BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Politeknik Kesehatan Palangkaraya yang memiliki tiga jurusan yaitu jurusan keperawatan yang terletak di Jalan Dokter Soetomo Nomor 10 Palangka Raya, jurusan kebidanan dan jurusan gizi yang terletak di Jalan George Obos Nomor 30, 32. Politeknik Kesehatan Palangkaraya merupakan institusi pendidikan tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah yang metamorfosis perkembangannya dimulai dari level pendidikan menengah pertama bidang kesehatan sejak tahun 1966. Politeknik Kesehatan Palangkaraya memiliki tiga jurusan yaitu : jurusan keperawatan yang terdiri dari Prodi DIII dan DIV Keperawatan, jurusan kebidanan yang terdiri dari prodi DIII dan DIV Kebidanan, dan jurusan gizi yang terdiri dari prodi DIII dan DIV Gizi. B. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2019 s/d Februari 2019 di Politeknik Kesehatan Palangkaraya dengan mengambil data primer maka didapat data yang ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
No 1
2
3
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Dependen dan Variabel Independen Perilaku Pacaran pada Remaja Variabel Jumlah Persentase Perilaku Seksual a. Ringan 283 95,2 % b. Berat 14 4,8 % Umur a. 16 tahun 1 0,3 % b. 17 tahun 27 9,1 % c. 18 tahun 125 42,0 % d. 19 tahun 144 48,6 % Jenis Kelamin a. Laki-Laki 32 10,7 % b. Perempuan 265 89,3 %
4
5
6
Status Tempat Tinggal a. Orang Tua b. Kerabat/wali c. Kos d. Rumah Sendiri Komunikasi Orang Tua a. Baik b. Kurang Paparan Media Pornografi a. Ringan b. Berat
87 43 152 15
29,2 % 14,4 % 51,1 % 5,3 %
283 14
95,2 % 4,8 %
283 14
95,2 % 4,8 %
1. Perilaku Seksual Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari sampai dengan Februari 2019 berdasarkan perilaku seksual dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Seksual Remaja Perilaku Pacaran Perilaku Seksual Sehat Tidak Sehat Jumlah Remaja Jumlah Jumlah % % Ringan 249 100 34 70,8 283 Berat 0 0 14 29,2 14 Total 249 100 48 100 297
Persentase
95,2 4,8 100
Berdasarkan tabel 4.2 ada sebanyak 14 (29,2 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat yang perilaku seksualnya berat (meraba-raba dada, meraba-raba alat kelamin hingga hubungan seksual yang lebih intim). Ada sebanyak 34 (70,8 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat yang perilaku seksualnya ringan (berciuman bibir). Sedangkan sebanyak 249 (100%) remaja dengan perilaku pacaran sehat yang perilaku seksualnya ringan.
2. Umur Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari s/d Februari 2019 berdasarkan umur remaja dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini
Umur 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun Total
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Remaja Perilaku Pacaran Sehat Tidak Sehat Jumlah Jumlah Jumlah % % 1 0,4 0 0 1 22 8,8 5 10,2 27 100 40,3 25 51,0 125 125 50,5 19 38,8 144 248 100 49 100 297
Persentase 0,3 9,1 42,0 48,6 100
Berdasarkan tabel 4.3 ada sebanyak 19 (38,8 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat berusia 19 tahun. Sedangkan ada sebanyak 125 (50,5 %) yang perilaku pacarannya sehat berusia 19 tahun. Ada sebanyak 25 (51 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat berusia 18 tahun. Sedangkan ada sebanyak 100 (40,3 %) remaja yang perilaku pacarannya sehat berusia 18 tahun. Ada sebanyak 5 (10,5%) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat berusia 17 tahun. Sedangkan ada sebanyak 22 (8,8 %) remaja yang perilaku pacarannya sehat berusia 17 tahun. Ada sebanyak 1 (0,4 %) remaja yang perilaku pacarannya sehat berusia 16 tahun. 3. Jenis Kelamin Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari sampai dengan Februari 2019 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Remaja Perilaku Pacaran Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total
Sehat Jumlah 231 19 250
Tidak Sehat % 92,4 7,6 100
Jumlah
34 13 47
% 72,3 27,7 100
Jumlah
Persentase
265 32 297
89,3 10,7 100
Berdasarkan tabel 4.4 ada sebanyak 13 (27,7 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan ada sebanyak 19 (7,6 %) remaja yang perilaku pacarannya sehat berjenis kelamin laki-laki. Ada sebanyak 34 (72,3 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat berjenis kelamin perempuan. Sedangkan ada sebanyak 231 (92,4 %) yang perilaku pacarannya sehat berjenis kelami perempuan. 4. Status Tempat Tinggal Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari sampai dengan Februari 2019 berdasarkan status tempat tinggal dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Tempat Tinggal Remaja Perilaku Pacaran Status Tempat Sehat Tidak Sehat Jumlah Persentase Tinggal Jumlah Jumlah % % 87 29,2 Orang tua 71 28,5 16 33,3 Kerabat/wali 39 15,6 4 8,3 43 14,4 Kos 130 52,2 22 45,8 152 51,1 Rumah Sendiri 9 3,7 6 12,6 15 5,3 Total 249 100 48 100 297 100
Berdasarkan tabel 4.5 ada sebanyak 6 (12,6 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat tinggal di rumah sendiri. Sedangkan ada sebanyak 9 (3,7 %) yang perilaku pacarannya sehat tinggal di rumah sendiri. Ada sebanyak 22 (45,8 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat tinggal di kos. Sedangkan ada sebanyak 130 (52,2 %) remaja yang perilaku pacarannya sehat tinggal di kos. Ada sebanyak 4 (8,3 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat tinggal dengan kerabat. Sedangkan ada sebanyak 39 (15,6%) remaja yang perilaku pacarannya sehat tinggal dengan kerabat. Ada sebanyak 16 (33,3 %) remaja yang perilaku pacarannya tidak sehat tinggal dengan orang tua. Sedangkan ada sebanyak 71 (28,5 %) remaja perilaku pacarannya sehat tinggal dengan orang tua. 5. Komunikasi Orang Tua Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari sampai dengan Februari 2019 berdasarkan komunikasi orang tua dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komunikasi Orang Tua Perilaku Pacaran Komunikasi Sehat Tidak Sehat Jumlah Orang Tua Jumlah Jumlah % % Baik 249 100 34 70,8 283 Kurang 0 0 14 29,2 14 Total 249 100 48 100 297
Persentase 95,2 4,8 100
Berdasarkan tabel 4.6 ada sebanyak 14 (29,2 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat yang komunikasi orang tuanya kurang. Ada sebanyak 34 (70,8 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat yang komunikasi orang tuanya baik. Sedangkan sebanyak 249 (100%) remaja dengan perilaku pacaran sehat yang komunkasi orang tuanya baik.
6. Paparan Media Pornografi Distribusi frekuensi Gambaran Perilaku Pacaran pada Remaja periode Januari sampai dengan Februari 2019 berdasarkan paparan media pornografi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paparan Media Pornografi Perilaku Pacaran Paparan Media Sehat Tidak Sehat Jumlah Pornografi Jumlah Jumlah % % Ringan 249 100 34 70,8 283 Berat 0 0 14 29,2 14 Total 249 100 48 100 297
Persentase
95,2 4,8 100
Berdasarkan tabel 4.2 ada sebanyak 14 (29,2 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat terpapar media pornografi tergolong berat. Ada sebanyak 34 (70,8 %) remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat terpapar media pornografi tergolong ringan. Sedangkan sebanyak 249 (100%) remaja dengan perilaku pacaran sehat terpapar media pornografi tergolong ringan. C. Pembahasan 1. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Perilaku Seksual Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat adalah pada remaja dengan perilaku seksual ringan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Edi Putra (2017) yang dilakukan pada remaja di Denpasar dimana frekuensi kejadian perilaku pacaran tidak sehat terbanyak pada remaja yang berperilaku seksual ringan. 2. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Umur Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat adalah pada remaja yang berumur 18
tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Shildhiane Putri (2017) perilaku pacaran tidak sehat lebih banyak pada remaja berusia 17-25 tahun dimana usia 18 tahun masuk dalam rentang umur tersebut. 3. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat adalah pada remaja laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Edi Putra (2017), jenis kelamin laki-laki meningkatkan peluang untuk berperilaku seksual berat 3,0 kali dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan (Putra, 2017). Ketika laki-laki tertarik terhadap lawan jenisnya, mereka lebih tertarik dalam pemuasan kebutuhan seksual dan cenderung untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya daripada perempuan. Remaja laki-laki yang belum menikah aktif secara seksual daripada perempuan. Remaja laki-laki lebih menyetujui hubungan seks pranikah dan memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam hubungan seksual (Putri, 2017). 4. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Status Tempat Tinggal Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat pada remaja yang tinggal di kos. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Handayani (2013) dimana remaja yang tinggal di kost saat menjalin hubungan pacaran cenderung melakukan perilaku seksual untuk memenuhi dorongan seksualnya karena jauh dari pengawasan orang tua. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2017) dimana perilaku seksual sangat beresiko remaja dijumpai pada remaja yang tinggal dengan keluarga (8,5 %).
5. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Komunikasi Orang Tua Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat adalah pada remaja yang komunikasi dengan orang tuanya kurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sesilia (2017) pada remaja di SMAN 1 dan SMAN 2 Kecamatan Meliau Tahun 2017, dari 120 responden yang memiliki komunikasi tidak baik sebanyak 75 responden (91,5%) berada pada kategori perilaku pacaran beresiko tinggi. Dari 7 responden yang memiliki komunikasi baik sebanyak 7 responden (8,5%) berada pada kategori perilaku pacaran beresiko rendah. 6. Gambaran Perilaku Pacaran Remaja Berdasarkan Paparan Media Pornografi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kelompok tertinggi terjadinya perilaku pacaran tidak sehat adalah pada remaja yang terpapar media pornografi berat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sesilia (2017) pada remaja di SMAN 1 dan SMAN 2 Kecamatan Meliau Tahun 2017, dari 122 responden yang terpapar media pornografi berat sebanyak 81 responden (98,8%) berada pada kategori perilaku pacaran beresiko tinggi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Poltekkes Kemenkes Palangkaraya pada periode Januari s/d Februari 2019 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan perilaku seksual terbanyak adalah pada kelompok perilaku seksual ringan (70,8%). 2. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan umur terbanyak adalah pada kelompok umur 18 tahun (51 %). 3. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah pada kelompok laki-laki (27,7 %). 4. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan status tempat tinggal terbanyak adalah pada kelompok tinggal di kos (45,8%). 5. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan komunikasi orang tua terbanyak adalah pada kelompok komunikasi orang tua yang kurang (70,8%). 6. Distribusi frekuensi remaja dengan perilaku pacaran tidak sehat berdasarkan paparan media pornografi terbanyak adalah pada kelompok dengan paparan media pornografi berat (70,8%). B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Masyarakat atau Remaja Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi remaja agar dapat mencegah perilaku pacaran yang tidak sehat dengan menjauhi tindakan perilaku seksual yang
tidak baik, meningkatkan komunikasi pada orang tua dan mengurangi paparan media pornografi yang tidak baik 2. Bagi Tempat Penelitian Bagi tenaga pengajar dan pihak lain di Poltekkes Kemenkes Palangkaraya mampu memantau perilaku pacaran yang berisiko di Poltekkes Kemenkes Palangkaraya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perilaku pacaran tidak sehat.