Bab 6 Metolid.docx

  • Uploaded by: Arfenia DC
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 6 Metolid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,879
  • Pages: 10
BAB 6 PROSES PENELITIAN: UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN DESAN PENELITIAN Setelah

mengidentifikasi

variabel

dalam

suatu

situasi

masalah

dan

mengembangkan kerangka teoretis, langkah berikut adalah mendesain penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi. Desain penelitian, yang meliputi serangkaian pilihan pengambilan keputusan rasional. Berbagai persoalan yang termasuk dalam desain penelitian seperti bisa dilihat, isu-isu yang berkaitan dengan keputusan mengenai tujuan studi (eksploratif, deskriptif, pengujian hipotesis), letaknya (yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis investigasi), tingkat manipulasi dan kontrol peneliti (tingkat intervensi peneliti), aspek temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit analisis), adalah integral pada desain penelitian. Hal-hal tersebut dibahas dalam bab ini. Selain itu, keputusan harus dibuat, misalnya mengenai jenis sampel yang digunakan (desain sampel),

bagaimana

data

dikumpulkan

(metode

pengumpulan

data),

bagaimana variabel diukur (pengukuran), dan bagaimana variabel dianalisis untuk menguji hipotesis (analisis data). Penting untuk dicatat bahwa semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan dihabiskan untuknya. Karena itu adalah relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada setiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih untuk memastikan akurasi, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya, sepadan deng7an investasi sumber daya yang lebih besar. STUDI EKSPLORATIF DAN DESKRIPTIF Studi

mungkin

bersifat

eksploratif

atau

deskriptif,

atau

dilakukan

untuk

menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan pengetahuan lebila lanjut dalam bidang tersebut. Keputusan desain menjadi semakin penting saat kita berlanjut dari

tahap eksploratif, di mana kita berusaha mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif; kita mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis; menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh. Sekarang kita akan melihat masing-masing tahap secara rinci.

Studi Eksploratif Studi

eksploratif (exploratory

study) dilakukan

jika

tidak

banyak

yang

diketahuimengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenaibagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip cliselesaikan di masa lalu. Dalamkasus

tersebut„studi

awal

yang

ekstensif

perlu

dilakukan

untuk

mendapatkankeakraban dengan fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelumkita

membuat

sebuah

model

dan

menyusun

desain

ketat

untuk

investigasimenyeluruh. Intinya, studi eksploratif dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifatmasalah karena mungkin bam sedikit studityang telah dilakukan dalam bidangtersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan memahami fenomena. Penelitian yang lebih ketatpun. kemudian dapat dilaksanakan. Sejumiah studi kualitatif (sebagai lawan dari data kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuesionemdan sebagainya) di,mana data diperoleh melalui pengamatan atau • wawancara, adalah eksploratif dalam sifatnya. Bila data menyingkapkan beberapa pola yang terkait dengan fenomena perhatian, teori pun dikembangkan dan hipotesis dirumuskan untuk pengujian lebih jauh. Misalnya, Henry Mintzberg mewawancarai para manajer untuk menyelidiki sifat pekerjaan manajerial. Berdasarkan analisis terhadap data wawancaranya, is merumuskan teori mengenai peran manajerial, sifat dan jenis aktivitas manajerial, dan sebagainya. Semua tersebut telah diuji dalam berbagai konteks melalui wawancara dan survei kuesioner. Studi

eksploratif

juga

dilakukan

ketika

sejumlah

fakta

diketahui,

tetapi

diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoretis yang kukuh. Misalnya, jika kita ingin menyelidiki faktor penting yang memengaruhi kemajuan

wanita dalam

organisasi,

studi

wanitasemakin

meningkat

dalam

sebelumnya kualitas,

mungkin

menunjukkan

seperti.ketegasan,

kemampuan

bahwa bersaing,

dankemandirian. Ada pula persepsi bahwa perpaduan sifat maskulin dan feminin yang bijaksana seperti kuat namun tidak keras baik tetapi tidak lemah adalah kondusif bagi kemajuan wanita dalam organisasi. Dugaan tersebut mengindikasikan, bahwa ada kebutuhan untuk mewawancarai manajer wanita yang telah berhasil mencapai puncak untuk menyelidiki semua variabel yang relevan. Hal tersebut akan membantu membangun teori yang kukuh. Singkat kata, studi eksploratif penting untuk memperoleh pengertian yang baik mengenai fenomena perhatian dan melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian hipotesis. Studi Deskriptif Studi

deskriptif (descriptive

study) dilakukan

untuk

mengetahui

dan

menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Misalnya, studi mengenai sebuah kelas dalam hal persentase anggota yang berada dalam tahun senior dan junior mereka, komposisi gender, kelompok usia, jumlah semester yang tersisa sebelum kelulusan, dan jumlah mat a kuliah bisnis yang diambil, bisa dianggap bersifat deskriptif. Cukup sering, studi deskriptif dilakukan dalam organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok karyawan, misalnya, usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang Hispanik atau Asia, yang bekerja dalam sistem. Studi deskriptif juga dilakukan untuk

memahami

karakteristik

organisasi

yang

mengikuti

praktik umum

tertentu.

Contohnya, seseorang mungkin ingin mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik

organisasi

yang

melaksanakan

sistem manufaktur

fleksibel (flexible

manufacturing systems—FMS) atau yang mempunyai rasio utang terhadap modal (debt-toequity ratio) tertentu. Tujuan studi deskriptif, karena itu, adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek ,yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya.

BAB I PENGANTAR PENELITIAN Penelitian bisnis sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkeloia, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadat) suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait. Intinya, penelitian memberikan informasi yang cliperlukan untuk memandu manajer mengambil keputusan yang terinfomasi agar bisa memecahkan masalah secara sukses. Informasi yang diperoleh bisa berasal dari analisis mendalam terhadap yang dikumpulkan dari tangan pertama, atau data yang telah tersedia (dalam perusahaan, industri, archive, dan seterusnya). Data bisa kuantitatif (yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur) atau kualitatif (yang dihasilkan dari jawahan yang luas terhadap pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respons terhadap pertanyaan terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya). PENELITIAN: TERAPAN DAN DASAR Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Yang satu adalah untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manager dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu. Misalnya, sebuah produk tertentu mungkin tidak laku dan manajer harus menemukan alasan di balik hal tersebut dalam rangka mengambil tindakan perbaikan. Penelitian semacam itu disebut penelitian terapan (applied research). Yang lain adalah untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan. Ini disebut penelitian dasar (basic research). Sangat mungkin bahwa sejumlah organisasi di kemudian hari menerapkan pengeratuan yang diperoleh melalui temuan dan penelitian dasar semacam itu untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Misalnya, seorang profesor universitas mungkin tertarik untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan absensi, semata-mata sebagai minat akademik. Setelah mengumpulkan informasi tentang topik ini dari beberapa institusi dan menganalisis data, profesor tersebut mungkin menemukan faktor seperti jam kerja yang tidak fleksibel, pelatihan karyawan yang tidak memadai, dan moral yang rendah sebagai hal -hal yang memengaruhi absensi. Belakangan, seorang manajer yang menghadapi absensi karyawan dalam organisasinya dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan jika faktor-faktor tersebut relevan dengan kondisi kerja di perusahaannya. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan disebut penelitian terapan (applied research). Penelitian yang terutama dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya

disebut penelitian dasar atau fundamental (basic or fundamental research). Hal tersebut juga dikenal sebagai penelitian mumi (pure research). Penemuan dari penelitian semacam itu berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Pengetahuan seperti itu biasanya belakangan diterapkan dalam konteks pemecahan masalah organisasi. MANAJER DAN PENELITIAN Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding manajer yang tidak memiliknya. Meskipun Kita mungkin tidak melakukan penelitian apa pun sendiri sebagai seorang manajer, Kita perlu memahami, memperkirakan, danmengendalikan peristiwa yang merugikan organisasi. Misalnya, sebuah produk yang baru dikembangkan mungkin tidak dapat "diluncurkan," atau suatu investasi keuangan mungkin tidak dapat "dibayar" seperti yang diharapkan. Fenomena yang mengganggu semacam itu perlu dipahami dan dijelaskan. Kecuali hal ini dilakukan, adalah tidak mungkin untuk memperkirakan masa depan produk atau prospek investasi tersebut, dan bagaimana bencana besar di masa depan dapat dikendalikan. Penguasaan terhadap metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami, memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka. Sebuah pikiran yang mungkin terlintas dalam benak Kita adalah bahwa, karena Kita mungkin akan menugaskan peneliti untuk memecahkan masalah dan bukan melakukan sendiri penelitian, tidak ada gunanya untuk bersusah-payah mempelajari penelitian. Alasan tersebut menjadi jelas jika seseorang mempertimbangkan konsekuensi kegagalan ketika melakukan hal tersebut. Dengan kerumitan organisasi modem yang belum pemah ada sebelumnya, dan ketidakpastian lingkungan yang mereka hadapi, manajemen sistem organisasi telah menjadi sebuah ,masalah konstan dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat membantu jika manajer dapat merasakan, menentukan, dan menangani masalah sebelum segatanya tidak dapat diatasi. Pengetahuan mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah menolong manajer mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut terjadi di luar kendali. Meskipun masalah kecil bisa diselesaikan oleh manajer, masalah besar menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang memahami penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka. Pengetahuan mengenai proses penelitian, desain, dan interpretasi data juga membantu manajer untuk membedakan penerima temuan penelitian yang ditampilkan dan untuk menentukan apakah solusi yang direkomendasikan tepat untuk dililpatartakan atau tidak. Alasan lain mengapa manajer profesional saat ini perlu mengetahui tentang metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi lebih mampu membedakan ketika menyaring sebaran informasi dalam jumal-jumal bisnis. Beberapa artikel jumal lebih ilmiah dan objektif dibanding iainnya. Bahkan di antara artikel ilmiah,beberapa lebih tepat untuk diaplikasi atau diadaptasi oleh organisasi dan situasitertentu dibanding lainnya. Inilah fungsi desain sampling, jenis organisasi yangdipelajari, dan faktor lain yang dilaporkan dalam artikel jumal. Kecuali jika manajer mampu memahami sepenuhnya apa yang

publikasi penelitian empiris benar-benar ungkapkan, mereka bisa keliru dalam menggabungkan beberapa saran yang publikasi semacam itu tawarkan. Dengan bukti yang sama, manajer dapat sukses menangani masalah mereka sendiri dengan penghematan besar biaya dan mempelajari hasil dari publikasi penelitian yang "baik" yang menampilkan isu-isu serupa. Masih ada beberapa alasan lain mengapa manajer profesional sebaiknya memahamipenelitian dan metode penelitian dalam bisnis : 1. Pengetahuan tersebut mempertajam kepekaan manajer terhadap banyak sekali variabel yang berhubungan dalam suatu situasi dan terus mengingatkan mereka tentang multikausalitas dan multifinaiitas fenomena, sehingga menjauhkan dugaan yang tidak tepat dan simplistik mengenai satu variabel yang "menyebabkan" variabel lain. 2. Jika manajer memahami laporan penelitian terkait organisasi mereka yang disusun oleh profesional, mereka akan diperlengkapi untuk menentukan risiko secara cerdas, ilmiah, dan penuh perhitungan dengan pengetahuan tentang probabilitas kesuksesan atau kegagalan keputusan mereka. Penelitian kemudian menjadi alat pengambilan keputusan yang berguna dibandingkan banyak sekali informasi statistik yang tidak terpahami. 3. Karena manajer menjadi lebih memahami tentang investigasi ilmiah, kepentingan pribadi di dalam atau luar organisasi pun tidak akan berlaku. Misalnya, sebuah kelompok penelitian intemal dalam organisasi tidak akan mampu menyimpangkan-informasi atau memanipulasi temuan untuk kepentingan mereka sendiri jika manajer menyadari bias yang dapat menyusup ke dalam penelitian dan mengetahui bagaimana data dianalisis dan diinterpretasi. 4. Pengetahuan tentang penelitian menolong manajer mengaitkan dan membagikan informasi terkait dengan peneliti atau konsultan yang disewa untuk memecahkan masalah. Singkat kata, memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajerprofesional untuk: 1. Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam kontekspekerjaan. 2. Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk. 3. Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor terkait dalam suatu situasi. 4. Memperhitungkan risiko dalarri pengambilan keputusan, mengetahuisepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan keluaran(outcome) yang berbeda. 5. Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi situasi. 6. Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang .disewa secara lebih efektif.

7. Menggabungkan pengalaman ketikamengambil keputusan.

dengan

pengetahuan

ilmiah

KONSULTAN/PENELITI INTEMAL VERSUS EKSTEMAL Sejumlah organisasi mempunyai departemen konsultan atau penelitian sendiri, yang mungkin dinamakan Departemen Layanan Manajemen, Departemen Organisasi dan Metode, RD (research and development department), atau lainnya. Departemen tersebut berperan sebagai konsultan intemal untuk subunit dalam organisasi yang menghadapi masalah tertentu dan memerlukan bantuan. Unit semacam ini dalam organisasi, jika eksis, akan mempunyai beberapa kegunaan, dan memperoleh bantuannya akan lebih menguntungkan di bawah sejumlah situasi, teLapi tidak dalam situasi lainnya. Manajer sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti intemal atau ekstemal. Untuk mencapai keputusan, manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan keduanya, dan menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan kebutuhan situasi. Beberapa keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal akan dibahas berikut ini. Keuntungan Konsultan/Peneliti intemal Ada setidaknya empat keuntungan dalam menggunakan tim intemal untukmelakukan proyek penelitian: 1. Tim intemal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam subunitorganisasi di mana penelitian perlu dilakukan. 2. Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan sistem kerja organisasi. 3. Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitianditerima. Hal ini sangat penting karena setiap "gangguan" dalam implementasirekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapatmengevaluasi efektivitas perubahan, dan memperhitungkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan. 4. Tim intemal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanding tim ekstemal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memahami sistem karena keterlibatan mereka yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit, tim intemal adalah ideal. Kerugian Konsultan/Peneliti Intemal Ada pula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti intemal untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis adalah : 1. Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan intemal, tim intemal sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya. Hal tersebut akan menghalangi ide dan perspektif segar

yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah. Hal tersebut jelas sekali akan menjadi rintangan bagi situasi ketika isu-isu berat dan masalah kompleks harus diinvestigasi. 2. Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untukmemengaruhi tim intemal menyembunyikan, menyimpangkan, ataumengubah fakta tertentu. Dengan kata lain, kepentingan pribadi tertentu dapat mendominasi, terutama untuk mendapatkan porsi yang cukup besar dari sedikit sumber daya yang tersedia. 3. Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian intemal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai "pakar" oleh staf dan. manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak. 4. Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian intemal dalam beberapa hal dapat membuat temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah. Konsultan/Peneliti Ekstemal Kerugian dari tim peneliti intemal sebaliknya merupakan keuntungan tim ekstemal, dan keuntungan yang pertama menjadi kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim ekstemal bisa disoroti. Keuntungan Konsultan Ekstemal Keuntungan tim ekstemal adalah: 1. Tim ekstemal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang .mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip. Keluasan pengalaman akan membuat mereka mampu untuk berpikir, baik secara divergen atau konvergen, dan menghindari ketergesaan menuju solusi instan berdasarkan fakta yang tampak dalam situasi. Mereka akan mampu mempertimbangkan beberapa cara altematif untuk melihat masalah karena pengalaman pemecahan masalah yang luas dalam berbagai konteks organisasi lain. Karena menelaah situasi dari beberapa sudut dan perspektif yang mungkin (secara divergen), mereka dapat secara kritis menilai masing-masing, membuang pilihan dan altematif yang kurang sesuai, dan fokus pada solusi spesifik yang layak (berpikir secara konvergen). 2. Tim ekstemal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultanterkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang terkini dan tercanggih yang diperoleh melalui program pelatihan 'periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi. Karena keusangan pengetahuan merupakan

ancaman nyata dalam bidang konsultan, institusi penelitian ekstemal menjamin bahwa anggota mereka memperoleh inovasi terbaru melalui program pelatihan yang dikelola secara periodik. Tingkat di mana anggota tim intemal tetap mengikuti teknik pemecahan masalah terbaru mungkin sangat dipertimbangkan oleh organisasi. Kerugian Konsultan Ekstemal Kerugian utama dalam menyewa tim penelitian ekstemal adalah sebagai berikut: 1. Biaya sewa tim penelitian ekstemal biasanya mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis. 2. Selain waktu banyak yang tim ekstemal perlukan untuk memahamiorganisasi yang akan diteliti, mereka jarang memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta merta diterima oleh karyawan. Departemen dan orang yang akan terpengaruh oleh studi penelitian mungkin menganggap tim studi sebagai ancaman dan menentang mereka. Karena itu, meminta dukungan karyawan dan memperoleh kerjasama mereka dalam studi adalah sedikit lebih sulit dan memakan waktu bagi peneliti ekstemal dibanding tim intemal. 3. Tim ekstemal juga membebankan biaya tambahanv'ntuk bantuan merekadalam fase implementasi dan evaluasi. Sambil mengingat keuntungan dan kerugian tim peneliti intemal dan ekstemal, manajer yang menginginkan jasa penelitian harus menimbang pro dan kontra dalam menggunakan salah satunya sebelum membuat keputusan. Bila masalah sangat rumit, atau jika ada.kemungkinan masuknya kepentingan pribadi, atau bila keberadaan organisasi menjadi taruhannya karena satu atau lebih masalah serius, sangat disarankan untuk menggunakan peneliti ekstemal meskipun biayanya lebihmahal. Tetapi, jika masalah yang terjadi cukup sederhana, jika waktu menjadipenentu dalam pemecahan masalah yang cukup rumit, atau bila perluasan sistem diperlukan untuk membuat prosedur dan kebijakan yang bersifat rutin, tim intemal mungkin akan menjadi pilihan yang lebih baik. Pengetahuan tentang metode penelitian dan pengertian akan perbandingan keuntungan dan kerugian tim intemal dan ekstemal menolong manajer membuatkeputusan mengenai bagaimana menangani masalah dan menentukan apakahpeneliti intemal atau ekstemal yang merupakan pilihan tepat untuk menginvestigasidan memecahkan masalah. ETIKA DAN PENELITIAN BISNIS Etika dalam penelitian bisnis mengacu pada kode etik atau norma perilaku social yang diharapkan ketika melakukan penelitian. Kode etik berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan data yang diperlukan. Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, memerhatikan indikasi basil penelitian, melepaskan ego, dan merigejar kepentingan organisasi alih-alih diri

sendiri. Kode etik juga harus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan yang memberikan data, analis yang memberikan basil, dan seluruh tim penelitian yangmenyajikan interpretasi hasil dan menyarankan solusi altematif. Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkah dalam proses penelitian pengumpulan data, analisis data, pelaporan, dan penyebaran informasi di Intemet, jika kegiatan tersebut dilakukan. Ada jumal bisnis seperti Joumal of Business Ethics dan Business Ethics Quarterly yang terutama ditujukan untuk isu etika dalam bisnis. American Psychological Association telah Menyusun pedoman tertentu untuk melakukan penelitian ; memastikan bahwa penelitian organisasi dilakukan dengan cara yang etis dan kepentingan semua orang dinaungi.

Related Documents

Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 18
Bab 6
November 2019 38
Bab 6
November 2019 37
Bab 6
October 2019 41

More Documents from ""

Bab 6 Metolid.docx
December 2019 12
Bab I Metolid.docx
December 2019 17
Seni Budaya Odi.docx
December 2019 36
Lembaga Keuangan1.docx
December 2019 9
Proposal Pendidikan.docx
December 2019 9
Tugas Mejik 1.docx
December 2019 8