3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN 3.5.1. Hasil Percobaan Berat core kering di udara (W1)
=
23,8341 gram
Berat core jenuh di air (W2)
=
16
gram
Berat core jenuh di udara (W3)
=
27,715
gram
Berat core jenuh di air+kerosene =
25,57
gram
Berat jenis kerosene
=
0,8
gram/cc
Berat jenis air
=
1,0
gram/cc
Berat Minyak
=
1,7352
gr
Berat Air
=
0,6
gr
Volume air
=
0,6
cc
Volume Minyak
=
2,169
cc
3.5.2. Perhitungan Volume pori (Vp)
=
W3-W1 BJ Air
=
27,715−23,83431 1
= 3,88069 cc Berat air
= Volume air x BJ air = 0,6 x 1 = 0,6 gram
Saturasi air (Sw)
=
Vair Vpori
=
0,6 3,88069
= 0,154 Volume minyak
=
Moil ρoil
=
25,57−23,8343 0,8
= 2,169 Berat Minyak
= Volume minyak x BJ kerosin = 2,169 x 0,8
= 1,7352 gr Saturasi minyak (So) =
Vminyak Vpori
=
2,169 3,88069
= 0,56 Saturasi gas (Sg)
= 1 – So – Sw = 1 – 0,56 – 0,154 = 0,287
3.6. PEMBAHASAN Percobaan kedua dalam Praktikum Analisa Inti Batuan yakni Pengukuran Saturasi Fluida. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai saturasi fluida yang terdiri dari saturasi minyak (So), saturasi air (Sw), dan saturasi gas (Sg) yang terkandung dalam batuan reservoir dengan suatu sampel core. Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori batuan yang dijenuhi suatu fluida tertentu (air, minyak dan atau gas) terhadap volume bulk batuan. Saturasi fluida digunakan sebagai parameter perhitungan OOIP (Original Oil In Place) dan OGIP (Original Gas In Place). Pengukuran saturasi fluida dilakukan dengan menggunakan alat Dean & Stark Distillation Apparatus. Prinsip kerja pada percobaan ini adalah destilasi dan kondensasi. Destilasi adalah penyulingan untuk memisahkan air dari minyak melalui pemanasan sehingga menghasilkan uap, kemudian uap ini dikondensasi agar menjadi fasa air kembali. Pemanasan core oleh proses destilasi ini menyebabkan core yang terkena panas mengalami penguapan pada fluida. Lalu uap akan mengalami kondensasi oleh kondensor dan kembali mengembun dan terakumulasi dalam water trap. Penggunaan alat Dean & Stark Distillation Apparatus juga disertai dengan penggunaan toluena dan kerikil. Toluena berfungsi untuk mempercepat proses pemanasan dan kerikil berfungsi untuk meratakan panas. Dari hasil percobaan dan perhitungan, didapatkan nilai Sw, So, dan Sg dari sampel core. Nilai Sw 0,154 ; So 0,559; dan Sg 0,287. Dari hasil tersebut diketahui bahwa core tersebut saturasi minyak nya jauh lebih besar daripada saturasi air. Nilai Sg yang lebih besar dari Sw menunjukkan core sample dipenuhi oleh minyak dan gas pada seluruh pori-porinya, sehingga formasi dimana core tersebut berada dapat dikategorikan produktif. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk menghitung nilai dari OOIP (Original Oil in Place) dan OGIP (Original Gas In Place), sehingga diketahui jumlah cadangan hidrokarbon yang dapat diproduksi. Selain itu, nilai saturasi juga dapat digunakan untuk menentukan kedalaman komplesi, agar
diperoleh hasil produksi yang maksimal. Serta dapat mengetahui kandungan fluida dan batas air-minyak dan ketinggian air-minyak nya.
3.7. KESIMPULAN 1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai saturasi fluida yang terdiri dari saturasi minyak (So), saturasi air (Sw), dan saturasi gas (Sg) yang terkandung dalam batuan reservoir dengan suatu sampel core. 2. Pada percobaan ini diperoleh: Berat core kering di udara
=
23,8341 gram
Berat core jenuh di air+kerosene =
25,57
gram
Volume pori
=
3,881
cc
Volume air yang didapat
=
0,6
cc
Berat Minyak
=
1,7352
gr
Berat Air
=
0,6
gr
Volume Minyak
=
2,169
cc
Saturasi minyak (So)
=
0,559
Saturasi gas (Sg)
=
0,287
Saturasi air (Sw)
=
0,154
3. Prinsip kerja percobaan ini adalah destilasi dan kondensasi. 4. Formasi dimana sampel core ditemukan tergolong sebagai formasi yang produktif. 5. Penggunaan toluena pada percobaan ini untuk mempercepat proses pemanasan dan kerikil sebagai pemerata panas. 6. Aplikasi lapangannya yaitu dapat memperkirakan besarnya cadangan minyak dan gas, serta dapat mengetahui kandungan fluida dan batas airminyak dan ketinggian air-minyak nya.