BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan Penyakit diare merupakan salah satu penyakit tropis yang menjadi penyumbang utama ketiga pada angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Widiono (2008) menyebutkan bahwa keadaan yang menggambarkan diare adalah ketika bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi feses yang dikeluarkan dalam 24 jam lebih dari tiga kali. Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada balita yaitu infeksi yang disebabkan bakteri, virus arau parasit, adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan, imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab lain (Haikin, 2012). Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari yang dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diare juga didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,52 episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli ( EIEC). Secara patofisiologi, diare akut dapat dibagi menjadi diare inflamasi dan noninflamasi. Diare akibat gangguan pada usus besar frekuensinya lebih sering, lebih teratur, dengan volume yang kecil, dan sering disertai pergerakan usus yang nyeri. Demam dan feses berdarah/mucoid juga sering terjadi.
Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Menurut mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Diare juga dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi. Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada anak dan balita. Kebanyakan penderita diare sembuh tanpa mengalami komplikasi, tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang diberikan. Komplikasi paling penting walaupun jarang diantaranya yaitu:
hipernatremia,
hiponatremia,
demam,
edema/overhidrasi,
asidosis,
hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi laktosa, malabsorpsi glukosa, muntah, gagal ginjal. 3.2
Saran Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para pembaca dapat melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber infromasi yang terpercaya dan dapat di pertanggungjawabkan.