Bab 8. Krisis Global dan Dampaknya Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa memahami bagaimana perubahan dalam perekonomian dapat berubah menjadi suatu krisis ekonomi, dan bagaimana dampaknya bagi perusahaan juga masyarakat. Tujuan Instruksional Khusus: 1.Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana sifat serta sumber krisis ekonomi berdasarkan proses terjadinya 2.Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana proses terjadinya krisis ekonomi serta bagaimana dampaknya 6.1.Pendahuluan Dilihat dari proses terjadinya, krisis ekonomi mempunyai dua sifat: a. Krisis ekonomi yang terjadi secara mendadak atau disebut dengan goncangan ekonomi tak terduga. Misalnya krisis keuangan Asia tahun 1997 – 1998 yang juga melanda Indonesia. b. Krisis ekonomi yang sifatnya melewati suatu proses akumulasi yang cukup panjang. Seperti krisis ekonomi global yang terjadi pada periode 2008 – 2009. Krisis ini diawali dengan suatu krisis keuangan yang serius di Amerika Serikat dan akhirnya merembet ke negara-negara lain seperti Jepang dan Eropa melalui keterkaitan keuangan global. Krisis ekonomi disuatu negara atau wilayah bisa berasal dari luar atau dalam wilayah tersebut. Krisis yang bersumber dari dalam wilayah bisa terjadi karena banyak faktor, antara lain adanya penurunan produksi suatu komoditas secara mendadak. Contohnya di sektor pertanian, ketika gagal panen akibat perubahan cuaca yang ektrem dan tidak diprediksi sebelumnya atau karena terjadinya bencana alam. Krisis yang berasal dari luar wilayah contohnya adalah krisis ekonomi global yang dihadapi oleh Indonesia tahun 2008, hal ini disebabkan dari adanya krisis di Amerika Serikat. Krisis yang berasal dari sumber yang berbeda akan menghasilkan jenis krisis yang berbeda baik secara proses maupun dampaknya. Ada beberapa tipe krisis ekonomi yang pernah dialami dan bisa jadi akan dialami lagi dimasa mendatang. 6.2.Krisis Produksi Krisis produksi merupakan salah satu tipe yang bersumber dari dalam negeri. Krisis bisa dalam bentuk penurunan produksi domestic secara mendadak dari sebuah/sejumlah komoditas pertanian. sebagai contoh adalah penurunan produksi beras, akibat yang dapat terjadi antara lain: a. Adanya penurunan tingkat pendapatan riil dari petani dan buruh tani. Wilayah dimana produksi padi merupakan sektor ekonomi utama, dapat memberi dampak langsung dengan pengurangan kesempatan kerja atau penurunan pendapatan masyarakat b. Jika padi/beras selain dikonsumsi langsung dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk sektor ekonomilainnya, ketika ada penurunan produksi padi/beras maka akan berpengaruh pada penurunan produksi industry makanan dan minuman, kesempatan kerja serta pendapatan di sektor tersebut. Hannisa Rahmaniar H., S.Sos., MA. |Perekonomian Indonesia
1
c. Jika pemerintah di sebuah provinsi yang mengalami penurunan produksi padi tidak melakukan impor padi untuk mengkompensasi kekurangan beras di pasar lokal, maka akan terjadi kelebihan permintaan terhadap padi di provinsi tersebut, dan sesuai dengan mekanisme pasar maka harga beras akan melonjak tinggi yang bisa memicu terjadinya laju inflasi yang tinggi. Gambar 8.1. Krisis Produksi Domestik dan Dampaknya terhadap Kemiskinan Kelebihan permintaan /harga naik
Output pertanian menurun
Kesempatan kerja /pendapatan menurun
Inflasi naik
Kelebihan permintaan /harga naik
Produksi menurun di sektor lain
Inflasi naik
6.3.Krisis Perbankan Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan kerja dan pendapatan yang menurun di subsector keuangan. Pada fase kedua, krisis perbankan dapat merembet ke perusahaan yang sangat tergantung pada sektor perbankan dalam pembiayaan kegiatan produksi/bisnis. Perusahaan tidak bisa lagi mendapatkan pinjaman dari perbankan karena sedang mengalami kekurangan dana atau bangkrut. Alternatifnya adalah perusahaan tetap bisa mendapatkan kredit namun dengan tingkat suku bunga pinjaman yang jauh lebih tinggi. Sebagai contoh, pada saat krisis keuangan Asia (1997 – 1998) banyak perusahaan besar di Indonesia terpaksa mengurangi kegiatan bisnis, mengurangi produksi, atau tutup salah satu sebabnya adalah kekurangan dana pinjaman dari bank. Dampak berikutnya adalah terjadinya PHK, sehingga berpotensi untuk menghasilkan peningkatan jumlah pengangguran dan orang miskin. Rumah tangga juga terkena dampak dari krisis perbankan. Pertama pada rumah tangga kaya, tabungan mereka bisa hilang karena bank yang menyimpan uang bangkrut. Di Indonesia, pemerintah memberikan jaminan keamanan bagi pemilik rekening tabungan melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), namun hanya sampai suatu batas tertentu saja. Pada rumah tangga non-kaya, pengeluaran yang bukan kebutuhan pokok sperti rumah, mobil, naik haji akan turun karena tidak dapat meminjam dari bank. Alternatifnya rumah tangga non-kaya masih bisa mendapatkan kredit konsumen namun dengan tingkat bunga pinjaman yang sangat tinggi. Kelompok yang paling rentang terkena dampak dalam krisis perbankan adalah masyarakat menengah dan atas, yang paling tergantung pada perbankan untuk pendanaan atau jasa perbankan lainnya. Kelompok berikutnya yang terkena dampak adalah masyarakat miskin (kelompok petani) atau perusahaan yang kegiatan ekonomi tergantung pada pembiayaan perbankan.
Hannisa Rahmaniar H., S.Sos., MA. |Perekonomian Indonesia
2
Gambar 8.2. Krisis Perbankan dan Dampaknya terhadap Kemiskinan
Tabungan menurun
Rumah Tangga
Sektor Perbankan menurun
Kredit Konsumsi menurun/ tingkat suku bunga naik
Kesempatan kerja/ pendapatan menurun
Konsumsi menurun
Kredit usaha menurun/ tingkat suku bunga naik
Produksi menurun di sektor-sektor ekonomi
Kemiskinan meningkat
6.4.Krisis Nilai Tukar Suatu perubahan kurs dianggap krisis apabila kurs dari suatu mata uang mengalami penurunan atau depresiasi yang sangat besar yang prosesnya mendadak atau berlangsung terus-menerus sehingga membentuk tren meningkat. Dampak langsung dari perubahan ini adalah ekspor dan impor. Depresiasi nilai tukar dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya misal Dollar US membuat daya saing harga (dalam $) dari produk-produk buatan negara dari mata uang tersebut membaik sehingga dapat meningkatkan ekspor, dampaknya adalah meningkatkan jumlah kesempatan kerja di perusahaanperusahaan eksportir. Pengaruh dari kenaikan volume ekspor juga sampai dengan perusahaan hulu dan hilir yang bekerja sama dengan perusahaan eksportir. Namun di sisi impor, akibat adanya depresiasi mata uang maka harga produk impor akan mengalami kenaikan jika diteruskan akan dapat menyebabkan inflasi. Besar pengaruh terhadap laju inflasi tergantung pada jenis produk yang paling banyak diimpor serta keterkaitan antara barang yang diimpor dengan kegiatan produksi dalam negeri. Respon terhadap barang impor ada dua kemungkinan: a. Volume impor menurun dan apabila barang impor tersebut adalah bahan baku untuk kegiatan produksi domestik, maka produksi dalam negeri akan berkurang (kecuali bisa digantikan dengan produk dalam negeri), sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran dan kemiskinan b. Volume impor tetap karena sangat dibutuhkan dalam negeri, tidak adapat digantikan dengan produk dalam negeri karena belum ada yang mempu memproduksi Dalam tipe krisis ini, kuncinya adalah perubahan dalam volume ekspor dan impor, jika impor tidak berubah maka nilainya yang berubah. Dampak sekundernya adalah perubahan dalam volume produksi, jumlah kesempatan kerja, tingkat pendapatan dan laju inflasi. Kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap krisis nilai tukar adalah yang bekerja di perusahaan yang berurusan langsung atau tidak langsung dengan impor.
Hannisa Rahmaniar H., S.Sos., MA. |Perekonomian Indonesia
3
Gambar 8.3. Krisis Nilai Tukar dan Dampaknya terhadap Kemiskinan Ekspor
Depresiasi nilai tukar mata uang internasional
Impor
Impor menurun
Impor konstan
Produksi naik
Produksi menurun
Biaya produksi naik
Kesempatan kerja/ pendapatan naik
Kesempatan kerja/ pendapatan menurun
Inflasi naik Kemiskinan?
6.5.Krisis Perdagangan Jalur perdagangan terdiri dari ekspor dan impor. Dalam jalur ekspor, suatu krisis bagi negara eksportir dapat terjadi ketika harga di pasar internasional dari komoditas ekspor turun secara drastis atau permintaan dunia terhadap komoditas yang di ekspor menurun secara signifikan. Hal ini kan berpengaruh terhadap penurunan pendapatan petani, buruh tani atau perusahaan yang melakukan ekspor. Dalam jalur impor, suatu kenaikan harga dunia yang signifikan atau suatu penurunan yang tibatiba dan dalam jumlah besar dari persediaan dunia pada suatu komoditas yang diperdagangkan dapat menjadi suatu krisis ekonomi bagi negara importir. Misalnya kenaikan harga minyak mentah akan berakibat pada kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik, pupuk, dan juga biaya produksi dari sejumlah produk. Kelompok yang paling rentan terhadap krisis perdagangan adalah: a. Perusahaan yang sangat tergantung pada minyak sebagai sumber energi atau bahan baku utama , serta pekerja di perusahaan tersebut b. Perusahaan atau sektor terkait, termasuk dengan pekerja dan keluarganya Gambar 8.4. Krisis Harga/Permintaan Ekspor dan Dampaknya terhadap Kemiskinan Harga/ permintaan ekspor turun Permintaan terhadap output dari sektor-sektor lain
Kesempatan kerja/ pendapatan turun
Pendapatan petani dan buruh tani turun Kemiskinan naik
Penghasilan ekspor dari perusahaan eksportir turun
Kesempatan kerja di perusahaan eksportir turun
Hannisa Rahmaniar H., S.Sos., MA. |Perekonomian Indonesia
4
Gambar 8.5. Krisis Minyak dan Dampaknya terhadap Kemiskinan di negara pengimpor minyak Harga minyak di pasar dunia naik Memakai sumber energi alternatif
Biaya impor minyak naik
Volume produksi konstan
Biaya produksi naik
Inflasi naik
Volume produksi turun
Kemiskinan naik
Kesempatan kerja turun
Soal Latihan 1. Dalam krisis perdagangan, ekspor jasa dapat mengalami krisis melalui jumlah wisatawan atau jumlah pengiriman uang dari TKI. Jelaskan kondisinya serta bagaimana menurut anda cara menanggulanginya. 2. Jelaskan bagaimana hubungan krisis produksi dapat menyebabkan kemiskinan disuatu wilayah. 3. Siapa yang paling rentan mengalami kerugian dalam krisis perbankan, mengapa? 4. Berikan contoh dimana krisis nilai tukar dapat berakibat positif terhadap perdagangan. Daftar Pustaka Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia: Era Orde Lama Hingga Jokowi, 2015, Ghalia Indonesia Kata Penting Depresiasi Ekspor Impor Inflasi
Kemiskinan Kesempatan Kerja Krisis Ekonomi Komoditas
Hannisa Rahmaniar H., S.Sos., MA. |Perekonomian Indonesia
5