5.5.
Hasil Percobaan dan Perhitungan Berdasarkan hasil praktikum Sieve Analysis, maka dapat diperoeh data
sebagai berikut : 5.5.1. Hasil Percobaan Berat Sampel = 200 gram Tabel V-1 Data Hasil Sieve Analysis
US Sieve Series
Opening Diameter (mm)
Berat (gr)
Berat Kumulatif
%Berat Kumulatif
16
1,19
0,016
0,016
0,008
20
0,84
3,58
3,596
1,798
50
0,297
106,06
109,656
54,828
140
0,104
83,69
193,346
96,673
200
0,074
6,654
200
100
Dari hasil pembacaan Grafik 5.1 Hubungan Opening Diameter vs Berat Kumulatif didapatkan : 1. Opening diameter pada berat kumulatif 40 % : d40 = 0,407 mm 2. Opening diameter pada berat kumulatif 90 % : d90 = 0,124 mm 5.5.2. Perhitungan 1. Menghitung % Berat Kumulatif % Berat Kumulatif Sieve No. 16
= (W/Wtot) x 100 % = (0,016/200) x 100 % = 0,008%
% Berat Kumulatif Sieve No. 20
= (W/Wtot) x 100 % = (3,596/200) x 100 % = 1,798 %
% Berat Kumulatif Sieve No. 50
= (W/Wtot) x 100 % = (109,656/200) x 100 % = 54,828 %
% Berat Kumulatif Sieve No. 140
= (W/Wtot) x 100 % = (193,346/200) x 100 % = 96,673%
% Berat Kumulatif Sieve No. 200
= (W/Wtot) x 100% = (200/200) x 100% = 100%
1. Membuat grafik semilog, hubungan antara opening diameter vs % berat kumulatif. Dari hasil plot didapatkan : a. Opening diameter pada berat kumulatif 40 % : d40 = 0,407 mm b. Opening diameter pada berat kumulatif 90 % : d90 = 0,124 mm c. Sorting Coeficient (SC) = =
d40 d90 0,407 0,124
= 3,279
5.5.3 Grafik
Kurva Hubungan Persen Berat Kumulatif dengan Opening Diameter 100
80
Persen Berat Kumulatif
60
0.01
40
20
0.1
y = 118.45x2 - 239.54x + 117.93 0 R² = 0.9984 1
Opening Diameter
-20
Grafik 5.1 % Berat Komulatif vs Opening Diameter (mm)
10
5.7.
Pembahasan Praktikum ini berjudul Sieve Analysis. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui ukuran batuan pasir sehingga dapat menentukan ukuran screen liner atau penyaring yang digunakan untuk menjebak batuan pasir untuk tidak ikut terproduksi bersama fluida. Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi, sebab hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada dasar sumur dan volume pipa akan berkurang. Produksi pasir lepas ini pada umumnya sensitif terhadap laju produksi. Apabila laju aliran tinggi, maka kuantitas pasir yang ikut terproduksi juga tinggi, apabila laju aliran rendah maka kuantitas pasir yang ikut terproduksi rendah tetapi tidak dapat memenuhi kebuhuan produksi karena laju alir yang rendah. Metode yang umum digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi penggunaan slotted atau screen liner dan gravel pack. Metode ini memiliki prinsip kerja penyaringan dan penimbangan. Langkah awal adalah dengan memecah sampel seberat 200 gr hingga menjadi fragmen kecil, lalu masukkan kedalam mesh/saringan dan di goyangkkan pada kecepatan tertendtu selama 30 menit kemudian menghitung berat sampel yang sudah tersaring pada setiap mesh yang memiliki diameter lubang yang berbeda beda. Ukiran pasir yang didapat dari Sieve Analysis dapat diklasifikasikan berdasarkan keseragaman besar butirnya. Saringan tersebut disusun berdasarkan besar – kecilnya luas opening diameter, dimana disusun dari yang paling kasar diatas dan yang paling halus berada dibawah.. Setiap series mesh memiliki jumlah lubang yang berbeda, sebagai contoh nomor 40 berarti terdapat 40 lubang dalam setiap inch2. Dari percobaan yang dilakukan didapati hasil harga d40 (opening diameter berat komulatif 40%) sebesar 0,407 mm dan harga d90 (opening diameter berat komulatif 90%) sebesar 0,124 mm. Sehingga dengan membandingkan harga opening diameter berat komulatif 40% dengan opening diameter berat komulatif 90% diperoleh harga sortasi coefficient sebesar 3,279, diamana menurut Schwartz hal ini menunjukkan bahwa pemilahan butiran pasir didalam batuan reservoir
tersebut memiliki tingkat keseragaman yang sedang. Dari ini dapat kita ketahui bahwa formasi tersebut merupakan unconsolidated. Pasir dari formasi yang tidak berkonsolidasi harus segera diatasi untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang lebih mahal, seperti penurunan hasil produksi akibat terendamnya pasir di dalam sumur. Kerusakan peralatan akibat sifat abrasi dari pasir, kerusakan pada casing serta erosi. Untunk mengurangi kerusakan tersebut maka dapat dipasang ukuran screen liner 0,02 inci. Pemilihan ukuran gravel pack dan screen liner harus lebih kecil dari ukuran yang dibutuhkan agar semua butir yang terlepas dapat tersaring melalui gravel pack dan screen liner yg dipasang. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah, kita dapat mengetahui acuan untuk menentukan ukuran screen liner dan gravel packing yang akan dipasang pada formasi produktif. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan minyak bebas masuk kedalam lubang sumur tanpa disertai butiran – butiran pasir yang ikut terproduksi kepermukaan.
5.8.
Kesimpulan 1. Metode yang umum digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi penggunaan slotted atau screen liner dan gravel pack. 2. Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah penyaringan dan penimbangan. 3. Dari hasil percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut : d40 (opening diameter berat komulatif 40%)
= 0.40741 mm
d90 (opening diameter berat komulatif 90%)
= 0,12423 mm
Harga koefisien keseragaman butiran pasir (C) adalah 3,279 4. Berdasarkan klasifikasi Schwartz nilai sortasi coefficient semi log menunjukkan pemilahan tidak seragam. 5. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah, kita dapat mengetahui acuan untuk menentukan ukuran screen liner dan gravel packing yang akan dipasang pada formasi produktif. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan minyak bebas masuk kedalam lubang sumur tanpa disertai butiran – butiran pasir yang ikut terproduksi kepermukaan.