Bab 9 Fix.docx

  • Uploaded by: Rafli Nugraha
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 9 Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,917
  • Pages: 18
IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG BAB IX PENENTUAN POSISI SUATU TITIK DI LAPANGAN

9.1 Tujuan Praktikum Adapun tujuan yang dilakukan pada praktikum ini adalah untuk menentukan suatu titik-titik dilapangan dengan cara baik pemotongan ke muka maupun kebelakang

9.2 Dasar Teori 9.2.1 Pengukuran Poligon Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut. Secara harafiahnya, polygon berarti sudut banyak. Namun arti yang sebenarnya adalah rangkaian titik-titik secara beruntun, sebagai kerangka dasar pemetaan. Poligon ada bermacam-macam dan dibedakan berdasarkan kriteria tertentu,antara lain: 1. Berdasarkan titik Ikat terikat sempurna, terikat tidak sempurna,terikat sepihak,bebas (tanpa ikatan). 2. Berdasarkan bentuk Terbuka,tertutup,bercabang. 3. Berdasarkan alat yang digunakan untuk pengukuran Polygon theodolite (polygon sudut),polygon kompas. 4. Berdasar penyelesaian Polygon hitung(numerik),polygon grafis. 5. Berdasar tingkat ketelitian Tingkat I,tingkat II,tingkat III, dan tingkat IV(rendah). 6. Berdasar hiraki dalam pemetaan Polygon utama(induk),polygon cabang(anakan)

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Pengukuran polygon pada polygon utama maupun polygon regu adalah jenis polygon tertutup. Setiap polygon regu yang dibuat harus mempunyai minimal 1 titik ikat pada titik polygon utama sebagai acuan koordinat padapengukuran. Sehingga setiap polygon regu memiliki koordinat yang sesuai dengan hasil pengukuran pada polygon utama 9.2.2 Pengukuran Jarak Pengukuran jarak diukur dengan 2 metode : 1. Pengukuran jarak secara manual Pengukuran jarak secara manual dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau roll meter yang diukur dari titik alat berada menuju titik pengamatan. 2. Pengukuran jarak secara elektronik Pengukuran jarak diukur dengan pengukuran jarak elektronik menggunakan Total station, pengukuran jarak elektronik menggunakan prinsip perambatan gelombang elektromagnetik. Metode pengukuran jarak ini disebut Electronic Distance Meter atau EDM yang juga menjadi bagian pada alat Total Station. A. MetodePulsa B. Metode Beda Fase C. MetodeDopler D. Metode Interverometri Namun yang sering digunakan EDM untuk Surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelombang mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat yang dipasang pada stasiun diujung suatu garis yang diukur jaraknya, kemudian di ujung lain dari garis tersebut dipasang pemantul atau reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali ke pemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar. 9.2.3 Pengukuran Sudut Horizontal dan Sudut Azimuth

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Sudut horizontal adalah selisih dari dua arah. Sudut horizontal pada suatu titik dilapangan dapat dibagi kedalam sudut tunggal dan sudut lebih dari satu, Sehingga teknik pengukurannya juga berbeda. Pada pengukuran sudut polygon tertutup dilakukan dengan cara pengukuran seri rangkap. Pengukuran sudut dengan kedudukan teropong Biasa dan Luar Biasa dari sebuah sudut tunggal seperti pada gambar disebut satu seri rangkap pengukuran. Pengukuran sudut dua seri rangkap ialah pengukuran sudut satu seri rangkap ditambahkan 90° atau besaran yang lain. Azimuth adalah sudut arah yang dimulai dari arah utara berputar searah putaran jarum jam. Arah utara yang sebenarnya adalah arah kutub utara bola bumi atau arah meridian. Arah ini dapat ditentukan secara astronomis dengan pengamatan benda-benda langit. Karena penentuan arah yang sebenarnya memerlukan peralatan khusus dan prosedur pengamatan dan hitungan yang tidak sederhana, untuk kepentingan praktis digunakan azimuth kompas.

9.2.4 Detail Situasi Untuk pembuatan peta situasi, detail yang diambil meliputi detail planimetris dan detail-detail ketinggian. Detal planimetris menyangkut posisi horizontal dari bangunan-bangunan rumah,jalan,jembatan,saluran air,dll. Sementara detail-detail ketinggian diperlukan untuk penggambaran keadaan topografi lapangan yang nantinya akan digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Yang dimaksud titik detail adalah semua benda atau titik-titik. Benda merupakan kelengkapan dari sebagian permukaan bumi. Benda tersebut meliputi benda-benda buatan manusia ataupun alam.

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.3 Alat Yang Digunakan Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : 1. Total Station 2. Statif 3. Patok Kayu 4. Reflektor 5. Rambu Ukur

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.4 Prosedur Praktikum Adapun prosedur pada praktikum ini adalah : 1. Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau pengukur 2. Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif 3. Angkat dan gerak kan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optic sampai benang centering mendekati titik patok 4. Apabila benanng centring sudah mendekati titik patok,tancapkan kembali 2 kaki statif yang diangkat tadi 5. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif 6. Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup A.B.C secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak tepat ditengah lingkran 7. Kemudian,cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada diatas titik patok. Apabila tidak tepat lagi. Longgarkan sekrup pengunci theodolite dan gerakkan theodolite secara perlahan sambil melihat pada centering optic sampai benang centering optic benar-benar tepat berada diatas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci theodolite 8. Hidupkan Total Station dan setting alat tersebut hingga siap digunakan. 9. Arahkan ke patok kayu, kemudian 0 set sudut horizontal. 10. Letakkan reflector pada atas patok atau ujung kolom atau dinding, kemudian bidik menggunakan total station. Catat hasil percobaan. 11. Lakukan juga penghitungan sudut luar biasa, dengan cara memutar teropong total station sejauh 180°, lalu hitung selisih sudut dan bandingkan dengan pengukuran sudut biasa. 12. Lakukan hal yang sama tetapi di patok yang berbeda

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.5 Data dan perhitungan Tabel 9.1 Hasil Pengamatan TITIK A TITIK F 1 2 3 4 5 6 B B-F F-B

TITIK B Sudut Horizontal 00⁰00'00'' 18⁰1'55'' 33⁰17'45'' 51⁰36'35'' 142⁰16'15'' 154⁰07'35'' 156⁰25'40'' 162⁰07'30''

Jarak Langsung 51,408 38,066 22,255 29,13 39,213 34,733 38,017 48,559

162⁰07'30''

TITIK C TITIK B 8 9 18 19 20 22 D B-D D-B

Sudut Horizontal 00⁰00'00'' 4⁰49'35'' 5⁰30'20'' 34⁰18'00'' 55⁰04'00'' 59⁰35'30'' 67⁰24'30'' 73⁰33'15''

Jarak Langsung 86,462 77,129 58,195 42,903 28,102 31,211 44,081 48,481

73⁰33'15''

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

TITIK

Sudut Horizontal

Jarak

A

00⁰00'00''

Langsung 48,664

5

18⁰53'40''

14,513

6

19⁰38'05''

10,926

7 8 9

47⁰41'50'' 68⁰47'15'' 89⁰36'35''

12,697 11,76 25,899

C A-C C-A

103⁰27'55''

86,462

103⁰27'55''

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG TITIK D TITIK C 19 20 21 22 17 10 11 12 E C-E E-C

TITIK F TITIK E 14 15 16 1 2 A E-A A-E

Sudut Horizontal 00⁰00'00'' 22⁰6'50'' 22⁰40'15'' 28⁰31'00'' 45⁰33'30'' 93⁰38'25'' 115⁰50'25'' 132⁰5'20'' 152⁰26'05'' 189⁰54'5''

TITIK E Jarak Langsung 48,427 23,483 19,683 19,767 6,615 21,335 43,892 37,278 46,928 53,242

189⁰54'5''

Sudut Horizontal 00⁰00'00'' 21⁰37'40'' 42⁰57'10'' 23⁰22'55'' 27⁰28'45'' 43⁰57'29'' 54⁰13'90''

Jarak Langsung 74,246 51,004 24,617 20,237 16,846 19,779 23,722

95⁰18'50''

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

TITIK D 22 17 11 12 13 14 15 F D-F F-D

Sudut Horizontal 00⁰00'00'' 3⁰51'85'' 31⁰55'10'' 43⁰20'45'' 60⁰38'30'' 79⁰08'40'' 87⁰31'05'' 88⁰21'40'' 95⁰39'40'' 95⁰36'50''

Jarak Langsung 53,137 58,779 59,574 46,004 32,794 58,707 56,329 60,202 74,289

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.5.1 Koreksi Sudut Dalam 9.2 Sudut Dalam Arah AB BC CD DE EF FA Jumlah Rumus Koreksi

Jarak(sebelum Dikoreksi) 48,559 86,462 48,481 53,242 74,289 23,722 334,755

Sudut dalam Sebelum Koreksi 162⁰07'30'' 103⁰27'55'' 73⁰33'15'' 189⁰54'5'' 95⁰39'40'' 54⁰13'90'' 719⁰57'35''

= (n-2) x 180⁰ =(6-2) x 180⁰ = 720⁰

Kesalahan

= 720⁰-(719⁰57'35'') =0⁰2'25''

Koreksi Sudut

=0⁰0'24,17''

Perhitungan Koreksi Kesalahan A. B. C. D. E. F.

162⁰07'30'' +0⁰0'24,17''=162⁰7'54,17'' 103⁰27'55'' +0⁰0'24,17''=103⁰28'19,17'' 73⁰33'15'' +0⁰0'24,17'' = 73⁰33'39,17'' 189⁰54'5'' +0⁰0'24,17'' =189⁰54'29,17'' 95⁰36'50'' +0⁰0'24,17'' =95⁰37'14,17'' 95⁰18'50'' +0⁰0'24,17'' =95⁰19'14,17''

Jumlah Sudut

=720⁰0'50,02''

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

Sudut dalam Setelah Dikoreksi 168⁰58’0,83'' 110⁰18’25,83'' 80⁰23’45,83'' 196⁰44’6,18'' 102⁰30’10,83'' 61⁰5’30,83'' 720⁰

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Maka harus di kurang kembali sudut yang kurang ke dalam sudut D 720⁰0'50,02''- 720⁰

=0⁰0’50,02”

Sudut D

= 189⁰54'29,17''-0⁰0’50,02” =189⁰53’39,15”

AB =162⁰7'54,17'' BC =103⁰28'19,17'' CD =73⁰33'39,17'' DE =189⁰53’39,15” EF =95⁰37'14,17'' FA =95⁰19'14,17'' Jumlah Sudut=720⁰

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.5.2 Koreksi Jarak Tabel 9.3 Koreksi Jarak Arah

AB

Jarak(sebelum Dikoreksi) 48,559

Sudut dalam Setelah Dikoreksi

162⁰7'54,17''

Sudut Azimuth

∆X

∆Y

37,2303

31,1789

129⁰56’28,34” 28,8872

BC

86,462

103⁰28'19,17''

199⁰38’2,51”

80,9724

42,3044 CD

48,481

73⁰33'39,17''

23,6799

299⁰14’16,68” 51,9793

DE

53,242

189⁰53’39,15”

282⁰30’10,5”

EF

74,289

95⁰37'14,17''

360⁰

FA Jumlah

23,722 334,755

95⁰19'14,17''

11,526 0

74,289 20,7661 118⁰54’29,17” 11,4673

Perhitungan Azimuth αn = αn-1 - β + 180⁰ αEF =360⁰ αFA =180⁰-162⁰7'54,17''=17⁰52'5,83'' αAB =17⁰52’5,83”- 103⁰28'19,17''+180⁰=94⁰23'46,66'' αBC=94⁰23'46,66''- 73⁰33'39,17''+180⁰=200⁰50’7,49” αCD=200⁰50’7,49”- 189⁰53’39,15”+180⁰ = 190⁰56’28,34” αDE=190⁰56’28,34”- 95⁰37'14,17''+ 180⁰ = 275⁰19’14,17”

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Perhitungan Departure Departure ∆X = d sinα Garis AB=48,559 x sin (94⁰23'46,66'')=48,4161 Garis BC=85,971 x sin (200⁰50’7,49”)=-30,5785 Garis CD=48,481 x sin (190⁰56’28,34”)=-9,201 Garis DE=53,242 x sin (275⁰19’14,17”)= -53,0126 Garis EF=74,289 x sin(360⁰)=0 Garis FA=23,722 x sin (17⁰52'5,83'')=7,2786 Σ=-37,0974 Perhitungan Latitude Latitude ∆Y = d cos α Garis AB=48,559 x cos (94⁰23'46,66'')=-3,722 Garis BC=85,971 x cos (200⁰50’7,49”)=-80,34 Garis CD=48,481 x cos (190⁰56’28,34”)=-47,599 Garis DE=53,242 x cos (275⁰19’14,17”)= 4,9370 Garis EF=74,289 x cos (360⁰)=74,289 Garis FA=23,722 x cos (17⁰52'5,83'')=22,577 Σ=-29,858

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Koreksi Kesalahan Penutup Jarak :

𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒊𝒔

Departure koreksi Garis AB= Garis BC= Garis CD= Garis DE= Garis EF= Garis FA=

48,559 334,755

85,971 334,755

48,481 334,755

53,242 334,755

74,289 334,755

23,722 334,755

x -37,0974=-5,38129 x -37,0974=-9,58168 x -37,0974=-5,37264 x -37,0974=-5,90025 x -37,0974=-8,23267 x -37,0974=-2,62886

Latitude koreksi Garis AB= Garis BC= Garis CD= Garis DE= Garis EF= Garis FA=

48,559 334,755

85,971 334,755

48,481 334,755

53,242 334,755

74,289 334,755

23,722 334,755

x -29,858=-4,33115 x -29,858=-7,71186 x-29,858=-4,32419 x -29,858=-4,74885 x -29,858=-6,6261 x -29,858=-2,11585

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

𝜮𝑫

x Koreksi

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Jarak Hasil Koreksi Departure Karena jumlah jarak departure bernilai negatif maka koreksi bernilai positif Jarak AB

=48,4161+5,38129=53,79739

Jarak BC

=-30,5785+9,58168=-20,9968

Jarak CD

=-9,201+5,37264=-3,82836

Jarak DE

=-53,0126+5,90025=-47,1124

Jarak EF

=0+8,23267=8,23267

Jarak FA

=7,2786+2,62886=9,90746

Latitude Karena jumlah jarak departure bernilai negatif maka koreksi bernilai positif Jarak AB

=-3,722+4,33115=0,60915

Jarak BC

=-80,34+7,71186=-72,6281

Jarak CD

=-47,599+4,32419=-43,2748

Jarak DE

=4,9370+4,74885=9,68585

Jarak EF

=74,289+6,6261=80,9151

Jarak FA

=22,577+2,11585=24,69285

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Jarak Sebenarnya=√∆𝑿² + ∆𝒀² Jarak AB=√53,79739² + 0,60915² =53,800 Jarak BC=√−20,9968² + −72,6281² =75,60 Jarak CD=√−3,82836² + −43,2748² =43,44 Jarak DE=√−47,1124² + 9,68585² =48,097 Jarak EF=√8,23267² + 80,9151² =81,332 Jarak FA=√9,90746² + 24,69285² =26,606

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Perhitungan Koordinat 𝑋𝑛+1 =𝑋𝑛 + 𝑑𝑛,𝑛+1 sinα𝑛,𝑛+1 𝑌𝑛+1 =𝑌𝑛 + 𝑑𝑛,𝑛+1 Cosα𝑛,𝑛+1 Koordinat Awal =0460436 (bujur UTM) 9644293(LINTANG)

X X1=0460436+48,4161=460484,4 X2=0460436+-30,5785=460405,4 X3=0460436+-42,3044=460393,7 X4=0460436+-9,201=460426,8 X5=0460436+-53,0126=460383 X6=0460436+7,2786=460443,3 Y Y1=9644293+-3,722=9644289 Y2=9644293+-80,34=9644213 Y3=9644293+-47,599=9644245 Y4=9644293+4,9370=9644298 Y5=9644293+74,289=9644367 Y6=9644293+22,577=9644316

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG 9.5 Sumber Kesalahan Adapun sumber kesalahan pada praktikum ini yaitu : 1. Tidak tepatnya alat pada saat praktikum. 2. Pengukuran jarak yang kurang teliti dengan roll meter. 3. Kurangnyaketelitian saat membaca sudut horizontal. 4. Ketidak telitian praktikan saat membidik titik yang dituju. 5. Letak masing-masing titik(patok) yang tidak sesuai.

9.6 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah : 1. Dengan mengukur sudut suatu titik dari suatu titik pengamatan,dapat dicari sudut azimuth. 2. Dengan mengukur jarak suatu titik dari suatu titik pengamatan,dapat dicari titik koordinat titik tersebut. 3. Dengan menggabungkan sudut azimuth dan jarak titik-titik yang telah diukur tadi,dapat dicari luas daerah titik-titik tersebut berada dan juga kelilingnya. 4. Didalam perhitungan penentuan suatu titik dilapangan,koreksi sudut yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 menit. 5. Didalam pengukuran sudut, untuk mendapatkan koreksi,pengaruh jarak sangat penting. Jika jarak yang didapatkan besar maka sudut koreksi yang didapatkan juga besar, atau bisa disebut sebanding.

9.8 Daftar Pustaka Basuki, S. 2006, IlmuUkurTanah,GajahMada University Press, Yogyakarta. Anonim. 2010. Metode Pengukuran Detail.

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG Lampiran gambar

Gambar 9.1 Total Station

Gambar 9.2 Rambu Ukur

Gambar 9.3 Statif

Gambar 9.4 Patok Kayu

Gambar 9.5 Reflektor

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

IKATAN MAHASISWA SIPIL FAKULTASTEKNIK JURUSAN TEKNIKSIPIL KELOMPOK 6B PALEMBANG

Civil Engineeringof SriwijayaUniversity

Related Documents

Bab 9
May 2020 39
Bab 9
November 2019 57
Bab 9
December 2019 29
Bab 9
July 2020 22
Bab 9
May 2020 30
Bab 9
May 2020 24

More Documents from ""

Bab 9 Fix.docx
May 2020 2
Doa Istiftah.docx
December 2019 39
Kewira-rafli.docx
November 2019 29