07.00 → Sarapan
padausia6bulan sudahdapat diberikan
12.00 → Makan siang
papayaataupisang)
18.00 → makan malam”
3. Biskuit 86
4. Kuelembek
O:
5. Bubursusu
Keluarga menyajikan pepaya lumat
6. Nasitim
4.1.4. Motivasi kelurga untuk mengulangi
yang dianjurkan untuk MP-ASI An.R
Keluarga memperhatikan mahasiswa
penjelasan yang telah diterima
saat diskusi berlangsung
4.1.4. Memberi Pujian kepada keluarga
Terdapat kontak mata
4.1.5. Memodifikasi lingkungan. Memodifikasi
Keluarga tersenyum saat diberikan
lingkungan, yaitu
pujian
1. Membuat jadwal makan untuk An.R 4.1.7
Memberikan Reinforcement positif
A: Masalah
teratasi
:
keluarga
mampu
memodifikasi lingkungan P: intervensi dilanjutkan oleh keluarga TUK 5
5.1.1
Menjelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang bisa
S: -
Keluarga
mampu
menyebutkan
dimanfaatkan. Pelayanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan yang dapat
bisa dimanfaatkan :
dimanfaatkan
9. Puskesmas
Praktek, Dokter Praktek, Dan Rumah
10. Bidan Praktek
Sakit”
“Puskesmas,
Bidan
87
11. Dokter Praktek
5.1.2
-
Keluarga
mampu
menyebutkan
12. Rumah Sakit
waktu untuk mengunjungi pelayanan
Memotivasi kelurga untuk mengujungi
kesehatan :
fasilitas kesehatan yang dipilih
“ Puskesmas : setiap hari kecuali hari
5.1.3 Memberi pujian kepada keluarga
libur pukul 18.00 s/d 12.00 WIB,
5.1.4 Memberikan kesempatan keluarga untuk
Bidan : Setiap hari siang dan malam, Rumah sakit 24 jam”
bertanya tentang hal-hal yan belum diketahui 5.1.5 Memberi Pujian kepada keluarga 5.1.6 Mengidentifikasi bersama keluarga kapan
O:
harus ke pelayanan kesehatan
Keluarga mengetahui waktu kunjungan ke pelayanan kesehatan “ Puskesmas : setiap hari kecuali hari
5.1.7 Memotivasi keluarga untuk mengkonsultasikan masalah MP-ASI yang
libur pukul 18.00 s/d 12.00 WIB,
sesuai untuk An.R ke pelayanan kesehatan
Bidan : Setiap hari siang dan malam, Rumah sakit 24 jam”
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung
Terdapat kontak mata
Keluarga tersenyum saat diberikan 88
pujian
A: masalah teratasi : keluarga telah mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan P: intervensi dilanjutkan oleh keluarga
Dx. 2 TUK. 1
Dengan menggunakan Leaflet :
S:
1.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian
anemia
Anemia/kurang
.
anemia
adalah
darah
adalah
keadaan
dimana darah merah (Hemoglobin/ Hb)
-
Keluarga
mampu
pengertian anemia adalah kekurang darah -
kurang dari normal (normal 12-13 gr%).
Keluarga
Keluarga
1. Kurang
nutrisi
(Hb) dalam sel-sel darah merah, yaitu
mengkonsumsi
kurang dari 11 gr %.
buah-buahan
dengan
keluarga
untuk
menyebutkan penyebab Anemia . Penyebab
mampu
menyebutkan penyebab anemia
Anemia adalah rendahnya kadar hemoglobin
1.2.2 Mendiskusikan
menyebutkan
/kurang sayuran
,
2. Penyakit kronis -
Keluarga mampu menjelaskan tanda 89
anemia adalah :
dan gejala 4 dari anemia
1. Kurang Nutrisi / kurang mengkonsumsi
1. sakit kepala
makanan yang mengandung zat besi ,
2. pucat pada wajah
terutama yang berasal dari sumber
3. sering mengantuk
hewani yang mudahdi serap
4. perasaan mudah lelah , letih ,
2. Penyakit kronis
-
Keluarga
3. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat
seperti
1. gagal ginjal
masa tumbuh kembang (untuk laki-laki
2. paru-paru
sampai dengan usia 20 tahun , untuk
-
perempuan sampai dengan usia 18tahun
menyatakan
Ny.
Y
mengalami Anemia
pada perdarahan seperti haid yang sering
Keluarga
O:
4. Kehilangan zat besi yang berlebihan
berlebihan
menjelaskan
komplikasi Anemia
pada kehamilan,
) dan penyakit infeksi
mampu
melahirkan
,
kecelakaan , dan infeksi karena cacing 5. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. 1.2.3 Minta keluarga untuk menyebutkan
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung
Terdapat kontak mata
Sesekali
keluarga
terlihat
mengangguk-ngangguk kepala Keluarga
tersenyum
saat
diberikan
pujian 90
kembali 1.2.4 Berikan
motivasi
keluarga
berupa A : Masalah teratasi : Keluarga telah
pujian
mengenal masalah Anemia pada Ny. Y
1.2.5 Menjelaskan dengan menggunakan leaflet tentang tanda dan gejala Anemia. Tanda P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga dan gejala dari Anemia: 1. Perasaan mudah lelah ,letih lesu, lunlai ( 5L) 2. Sering mengantuk 3. Pandangan posisi
berkunang-kunang
jongkok
keposisi
dari
berdiri
/
perubahan posisi 4. Pucat pada wajah , telapak tangan , kuku , dan selaput dalam kelopak mata serta bibir 5. Sering pusing /sakit kepala 1.2.6 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala Anemia 1.2.7 Memberi Pujian Atas Jawaaban Yang 91
Benar Dari Keluarg 1.2.8 Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi Ny. Y 1.2.9 Bersama kelurga menyimpulkan kondisi Ny. Y
TUK 2
2.2.1 Menjelaskan dengan keluarga mengenai pencegahan
Anemia
.
Pencegahan
Anemia adalah :
S: -
Keluarga mampu menjelaskan 3 dari 3 cara pencegahan Anemia
1. Menjaga kebersihan lingkungan dan
1. menjaga kebersihan lingkungan
kebersihan perorangan agar tubuh
dan kebersihan perorangan agar
tidak kemasukan cacing
tubuh tidak kemasukan cacing
2. Agar zat besi dapat diserap dengn
2.
agar zat besi dapat diserap
baik oleh tubuh maka mengkonsumsi
dengn baik oleh tubuh maka
juga makanan yang mengandung
mengkonsumsi juga makanan
vitamin C yang terdapat pada buah-
yang mengandung vitamin C
buahan
yang terdapat pada buah-buahan 92
3. Periksakan diri ke dokter atau bidan
3.
atau pelayanan kesehatan terdekat
periksakan diri ke dokter atau bidan atau pelayanan kesehatan
2.2.2 Memotivasi kelurga untuk menyebutkan
terdekat
kembali pencegahan penyakit Anemia
- Keluarga menyatakan keinginanya
2.2.3 Memberi Reforcement Positif
untuk mengatasi masalah Anemia
2.2.4 Memberi Pujian kepada keluarga
pada Ny. Y O: Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A:
Masalah teratasi : Keluarga telah mampu mengambil keputusan untuk merawat
Ny.
Y
yang
mengalami
Anemia P : Intervensi oleh keluarga
93
TUK 3
3.2.1 Mendiskusikan dengan keluarga mengenai S: Merawat anggota kelurga dengan masalah
-
Anemia
Keluarga mampu menjelaskan 3 dari 4 cara mengatasi penyakit anemia “Mengkonsumsi
3.2.2 Menyebutkan cara mengatasi penyakit Anemia
buahan-buahan,
mengkonsumsi
1. Mengkonsumsi kacang-kacang
sayuran,
mengkonsumsi buah-buahan”
2. Mengkonsumsi daging dan seafood 3. Mengkonsumsisayuran hijau
O: Keluarga memperhatikan mahasiswa
4. mengkonsumsi buah-buahan
saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
A:
Masalah teratasi : Keluarga telah mampu mengambil keputusan untuk merawat
Ny.
Y
yang
mengalami
Anemia P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga 94
TUK 4
4.2.1 Mendiskusikan
makanan yang dapat S:
menyebakan Anemia : 1. Makanan
yang
digoreng
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4
atau
makanan yang menyebabkan anemia
berminyak
1. Makanan pedas
2. Makanan cepat saj
2. Makanan cepat saji
3. Makanan pedas
3. Makanan tinggi karbohidrat
4. Makanan tinggi karbohidrat
-
Keluarga mampu membuat jadwal
4.2.2 Motivasi kelurga untuk mengulangi penjelasan yang telah diterima
makan untuk Ny.Y O:
4.2.3 Memberi Pujian kepada keluarga 4.2.4 Memodifikasi lingkungan. Memodifikasi
Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung
lingkungan, yaitu
Terdapat kontak mata
1.
Keluarga tersenyum saat diberikan
Membuat jadwal makan untuk Ny.Y
4.2.5 Memberikan Reinforcement positif
pujian
A:
Masalah teratasi, keluarga mampu untuk menghindari patangan makanan untuk penyakit yang anemia yang 95
dialami Ny. Y
P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga TUK 5
5.2.1 Menjelaskan
pada
keluarga
tentang
S: Keluarga mampu menjelaskan 3 dari 4
fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan.
fasilitas
Pelayanan
dimanfaatkan.”Pelayanan
kesehatan
yang
bisa
dimanfaatkan :
yang
kesehatan
bias
yang
bias
kesehatan
dimanfaatkan
adalah
puskesmas, bidan, dan rumah sakit”
1. Puskesmas 2. Bidan Praktek 3. Dokter Praktek
O:
4. Rumah Sakit 5.2.2 Memotivasi kelurga untuk mengujungi
saat diskusi berlangsung
fasilitas kesehatan yang dipilih 5.2.3 Memberi pujian kepada keluarga \ 5.2.4 Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
tentag
hal-hal
yan
diketahui 5.2.5 Memberi Pujian kepada keluarga
Keluarga memperhatikan mahasiswa
Terdapat kontak mata
Keluarga tersenyum saat diberikan pujian
belum A:
Masalah teratasi : Keluarga telah mampu memanfaatkan sarana kesehatan
5.2.6 Mengidentifikasi bersama keluarga kapan P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga 96
harus ke pelayanan kesehatan 5.2.7 Memotivasi keluarga untuk membawa Ny. Y Ke pelayanan kesehatan
Tanggal 20 Mei 2018 Pkl 16.00 – 16.30 WIB
No Dx DX 1 TUK 1
Implementasi Dengan menggunakan leaflet: 1.1.1 Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik 1.1.2 Memberi pujian atas pengetahuan keluarga 1.1.3 Menjelaskan tentang definisi sehat 1.1.4 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya 1.1.5 Menjawab pertanyaan yang diajukan keluarga
Evaluasi S:
Keluarga mampu menyebutkan pengertian sehat. “Sehat adalah tidak mengalami sakit” Keluarga mampu menyebutkan satu efek tubuh yang tidak sehat. “Efeknya dapat menimbulkan banyak penyakit” Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 penyakit yang dapat muncul akibat tidak memelihara kesehatan tubuh. “Penyakit yang dapat muncul seperti diabetes, rematik, asam urat, darah tingi”
O: Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata Sesekali keluarga terlihat mengangguk97
1.1.6
Meminta klien mengulangi materi yang telah dijelaskan 1.1.7 Memberikan reinforcement positif 1.1.8 Memberi penjelasan ulang jika masih ada materi yang belum dipahami 1.2.1 Mengkaji pengetahuan klien tentang efek tubuh yang tidak sehat. Efek tubuh yang tidak sehat: 1. Menimbulkan berbagai macam penyakit 2. Menimbulkan komplikasi atau kejadian-kejadian yang tidak diinginkan 1.2.2 Memberi reinforcement positif 1.2.3 Menjelaskan tentang efek kelebihan berat badan 1.2.4 Memberi kesempatan keluarga bertanya 1.2.5 Menjawab pertanyaan 1.2.6 Meminta keluarga mengulang kembali 1.2.7 Memberi reinforcement positif 1.3.1 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang efek tubuh yang tidak sehat terhadap kesehatan keluarga penyakit-penyakit yang dapat muncul. Penyakit-penyakit yang dapat munculakibat tidak memelihara kesehatan tubuh: 1. Osteoporosis 2. Hipertensi
ngangguk kepala Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A : Masalah teratasi : Keluarga telah mengenal masalah peningkatan pemeliharaan kesehatan P : Intervensi dilanjutkan ke TUK 2
98
1.3.2 1.3.3
1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7 TUK 2
2.1.1
3. Gagal Jantung 4. Diabetes Melitus 5. Artrithis Gout 6. Artrithis Rheumatoid Memberi reinforcement positif Menjelaskan penyakit-penyakit yang mungkin muncul akibat kelebihan berat badan. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya Menjawab pertanyaan Meminta keluarga untuk mengulang kembali Memberi reinforcement positif Mendiskusikan dengan keluarga S: perencanaan keluarganya mengenai cara Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 9 cara pemeliharaan kesehatan. Cara pemeliharaan pemeliharaan kesehatan. “Cara agar tetap sehat kesehatan: jaga kebersihan, konsumsi buah dan sayur, 1. Memelihara kebersihan diri (meliputi olahraga,menghindari kontak dengan penularan kesehatan seluruh anggota tubuh penyakit, banyak-banyak minum air putih serta termasuk gigi, rambut serta pakaian melakukan pemeriksaan rutin ” yang dikenakan) O: 2. Memilih makanan yang sehat Keluarga memperhatikan mahasiswa saat (perbanyak konsumsi buah dan sayur) diskusi berlangsung 3. Istirahat dan tidur yang cukup Terdapat kontak mata 4. Olahraga/lathan fisik secara teratur Sesekali keluarga terlihat mengangguk5. Perbanyak konsumsi air putih ngangguk kepala 99
2.1.2
TUK 3
1.1.1
1.1.2
6.
Menghindari terjadinya penyakit (membiasakan diri dengan menjalankan aturan kesehatan dan menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit) 7. Meningkatkan taraf kecerdasan dan rohani 8. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin 9. Melakukan kebiasaan sehat lainnya (jauhi narkoba, hindari minuman beralkohol dan hentikan kebiasaan merokok) Memberikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga
Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A : Masalah teratasi : Keluarga telah mampu memutuskan untuk pemeliharaan kesehatan yang lebih baik P : Intervensi dilanjutkan ke TUK 3
Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara menjaga pola hidup sehat 1. Istirahat yang cukup 2. Memperhatikan asupan makanan 3. Minum air putih 4. Rajin berolahraga 5. Membiasakan hidup bersih 6. Meninggalkan kebiasaan buruk Memberi kesempatan kelurga untuk menyebutkan kembali cara menjaga pola
S:
Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 cara menjaga pola hidup sehat. “Cara menjaga pola hidup sehat seperti yang tadi olahraga, hidup bersih, jauhi kebiaasan buruk dan menjaga makanan”
O: Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata 100
1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6
TUK 4
1.1.1
1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6
hidup sehat Memberi reforcement positif atas jawaban kelurga Mendemonstrasikan cara menjaga pola hidup sehat Menganjurkan pada kelurga untuk mendemonstrasikan Memberi pujian atas usaha yang telah dilakukan oleh keluarga
Sesekali keluarga terlihat menganggukngangguk kepala Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A : Masalah teratasi : Keluarga telah mampu merawat dan melakukan perawatan atau menjaga pola hidup dan makan yang lebih sehat P : Intervensi dilanjutkan ke TUK 4
Mengobservasi penyediaan asupan nutrisi yang baik dan sehat. Asupan nutrisi yang baik untuk tubuh: 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Vitamin 4. Air 5. Mineral Memberi Pujian atau usaha yang telah dilakukan keluarga Menjelaskan asupan nutrisi yang baik dan sehat Memotivasi keluarga untuk mengulangi penjelasan yang telah diterima Memberi reinforcement positif untuk jawaban yang benar Bersama–sama dengan keluarga memodifikasi lingkungan
S:
Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 asupan nutrisi yang baik dan sehat. “Contoh asupannya protein, air, vitamin”
O: Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata Sesekali keluarga terlihat menganggukngangguk kepala Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A : Masalah teratasi : Keluarga telah mampu memodifikasi lingkungan P : Intervensi ke TUK 4
101
TUK 5
1.1.7
Memberi Reinforcement positif
5.1.1
Menjelaskan pada kelurga tenang fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan. Fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan: 1. Puskesmas 2. Bidan praktek 3. Dokter praktek 4. Rumah sakit Memotivasi kelurga untuk mengujungi fasilitas kesehatan yang dipilih Memberi reinforcement positif atas keputusan kelurga Memberi kesempatan kelurga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui Memberi reinforcement positif terhadap jawaban dari pertanyaan yang diberikan mahasiswa Mengidentifikasi bersama keluarga kapan harus ke pelayanan kesehatan. Pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa rutin dan apabila ada keluhan Memotivasi keluarga untuk membawa Tn. H ke pelayanan kesehatan
5.1.2 5.1.3 5.1.4
5.1.5
5.2.1
5.2.2
S:
Keluarga mampu menjelaskan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang bias dimanfaatkan.”Pelayanan kesehatan yang bias dimanfaatkan adalah puskesmas, bidan, dan rumah sakit”
O:
Keluarga mengetahui waktu kunjungan ke pelayanan kesehatan “ Puskesmas : setiap hari kecuali hari libur pukul 18.00 s/d 12.00 WIB, Bidan : Setiap hari siang dan malam, Rumah sakit 24 jam” Keluarga memperhatikan mahasiswa saat diskusi berlangsung Terdapat kontak mata Keluarga tersenyum saat diberikan pujian A: Masalah teratasi : Keluarga telah mampu memanfaatkan sarana kesehatan P : Lanjutkan intervensi oleh keluarga
102
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tahapperkembangankeluargadibagisesuai kurunwaktutertentu yang dianggap stabil,
misalnyakeluarga
dengananakpertamaberbedadengan
anak
keluargaremaja.Meskipunsetiapkeluargamelaluitahapan perkembangan secara unik, namun
secara
umum
seluruh
yangsama.Tiaptahapperkembanganmembutuhkantugas agardapatmelaluitahaptersebut.
keluarga dan
Keluargayang
mengikutipola
fungsi
keluarga menantikan
kelahirandimulaidarikehamilansampaikelahirananak pertamadanberlanjutsampaianakpertamaberusia30bulan(3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing.
103
DAFTAR PUSTAKA Mubarak, WahitIqbal, dkk. KomunitasKonsepdanAplikasi.Jakarta: SalembaMedika Setiawati,Satun, dkk. Trans Info Media
2008.PenutunPraktisAsuhan
2011.IlmuKeperawatan
KeperawatanKeluaraga.Jakarta:
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
104