FISIKA KUANTUM BAB 7 SOLUSI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA BEBERAPA POTENSIAL
Disusun Oleh : Kelompok I 1. Leni Yulianingsih
(20160111064013)
2. Dian Putrian Permata Sari
(20160111064028)
3. Naomi Ernita Mambai
(20160111064023)
4. Sardi M. Rajagukguk
(20160111064007)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2019
BAB 7 SOLUSI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA BEBERAPA POTENSIAL A. Partikel dalam Kotak Potensial dengan Dinding Tak Berhingga Solusi persamaan schrodinger bebas โ waktu sangat bergantung pada potensial V (โ) yang memengaruhi patikel. Suatu partikel yang ditempatkan dalam kotak potensial dengan dinding yang tak berhingga tingginya, tentunya tak dapat keluar dari kotak tersebut. Pada kasus ini, partikel terperangkap dalam kotak potensial. Jika di berikan energy E yang sangat besar ( E < โ ) pada partikel tersebut, tetap saja energy tersebuttidak cukup untuk di gunakan dalam mengatasi inding potensial. Ilustrasi untuk kasus dalam kotak satu dimensi sebagai berikut.
Sumber : dokumen penulis Gambar 7.1 Partikel dalam kotak potensial Andaikan terdapat satu partikel dengan energy E dalam kotak potensial tersebut, maka secara klasik diketahui bahwa partikel itu akan bergerak dari kiri ke kanan kemudian ke arah sebaliknya. Perubahan arah momentum linier terjadi ketika partikel menumbuk dinding tersebut. Salah satu cara yang dapat menguantisasikan system tersebut yaitu dengan menggunakan kaidah kuantisasi Wilson-Sommerfeld. โฎ ๐๐ฅ ๐๐ฅ =nh Kasus tersebut merupakan gejala berkala, sehingga uangkapan kuantisasi menjadi: +๐
โ๐
โซโ๐ ๐๐ฅ ๐๐ฅ + โซ+๐ (โ๐๐ฅ ) ๐๐ฅ = ๐โ
(7.1)
Nilai |๐๐ฅ | tidak dapat berubah besarnya, sehingg ๐๐ฅ (4๐) = ๐โ atau ๐ธ =
๐๐ฅ 2 2๐0
yang
menghasilkan pernyataan: ๐ธ=
โ2 ๐2 32๐0 ๐2
Analisis penggunaan teori kuantum lama dapat menyajikan kuantisasi harga energy total partikel untuk kasus partikel yang bergerak dalam kotak potensial dengan dinding yang tak- berhingga tingginya. Lantas bagaimana jika digunakan analisis persamaan Schrodinger untuk kasus tersebut? Analisis menggunakan metode Schrodinger pada kasus tersebut di mulai dengan mengkaji persamaan Schrodinger satu dimensi untuk potensial tak tergantung waktu, sehingga berlaku persamaan gelombang Schrodinger bebas waktu, yaitu: โ
ั2 ๐2 ัฐ (๐ฅ) 2๐0
๐๐ฅ 2
+ ๐ (๐ฅ) ัฐ (๐ฅ) = E ัฐ (๐ฅ)
Fungsi potensial untuk kasus partikel dalam kotak yaitu: ๐ (๐ฅ) = 0 , ๐๐ ๐๐๐๐๐โ โ ๐ < ๐ฅ > ๐ ๐ (๐ฅ) = โ , ๐๐ ๐๐๐๐๐โ |๐ฅ| > ๐ Untuk daerah |๐ฅ| > ๐ diketahui bahwa ๐ (๐ฅ) = โ probabilitas kehadiran partikel dalam daerah itu adalah nol, sehingga ัฐ (๐ฅ) = 0 untuk|๐ฅ| โฅ ๐ solusi persamaan gelombang terletak dalam daerah โ๐ < ๐ฅ > ๐ yang memenuhi persamaan Schrodinger : โ
ั2 ๐2 ัฐ (๐ฅ) 2๐0
๐๐ฅ 2
= E ัฐ (๐ฅ)
Solusi dalam persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk sinusoidal sebagai berikut: ัฐ (๐ฅ) = A sin ( kx) + B cos (kx) Kemungkinan harga amplitude A dan B sebagai berikut. 1. A = B = 0, merupakan solusi yang kurang bermaanfaat. 2. B = 0, sehingga persamaan solusi adalah ัฐ (๐ฅ) = A sin ( kx) 3. A=0, sehingga persamaan solusi adalah ัฐ (๐ฅ) = A cos (kx)
(7.2)
Misalkan, diambil kemungkinan B=0, sehingga ัฐ (๐ฅ) = A sin ( kx) solusi tersebut harus memenuhi syarat batas bahwa ัฐ (๐) = ัฐ (โ๐) = 0 . 0 = A sin ( k๐) dan = A cos ( -k๐) Nilai (ka) dapat di peroleh dari persamaan tersebut, yakni: ๐๐ = ๐, ๐ dengan ๐, = 1, 2 , 3, โฆ.. Substitusi nilai tersebut dalam persamaan Schrodinger bebas waktu memberikan:
E=
ั2 ๐ 2
=
2๐0
(๐, ๐)2 ) ๐
ั2 (
2๐0
โ2 ๐,2
= 8๐
0
๐2
โ2
= 32 ๐
0๐
2
(2๐, )2
(7. 3)
โ
Ingat, ั =
2๐
Fungsi eigen yang berkaitan dengan nilai tersebut adalah: (๐, ๐)
ัฐ (๐ฅ) = A sin [(
) ๐ฅ]
๐
(7.4)
Normalisasi fungsi eigen dengan nilai tersebut akan memberikan amplitudo A, +๐
โซ โ๐
|๐ด|2
(๐, ๐) ๐ ๐๐ [( ) ๐ฅ ] ๐๐ฅ = 1 ๐ 2
๐, ๐๐ฅ
+๐
Sehingga ๐ด2 [โซโ๐ ๐ ๐๐2 (
๐
) ๐๐ฅ] = 1 dan diperoleh A =
1 โ๐
Fungsi gelombangnya adalah: ัฐ (๐ฅ) =
1 โ๐
sin (
๐, ๐๐ฅ ๐
โ2
) dengan energy terkuantisasi, E๐, = 32 ๐
0๐
2
(2๐, )2 dengan
๐, = 1,2,3,4,.. Jika diambil kemungkinan A=0, sehingga solusi persamaan adalah: ัฐ (๐ฅ) = B cos (kx). Persamaan tersebut harus memenuhi syarat batas sebagai berikut, ัฐ (๐) = ัฐ (โ๐) = 0 0 = B cos (ka) dan 0=B cos (-ka) Nilai (ka) yang dapat diperoleh dari persamaan tersebut adalah :
๐๐ =
(2๐+1)๐
dengan l = 0, 1, 2, 3,โฆ..
2
Substitusi nilai tersebut dalam persamaan Schrodinger bebas - waktu memberikan:
E=
ั2 ๐ 2
=
2๐0
ั2 [
(2๐+1)๐ 2 ] 2๐ 2๐0
โ2
= 32๐
0๐
2
(2๐ + 1)2
(7.5)
Fungsi eigen yang berkaitan dengan tersebut adalah : ัฐ (๐ฅ) = B cos [
(2๐+1)๐๐ฅ 2๐
]
Normalisasi fungsi eigen tersebut memberikan amplitudo B besar : B =
(7.6) 1 โ๐
sehingga fungsi
gelombang ternormalisasi adalah : 1
ัฐ (๐ฅ) = ๐ธ๐ =
โ๐
cos [
โ2 32๐0 ๐2
(2๐+1)๐๐ฅ 2๐
] dengan energi terkuantitasi:
, ๐ = 1, 2, 3, 4, โฆ.
Jika kedua fungsi gelombang untuk kasus A = 0 dan B = 0 di perhitungkan, maka di peroleh bahwa energy partikel dalam kotak potensial dengan dinding yang tak berhingga akan terkuantisasi mengikuti nilai berikut . ๐ธ๐ =
โ 2 ๐2 32๐0 ๐2
, ๐๐๐๐๐๐ ๐ = 1, 2, 3, 4, โฆ.
(7.7)
Fungsi eigen yang sesuai dengan solusi pada nilai eigen tersebut terdiri dari dua kategori, sebagai berikut. 1. Kategori pertama, untuk harga n genap. ัฐ (๐ฅ) =
1 โ๐
sin [
๐๐๐ฅ 2๐
]
Fungsi eigen merupakan fungsi ganjil, ัฐ (๐ฅ) = - ัฐ (โ๐ฅ) dan nilai energinya adalah: ๐ธ๐ =
โ 2 ๐2 32๐0 ๐2
2. Kategori kedua, untuk harga n ganjil. ัฐ (๐ฅ) =
1 โ๐
cos [
๐๐๐ฅ 2๐
]
Fungsi eigen merupakan fungsi genap, ัฐ (๐ฅ) = - ัฐ (โ๐ฅ) dan nilai energinya adalah : ๐ธ๐ =
โ 2 ๐2 32๐0 ๐2
Jadi, fungsi eigen terbagi dalam dua kategori, yakni yang berparitas ganjil dan berparitas genap, bergantung pada nilai bilangan kuantumnya, apakah genap ataukah ganjil. Persamaan Schrodinger bebas waktu memberikan energy yang berharga diskrit yang dicirikan dengan suatu bilanngan bulat n tersebut dinamakan bilangan kuantum. Ternyata hasil yang diperoleh sama dengan hasil analisis dengan menerapkan kaidah kuantisasi Wilson- Summerfeld, yaitu energy dinyatakan dengan persamaan ๐ =
โ 2 ๐2 32๐0 ๐2
.
Berikut ini dideskripsikan beberapa nilai energy dan funsi eigen untuk kasus satu partikel dalam kotak potensial dengan berdinding tidak berhingga. Tabel Nilai Energy Dan Fungsi Eigen Satu Partikel Dalam Kotak Potensial Berdinding Tidak Berhingga n
๐ธ๐
5
25๐ธ๐ 16๐ธ๐
4
9๐ธ๐
3
4๐ธ๐
2
๐ธ๐
1
ัฐ๐ (๐ฅ) 1 โ๐ 1 โ๐ 1 โ๐ 1 โ๐ 1 โ๐
cos [ sin [
2๐
4๐๐ฅ
cos [ sin [
5๐๐ฅ
2๐
]
3๐๐ฅ 2๐
๐๐๐ฅ 2๐
]
]
]
๐๐ฅ
cos [ 2๐ ]
Sumber: dokumen penulis Gambar 7.2 Fungsi gelombang untuk beberapa bilangan kuantum Energi paling rendah yang dinamakan dengan zero point energi berkaitan dengan n=1. Prinsip Heisenberg dapat di telaah untuk khasus energy terendah. Pada kasus partike dalam
kotak potensial tersebut. Ketidak pastian dalam pengukuran potesial adalah 2a, maka โ2
ั
โ
menurut Heisenberg โ๐๐ฅ โฅ 4๐ sedangkan ๐๐ 2 = 2๐0 ๐ธ๐ = 16๐2 ; sehingga diperoleh ๐๐ = 4๐ Berdasarkan pandangan gelombang, sebuah partikel yang terperangkap dalam kotak dapat dianalogikan dengan gelombang tegak (stasioner) pada tali yang dipentangkan antara dinding kotak itu. Pada kasus tersebut, variabel gelombang (pergeseran transversal dari tali fungsi gelombang ัฑ) harus nol pada dinding kotak it
u. Panjang gelombang de Broglie
yang mungkin menyertai partikel dalam kotak ditentukan oleh lebar kotak L, seperti diilustrasikan dalam gambar berikut.
Sumber: dokumen penulis Gambar 7.3 Fungsi gelombang partikel dalam kotak yang lebarnya L Panjang gelombang partikel terkait dengan nilai ๐ = 2๐ฟ, berikutnya oleh ๐ = ๐ฟ, kemudian ๐ = 2๐ฟ/3, dan seterusnya. Rumusan umum untuk panjang gelombang yang diperbolehkan adalah: ๐๐ =
2๐ฟ ๐
n = 1, 2, 3,โฆ.
(7.8)
Berdasarkan Teorema Fourier, sebuah fungsi ๐(๐ฅ) yang memenuhi syarat batas ๐(๐ฅ) = ๐(0) dapat dinyatakan sebagai berikut : ๐(๐ฅ) = โโ ๐=1 ๐๐๐ ๐ถ๐
๐๐๐ฅ
(7.9)
๐
Fungsi eigen untuk operator Hamiltonian (H) untuk kasus sumur dengan dinding tak berhingga adalah sebanding dengan sin mencangkup fungsi eigen ๐ข๐ (๐ฅ), yaitu:
๐๐๐ฅ ๐
,sehingga fungsi tersebut dapat ditulis dengan
๐(๐ฅ) = โโ ๐=1 ๐ด๐ ๐ข๐ (๐ฅ)
(7.10)
Nilai An dapat ditentukan berdasarkan sifat ortonomolitas, yakni: ๐
๐
โซ0 ๐ขโ ๐ (๐ฅ)ัฑ (๐ฅ)๐๐ฅ = โซ0 ๐ขโ ๐ (๐ฅ) โโ ๐=1 ๐ด๐ ๐ข๐ (๐ฅ) ๐
โ โ = โโ ๐=1 ๐ด๐ โซ0 ๐ข ๐ (๐ฅ) ๐ข๐ (๐ฅ) dx = โ๐=1 ๐ด๐ ๐ฟ๐๐ = ๐ด๐ ๐
๐ด๐ = โซ0 ๐ขโ ๐ (๐ฅ) ๐ข๐ (๐ฅ) dx
(7.11)
Nilai ekspektasi energy untuk partikel dalam kotak dengan H = p2/2m sebagai berikut. ๐
โฉ๐ปโช = โซ0 ัฑโ ๐ (๐ฅ) ๐ปัฑ (๐ฅ) dx ๐
= โซ0 ัฑโ ๐ (๐ฅ) ๐ป โ๐ ๐ด๐ ๐ข๐ dx ๐
= โ๐ ๐ด๐ โซ0 ัฑโ (๐ฅ) ๐ธ๐ ๐ข๐ dx = โ๐ ๐ธ๐ |๐ด๐ |2
(7.12)
๐
Perhatikan bahwa ๐ป๐ข๐ (๐ฅ) = ๐ธ๐ ๐ข๐ (๐ฅ) dan โซ0 ัฑโ (๐ฅ) ัฑ (๐ฅ)๐๐ฅ = 1 Berdasarkan syarat normalitas tersebut, dapat ditulis: ๐
I = โซ0 ๐ โ (๐ฅ) โ๐ ๐ด๐ ๐ข๐ dx = โ๐ ๐ด๐ ๐ดโ ๐ = โ๐|๐ด๐ |2
(7.13)
Kesetaraan persamaa (7.12) dan (7.13) menghasilkan pernyataan untuk ๐ด๐ yakni: ๐
๐ด๐ = โซ0 ๐ขโ ๐ (๐ฅ) ัฑ (๐ฅ) dx
(7.14)
Persamaan tersebut menyatakan probabilitas pengukuran energy untuk keadaan yang menghasilkan nilai eigen En. Contoh soal 1. Carilah tingkat energy sebuah electron dalam kotak yang lebarnya 1ร
. jika diketahui ๐ = 9,1 ร 10โ31 ๐๐ dan L = 1ร
= 10โ10 m! Jawaban: ๐ธ๐ =
๐2 ( 6,625 ร10โ43 ๐ฝ๐ )2 8 ( 9,1 ร 10โ31 ๐๐)(10โ10 m)2
= 8,0 ร 1018 ๐2 ๐ฝ
Energy minimum yang dimiliki electron ialah 38 eV, yang bersesuaian dengan harga n=1. Deretan tingkat energy selanjutnya adalah ๐ธ2 = 152 eV, ๐ธ3 = 608 eV dan seterusnya. Tingkat energy ini cukup berjahuan, sehingga kuantisasi energy electron dalam kotak seperti itu dapat terjadi. 2. Tunjukkan bahwa hubungan berikut akan berlaku untuk fungsi gelombang ัฑ๐ (๐ฅ) = ัฑ๐ (๐ฅ) pada sebuah partikel dalam sebuah kotak satu dimensi. ๐ง
โซ ัฑ๐ (๐ฅ)ัฑ (๐ฅ) ๐๐ฅ = ๐ฟ๐๐ โ๐ง
๐ฟ๐๐ adalah kronecker delta, yang nilainya sama dengan 1 jika n = m, dan nilainya 0 jika ๐โ ๐ Jawaban: Fungsi gelombang dengan bilangan kuantum n dalam sebuah kotak dengan panjang L diberikan oleh persamaan: 2 ๐๐๐ฅ (๐ฅ) = โ sin ( ) ๐ฟ ๐ฟ Fungsi gelombang untuk posisi di luar kotak ัฑ๐ (๐ฅ) = 0 Misalkan integral pada persoalan disebut sebagai ๐ผ๐๐ , โ
๐ฟ
2 ๐๐๐ฅ ๐๐๐ฅ ๐ผ๐๐ = โซ ัฑ๐ (๐ฅ)ัฑ (๐ฅ)๐๐ฅ = โซ ( ) sin ( ) sin ( ) ๐๐ฅ ๐ฟ ๐ฟ ๐ฟ โโ
0
Perhatikan rumus penjumlahan sudut untuk fungsi trigonometri berikut: cos (๐ด ยฑ ๐ต) = cos ๐ด ๐๐๐ง ๐ต โ sin ๐ด sin ๐ต Analisis persamaan tersebut akan menghasilkan relasi: sin A sin ๐ต =
1 2
(cos(๐ด โ ๐ต) โ cos(๐ด + ๐ต))
Jadi ๐ผ๐๐ = ๐ผ (โ)โ ๐ผ(+) 1
๐ฟ
Pada kasus ini ๐ผ (ยฑ) = (๐ฟ) โซ0 ๐ถ๐๐ (
(๐ยฑ๐)๐๐
Jika dinyatakan besaran ๐ sebagai ๐ =
๐ฟ ๐๐ฅ ๐ฟ
๐ฟ
1 ๐ผ (ยฑ) = ( ) โซ ๐ถ๐๐ {(๐ ยฑ ๐)๐ }๐๐ ๐ 0
Jika, (๐ ยฑ ๐).tidak sama dengan 0, maka: 1 1 2 ๐ผ (ยฑ) = [(๐) {(๐ยฑ๐)} sin(๐ ยฑ ๐)๐] = 0 1
) ๐๐ฅ ๐
dan ๐๐ = ( ๐ฟ ) ๐๐ฅ maka akan diperoleh:
Jika, (๐ โ ๐ = 0 ) , maka: ๐ผ (โ) =
1
๐
๐๐ = ๐ = 1 ๐
Jadi, dipenuhi kondisi: 1) Untuk n = m, ๐ผ๐๐ = 1 โ 0 = 1 .dan 2) Untuk ๐ โ ๐ , ๐ผ๐๐ = 0 โ 0 = 0 dengan menggunakan delta kronecker, akan diperoleh relasi๐ผ๐๐ = ๐ฟ๐๐ Integral dari contoh ini dengan n=m adalah kondisi normalisasi. Pada kasus ๐ โ ๐, integralnya akan sama dengan 0, dengan dua fungsi gelombangnya dikatakan saling orthogonal dan memenuhi sifat ortogonalitas. Sifat ortogonalitas berlaku secara umum antara sembarang fungsi gelombang yang berkorespondensi dengan nilai eigen yang berbeda. Jika fungsi โ fungsi ternormalisasi dan saling orthogonal, maka himpunan fungsi-fungsi tersebut dikatakan ortonormal dan mengikuti sifat ortonormalisasi. B. Partikel dalam Potensial Berbentuk Tangga Kasus sederhana yang perlu dikaji adalah kasus partikel yang dipengaruhi oleh potensial yang konstan. Persamaan Schrodinger satu dimensi yang tidak bergantung waktu untuk kasus tersebut sebagai berikut. (โ
โ2
๐2
2๐ ๐๐ฅ 2
โ2 ๐ 2 ๐
โ 2๐
๐๐ฅ 2
+ ๐) ๐= ๐ธ๐
(7.15)
+ (๐ธ โ ๐) ๐ = 0
(7.16)
Solusi persamaan tersebut bergantung pada perbandingan nilai E dan V. Kasus yang mungkin terjadi adalah adanya suatu partikel bermassa m yang bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah yang dipengaruhi oleh potensial berbentuk tangga, seperti pada gambar berikut. Pada kasus tersebut, tidak ada potensial pada daerah x < 0, sedangkan pada daerah x โฅ 0, potensialnya konstan yaitu V.
Gambar 7.4 Potensial tangga
Pada kajian potensial tangga ini, ada tiga kasus yang perlu dikaji sebagai berikut. 1. Kasus dengan energi partikel (E) lebih kecil dari V0 atau E < V0. 2. Kasus dengan energi partikel (E) lebih besar dari V0 atau E > V0. 3. Kasus dengan energi lebih kecil dari nol E < 0. Penyelesaian persamaan Schrodinger bebas waktu dengan potensial tangga dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Membagi solusinya menjadi dua bagian, yaitu solusi untuk daerah I (x < 0) dan daerah II (x > 0). 2. Menyesuaikan kedua solusi tersebut sehingga memenuhi sifat kontinuitas fungsi gelombang dan turunan fungsi gelombang. Bentuk sederhana dari persamaan Schrodinger untuk kasus ini adalah : ๐2 ๐ ๐๐ฅ 2 ๐2 ๐ ๐๐ฅ 2
+ +
2๐ โ2 2๐ โ2
๐ธ๐ (๐ฅ) = 0
untuk x < 0
(๐ธ โ V0) ๐ (๐ฅ) = 0
untuk x > 0
1. Kasus E < V0
Gambar 7.5 Partikel dengan energi E < V0 pada kasus potensial tangga Pada kasus energi total E < V0, menurut mekanika klasik, partikel dengan energi E yang merambat ke kanan dan menjumpai potensial V akan dipantulkan ke kiri. Oleh sebab itu, partikel tidak dapat berada dalam daerah x > 0. Kondisi pada mekanika kuantum ternyata tidak serupa dengan kajian mekanika klasik. Kajian mekanika kuantum adalah dengan membahas persamaan Schrodinger pada daerah I dan daerah II untuk kasus tersebut. Persamaan Schrodinger untuk daerah I, x < 0; dengan potensial V(x) = 0, adalah: โ2
โ 2๐
0
๐2 ๐ (๐ฅ) ๐๐ฅ 2
= ๐ธ๐ (๐ฅ)
Solusi umum dari persamaan tersebut untuk daerah I daerah: ฮจ (๐ฅ) = ๐ด๐ ๐๐1 x + B๐ โ๐๐1 x , x < 0 1
dengan harga k1 = โ โ2๐0 ๐ธ Persamaan Schrodinger untuk partikel dalam daerah II, x > 0, dengan potensial V (x) = V0 dan nilai adalah: โ2
๐2 ฮจ (๐ฅ)
โ 2๐
๐๐ฅ 2
0
+ V0 ฮจ (๐ฅ) = E ฮจ (๐ฅ)
Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut. โ2
๐2 ฮจ (๐ฅ)
โ 2๐
๐๐ฅ 2
0
๐2 ฮจ (๐ฅ) ๐๐ฅ 2
โ
2๐0 โ2
+[๐0 โ ๐ธ]ฮจ (๐ฅ) = 0 ; untuk x > 0, atau : [๐0 โ ๐ธ]ฮจ (๐ฅ) = 0
Solusi untuk umum persamaan tersebut adalah: ฮจ (๐ฅ)= C๐ ๐2 x + D๐ ๐2 x ; untuk x > 0 1
Nilai k2 adalah k2 = โ โ2๐0 (๐0 โ ๐ธ) Selanjutnya pada fungsi keadaan perlu diberlakukan syarat-syarat agar berperilaku baik (well behaved function) di seluruh interval x, sebagai berikut. a. ฮจ (๐ฅ) berharga berhingga, oleh karena itu, nilai C = 0. Jika Cโ 0, maka ฮจ (๐ฅ) dapat berharga tak berhingga ketika x โ โ b. ฮจ (๐ฅ) berharga kontinu, juga di x = 0, ๐ด๐ ๐๐1 x + B๐ โ๐๐1 x = D๐ โ๐๐2 x ๐ด๐ ๐๐1 0 + B๐ โ๐๐1 0 = D๐ โ๐๐2 0 Oleh karena itu, ada hubungan antara koefisien: A + B = D c. ฮจ (๐ฅ) berharga kontinu, juga di x = 0 Pada daerah x < 0 โ ฮจ (๐ฅ) = ik1 ๐ด๐ ๐๐1 x โ ik1 B๐ โ๐๐1 x Pada daerah x > 0 โ ฮจ (๐ฅ) = - k2 D๐ โ๐๐2 x Syarat kesinambungan di x = 0, menghasilkan relasi: ๐๐1 (๐ฅ) ๐๐ฅ
| x=o
=
๐๐2 (๐ฅ) ๐๐ฅ
| x=o
ik1 ๐ด๐ ๐๐1 x โ ik1 B๐ โ๐๐1 x = - k2 D๐ โ๐๐2 x ik1 ๐ด๐ ๐๐1 0 โ ik1 B๐ โ๐๐1 0 = - k2 D๐ โ๐๐2 0 ik1 A โ ik1B = -k2D Kombinasi persamaan ( A + B = D) dan (ik1 A โ ik1 B = -k2 D) memberikan relasi berikut. ๐ท
๐๐2
A = 2 [1 +
๐1
๐ท
๐๐2
2
๐1
B = [1 โ
]
]
Persyaratan bahwa ฮจ (๐ฅ) merupakan fungsi yang dapat diterima menghasilkan solusi: ๐ท
ฮจ (๐ฅ)= 2 [1 +
๐๐2 ๐1
๐ท
] ๐ ๐๐1 x + 2 [1 โ
๐๐2 ๐1
] ๐ โ๐๐1 x untuk daerah x โค 0
ฮจ (๐ฅ)= D๐ โ๐2 x , untuk daerah x โฅ 0 ๐ธ๐ก
Selanjutnya, dicari fungsi gelombang total ฮจ (๐ฅ, ๐ก)= ฮจ (๐ฅ) ๐๐ฅ๐ [โ๐ โ ] . Fungsi gelombang total untuk kasus tersebut adalah: ๐ท
ฮจ (๐ฅ, ๐ก) = 2 [1 +
๐๐2 ๐1
๐ท
] ๐ ๐ (๐๐ ๐ฅโ๐๐ก) + 2 [1 โ
๐๐2 ๐1
] ๐ โ๐ (๐๐ ๐ฅ+๐๐ก) , untuk daerah x โค 0
Suku pertama ruas kanan adalah gelombang yang merambat ke kanan (gelombang datang), dan suku kedua adalah gelombang yang merambat ke kiri (pantulan). Gelombang yang ada pada daerah II adalah: ฮจ (๐ฅ, ๐ก)= D exp[โ๐2 ๐ฅ] ๐๐ฅ๐ [โ๐๐๐ก], untuk daerah x โฅ 0. Pada kasus ini terjadi transmisi gelombang dan refleksi gelombang pada daerah x = 0. Koefisien pemantulan menurut fisika gelombang adalah: ๐
=
๐ตโ ๐ต ๐ดโ ๐ด
=
๐ทโ ๐๐ ๐ท ๐๐ [1+ 2 ] [1โ 2 ] 2 ๐1 2 ๐1 ๐ทโ ๐๐2 ๐ท ๐๐2 [1โ ] [1+ ] 2 ๐1 2 ๐1
= 1; untuk E < V
(7.17)
Nilai ini sesuai dengan deskripsi fisika klasik untuk kasus tersebut. Pada analisis tersebut, gelombang dideskripsikan sebagai gelombang berjalan. Rapat probabilitas menemukan gelombang di daerah x โฅ 0 dapat dianalisis sebagai berikut. ฮจ โ (๐ฅ, ๐ก) ฮจ (๐ฅ, ๐ก)= ๐ท โ D๐ โ2๐2 x Nilai rapat probabilitas ini akan mendekati 0 jika x โ โ; tetapi pada posisi dekat x = 0, ada nilai ๐๐. Kondisi ini sangat berbeda dengan fisika klasik yang secara nyata menyatakan bahwa tidak ada partikel di daerah x > 0
Sumber: dokumen penulis Gambar 7.6 Gelombang pada daerah di sekitar posisi x = 0 2. Kasus E > V0
Gambar 7.7 Partikel dengan energi E > V0 pada kasus potensial tangga Pada kasus kedua, kajian dilakukan untuk energy partikel (E) lebih besar dari potensial V0. Persamaan Schrodinger bebas-waktu satu dimensi untuk kasus tersebut adalah: โ2
Pada daerah x < 0: โ 2๐
0
โ2
Pada daerah x > 0: โ 2๐
0
๐2 ฮจ (๐ฅ) ๐๐ฅ 2 ๐2 ฮจ (๐ฅ) ๐๐ฅ 2
= ๐ธฮจ (๐ฅ) = [๐ธ โ ๐0 ]ฮจ (๐ฅ)
Persamaan tersebut, masing-masing memiliki solusi sebagai berikut. 1
Pada daerah x < 0: ฮจ (๐ฅ) = ๐ถ๐ ๐๐2 x + D๐ โ๐๐2 x , dengan โ โ2๐0 (๐ธ โ ๐0 ) Pada daerah x > 0 : ฮจ (๐ฅ) = ๐ถ๐ ๐๐2 x + D๐ โ๐๐2 x , dengan k2 =
1 โ
โ2๐0 (๐ธ โ ๐0 )
Berikut ini beberapa kondisi yang harus dipenuhi. a. Partikel dari kiri menuju ke kanan, dan ketika menuju potensial tangga di x = 0 mungkin mengalami hambatan sehingga terjadi pemantulan. Pada daerah di x > 0 tidak ada gelombang yang merambat ke kiri, sehingga D = 0. b. Fungsi gelombang harus berharga berhingga dan berkesinambungan di x = 0, sehingga diperoleh:
ฮจ1 (๐ฅ)|x= 0 = ฮจ1 (๐ฅ)|x = 0 ๐ด๐ ๐๐1 0 + B๐ โ๐๐1 0 = ๐ถ๐ ๐๐2 0 A+B=C
(7.18)
c. Turunan fungsi gelombang (ฯโ) harus berharga berhingga dan berkesinambungan di x=0, sehingga diperoleh: ๐๐1 (๐ฅ)
| x=o
๐๐ฅ
=
๐๐2 (๐ฅ) ๐๐ฅ
|x=o
ik1 ๐ด๐ ๐๐1 x โ ik1 B๐ โ๐๐1 x = ik2 C๐ โ๐๐2 x ik1 ๐ด๐ ๐๐1 0 โ ik1 B๐ โ๐๐1 0 = ik2 C๐ โ๐๐2 0 ik1 A โ ik1B = ik2C atau: k1 ( A โ B) = k2C
(7.19)
Jadi, ada dua persamaan untuk tiga koefisien. Jika kedua persamaan itu dinyatakan dalam A, maka diperoleh: BโC=A k1B1 โ k2C = k1A Kombinasi kedua persamaan tersebut akan menghasilkan: (๐ โ๐ )
B = (๐1 +๐2 )A 1
C=๐
2
2๐1 1 +๐2
A
Jadi, fungsi eigen yang sesuai adalah: ฮจ (๐ฅ)= A exp[๐๐1 ๐ฅ] + ๐ด ฮจ (๐ฅ)= A
2๐1 ๐1 +๐2
(๐1 โ๐2 ) (๐1 +๐2 )
๐๐ฅ๐[โ๐๐1 ๐ฅ] , untuk daerah x โค 0.
๐๐ฅ๐[๐๐2 ๐ฅ], untuk daerah x โฅ 0.
(7.20) (7.21)
Jika digunakan teori gelombang klasik untuk menentukan koefisien refleksi R dan koefisien transmisi T, akan diperoleh: ๐ฃ ๐ตโ ๐ต
R =๐ฃ1 1
(๐ โ๐ )โ ๐ดโ (๐ โ๐ )๐ด
= (๐1 +๐2 )โ๐ดโ (๐1 +๐2 )๐ด ๐ดโ ๐ด 1
(๐ _๐ )2
R = (๐ 1+๐2 )2 1
2
2
1
2
(7.22)
Koefisien transmisi T adalah: ๐ฃ ๐ถ โ๐ถ
๐
T = ๐ฃ2 ๐ดโ๐ด =๐2 (๐ 1
1
2๐1 1 +๐2
4๐1 ๐2
)2 = (๐
2 1 +๐2 )
(7.23)
Sehingga: (๐ _๐ )2
4๐1 ๐2
R + T = (๐ 1+๐2 )2 + (๐ 1
2
2 1 +๐2 )
=1
Hal ini sesuai dengan teori kekekalan kemungkinan. C. Partikel Melewati Potensial Penghalang Kasus partikel yang memjumpai potensial penghalang atau penghambat adalah kondisi dengan besarnya nilai potensial yaitu: ๐(๐ฅ) = 0, untuk ๐ฅ < 0 ๐(๐ฅ) = V, untuk 0 โค ๐ฅ โค ๐ฟ ๐(๐ฅ) = 0, untuk ๐ฅ > 0 Ada dua kasus yang dikaji berdasarkan perbandingan nilai energy partikel (E) dan potensial (V). Jika E < V, maka partikel akan dipantulkan oleh penghalang atau mungkin dapat menerobos. Sementara itu, jika E > V, maka partikel dapat melalui penghalang, namun mengalami penurunan kecepatan saat dipengaruhi potensial. Panjang gelombang partikel juga akan terganggu ketika dipengaruhi potensial, namun akan kembali seperti semula ketika melewati potensial penghalang. 1. Energi Partikel Lebih Kecil dari Potensial Penghambat ( E < V)
Gambar 7.8 Potensial penghalang dengan E < V0 Potensial penghalang yang dihadapi partikel yaitu seperti dilustrasikan pada gambar diatas. Lebar potensial penghalang adalah L, sedangkan tingginya adalah V0. Energy total elektron adalah E yang nilainya lebih kecil dari tinggi potensial penghalang V0. Solusi fungsi gelombang dibagi menjadi dalam tiga daerah, yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi eigen pada daerah I ( x < 0) adalah: 1
ฮจ (๐ฅ)= A exp[๐๐1 ๐ฅ] + ๐ต ๐๐ฅ๐[โ๐๐1 ๐ฅ] , dengan k1 = โ โ2๐0 ๐ธ b. Fungsi eigen pada daerah II (0 < x < L), adalah: 1
ฮจ (๐ฅ)= C exp[๐2 ๐ฅ] + ๐ท ๐๐ฅ๐[โ๐๐2 ๐ฅ] , dengan k2 = โ โ2๐0 (๐0 โ ๐ธ) Pada daerah II ini, nilai C โ 0 karena rentang x terbatas antara 0 pada L. c. Fungsi eigen pada daerah III (x > L), adalah: 1
ฮจ (๐ฅ)= F exp[โ๐๐1 ๐ฅ] , dengan k1 = โ โ2๐0 ๐ธ Tidak ada gelombang yang merambat ke kiri pada daerah III, sehingga tidak ada komponen fungsi gelombang exp (-ikx). Persyaratan kesinambungan ฮจ (๐ฅ) dan
๐๐ (๐ฅ) ๐๐ฅ
di x = 0 dan x = L, akan memberikan
hubungan-hubungan antara koefisien-koefisien: A, B, C, D dan F. Pada posisi x = 0, dan syarat kontinuitas ฮจ (๐ฅ). ฮจ1 (๐ฅ)|x= 0 = ฮจ2 (๐ฅ)|x = 0 ๐ด๐ ๐๐1 0 + B๐ โ๐๐1 0 = C๐ ๐2 0 + D๐ โ๐2 0 A+B=C+D
(7.24)
Pada posisi x = 0, dan syarat kontinuitas ๐๐1 (๐ฅ) ๐๐ฅ
| x=o
=
๐๐ (๐ฅ) ๐๐ฅ
๐๐2 (๐ฅ) ๐๐ฅ
|x=o
ik1 ๐ด๐ ๐๐1 x โ ik1 B๐ โ๐๐1 x = k2 C๐ ๐2 x - k2 D๐ โ๐2 x ik1 ๐ด๐ ๐๐1 0 โ ik1 B๐ โ๐๐1 0 = k2 C๐ ๐2 0 - k2 D๐ โ๐2 0 ๐๐1 ๐ด โ ๐๐1 ๐ต = ๐2 ๐ถ โ ๐2 ๐ท ๐ดโ๐ต =
๐2 ๐2 ๐ถโ ๐ท ๐๐1 ๐๐1
๐ดโ๐ต =โ
๐๐2 ๐1
๐ถ+
๐๐2 ๐1
๐ท
Kombinasi persamaan (7.24) dan (7.25) akan menghasilkan: ๐ด=
1 ๐๐2 1 ๐๐2 (1 โ ) ๐ถ + (1 + )๐ท 2 ๐1 2 ๐1
(7.25)
๐ต=
1 ๐๐2 1 ๐๐2 (1 + ) ๐ถ + (1 โ )๐ท 2 ๐1 2 ๐1
Sehingga diperoleh matriks: 1 ๐๐2 (1 + ) 2 ๐1 ๐ด ( )= 1 ๐๐2 ๐ต (1 โ ) ๐1 (2
1 ๐๐2 (1 โ ) 2 ๐1 ๐ถ ( ) 1 ๐๐2 ๐ท (1 + ) 2 ๐1 )
Pada posisi ๐ฅ = ๐ฟ, dan syarat kontinuitas ฮจ(x). ฮจ2 (x)| ๐ฅ=๐ฟ = ฮจ3 (x)| ๐ฅ=๐ฟ ๐ถ๐๐2 ๐ฟ + ๐ท๐ โ๐2 ๐ฟ = ๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ
(7.26)
Pada posisi ๐ฅ = ๐ฟ, dan syarat kontinuitas
dฮจ(x) ๐๐ฅ
โฮจ2 (x) โฮจ3 (x) | ๐ฅ=๐ฟ = | ๐ฅ=๐ฟ ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐2 ๐ถ๐๐2 ๐ฟ โ ๐2 ๐ท๐ โ๐2 ๐ฟ = ๐๐1 ๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ ๐ถ๐๐2 ๐ฟ โ ๐ท๐ โ๐2 ๐ฟ =
๐๐1 ๐2
๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ
(7.27)
Kombinasi persamaan (7.26) dan (7.27) menghasilkan persamaan: ๐๐1 2๐ถ๐๐2 ๐ฟ = ( + 1) ๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ ๐2 ๐ถ=
1 ๐๐1 (1 + ) ๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ ๐ โ๐2 ๐ฟ 2 ๐2
Menggunakan cara yang serupa, akan diperoleh: ๐ท=
1 ๐๐1 (1 โ ) ๐น๐ ๐๐1 ๐ฟ ๐ โ๐2 ๐ฟ 2 ๐2
Sehingga, akan diperoleh matriks: 1 ๐๐1 (๐๐ โ๐ )๐ฟ (1 + )๐ 1 2 2 ๐2 ๐ถ ( )= 1 ๐๐1 (๐๐ โ๐ )๐ฟ ๐ท (1 โ )๐ 1 2 2 ๐ 2 (
0
๐น ( ) ๐บ
0 )
Koefisien transmisi atau kemungkinan transmisi partikel melalui penghalang didefinisikan sebagai perbandingan rapat arus yang ditransmisikan terhadap rapat arus yang dating, atau:
โ๐ ( ๐1 ) ๐น โ ๐น ๐น โ ๐น ๐ฝ๐ก๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐= = = โ โ๐ ๐ฝ๐๐๐ก๐๐๐ ( ๐1 ) ๐ดโ ๐ด ๐ด ๐ด Sedangkan, koefisien refleksi didefinisikan sebagai perbandingan rapat arus yang dipantulkan terhadap rapat arus yang dating, atau: โ๐ ( ๐1 ) ๐ต โ ๐ต ๐ต โ ๐ต ๐ฝ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐
= = = โ โ๐ ๐ฝ๐๐๐ก๐๐๐ ( ๐1 ) ๐ดโ ๐ด ๐ด ๐ด Analisis selanjutnya dapat dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara koefisien A dan F, misalnya dengan perkalian matriks yang telah dijabarkan, sehingga dapat diperoleh persamaan: ๐นโ ๐น 16๐1 2 ๐2 2 exp(2๐2 ๐ฟ) = 2 ๐ดโ ๐ด (๐2 2 โ ๐1 2 ) [1 โ exp(2๐2 ๐ฟ)]2 + 4๐1 2 ๐2 2 [1 + exp(2๐2 ๐ฟ)]2 ๐นโ ๐น 4๐1 2 ๐2 2 = 2 ๐ดโ ๐ด (๐2 2 โ ๐1 2 ) ๐ ๐๐โ2 ๐2 ๐ฟ + 4๐1 2 ๐2 2 Jika persamaan tersebut disederhanakan, akan diperoleh koefisien transmisi sebagai berikut. 2 โ1 โ
๐=
๐2 ๐ฟ
โ1
โ๐2 ๐ฟ
๐ฃ2 ๐น ๐น ๐ โ๐ = 1 + ( ) ๐ธ ๐ธ ๐ฃ1 ๐ดโ ๐ด 16 ๐ (1 โ ๐ ) 0 0 [ ]
Pada persamaan tersebut, ๐2 ๐ฟ = [
2๐0 ๐0 ๐ฟ2 โ2
2
= [1 +
๐ธ
(โ1 ๐ )]
๐ ๐๐โ ๐2 ๐ฟ ] ๐ธ ๐ธ 4 ๐ (1 โ ๐ ) 0 0
1 2
0
Sumber: dokumen penulis Gambar 7.9 Ilustrasi penerobosan (tunneling) pada kasus potensial penghalang Koefisien refleksi untuk kasus tersebut adalah: 2
(๐1 2 + ๐2 2 ) [1 โ exp(2๐2 ๐ฟ)]2 ๐ตโ ๐ต = 2 ๐ดโ ๐ด (๐2 2 โ ๐1 2 ) [1 โ exp(2๐2 ๐ฟ)]2 + 4๐1 2 ๐2 2 [1 + exp(2๐2 ๐ฟ)]2
๐ตโ ๐ต = ๐ดโ ๐ด
(๐1 2 + ๐2 2 ) 2
(๐2 2 + ๐1 2 ) +
2
4๐1 2 ๐2 2 ๐ ๐๐โ2 ๐2 ๐ฟ
Substitusi ๐1 dan ๐2 menghasilkan persamaan: โ1
๐0 2 4๐ธ(๐0 โ ๐ธ) ๐
= = [1 + 2 ] 4๐ธ(๐0 โ ๐ธ) ๐0 ๐ ๐๐โ2 ๐2 ๐ฟ ๐0 2 + ๐ ๐๐โ2 ๐2 ๐ฟ
2. Energi Partikel Lebih Besar dari Potensial Penghambat (E > 0) Fungsi potensial dan energi partikel pada kasus ini digambarkan sebagai berikut.
Gambar 7.9 Potensial penghalang dengan ๐ธ < ๐0 Lebar potensial penghalang adalah L, sedangkan tingginya ๐0. Energi total elektron adalah E, dengan harga ๐ธ > ๐0. Cara penyelesaian kasus ini serupa dengan kasus sebelumnya, namun berbeda untuk fungsi gelombang di daerah II, 0 < x < L, yaitu: 1
ฮจ(x) = ๐ถ ๐๐ฅ๐[๐๐2 ๐ฅ] + ๐ท ๐๐ฅ๐[โ๐๐2 ๐ฅ], dengan ๐2 = โ โ2๐0 (๐0 โ ๐ธ) Hasil akhir perhitungan koefisien transmisi adalah: 2 โ1 ๐๐2 ๐ฟ
โ1
โ๐๐2 ๐ฟ
๐ โ๐ ๐ = 1+( ) ๐ธ ๐ธ 16 ๐ (๐ โ 1) 0 0 [ ]
2
= [1 +
๐ ๐๐ ๐2 ๐ฟ ] ๐ธ ๐ธ 4 ๐ (๐ โ 1) 0 0
Pada persamaan tersebut, besarnya ๐2 ๐ฟ dapat ditentukan dengan persamaan: 1
2 2๐0 ๐0 ๐ฟ2 ๐ธ ๐2 ๐ฟ = [ ( โ 1)] โ2 ๐0
Sedangkan koefisien refleksi adalah: ๐
= [1 +
4๐ธ(๐ธ โ ๐0 ) ๐0 2 ๐ ๐๐2 ๐2 ๐ฟ
โ1
]
D. Osilator Harmonik Analisis tentang getaran atom sering dilakukan dengan menganggap bahwa atom bergetar seperti kasus massa yang dihubungkan dengan pegas, yaitu massa berosilasi secara
harmonis. Konsep osilator harmonis pada fisika klasik berkaitan dengan hukum Hooke, yakni jika k adalah konstanta pegas, maka gaya yang bekerja pada massa adalah: ๐2 ๐ฅ
๐น = โ๐๐ฅ = ๐ ๐๐ก 2
Dengan demikian, diperoleh persamaan: ๐2 ๐ฅ ๐ 2 + ๐๐ฅ = 0 ๐๐ก ๐2 ๐ฅ ๐ ๐2๐ฅ + ๐ฅ = + ๐2 ๐ฅ = 0 ๐๐ก 2 ๐ ๐๐ก 2 ๐
Persamaan tersebut merupakan persamaan gelombang dengan nilai = โ , serta ๐
simpangan sebagai berikut. ๐ฅ(๐ก) = ๐ด sin ๐๐ก + ๐ต cos ๐๐ก Energi potensial osilator tersebut yaitu berupa fungsi kuadrat, yakni: ๐(๐ฅ) =
1 2 1 ๐๐ฅ = ๐๐2 ๐ฅ 2 2 2 1
Energi total osilator adalah: ๐ธ = 2 ๐๐2 ๐ด2
Gambar 7.10 Grafik energi potensial osilator harmonik Pendekatan menggunakan konsep osilator harmonik dengan bentuk energi yang merupakan fungsi kuadrat dapat diterapkan untuk molekul diatomik seperti molekul H2, F2, N2, CO, HCl, Kr2, dan Li2. Kurva energi potensial dari molekul diatomik tersebut diilustrasikan sebagai berikut.
Gambar 7.11 Energi potensial elektronik dari molekul diatomik
Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu untuk kasus osilator harmonik dapat dinyatakan sebagai berikut. โ๐ ๐ 2 ฮจ
1
โ 2๐ ๐๐ฅ 2 + 2 ๐๐2 ๐ฅ 2 ฮจ = Eฮจ
(7.28)
Bentuk persamaan gelombang secara umum untuk osilator harmonik tersebut adalah sebagai berikut. ๐ 2 ฮจ 2๐ 1 + (๐ธ โ ๐๐2 ๐ฅ 2 ) ฮจ = 0 ๐๐ฅ 2 โ2 2 ๐2 ฮจ 2๐ ๐2 ๐2 ๐ฅ 2 + ( ๐ธ โ )ฮจ = 0 ๐๐ฅ 2 โ2 โ2 ๐๐
Jika diambil ๐ = โ
โ
๐ฅ = ๐ผ๐ฅ, maka:
๐ฮจ ๐ฮจ ๐๐ ๐ฮจ = =๐ผ ๐๐ฅ ๐๐ ๐๐ฅ ๐๐ ๐2 ฮจ ๐ ๐ฮจ ๐ ๐ฮจ ๐๐ ๐2 ฮจ 2 =๐ผ ( )=๐ผ ( ) =๐ผ ๐๐ฅ 2 ๐๐ฅ ๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐ฅ ๐๐ 2 Oleh karena itu, dapat ditulis persamaan gelombang sebagai berikut. ๐2 ฮจ 2๐๐ธ ๐2 ๐2 ๐ 2 + ( 2 2 โ 2 2 )ฮจ = 0 ๐๐ 2 โ ๐ผ โ ๐ผ ๐2 ฮจ ๐๐ 2
+ (๐พ โ ๐ 2 )ฮจ = 0
(7.29)
Persamaan tersebut dinamakan persamaan Weber. Konstanta K adalah energi dalam satuan
โ๐
๐พ=
2
, yakni:
2๐ธ โ๐
Jika nilai ๐ jauh lebih besar dari K, maka persamaan (7.29) dapat diubah menjadi: ๐2 ฮจ โ ๐2ฮจ = 0 ๐๐ 2 Persamaan tersebut hampir sama dengan persamaan Gaussian sebagai berikut. ๐2 ฮจ = (๐ 2 ยฑ 1)ฮจ ๐๐ 2 1 2
1 2
Solusi persamaan tersebut adalah fungsi Gaussian, yakni ๐ โ2๐ dan ๐ 2๐ . Jika, nilai ๐ sangat besar, maka nilai (๐ 2 ยฑ 1) โ ๐ 2 . Jadi, solusi umum persamaan Weber untuk nilai ๐ yang besar, adalah: 1 2
1 2
ฮจ (๐) โ ๐ด๐ โ2๐ + ๐ต๐ 2๐
1 2
Suku ๐ต๐ 2๐ tidak ternormalisasi karena nilainya menuju tak berhingga jika nilai x menuju tak berhingga. Jadi, solusi yang dapat diterima adalah: 1 2
ฮจ (๐) โ (โฆ )๐ โ2๐ untuk nilai yang ๐ cukup besar. Fungsi keadaan yang mewakili kasus tersebut adalah: 1 2
ฮจ (๐) = โ(๐)๐ โ2๐
(7.30)
Diferensiasi dari persamaan (7.30) menghasilkan: 1 2 ๐ฮจ ๐h = ( โ ๐โ) ๐ โ2๐ ๐๐ ๐๐ 1 ๐2 ฮจ ๐2 โ ๐โ โ ๐2 2 2 (๐ = ( โ 2๐ + โ 1)โ) ๐ ๐๐ 2 ๐๐ 2 ๐๐
Persamaan Schrodinger untuk fungsi tersebut sebagai berikut. ๐2 โ ๐๐ 2
๐โ
โ 2๐ ๐๐ + (๐พ โ 1)โ = 0
(7.31)
Fungsi โ(๐) yang memenuhi persamaan (7.31) tersebut dinamakan fungsi Hermite atau persamaan diferensial Hermite. Solusi untuk persamaan tersebut adalah fungsi pangkat, yang dapat diasumsikan sebagai berikut. โ
โ(๐) = โ ๐n ๐ n = ๐0 + ๐1 ๐ + ๐2 ๐ 2 + โฏ + ๐n ๐ n n=0
Turunan fungsi Hermite tersebut adalah sebagai berikut. โ
๐โ(๐) = โ n๐n ๐ nโ1 = 0 + ๐1 + 2๐2 ๐ + 3๐3 ๐ 2 + โฏ + n๐n ๐ nโ1 ๐๐ n=0
โ
๐โ(๐) 2๐ = โ 2n๐n ๐ n ๐๐ n=0
Sedangkan, โ
๐2 โ(๐) 2 = โ n(n โ 1)๐n ๐ nโ2 = 0 + 0 + ๐1 + 2๐2 + โฏ + n(n โ 1)๐n ๐ nโ2 ๐๐ 2 n=0
โ
๐2 โ(๐) = โ(n + 2)(n + 1)๐n+2 ๐ n ๐๐ 2 n=0
Substitusi persamaan tersebut ke dalam persamaan (7.31) menghasilkan: n โโ n=0[(n + 2)(n + 1)๐n+2 โ 2n๐n + (๐พ โ 1)๐n ]๐ = 0
(7.32)
Koefisien setiap pangkat dari persamaan tersebut harus saling meniadakan sesuai keunikan deret pangkat.
โ(๐ + 2)(๐ + 1)๐๐+2 + (๐ โ 1 โ 2๐)๐๐ โ โ๐ =0 Sehingga koefisien dai fungsi hermate adalah: 2๐+1โ๐
๐๐+2 = (๐+1)(๐+2) ๐๐
(7.33)
Rumus rekursi tersebut setara dengan persamaan Schrondinger dan dapat brgenerasi. Jika ๐0 dapat menghasilkan ๐2 , ๐4, ๐6 ,...., dan ๐1 dapat menghasilkan ๐3 , ๐5, ๐7 ,...., maka dapat ditulis: โ(๐) = โ(๐)๐๐๐๐๐๐ + โ(๐)๐๐๐๐๐ Fungsi genapnya: โ(๐)๐๐๐๐๐ =๐0 + ๐2 ๐ + ๐4 ๐ 4 +...... Fungsi ganjilnya: โ(๐)๐๐๐๐๐๐ =๐1 + ๐3 ๐ 3 + ๐5 ๐ 5 +...... Rumus rekursi untuk nilai ๐ yang besar akan menjadi ๐๐+2 โ Solusi aproksimasi untuk beberapa nilai konstanta ๐ถ adalah ๐๐ โ
2 ๐
๐๐
๐ถ ๐/2!
Solusi tersebut untuk nilai ๐ yang besar. Komponn dengan pangkat yang besar akan dominan, akan menghasilkan fungsi Hermite sebagai berikut. 1 2 โ(๐) โ ๐ถ โ ๐ ๐ 2๐ โ ๐ถ๐ ๐ ( )! 2 Jika fungsi โ(๐) merupakan fungsi dari dari exp( ๐ 2 ), maka fungsi ฮจ merupakan fungsi dari exp ( ๐ 2 /2). Perhatikan bahwa nilai pangkat akan semakin besar untuk suku ke๐ ๐ฆ๐๐๐ besar. Oleh karena itu nilai pangkat tersebut harus berharga nol untuk ๐ yang besar agar diperoleh solusi fungsi. Jadi solusi yang merupakan fungsi ternormalisasi dan nilai ๐ yang besar, harus memenuhi syarat ๐๐+2 = 0, sehingga solusi yang dapat diterima harus memenuhi: K = 2๐ + 1 2๐ธ
Nilai energi untuk beberapa bilangan bulat ๐ yang positif sesui persamaan K= โ๐ , adalah: 1
๐ธ๐ = ( ๐ + 2) โ๐
(7.34)
Secara umum, adalah fungsi polinomial derajad ๐ dalam ๐ yang mencakup pangkat genap jika ๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐. Fungsi keadaan stasioner yang ternormalisasi untuk osilator harmonik adalah: ฮจ๐ (๐) = (
๐๐ 1/4 1 ) โ ๐โ โ2๐ ๐! ๐
(๐) exp (-
๐2 2
)
(7.35)
Beberapa polinomial Hermiate sebagai berikut: ๐ป0 = 1 ๐ป1 = 2x ๐ป2 = 4๐ฅ 2 โ 2 ๐ป3 = 8๐ฅ 3 โ 12 ๐ป4 = 16๐ฅ 4 โ 48๐ฅ 2 + 12 ๐ป5 = 32๐ฅ 5 โ 160๐ฅ 3 + 120x Beberapa fungsi keadaan stasioner dari osilator harmonik diilustrasikan pada gambar berikut.
Sumber: dokumen penulis Gambar 7.12 Beberapa gelombang stasioner dari osilator harmonik Fungsi eigen memiliki sifat okservable yang dinamakan paritas. Fungsi keadan osilator harmonik dengan nilai ๐ genap memiliki paritas positif, dan untuk nilai ๐ ganjil memiliki nilai paritas negatif. Hal tersebut sesuai dengan fungsi genap dan fungsi ganjil osilator harmonik sbb. ฮจ๐ (โx) =+ ฮจ๐ (x) untuk genap ฮจ๐ (โx) = - ฮจ๐ (x) untuk ganjil
Solusi kasus osilaor harmonikjuga dianalisis menggunakan metode aljabar dengan menggunakan operator. Persamaan Schrondinger dalam bentuk operator dapat diuliskan sebagai berikut. 1
2
โ ๐
[ ( ๐ ๐๐ฅ) + (๐๐ค๐ฅ)2 ] ฮจ = ๐ธฮจ 2๐
(7.36)
Bentuk seperti persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. ๐ข2 + ๐ฃ 2 = (๐ข โ ๐๐ฃ)(๐๐ฃ) Dengan demikian, dapat dikenalkan operator sebagai berikut. ๐ยฑ=
1 โ2๐
(
โ ๐
๐ ๐๐ฅ
ยฑ ๐๐๐๐ฅ )
(7.37)
Sebuah relasi yang penting untuk diketahui adalah 1
โ ๐
โ ๐
( ๐โ ๐+ )๐(๐ฅ) = 2๐ ( ๐ ๐๐ฅ โ ๐๐๐๐ฅ) ( ๐ ๐๐ฅ + ๐๐๐๐ฅ) ๐(๐ฅ) 1
โ ๐
โ ๐
= 2๐ ( ๐ ๐๐ฅ โ ๐๐๐๐ฅ) ( ๐ ๐๐ฅ + ๐๐๐๐ฅ) 1
๐2 ๐
๐
๐๐
=2๐ (โ2 ๐๐ฅ 2 + โ๐๐ ๐๐ฅ (๐ฅ๐) โ โ๐๐ ๐๐ฅ + ๐๐๐ฅ 2 ๐ 1
โ ๐
=2๐ [( ๐ ๐๐ฅ)2 + (๐๐๐ฅ)2 + โ๐๐ ] ๐ (๐ฅ) Operator untuk persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut. 1
โ ๐
1
๐โ ๐+ = 2๐ [( ๐ ๐๐ฅ)2 + (๐๐๐ฅ)2 ] + 2 โ๐ Dengan menggunakan relasi tersebut, persamaan Schrondinger dapat dinyatakan sbb. (๐โ ๐+ โ
1 โ๐) ฮจ = ๐ธฮจ 2
Perhaikan bahwa: 1
โ ๐
1
๐+ ๐โ = 2๐ [( ๐ ๐๐ฅ)2 + (๐๐๐ฅ)2 ] โ 2 โ๐ ๐โ ๐+ โ ๐+ ๐โ = โ๐ Jadi, persamaan Schrondinger juga dapat ditulis dalam bentuk: (๐+ ๐โ โ
1 โ๐) ฮจ = ๐ธฮจ 2
Contoh soal Buktikan bahwa jika ฮจ memenuhi persamaan Schrondinger dengan energi ๐ธ, maka ๐+ฮจ juga memenuhi persamaaan Schrondinger dengan energi ๐ธ + โ๐! Jawaban: 1
1
(๐+ ๐โ โ 2 โ๐) (๐+ ฮจ ) =[๐+ ๐โ ๐+ + 2 โ๐๐+ ] ฮจ 1
1
= ๐+ (๐โ ๐+ โ 2 โ๐) ฮจ = ๐+ [(๐โ ๐+ โ 2 โ๐) ฮจ + โ๐ฮจ] = ๐+ (๐ธฮจ + โ๐ฮจ) = (๐ธ + โ๐) (๐+ ฮจ)........ Terbukti Operator ๐ยฑ dinamakan operator tangga karena dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan energi. Pada kasus fungsi keadaan ฮจ๐ dengan energi terendah, maka tidak mungkin ada partikel yang memiliki energi negatif, sehingga: ๐โ ฮจ0 = 0 Jadi:
1
โ
โ2๐
Sehingga:
๐
(๐
๐๐ฅ
๐ฮจ0 ๐๐ฅ
โ ๐๐๐ค๐ฅ) ฮจ0 = 0
=โ
๐๐ค โ
๐ฅฮจ0
Persamaan diferensial tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut. โซ
๐ฮจ0 ๐๐ค = โ โซ ๐ฅ๐๐ฅ ฮจ0 โ
In ฮจ0 = โ
๐๐ค 2โ
๐ฅ 2 + konstanta
ฮจ0 (๐ฅ) = ๐ด0 ๐๐ฅ๐(โ๐๐ค๐ฅ 2 ) 2โ
Energi untuk fungsi tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan schrondinger, dan kenyataanS bahwa ๐ โ ฮจ0 = 0, ๐ ๐โ๐๐๐๐๐ diperoleh: (๐+ ๐โ โ ๐ธ0=
1 2
1 โ๐) ฮจ0 = ๐ธ๐ ฮจ0 2
โ๐
Fungsi keadaan tereksitasi dapat dijabarkan menggunakan operator ๐+ , ๐ฆ๐๐๐๐: ๐๐
ฮจ๐ (๐ฅ) = ๐ด๐ (๐+ )๐ expโ ( 2โ ๐ฅ 2 ) , ๐๐๐๐๐๐ ๐ธ๐=(๐+1) 2
โ๐
LATIHAN SOAL 1. Buktikan bahwa ฮจ(๐ฅ) = ๐ด๐ ๐๐ ๐๐ฅ + ๐ต cos ๐๐ฅ adalah solusi dari persamaan Schrondinger untuk persamaan partikel yang berada dalam sumur potensial! 2. Tentukan solusi dari persamaan schrondinger bebas waktu untuk partikel yang berada dalam sumur potensial dengan dinding tak berhingga, yang dibatasi oleh ๐ฅ = โ ๐โ2 ๐๐๐ ๐ฅ = ๐โ2. Potensial didalam sumur tersebut V(X)=0 dan diluar sumur potensial tersebut v(x)=o, dan diluar sumur potnsial V(X)=โ! 3. Sebuah partikel yang berada dalam sumur potensial dengan dinding tak berhingga memiliki fungsi gelombang sebagai berikut. ฮจ(x, 0) = AX(a โ x) a. Tentukan fungsi gelombang normalisasi untuk ฮจ(x, 0)! b. Hitunglah ,(x), (p), (h), pada saat t = 0! 4. Sebuah partikel dengan energi E berada dalam sumu v(x)=0 di daerah antara x-0 dan x=a, dan energi potensial adalah konstan sebesar V0 pada x > a pada kasus tersebut, nilai V0 < E. Kondisi energi diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
a. Tentukan fungsi gelombang partikel yang berada dalam sumur! b. Abauktikan bahwa energi partikel tersebut terkuantisasi! 5. Sebuah partikel dengan energi E berada dalam sumur potensial, dengan energi potensial adalah tak berhingga pada x=0, energi potensial V(x)= v1 pada daerah antara x=0 dan L, dan energi potensial adalah konstan sebesar V2 pada x > l. Pada kasus tersebut, nilai v1 , V2 , E. Kondisi energi di ilustrasikan pada gambar berikut ini.
a. Tentukan fungsi gelombang bebas waktu untuk partikel pada daerah I dan II!
b. Buktikan bahwa koefisien transmisi partikel ke daerah x> L adalah: T = K2 (K 2
4K1 K22 K3 2 2 2 ) K22 โK2 1 +K3 ) )โ( K1 โK2 3 sin2 k2
L
6. Buktikan bahwa koefisien transmisi untuk kasus partikel dengan energi E mempunyai potensial penghalang dengan energi v0 , dengan E >v0 sebagai berikut. โ1 2
๐ ๐๐ ๐2 ๐ฟ ] ๐ธ ๐ธ 4 ๐ (๐ฃ โ 1) 0 0 7. Jika ๐+ ฮจ๐ sebanding dengan ฮจ๐+1 โdan ๐โ ฮจ๐ sebanding dengan ฮจ๐โ1 . Gunakan persamaan schrondinger dengan operator tangga dan integral parsial untuk membuktika bahwa: [1 +
+โ
โซ |๐+ ฮจ๐ |2 ๐๐ฅ = (๐ + 1)โ๐ โโ 2 +โ โซโโ |๐โ ฮจ๐ | ๐๐ฅ
= ๐โ๐
8. Buktikan bahwa ๐โ ฮจ adalah solusi persamaan Schrondinger dengan energi (๐ธ โ โ๐)! 9. Buktikan bahwa konsstanta normalisasi ๐ด๐ dari persamaan ฮจ๐ (๐ฅ) = ๐๐ (๐+ )๐ exp (โ ๐๐ 1โ4
๐ด๐ = ( ๐โ )
๐๐ 2โ
๐ฅ 2 ) adalah:
โ๐ ๐ โ๐!(โ๐๐
10. Sebuah partikel berada dalam sumur potensial tak berhingga dan memiliki fungsi gelombang awal yang dinyatakan dngan persamaan: ฮจ(x, 0) = A๐๐๐3 (๐๐ฅโ๐). Carilah (x) sebagai fungsi waktu! 11. Carilah solusi persamaan Schrondinger bebas waktu untuk partikel yang berada dalam sumur potensial tak berhigga dengan potensial delta pada pusat sumur, yakni: ๐ผ๐ฟ(๐ฅ), ๐ข๐๐ก๐ข๐ (โ๐ < ๐ฅ < +๐) ๐(๐) = { โ, ๐ข๐๐ก๐ข๐ (โฅ ๐) 12. Tentukan energi yang diperbolehkan ontok setengah osilator harmonik, yang memiliki potensial: 1โ2 ๐๐2 ๐ฅ 2 , ๐ข๐๐ก๐ข๐ ๐ฅ > 0) ๐(๐) = { โ, ๐ข๐๐ก๐ข๐ (๐ฅ < 0)