BAB 6 Kekuasaan dan Pengaruh Nama
:Yuliana Tri Pamungkas
NIM
: 16808141063
Pengaruh
Merupakan inti dari kepemimpinan
(influence) Pemimpin yang efektif harus mampu mempengaruhi orang lain agar mau
menjalankan permintaan, mendukung proposal, dan mengimplementasikan kebijakan. Bradford dan Cohen (1984, hlm 280) “Bila Anda memiliki pengaruh terhadap atasan, maka Anda mendapat
penghormatan dari bawahan dan rekan sejawat.”
KONSEPSI KEKUASAAN DAN WEWENANG
KEKUASAAN
WEWENANG
Konsep “kekuasaan” sangat penting untuk
Wewenang melibatkan hak, prerogatif,
memahami bagaimana orang saling
kebijakan, dan tugas yang berkaitan dengan
mempengaruhi dalam organisasi (Mitzberg,
posisi khusus di dalam organisasi atau
1983; Pfeffer,1981,1992). Kekuasaan
sistem sosial. Wewenang pemimpin biasanya
melibatkan satu pihak (“agen”) untuk
meliputi membuat keputusan khusus bagi
mempengaruhi pihak lain (“target”)
organisasi.
Hasil dari Upaya Mempengaruhi Komitmen (commitment)
Kepatuhan (compliance)
• Menjelaskan hasil yang target secara
• Menjelaskan
hasil
Perlawanan (resistance) yang
target
• Menjelaskan
hasil
yang
target
internal menyetujui keputusan dan
bersedia melakukan apa yang agen
menentang
permintaan agen dan memberikan
inginkan, tetapi lebih didasarkan
permintaan,
dukungan
untuk
pada rasa apatis daripada rasa
tertarik, dan secara aktif berusaha
yang menjadi
antusiasme dan hanya memberikan
menghindar
sedikit dukungan.
menjalankannya. Respon dalam cara:
melaksanakan
penuh apa
permintaan mengimplementasikan secara efektif
atau keputusan
(1)
proposal bukan
atau
hanya
untuk
menolak
tidak tidak
melaksanakan
permintaan, (2) membuat alasan mengapa permintaan itu tidak dapat dilaksanakan,
(3)
berusaha
melakukan
pendekatan
untuk
membatalkan/mengubah
permintaan, dll.
ke
agen
Proses Mempengaruhi
Kepatuhan Instrumen
Internalisasi
Identifikasi Personal
Motivasi pelaku murni
Komitmen akan terjadi
Motivasi target mungkin
instrumen (sarana); Satu-
tanpa
berkaitan
satunya alasan kepatuhan
apakah ada manfaat nyata
kebutuhan target untuk
adalah
yang
diterima atau dihargai.
mendapatkan
untuk
manfaat
memperhatikan diharapkan,
dan
kesetiaan target adalah
nyata dari agen. Level
terhadap
ide
sendiri,
dukungan yang diberikan
bukan
mungkin sangat kecil.
yang menyampaikan.
terhadap
agen
dengan
JENIS DAN SUMBER KEKUASAAN TABEL 6.1 Taksonomi Kekuasaan French dan Raven Kekuasaan yang memberi penghargaan (reward power): Para target patuh agar dapat memperoleh penghargaan
yang dikendalikan oleh target. Kekuasaan yang memaksa (coercive power): Para target patuh terhadap perintah untuk menghindari hukuman yang dikendalikan oleh agen. Kekuasaan yang memiliki legitimasi (legitimate power): Para target patuh karena percaya bahwa agen memiliki hak untuk memerintah dan si target berkewajiban untuk mematuhinya. Kekuasaan yang berdasarkan keahlian (expert power): Para target patuh karena percaya bahwa agen memiliki pengetahuan khusus mengenai cara untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
Kekuasaan yang berdasarkan referensi ( referent power): Para target patuh karena mengagumi atau mengenal agen dan ingin mendapatkan persetujuan agen.
TABEL 6-2 Jenis-jenis Kekuasaan yang berbeda oleh Yukl dan Falbe (1991) KEKUASAAN POSISI
KEKUASAAN PERSONAL
Kekuasaan yang memiliki legitimasi
Kekuasaan yang berdasarkan referensi
Kekuasaan yang memberikan penghargaan
Kekuasaan yang berdasarkan keahlian
Kekuasaan yang memaksa Kekuasaan yang berdasarkan informasi Kekuasaan yang berdasarkan ekologi
Kekuasaan yang Memiliki Legitimasi
Kekuasaan yang berasal dari wewenang formal dalam aktivitas pekerjaan
terkadang disebut “kekuasaan yang memiliki legitimasi” -French & Raven, 1959-
Kepatuhan terhadap aturan dan perintah akan lebih mungkin terjadi
pada anggota yang mengakui organisasi dan loyal terhadapnya.
Kepatuhan juga lebih mungkin terjadi pada anggota yang mengalami internalisasi nilai yang tepat untuk mematuhi tokoh yang memiliki
weenang, menghormati hukum, dan mengikuti tradisi.
TABEL 6-3 Panduan untuk Menggunakan Wewenang yang Memiliki Legitimasi
• Ajukan permintaan dengan cara yang sopan dan jelas. • Jelaskan alasan permintaan itu. • Jangan keluar dari cakupan wewenang Anda. • Verifikasi wewenang jika perlu. • Ikuti jalur yang jelas. • Tindaklanjuti untuk memastikan kepatuhan. • Desakkan kepatuhan jika perlu.
Kekuasaan yang Memberikan Penghargaan Kekuasaan yang memberikan penghargaan adalah persepsi si target bahwa agen memiliki kendali terhadap sumber daya yang penting dan penghargaan yang diinginkan si target.
Kekuasaan ini berasal dari bentuk wewenang formal guna mengalokasikan sumber daya dan imbalan.
Salah satu sumber kekuasan untuk memberikan penghargaan dalam hubungan yang horizontal adalah ketergantungan rekan sejawat terhadap agen dalam hal sumber daya, informssi , bantuan, atau dukungan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan rekan sejawat.
Sumber lainnya adalah sistem penilaian prestasi yang berkaitan dengan ealuasi oleh rekan sejawat sebagai masukan dalam mengambil keputusan tentang kenaikan gaji atau promosi bagi manajer.
TABEL 6-4 Panduan Menggunakan Kekuasaan untuk Memberikan Imbalan • Tawarkan jenis penghargaan yang diinginkan orang tersebut. • Tawarkan imbalan yang adil dan etis. • Jangankan memberikan janji lebih dari yang dapat Anda berikan. • Jelaskan kriteria pemberian penghargaan dan jelaskan secara sederhana.
• Berikanlah penghargaan sesuai dengan janji jika syaratnya terpenuhi. • Gunakanlah penhargaan simbolis (tidak dengan cara manipulatif).
Kekuasaan yang
Memaksa
Kekuasaan pemimpin yang memaksa terhadap bawahan didasarkan pada wewenang memberikan hukuman, yang
Dalam dua abad terakhir, secara umum terjadi
memiliki variasi amat banyak pada
penurunan dalam menerapkan pemaksaan
berbagai jenis organisasi.
yang sah pada semua tipe pemimpin (Katz & Kahn, 1978)
TABEL 6-5 Panduan Penerapan Kekuasaan yang Memaksa untuk Menjaga Disiplin 1. Jelaskanlah aturan dan syarat, serta pastikan bahwa setiap orang memahami konsekuensi serius kalau melanggarnya. 2. Berikan respons terhadap pelanggaran dengan cepat dan secara kosnisten tanpa menunjukkan favoritisme terhadap orang tertentu. 3. Lakukan penyelidikan untuk mendapatkan fakta sebelum melakukan teguran atau ukuman, serta jangan terlalu cepat membuat kesimpulan atau tergesa-gesa membuat tuduhan. 4. Kecuali untuk pelanggaran serius, cukup berikan teguran lisan atau tertulis sebelum memberikan hukuman. 5. Berikan peringatan dan teguran secara tertutup, hindari ancaman secara gegabah. 6. Tetap tenanglah dan hindari permusuhan atau penolakan secara personal. 7. Tunjukkan keinginan yang tulus untuk membantu orang itu agar memenuhi harapan peran seingga terhindar dari hukuman. 8. Mintalah mereka untuk memberikan masukan guna mengatasi masalah, dan buatlah kesepakatan dengan rencana yangg
konkret. 9. Jagalah nama baik dengan memberikan hukuman jika ketidakpatuhan itu berlanjut setelah ancaman dan peringatan diberikan. 10. Gunakan hukuman yang sah, adil, dan sepadan dengan keseriusan pelanggaran.
Kekuasaan yang Berdasarkan Referensi
Kekuasaan yang berdasarkan referensi muncul dari keinginan orang lain untuk menyenangkan agen yang sangat mereka kasihi, hormati, dan
taati (French & Raven, 1959) Bentuk terkuat dari kekuasaan berdasarkan referensi melibatkan proses mempengaruhi yang disebut “identifikasi personal (personal identification)”
TABEL 6-6 Cara untuk Memperoleh dan Menjaga Keuasaan yang Berdasarkan Referensi • Tunjukkan penerimaan dan tanggapan yang positif. • Berikan dukungan dan bantuan.
• Berikan pujian yang tulus. • Bela dan dukung tiap-tiap orang ketika dibutuhkan. • Lakukan bantuan yang tidak diminta.
• Lakukan pengorbanan diri untuk memperlihatkan perhatian. • Tepati janji.
Kekuasaan yang Berdasarkan Keahlian Pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tugas adalah sumber utama kekuasaan personal di dalam
organisasi.
Hickson et al., 1971; Patchen, 974 Ketergantungan akan meningkat ketika si target tidak dapat dengan muddah mendapatkan tempat lain untuk bertanya selain agen.
TABEL 6-7 Panduan untuk Menggunakan Kekuasaan yang Berdasarkan Keahlian • Jelaskan alasan permintaan atau proposal dan mengapa hal tersebut penting. • Berikan bukti bahwa proposal itu akan berhasil dicapai.
• Jangan mmebuat pernyataan yang gegabah,
sembarangan, atau tidak
konsisten. • Jangan berbohong, membesar-besarkan, atau salah menerjemahkan fakta.
• Dengarkan dengan serius perhatian dan usulan orang lain. • Bertindaklah dengan yakin dan tegas dalam krisis tertentu.
Kekuasaan yang Berdasarkan Informasi
Tipe kekuasaaan ini melibatkan akses terhadap
Posisi manajerial sering memberikan kesempatan
informasi vital dan kendali atas distribusi informasi
untuk mendapatkan informasi yang tidak secara
kepada orang lain.
langsung tersedia bagi bawahan atau rekan sejawat.
(Pettigrew, 1972)
(Mintberg, 1973, 1983)
Pemimpin yang mengendalikan arus informasi vital mengenai peristiwa di luar organisasi memiliki kesempatan untuk menginterpretasikan peristiwa ini bagi bawahan dn mempengaruhi persepsi serta sikap mereka. (Kuhn, 1963)
Kendali atas informasi memudahkan pemimpin menutupi kekeliruan dan kesalahan yang justru akan merendahkan citra keahlian yang ssecara hati-hati telah ditanamkannya.
(Pfeffer, 1977a)
Kekuasaan yang Berdasarkan Ekologi
Bentuk rekayasa situasi:
(1) Dengan memodifikasi desain Bentuk
terkadang Karena
perilaku
sebagian
ditentukan oleh persepsi tentang peluang tersebut perlahan kembali 1965)
dan kendala, persepsi dapat dengan
diubah
secara
membangun
situasinya. (Cartwright,
situasi” ekologi”
pengaruh
seperti
disebut atau
ini
“rekayasa
“pengendalian
pekerjaan
bawahan
untuk
meningkatkan motivasi bawahan (Oldham, 1976); (2) Pengelolaan
aktivitas pekerjaan dan rancangan struktur formal; (3) Kendali atas lingkungan fisik tempat kerja.
BAGAIMANA KEKUASAAN DIPEROLEH ATAU HILANG Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) Banyak bentuk dasar interaksi sosial adalah pertukaran manfaat atau bantuan , yang bukan hanya meliputi manfaat materi tetapi juga manfaat psikologi, seperti pernyataan persetujuan,
penghormatan, penghargaan, dan kasih sayang. Berdasarkan teori pertukaran sosial, inovasi tidak hanya dapat diterima tetapi juga diharapkan dari pemimpin ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan penghalang yang serius. Teori ini menekankan pada kekuasaan berdasarkan keahlian dan wewenang dan bentuk lain kekuasaan tidak banyak mendapatkan perhatian.
Teori Kontingensi Strategi • Teori ini menjelaskan bagaimana subunit organisasi memperoleh atau kehilangan kekuasaan untuk mempengaruhi kekuasaan penting, seperti memilih pimpinan eksekutif, menentukan strategi persaingan organisasi, dan mengalokasikan sumber daya ke sejumla subunit dan aktivitas (Hickson et al., 1971). • Teori ini mengasumsikan bahwa kekuasaan subunit tergantung pada tiga faktor: (1) Keahlian menanggulangi masalah yang penting; (2) Sentralisasi alur pekerjaan subunit; (3) Tingkatan seberapa
keahlian subunit tersebut unik, bukannya dapat digantikan dengan yang lainnya. • Teori ini gagal mempertimbangkan kemungkina bahwa subunit atau koalisi yang memiliki kekuasaan dapat menggunakan kekuasaannya untuk melindungi posisi dominannya dalam organisasi dengan meningkatkan keahlian dan meniadakan saingan potensial yang dapat membuktikan keahlian lebihnya.
KONSEKUENSI DARI KEKUASAAN POSISI DAN KEKUASAAN PERSONAL Sebagian besar studi awal tentang kekuasaan meminta responden membuat peringkat atau menilai tingkat
kepentingan berbagai tipe kekuasaan sebagai alasan untuk mematuhi permintaan pemimpin. Sebagian studi selanjutnya, responden diminta memberikan nilai pada berbagai posisi atau karakteristik personal yang menjadi sumber kekuasaan.
Hanya sedikit studi yang mengaitkan kekuasaan dengan komitmen dan kepatuhan si target. Keterbatasan lain studi tentang kekuasaan adalah perhatian yang tidak cukup terhadap hubungan antara sumber kekuasaan yang berbeda. Metaanalisis stui tentng kekuasaan menemukan korelasi penting diantara beberapa sumber kekuasaan yang berbeda, tetapi sulit untk menentukan hingga batas mana hubungan ini merefleksikan bias penilai, bukan hubungan yang aktual.
SEBERAPA BESAR KEKUASAAN YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN?
Pemimpin memang memerlukan sejumlah kekuasaan agar efektif, tetapi tidak berarti bahwa semakin besar
kekuasaan adalah semakin baik.
Besarnya kekuasaan yang diperlukan
tergantung pada apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan keterampilan pemimpin dalam menggunakan kekuasaan yang tersedia.
TAKTIK UNTUK MEMPENGARUHI
Jenis Taktik untuk Mempengaruhi yang Umum
Taktik Manajemen Kesan
Taktik Politis
Taktik Pengaruh
Taktik Pengaruh
Proaktif
Reaktif
Penelitian untuk Mengidentifikasi Taktik Proaktif TABEL 6-8 Penjelasan tentang 11 Taktik Mempengaruhi Proaktif • Persuasi Rasional: Agen menggunakan argumen yang logis dan bukti nyata untuk menunjukkan bahwa proposal atau permintaan itu dapat dilaksanakan dan relevan untuk mencapai tujuan tugas yang penting. • Memberikan penilaian: Agen menjelaskan cara melaksanakan permintaan atau mndukung usulan yang akan memberikan keuntungan bagi si target secara pribadi atau membantu meningkatkan karier si target. • Konsultasi: Agen mendorong si target untuk menyarankan perbaikan proposal atau membantu merencanakan aktivitas atau perubahan yang disitu dukungan dan bantuan si target dibutuhkan. • Pertukaran: Agen menawarkan insentif, menyarankan untuk saling membantu, atau menujukkan ketersediaan untuk membalas kelak jika si target mau melakukan apa yang diminta oleh agen. • Kolaborasi: Agen menawarkan untuk memberikan sumber daya dan bantuan yang relevan jika si target mau melaksanakan permintaan atau menerima perubahan yang diusulkan. • Permintaan Personal: Agen meminta si target agar melaksanakan permintaan atau mendukung proposal berdasarkan
persahabatan atau meminta bantuan personal sebelum mengatakan apapun.
• Mengambil Hati: Agen memberikan pujian dan bujukan sebelum atau selama memberikan pengaruh atau menunjukkan keyakinan terhadap kemampuan si target untuk melaksanakan permintaan yang
sulit. • Taktik Legitimasi: Agen berusaha membangun legitimasi permintaan atau memastikan wewenang untuk membangun legitimasi dengan mengau pada aturan, kebijakan formal, atau dokumen resmi. • Tekanan: Agen menggunakan tuntutan, ancaman, pemeriksaan yang sering dilakukan, atau terus
mempengaruhi si target agar melaksanakan permintaan. • Taktik Koalisi Agen mencari bantuan dari orang lai guna membujuk si target agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan dari orang lain sebagai alasan agar si target menyetujuinya.
TABEL 6-9 Perbandingan Taktik untuk Mempengaruhi yang Ditemukan dalam Dua Program Penelitian Berdasarkan pada POIS
Berdasarkan pada IBQ
Rasionalitas
Bujukan rasional
Pertukaran
Pertukaran
Tindakan untuk mengambil hati
Tinakan untuk mengambil hati
Ketegasan
Tekanan
Koalisi
Koalisi
Permintaan ke atas
(Taktik termasuk dalam koalisi)
Konsultasi Permintaan yang menginspirasi Permintaan personal Mengesahkan Kolaborasi Memberikan penilaian
KEKUASAAN DAN PERILAKU MEMPENGARUHI Kekuasaan dan perilaku mempengaruhi memiliki bentuk yang berbeda, tetapi hubungan antara bentuk kekuasaan yang spesifik, perilaku mempengaruhi yang spesifik, dan hasil mempengaruhi ternyata rumit serta belum benar-benar dipahami Kekuasaan Pemimpin 2
1 3 Perilaku pemimpin yang mempengaruhi
Hasil dari pengaruh: • Komitmen • Kepatuhan • perlawanan
GAMBAR 6-1 Efek dari Kekuasaan dan Perilaku Mempengaruhi dari Agen pada Hasil Mempengaruhi
KEGUNAAN DAN KEEFEKTIFAN TAKTIK PENGARUH Perbedaan Arah Penggunaan Taktik 1.
Konsisten dengan norma sosial yang berlaku dan dengan peran yang diharapkan dalam hal penggunaan taktik dalam situasi itu
2.
Agen memiliki dasar kekuasaan yang memadai untuk penggunaan taktik dalam konteks itu
3.
Kelayakan terkait tujuan upaya mempengaruhi
4.
Tingkat perlawanan si target yang telah ditemui dan diantisipasi
5.
Akibat dari penggunaan taktik dalam hubungannya dengan manfaat yang mungkin didapat
Pentahapan Taktik dalam Upaya Mempengaruhi Tekanan, pertukaran, dan koalisi kemungkinan tidak banyak digunakan untuk upaya mempengaruhi tindak lanjut, karena taktik ini memiliki biaya dan risiko yang lebih tinggi.
Keefektifan Taktik Mempengaruhi Tergantung pada beberapa faktor: 1. Jumlah penolakan intrinsik oleh si target karena sifat permintaan tersebut. 2. Taktik yang berpotensi mempengaruhi sikap si target mengenai keinginannya memenuhi permintaan. 3. Agen memiliki dasar kekuasaan yang cukup untuk menggunakan taktik dalam konteks itu.
4. Keterampilan agen dalam menggunakan taktik. 5. Norma sosial yang berlaku dan peran yang diharapkan dalam penggunaan taktik sesuai konteks.
Keefektifan Kombinasi Taktik Keefektifan kombinasi tergantung pada potensi tiap-tiap taktik, dan seberapa cocok antara taktik yang satu dengan yang lainnya.
Penggunaan Taktik Mempengaruhi yang Etis Taktik proaktif seharusnya digunakan dengan cara yang etis untuk mencapai tujuan bersama, bukan untuk mengeksploitasi orang lain demi kepentingan pemimpin pribadi. Pemimpin seharusnya berhati-hati agar tidak menggunakan taktik dengan cara yang bersifat manipulatif atau tidak benar.
Keterbatasan dari Perilaku mengenai Taktik Mempengaruhi Proaktif Banyak peneliti terus menggunakan taksonomi taktik yang mempengaruhi yang didasarkan pada penelitian Kipnis dan rekan (1980), yang mencakup hanya satu dari empat “taktik inti” yang paling efektif yang
diidentifikasi dalam penelitian selanjutnya. Keterbatasan lainnya adala memperlakukan tiap-tiap upaya yang mempengaruhi sebagai tahap yang terisolasi, bukan sebagai bagian dari urutan proses saling mempengaruhi yang timbal balik.
BAB 8 Teori Kontingensi Dasar untuk Kepemimpinan yang Efektif Nama
:Yuliana Tri Pamungkas
NIM
: 16808141063
VARIABEL MOERATOR SITUASI Aspek situasi yang memperkuat atau mengilangkan pengaruh dari ciri atau
perilaku pemimpin.
TEORI KONTINGENSI KEPEMIMPINAN Teori yang menjelaskan keefektifan kepemimpinan menurut variabel
moderator situasi
MODEL KONTINGENSI LPC Nilai LPC Pemimpin
Variabel Situasi
Ditentukan dengan meminta pemimpin memikirkan Hubungan antara nilai LPC pemimpin dan keefektifan bergantung semua rekan kerja lama dan yang ada saaat ini, memilih pada variabel situasi yang rumit yang disebut “dukungan salah satu yang paling sulit bekerja sama dengan pemimpin, dan memberikan peringkat pada sekumpulan skala sifat bipolar. Nilai LPC adalah jumlah peringkat pada skala sifat
situasi/situational favorability”. Fiedler mendefinisikan keunggulan
situasi sebagai sejauh mana situasi memberikan kendali pada pemimpin
atas
para
dipertimbangkan: 1.
Hubungan pemimpin-anggota
2.
Kekuasaan posisi
3.
Struktur tugas
bipolar. Fiedler (1978), nilai LPC menunjukkan hieraki motif pemimpin.
bawahan.
Tiga
aspek
situasi
yang
Usulan (Proposisi) Situasi yang paling menguntungkan bagi pemimpin (oktan ) jika ada hubungan yang baik dengan bwahan, sehingga pemimpin memiliki kekuasaan posisi yang cukup besar dan tugasnya amat terstruktur. Sedangkan, situasi yang paling tidak menguntungkan bagi pemimpin (oktan 8) adalah saat hubungan dengan bawahan buruk, tugasnya tidak terstruktur, dan kekuasaan posisinya rendah. VARIABEL SEBAB AKIBAT
VARIABEL HASIL AKHIR
Nilai LPC Pemimpin
Kinerja grup
VARIABEL MODERATOR SITUASI Hubungan pemimpin-anggota Kekuasaan posisi pemimpin Struktur tugas GAMBAR 8-1 Hubungan Sebab Akibat dalam Model Kontingensi LPC
Penelitian Mengenai Teori • Para
peninjau
menyimpulkan
bahwa
Kelemahan Konseptual penelitian
tersebut cenderung mendukung model tersebut,
• Nilai LPC mungkin tidak stabil seiring waktu dan bisa menjadi lebih rumit daripada yang diperkirakan.
walaupun tidak untuk tiap-tiap oktan dan tidak terlalu
• Model tersebut bukan benar-benar teori, karena
kuat untuk studi lapangan dibandingkan dengan studi
tidak menjelaskan bagaimana nilai LPC pemimpin
laboratorium.
tertentu mempengaruhi kinerja grup.
• Salah satu kecaman adalah bahwa dukungan empiris itu didasarkan pada hasil korelassi yang gagal
mencapai implikasi statistis dalam sebagian besar kasus, walaupun arah korelasinya mungkin saja benar. • Kecaman lainnya mencakup proses yang di tiga aspek berbeda situasi itu dikombinasikan menjadi kontimum tunggal.
TEORI KEPEMIMPINAN JALUR-SASARAN Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
Proses Penjelasan
perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan.
Teori motivasi yang disebut “teori harapan/expectancy theory” digunakan untuk menjelaskan bagaimana cara
Versi awal dibangun oleh Evans (1970), House (1971) pemimpin
mempengaruhi
kepuasan
dan
upaya
memformulasikan versi yang lebih detail yang bawahan. Teori harapan menjelaskan motivasi kerja menyertakan variabel situasi. Teori tersebut semakin disempurnakan oleh berbagai
penulis yaitu, Evans, 1974; House & Dessler, 1974; House Mitchel, 1974; House, 1966)
sebagai proses pilihan rasional yang dengan proses
itu seseorang memutuskan seberapa banyak upaya yang akan diberikan bagi perkerjaan pada waktu tertentu.
Perilaku Pemimpin Versi awal teori ini hanya mengandung dua perilaku pemimpin yang didefinisikan secara luas: kepemimpinan yang mendukung (yang serupa dengan perhatian) dan kepemimpinan yang mengarahkan (yang serupa dengan memprakarsai struktur dan kepemimpinan instrumen). House & Mitchell (1974) menambahkan di dalam versi selanjutnya:
1. Kepemimpinan yang mendukung 2. Kepemimpinan yang mengarahkan 3. Kepemimpinan partisipatif 4. Kepemimpinan yang berorientasi pencapaian
Variabel Situasi Pengaruh perilaku pemimpin terhadap kepuasan dan upaya bawahan bergantung pada aspek situasi, yang mencakup kaakteristik tugas dan karakteristik bawahan.
VARIABEL SEBAB AKIBAT
VARIABEL ANTARA
VARIABEL HASIL AKHIR
Perilaku pemimpin
Harapan dan valensi bawahan
Upaya dan kepuasan bawahan
VARIABEL MODERATOR SITUASI Karakteristik tugas dan lingkungan Karakteristik bawahan
GAMBAR 8-2 Hubungan Sebab Akibat dalam Teori Kepemimpinan Jalur-Sasaran
Usulan (Proporsi) Utama Kurangi kejemuan dan buat pekerjaan menjadi lebih dapat ditolerir
Tingkatkan valensi intrinsik pekerjaan
Kepemimpinan yang mendukung
Tingkatkan upaya
Tingkatkan keyakinan diri dan turunkan kecemaan
Tingkatkan harapan upaya-kinerja
GAMBAR 8-3 Hubungan Sebab Akibat untuk Pengaruh Kepemimpinan yang Mendukung terhadap Upaya Bawahan
Kepemimpinan mengarahkan
Kurangi ambiguitas peran
Tingkatkan harapan dan upaya
Tingkatkan ukuran insentif
Tingkatkan valensi hasil atas keberhasilan tugas
Perkuat kontingensi penghargaan
Tingkatkan harapan kinerja-penghargaan
Tingkat upaya bawahan
GAMBAR 8-4 Hubungan Sebab Akibat untuk Pengaruh Kepemimpinan yang Mengarahkan terhadap Bawahan
Penelitian mengenai Teori Wofford dan Liska (1993) telah mengkaji 120 studi survei mengenai teori itu dan melakukan metanaalisis hasilnya tentang perilaku tugs dan hubungan.
Kelemahan Konseptual • Ketergantungan pada teori harapan sebagai dasar utama untuk menjelaskan pengaruh pemimpin.
• Ketergantungan pada kategori luas perilaku pemimpin yan tidak terlalu sesuai dengan proses yang menjadi perantara.
TEORI KEPEMIMPINAN SITUASI
Usulan (Proposis) Utama Tingkat
kematangan
bawahan
Evaluasi Teori menentukan Tidak menjelaskan dengan jela dan konsisten
perpaduan yang tepat antara perilaku yang berorientasi hubungan bgi pemimpin terssebut. Empat tingkatan kematangan (kuadran M1 hinggan M4) dibedakan, walaupun tingkat itu
dari kuadran ke kuadran, dan terkadang perilaku
tugas serta hubungan. didefinisikan menurut jenis keputusan, seperti otokratis, memberitahukan, berkonsultasi, mendelegasikan.
hanya segmen dari kontimum yang merentang Gagal mempertimbangkan variabel situasi dari ketidakmatangan ke kematangan.
lainnya yang penting untk menentukan pola perilaku kepemimpinan yan tepat
TEORI PENGGANTI KEPEMIMPINAN Kerr dan Jermier (1978) mengembangkan model untuk mengidentifikasi aspek situasi yang mengurangi kegunnaan kepemimpinan oleh para manajer dan para pemimpin fformal. Teori ini membuat perbedaan antara dua jenis variabel situasi: Pengganti: membuat perilaku pemimpin menjadi tidak perlu dan berlebihan, meliputi karakteristik bawahan,
tugas, atau organisasi yang memastikan bawahan akan memahami
dengan jelas peran mereka, mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan, sangat termotivasi, dan puas dengan pekerjaan mereka. Penetral: karakteristik tugas atau organisasi yang mencegah pemimpin dari bertindak dalam caa tertentu atau yang meniadakan pengaruh dari tindakan pemimpin itu.
Karakteristik bawahan
Implikasi untuk perbaikan kepemimpinan
Karakteristik tugas
Krakteristik grup dan organisasi
Penelitian mengenai
Kelemahan
teorinya
konseptual
MODEL HUBUNGAN JAMAK (MULTIPLE-LINKAGE MODEL) Dibuat berdasarkan model kepemimpinan dan keeektian grup yang lebih aal, yang mencakup teori jalur-sasaran, teori pengganti kepemimpinan, dan teori keputusan normatif Vroom-Yetton. Meliputi empat jenis variabel: perilaku manajerial, variabel antara, variabel kriteria, dan variabel
situasi. Variabel situasi alam model ini menggunakan pengaruh pada tiga titik: 1. Variabel itu membatasi perilaku manajerial dan menengahi pengaruhnya
2. Variabel itu secara langsung mempengaruhi variabel antara 3. Variabel itu menentukan kegunaan relatif antara
Perilaku
Kriteria
VARIABEL ANTARA
Pemimpin
Keeektifan Unit
Upaya bawahan Kejelasan peran dan keterampilan tugas Organisasi pekerjaan Kohesivitas dan kerja sama Sumber daya dan layanan pendukung Koordinasi eksternal Variabel Situasi
Variabel Situasi
(Penetral)
Vaiabel Situasi (Pengganti)
GAMBAR 8-5 Hubungan Sebab Akibat dalam Model Hubungan Jamak
Pengaruh Situasi terhadap Variabel Antara •
Dua vaiabel situasi yang mempengaruhi komitmen tugas adalah sistem penghargaan formal dan hal-al pekerjaan itu sendiri yang memotivasi secara intrinsik.
•
Variabel situasi yang mempengaruhi kemampuan anggota grup meliputi sistem perekrutan dan seleksi di organisasi itu dan
pelatihan serta pengalaman sebelumnnya bawahan itu. •
Variabel situasi yang mempengarui organisasi kerja grup meliputi jenis teknologi yang digunakan untuk melakukan pekejaan dan stratei persaingan organisasi Pegaruh Jangka Panjang pada Kinerja Grup
• Para pemimpin yang efektif bertindak untuk mengurangi kendala, meningkatkan pengganti, dan mengurangi pentingnya variabel antara yang tidak dapat diperbaiki, dan mengambil tindakan yang memiliki pengaruh langsung etapi tertunda pada variabel anggota.
Tindakan Jangka Pendek untuk Memperbaiki Kekurangan • Bawahan apatis atau tidak antusias dengan pekerjaan yang ada • Bawahan bingung tentang apa yang harus dikerjakan atau bagaimana mengerjakan tugas mereka • Grup tidak teratur • Ada sedikit saja kerjasama dan kerja tim antar anggota grup • Grup memiliki sumber daya yang tidak memadai untuk melakukan pekerjaan • Koordinasi eksternal dengan subunit lain atau pihak luar lemah
Lebi rumit dan komprehensif
Tidak menyebutkan bagaimana jenis perilaku yang
berbeda dari pemimpin itu saling berinteraksi
Evaluasi atas Model Hubungan Jamak
Tindakan jangka panjang para manajer hanya dijelaskan secara umum
Interaksi antar variabel belum disebutkan secara jelas
Gagal mengenali konfigurasi umum interaksi
TEORI SUMBER DAYA KOGNISI Dikembangkan oleh Fiedler dan para koleganya. Kinerja pemimpin grup ditentukan oleh interaksi rumit antara dua ciri pemimpin (kecerdasan dan pengalaman), satu jenis perilaku pemimpin (kepemimpinan mengarahhkan), dan dua aspek situasi kepemimpinan (tekanan antarpribadi dan siffat tugas grup)
Usulan (Preposisi)
Tekanan sosial bagi pemimpin
Kecerdasan pemimpin Pengalaman pemimpin GAMBAR 8-6 Hubungan Sebab Akibat Utama dalam teori Sumber Daya Kognisi
Kualitas keputusan
Penelitian mengenai Teori Sumber Daya Kognisi • Usulan (preposisi) bahwa
Keterbatasan Penelitian • Hasil penelitian validasi tidak
Kelemahan Konseptual • Tidak diberikan dasar pemikiran
kemampuan intelektual lebih
konsisten antara penelitian yang
yang jelas tentang penggunaan
berhubungan dengan kinerja
satu dan yang lain, permasalahan
kecerdasan umum, bukannya
para pemimpin yang
metodologis tela menyulitkan
keterampilan kognisi khusus
mengarahkan daripada dengan
untuk menerjemahkan
para pemimpin yang tidak
beberapa hasilnya, dan bebrapa
kepemimpinan dalam teori, dan
mengarahkan umumnya
aspek teori tersebut tidak diuji
ini terlalu umum untuk
didukung dalam lima studi yang
secara memadai.
menangkap kerumitan yang
• Hanya ada satu perilaku
dilaporkan Fiedler dan garcia
ditemukan dalam penelitian
(1987, hlm 161) dan dalam tiga
awal mengenai kepemimpinan
studi berikutnya.
partisipasi
EVALUASI UMUM TERHADAP TEORI KONTINGENSI TABEL 8-5 Perbandingan dari Teori Kontingensi Teori Kontingensi
Ciri Pemimpin
Perilaku Pemimpin
Variabel Situasi
Variabel Antara
Hasil Validasi
Model kontingensi LP
LPC
Tidak ada
Struktur tugas hubungan P-A
Tidak ada
Banyak studi, beberapa dukungan
Teori Jalur-Sasaran
Tidak ada
Instrumental, suportif, partisipatif, pencapaian
Banyak aspek
Harapan, valensi, ambiguitas peran
Banyak studi, beberapa dukungan
Teori Kepemimpinan Situasi
Tidak ada
Tugas dan hubungan
Kematangan bawahan
Tidak ada
Sedikit studi, sedikit dukungan
Teori Pengganti Kepemimpinan
Tidak ada
Instrumental, mendukung
Banyak aspek
Tidak ada
Beberapa studi, tidak konklusif
Beberapa studi, tidak konklusif
Model Hubungan Jamak
Tidak ada
Banyak aspek
Banyak aspek
Upaya, kemampuan, organisasi, kerja tim, sumber daya, koordinasi eksternal
Teori Sumber Daya Kognisi
Kecerdasan dan pengalaman
Mengarahkan
Tekanan, kemampuan grup
Tidak ada
Bebrapa studi, beberapa dukungan
Teori Keputusan Normatif
Tidak ada
Prosedur keputusan
Banyak aspek
Kualitas keputusan dan penerimaan
Banyak studi, banyak dukungan
PENERAPAN KEPEMIMPINAN YANG ADAPTIF TABEL 8-6 Pedoman untuk Kepemimpinan Pertahankan pemahaman situasi Gunakan lebih banyak perencanaan untuk tugas yang panjang dan rumit Banyak berkonsultasilah dengan orang yng memiliki pengetahuan yang relevan Berikan lebih banyak arahan bagi orang dengan peran yang saling bergantung Berikan lebih banyak arahan dan informasi singkat saat terjadi krisis Awasi secara lebih ketat tugas kritis atau orang yang tidak dapat diandalkan Berikan lebih banyak pelatihan bagi bawahan yang tidak berpengalaman Bersifatlah lebih mendukung seseorang dengan tugas yang sangat penuh tekanan
BAB 9 Kepemimpinan Kharismatik dan Transformasi Nama
:Yuliana Tri Pamungkas
NIM
: 16808141063
DUA TEORI AWAL Kharisma
Kepemimpinan yang Melakukan Transformasi
Kharisma adalah kata dalam bahasa Yunani yang Teori ini sangat dipengaruhi oleh James berarti “berkat yang terinspirasi secara aung”, McGregor Burns (1978). Burns membandingkan seperti kemampuan untuk melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Menurut Max Weber, kharisma terjadi ketika
antara kepemimpinan dengan kepemimpinan transaksi (transactional leadership).
Berlawanan dengan Burns, teori kepemimpinan transforrmasi yang lebih baru lebih menekankan
terdapat krisis sosial, ketika pemimpin muncul
pencapaian tujuan tugas pragmatis daripada
dengan visi itu.
peningkatan moral atau perubahan sosial para pengikut.
TEORI PENGAKUAN ATAS KEPEMIMPINAN KHARISMATIK Conger dan Kanungo (1987) mengusulkan teori tentang kepemimpinan kharismatik berdasarkan pada asumsi bahwa karisma merupakan fenomena tentang pengakuan. Versi yang disempurnakan dari teori ini disajikan oleh Conger (1989), serta oleh Conger danKanungo (1998). Menurut teori ini, pengakuan pengikut terhadap kualitas kharismatik pemimpin ditentukan oleh perilaku serta keahlian pemimpin, dan aspek situasi.
Ciri dan Perilaku Pemimpi
Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang sebagai kharismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, Kharisma
akan
lebih
mungkin
dihubungkan dengan pemimpin yang bertindak dalam cara yang tidak Kharisma
akan
lebih
mungkin
dihubungkan dengan pemimpin yang menyarankan visi yang amat tidak Pengakuan pengikut atas kharisma
pada
beberapa
pemimpin.
jenis
perilaku
sesuai dengan status quo,
tetapi
masih dapat diterima oleh para pengikut.
konvensional untuk mencapai visi.
mengambil
risiko
pribadi,
dan
mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung.
Proses Mempengaruhi
Kondisi yang Memudahkan
• Identifikasi pribadi, yaitu pengaruh diperoleh
• Variabel situasi yang paling penting adalah
dari keinginan pengikut untuk menyenangkan dan meniru pemimpinnya. • Conger
(1989)
menekankan
kekhawatiran atau kekecewaan pengikut. • Weber (1947), para pemimpin kharismatik akan
bahwa
lebih
lebih mungkin muncul jika terjadi krisis.
penting bagi para pengikut untuk mengambil
• Conger dan Kanungo tidak mempertimbangkan
sikap dan keyakinan pemimpin tentang sasaran
krisis objektif menjadi kondisi yang wajib bagi
yang diinginkan dan strategi yang efektif
kepemimpinan kharismatik.
daripada sekedar aspek buatan dari perilaku pemimpin seperti perangai, gerak tubuh, dan pola biara.
TEORI KONSEP DIRI PADA KEPEMIMPINAN KHARISMATIK Shamir, House, dan Arthur (1993) membuat asumsi tentang motivasi manusia: 1.
Perilaku adalah ekspresi dari perasaan dan nilai, konssep diri seseorang serta berorientasi pada sasaran dan pragmatis.
2.
Konsep diri seseorang terdiri dari hierarki identitas dan nilai sosial.
3.
Orang secara intrinsik termotivasi untuk memperkuat dan mempertahankan kepercayaan diri dan nilai diri mereka.
4.
Orang secara intrinsik termotivasi untuk memelihara konsistensi di antara berbagai komponen konsep diri mereka serta diantara konsep diri dan perilaku mereka.
Indikator Kharisma •
House (19770, pemimpin yang kharismatik memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut.
•
Pengakuan atas kemampuan pemimpin yang luar biasa amatlah mungkin, tetapi sebaliknya dengan teori Conger dan Kanungo (1987), hal ini tidak dianggap sebagai kondisi yang wajib untuk kepemimpinan kharismatik.
Ciri dan Perilaku Pemimpin Cara pemimpin kharsmatik mempengaruhi sikap dan perilaku pengikut:
•
Menyampaikan visi yang menarik
•
Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif jika menyampaikan arapan yang tinggi
•
Mengambil risiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untuk mencapai visi itu
•
Menyampaikan harapan yang tinggi
•
Memperlihatkan optimisme dan keyakinan akan pengikut
•
Menunjukkan teladan perilaku yang konsisten dengan visi itu
•
Mengelol kesan pengikut akan pemimpin
•
Membangun identifikasi dengan grup atau organisasi
•
Memberdayakan pengikut
Proses Mempengaruhi
Identifikasi pribadi
Identifikasi sosial
Internalisasi
Kondisi yang Memfasilitasi
Pemimpin kharismatik harus mampu memahami kebutuhan dan nilai pengikut. Kepemimpinan kharismatik lebih mungkin terjadi jika grup atau organisasi berada dalam masalah serius
KONSEPSI LAIN KHARISMA Proses Psikodinamika
Penularan Sosial dan Kharisma
Identifikasi pribadi yang kuat dari para pengikut dengan Penularan sosial melibatkan penebaran spontan reaksi para pemimpin: Regresi: melibatkan kembalinya ke perasaan dan perilaku yang khas orang usia muda. Transferensi: terjadi jika perasaan terhadap tokoh
penting masa lalu berubah ke seseorang di masa kini. Proyeksi: melibatkan prosess mengakui perasaan dan motif yang tidak disukai terhadap orang lain.
emosi dan perilaku ke grup manusia. Proses ini terjadi
jika kesadaran diri atas kecenderungan tersembunyi untuk berperilaku dalam cara tertentu itu dilepas dengan
mengamati
orang
lain
memperlihatkan
perilaku secara terbuka.
Meindl berspekulasi bahwa proses penularan sosial dapat melibatkan serangkaian peristiwa yang khas.
Kharisma yang Dekat dan Jauh
Kharismatik jarak jauh • Lebih sering dijelaskan menurut pencapaian yang hakiki dan pengaruhnya pada sikap politis pengikut. • Pengakuan atas kebesaran pemimpin lebih terpengaruh oleh isyarat kinerja dan stereotip bersama
Kharismatik jarak dekat • Lebih sering dijelaskan menurut pengaruhnya pada motivasi pengikut, perilaku tugas, dan identifikasi pemimpin. • Pengakuan atas kebesaran pemimpin lebih terpengaruh oleh perilaku pemimpin dan keterampilan antarpribadi.
Rutinitas Kharisma • Kharisma adalah fenomena yang tidak kekal. • Jika pemimpin pergi atau meninggal, kemungkinan besar akan terjadi krisis penerus. • Para pemimpin kharismatik dapat melakukan beberapa hal dalam upayanya mengabadikan pengaruh mereka pada organisasi setelah mereka pergi. • Pendekatan untuk rutinitas kharisma: (1) Memindahkan kharisma ke penerus yang ditunjuk melalui tatacara dan upacara, (2) menciptakan struktur administrasi yang akan terus menerapkan visi pemimpin itu dengan wewenang rasional legal, (3) Menanamkannya ke dalam budaya organisasi
KONSEKUENSI DARI KEPEMIMPINAN KHARISMATIK Kharismatik
Kharismatik Positif
Positif dan
Orientasi kekuasaan sosial, lebih menanamkan kesetiaan pada ideologi, menekankan internalisasi,
Negatif
secara terbuka, partisipasi dalam keputusan didorong, menggunakan sistem penghargaan.
pengorbanan diri, wewenang didelegasikan dalam jumlah yang cukup besar, informasi dibagikan
Kharismatik Negatif
Orrientasi kekuasaan pribadi, menekankan identifikasi pribadi, menanamkan kessetiaan pada diri mereka sendiri, menggunakan daya tarik ideologiss untuk memperoleh kekuasaan kemudian mengabaikannya, berusaha mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan membuat mereka lemah dan bergantung pada pemimpin, wewenang untuk membuat keputussan penting dipusatkan pada pemimpin.
Sisi Gelap Kharisma TABEL 9-2 Beberapa Konsekuensi Negatif dari Pemimpin Kharismatik • Kekaguman para pemimpin mengurangi saran bagus oleh pemimpin • Hasrat untuk diterima pemimpin menghambat pengikut untuk memberika kritik • Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan bahwa pemimpin itu tidak mungkin salah
• Keyakinan dan optimisme berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya nyata • Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi • Proyek yang berisiko yang terlalu besar mungkin gagal • Dengan menerima pujian sepenuhnya atas keberhasilan, hal itu menyingkirkan beberapa pengikut yang penting
• Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang yang percaya • Ketergatungan pada pemimpin akan menghambat perkembangan penerus yang kompeten • Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan pada akhirnya
Pengaruh Kharismatik Positif • Para pengikut mengalami pertumbuhan psikologis dan perkembangan kemampuan mereka • Organisasi akan lebih dapat beradaptasi ddengan lingkungan yang dinamis, keras, dan kompetiti • Pemimpin yang kharismatik positif biasanya
Implikasi Praktis bagi Organisasi • Kepemimpinan kharismatik itu berisko • Kepemimpinan kharismatik membutuhkan perubahan radikal strategi dari budaya organisasi
• Kharisma merupakan fenomena langka dan kompleks yang sulit dimanipulasi • Kebanyakan penelitian deskripti menyatakan
menciptakan budaya yang “berorientasi
bahwa pemimpin kharismatik tiddak otomatis
pencapaian”
mencapai perubaha besar dalam organisasi teertentu.
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASI TABEL 9-3 Perilaku Transformasi dan Transaksi (Bass, 1996) Perilaku Transformasi Pengaruh ideal Pertimbangan individu Motivasi yang menginspirasi Stimulasi intelektual Perilaku Transaksi
Penghargaan yang bergantung situasi Manajemen berdasar pengecualiaan yang aktif Manajemen berdasar pengecualian yang pasif
Kondisi yang Perilaku Pemimpin
Proses Mempengaruhi
Memfasilitasi
Perilaku pemimpin
Kepemimpinan transaksi:
Bass (1996, 1997),
transformasi dan
kepatuhan instrumen
kepemimpinan transformasi
kepemimpinan transaksi dijelaskan menurut dua
kategori perilaku yang luas yang masing-masing memiliki subkategori khusus.
dianggap dalam situasi atau Kepemimpinan transformasi; internalisasi
budaya apapun.
Kepemimpinan transformasi kemungkinan lebih penting dalam lingkungan yang dinamis dan tidak stabil yang meningkatkan kebutuhan akan perubahan.
JENIS PENELITIAN UTAMA ATAS TEORI EKSPERIMEN LABORATORIUM PENELITIAN SURVEI Survei lapangan digunakan lebih sering dibandingkan dengan metode lain untuk penelitian tentang kepemimpinan transformasi dan kharismatik.
Eksperimen memungkinkan kesimpulan yang telah
EKSPERIMEN LAPANGAN
lebih kuat mengenai hubungan hubungan sebab
Pendekatan biasa dalam eksperimen lapangan adalah
akibat daripada studi atau penelitian survei, tetapi
memanipulasi perilaku pemimpin dan mengamati
hanya sedikit eksperimen laboratorium tentang
pengaruhnya terhadap sikap, perilaku, serta kinerja
kepemimpinan kharismatik dan transformasi yang
bawahan.
telah dilakukan
STUDI DESKRIPTIF DAN KOMPARATIVE
Beberapa studi deskripti mencari karakteristik umum
STUDI KASUS INTENSIF
di kalangan para pemimpin yang semuanya telah
Jenis lain penelitian deskriptif terdiri dari studi kasus
diidentifikasikan sebagai pemimpin yang kharismatik
intensif tentang pemimpin kharismatik individu
atau transformasi.
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASI VS. KHARISMATIK Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan Transformasi
Inti dari kharisma adalah dipandang luar biasa Inti kepemimpinan transformasi adalah oleh pengikut.
memberikan inspirasi, mengembangkan, dan memberdayakan pengikut.
EVALUASI TEORI Kebanyakan teori kepemimpinan transformasi dan kharismatik tidak memiliki spesifikasi yang cukup tentang proses pengaruh yang penting. Kebanyakan teori masih tetap berpusat pada pemimpin, dan teori itu menekankan pengaruh
pemimpin terhadap pengikut. Kebanyakan teori terfokus pada proses hubungan dua pihak. Penekanan yang berlebihan pada sifat pemimpin yang bersifat universal yang seharusnya relevan untuk semua situasi.
PENERAPAN: PANDUAN UNTUK PEMIMPIN TABEL 9-4 Pedoman untuk Kepemimpinan Transformasi Nyatakan visi yang jelas dan menarik Jelaskan bagaimana cara mencapai visi tersebut Bertindaklah secara yakin dan optimis Perlihatkan keyakinan terhadap pengikut
Gunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai penting Pimpin dengan memberikan contoh
THANKYOU