BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rancangan penelitian, desain penelitian ini merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2017: 158). Jenis desain dari penelitian ini adalah desain penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Desain penelitian korelasional bertujuan mengungkap hubungan korelatif dua variabel (Nursalam, 2017:162). Desain penelitian cross sectional penelitian
yang menekankan waktu
pengukuran/observasi
yaitu jenis
data
variable
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017: 162). peneliti melibatkan dua variabel tindakan preoperatif dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di ruang Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.2 Kerangka Kerja Kerangka kerja merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian yaitu menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2017: 55). Kerangka kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian (Suparyanto, 2009: 24). Adapun kerangka kerja dapat dilihat pada bagan berikut.
34
35
Populasi Seluruh pasien yang akan menjalani operasi di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Sampel Pasien yang akan menjalani operasi di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan kriteria inklusi. Sampling Teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probability dengan menggunakan Purposive sampling Informed Consent
Variabel Independen Tindakan Preoperatif Pasien Yang Akan Menjalani Operasi Raya
Variabel Dependen Tingkat Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Operasi
Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner
Pengolahan Data Editing, Coding, Scoring, Tabulating Analisa Data Menggunakan Spearman’s Rank
Hipotesis H1 Diterima Penyajian Hasil Disajikan dalam bentuk diagram dan persentase
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Tindakan Preoperatif Dengan Tingkatm Kecemasan Pasien Yang Akan Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2019
36
3.3 Identifikasi Variabel Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap seseuatu (benda, manusia dan lain-lain). Dalam riset, variabel dikarakteristik sebagai derajat, jumlah dan perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur (Nursalam, 2015: 97). Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-macam tipe untuk menjelaskan penggunaanya dalam penelitian. Variabel yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah:
3.1.1 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2015: 177). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi variabel lain (Hidayat, 2014: 80). Variabel independen dari penelitian ini adalah tindakan preoperatif pasien yang akan menjalani operasi.
3.1.2 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya di pengaruhi variabel terikat. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2017: 178). Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi.
3.4 Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan obeservasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2017:181).
37
Menurut Hidayat (2014: 35), Definisi variabel secara
operasional adalah mendefinisikan
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran
secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Menurut Notoatmodjo (2012: 111), Definisi oprasional ini penting dan di perlukan agar pengukuran variable atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain.
38
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas 4 dan 5 Tentang Tugas Siswa Pemantau Jentik (wamantik) di SDN 5 Menteng Palangka Raya Tahun 2019. Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor Variabel Independen Tindakan preoperatif pasien yang akan menjalani operasi
Preoperatif berarti Tindakan Preoperatif: suatu keadaan/waktu 1) Tindakan yang sebelum dilakukan dilakukan oleh tindakan operasi. perawat dalam rangka Preoperatif adalah fase mempersiapkan pasien dimulai ketika untuk dilakukan keputusan untuk tindakan pembedahan menjalani operasi atau dengan tujuan untuk pembedahan dibuat menjamin dan berakhir ketika keselamatan pasien pasien dipindahkan intra operatif. kemeja operasi. 2) Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental 3) Pengakajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis
Kuesioner
Ordinal
Nilai: Pertanyaan positif:
Sangat setuju (SS) :4 Setuju (S) :3 Tidak setuju (TS) :2 Sangat tidak setuju (STS) : 1 Pertanyaan Ngatif: Sangat setuju (SS) :1 Setuju (S) :2 Tidak setuju (TS) :3 Sangat tidak setuju (STS) : 4 Rumus: Sp N= × 100% Sm Keterangan : N : Nilai sikap Sp: Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban benar x1) Sm: Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban benar) Kategori : 1. 2. 3. 4.
Angka 76%-100% : Sangat Setuju Angka 51%-75% : Setuju Angka 26%-50% : Tidak setuju Angka 0%-25% : Sangat tidak setuju
39
Variabel Variabel Dependen: Tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi
Definisi
Parameter
Alat ukur
Skala
Memperlihatkan perubahan perilaku, kemampuan kognitif dan respon emosional seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
Tingkat Kecemasan: 1) Kecemasan Ringan 2) Kecemasan Sedang 3) Kecemasan Berat 4) Panik
Kuesioner
Ordinal
Skor
Nilai: Skor 0: tidak ada gejala sama sekali (tidak ada kecemasan) Skor 1: 1 dari gejala yang ada (kecemasan ringan) Skor 2: separuh dari gejala yang ada (kecemasan sedang) Skor 3: lebih dari separuh gejala yang ada (kecemasan berat) Skor 4: semua gejala ada (kecemasan sangat berat/panik) Kategori: 1) Angka 0-20% : tidak ada kecemasan 2) Angka 21-40% : kecemasan rendah 3) Angka 41-60% : kecemasan sedang 4) Angka 61-80% : kecemasan berat 5) Angka 81-100% : kecemasan sangat berat/panik
40
1.5 Populasi, Sampel Dan Sampling 1.5.1 Populasi Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017: 169). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang akan menjalani operasi di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya 1.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling, Nursalam (2017: 91). Dari data tentang populasi diatas akan diseleksi kriteria sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sample pada penelitian ini yaitu Pasien yang akan menjalani operasi di ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan kriteria inklusi. Kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria sampel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi (Nursalam 2017: 172). 1.5.2.1 Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman saat menentukan criteria inklusi (Nursalam 2017: 172). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:. 1) Pasien yang tidak buta huruf atau bisa membaca 2) Pasien yang dapat bekomunikasi dengan baik dan kooperatif 3) Pasien yang akan menjalani operasi 4) Pasien yang akan menjalani operasi dan sudah di rawat inap 5) Pasien pre operasi yang bersedia menjadi responden 1.5.2.2 Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau yang mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam, 2017: 172). Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pasien yang tidak akan menjalani operasi
41
2) Pasien yang tidak bersedia untuk menjadi responden
1.5.3 Sampling Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sempel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini pegambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Purposive Sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
1.6 Tempat Dan Waktu Penelitian 1.6.1 Waktu Penelitian Penelitian hubungan tindakan preoperatif dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di ruang Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dilaksanakan pada bulan Maret 2019.
1.6.2 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung hubungan tindakan preoperatif dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di ruang Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penelitian akan di laksanakan di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.7 Uji Validitas dan Reabilitas 1.7.1 Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006 dalam Budiman, 2013 : 22). Uji
42
validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan angket. Teknik uji yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Jika pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut tidak dapat digunakan. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS melalui tahap-tahap sebagai berikut (Susilo, 2014 : 155-158). 1) Input data dalam format SPSS. 2) Klik analisa dan pilih scale kemudian klik → di reliability analysis. 3) Pindahkan seluruh item pernyataan pada → kotak item. Blok seluruh item pernyataan pada kotak sebelah kiri dan pindahkan ke kotak di kanannya. Kotak model ALPHA tetap saja. 4) Pada kotak Descriptives for → pilih kotak kecil scale if item deleted kemudian → continue dan OK. 5) Out-put validitas dan reliabilitas 6) Pada kolom corrected item-total correction bandingkan dengan tabel r. Apabila lebih besar dari nilai tabel r, maka item dinyatakan valid. Apabila nilai corrected item-total correction ada yang lebih kecil dari nilai r tabel maka item tidak valid dan sebaiknya dikeluarkan dari instrumen penelitian. Pada nilai yang bersifat marginal dapat dilakukan perbaikan pernyataan pada item kuisioner.
1.7.2 Uji reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Budiman, 2013: 22). Pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas dengan cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pertanyaan dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta maka pertanyaan tersebut
43
reliabel (Budiman, 2013: 22). Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel luaran reliability statistics pada nilai Alpha Cronbach’s (Susilo, 2014 : 167). Menurut Budi (2006), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1. Apabila skala alpha tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat dipresentasikan ke dalam tabel berikut. Tabel 3.2 Tabel Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Cronbach atau α Alpha 0,00 – 0,20 > 0,20 – 0,40 > 0,40 – 0,60 > 0,60 – 0,80 > 0,80 – 1,00 Sumber: Budi (2013).
Tingkat Reliabilitas Kurang reliable Agak reliabel Reliabel Cukup reliabel Sangat reliable
Setelah dilakukan uji reliabilitas, hasil yang didapatkan nilai cronbach alpha 0,84 sehingga menurut tabel di atas nilai ini berarti sangat reliabel dan layak untuk disebarkan kepada responden (Nursalam, 2017: 204).
1.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data 1.8.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data terdiri atas wawancara, observasi, dokumen dan kuesioner atau angket. Studi pendahuluan dilakukan sebagi awal untuk mengetahui fenomena yang ada (Hidayat, 2014: 90). Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti memfokuskan pada penyediaan subjek, memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan reliabilitas, serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam 2017: 191). Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian, Nursalam (2017: 191).
44
1.8.2 Instrument Pengumpulan data Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner atau angket. Angket atau questionnaire merupakan cara pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukut ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Angket terdiri atas tiga jenis yakni (1) angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan kebebasan responden untuk mengungkapkan permasalahan, (2) angket tertutup atau berstruktur merupakan angket yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada, dan (3) checklist atau daftar cek merupakan daftar yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan (Hidayat, 2014: 91). Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang berisi ..... pernyataan dengan jenis checklist atau daftar cek terbagi menjadi: 1) Pertanyaan tentang tindakan preoperatif terdiri dari .... soal, yaitu pertanyaan tentang tindakan preoperatif pada pasien yang akan menjalani operasi. 2) Pertanyaan tentang tingkat kecemasan .... soal, yaitu pertanyaan tentang tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi.
1.8.3 Analisis Data Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2017: 197). Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner maka dilakukan pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 1.8.3.1 Seleksi Data (Editing) Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa apakah semua pertanyaan penelitian sudah dijawab dan jawaban yang atau tertulis dapat dibaca secara konsisten.
45
1.8.3.2 Pemberian Kode (Coding) Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data. Pemberian kode pada penelitina ini adalah sebagai berikut: 1) Responden Kode : R1, R2, R,.....dan Seterusnya 2) Jenis kelamin Kode:
1 = laki-laki 2 = perempuan
3) Umur Kode :
1 = Umur <16 Tahun 2 = Umur 17-34 Tahun 3 = Umur >35 Tahun
4) Pendidikan Kode :
1 = Tidak sekolah 2 = SD 3 = SMP 4 = SMA/SMK 5 = Akademi/Perguruan tinggi
5) Pekerjaan Kode:
1 = PNS 2 = Swasta 3 = Wiraswasta 4 = Petani/Buruh Tani 5 = TNI/POLRI 6 = IRT/Tidak bekerja
6) Pernah menjalani operasi sebelumnya Kode:
1 = Pernah 2 = Tidak Pernah
46
1.8.3.3 Menentukan skor (Scoring) Scoring adalah menentukan skor/nilai untuk setiap item pertanyaan, tentukan nilai terendah dan tertinggi, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing-masing kuesioner. 1) Tindakan preoperatif Pertanyaan Positif: (1) Sangat setuju (SS)
:4
(2) Setuju (S)
:3
(3) Tidak setuju (TS)
:2
(4) Sangat tidak setuju (STS) : 1 Penyataan negatif: (1) Sangat setuju (SS)
:1
(2) Setuju (S)
:2
(3) Tidak setuju (TS)
:3
(4) Sangat tidak setuju (STS) : 4 Kategori : (1) Angka 76%-100% : Sangat Setuju (2) Angka 51%-75% : Setuju (3) Angka 26%-50% : Tidak setuju (4) Angka 0%-25%
: Sangat tidak setuju
2) Tingkat kecemasan (1) Skor 0: tidak ada gejala sama sekali (tidak ada kecemasan) (2) Skor 1: 1 dari gejala yang ada (kecemasan ringan) (3) Skor 2: separuh dari gejala yang ada (kecemasan sedang) (4) Skor 3: lebih dari separuh gejala yang ada (kecemasan berat) (5) Skor 4: semua gejala ada (kecemasan sangat berat/panik) Kategori: 6) Angka 0-20%
: tidak ada kecemasan
7) Angka 21-40%
: kecemasan rendah
8) Angka 41-60%
: kecemasan sedang
9) Angka 61-80%
: kecemasan berat
10) Angka 81-100%
: kecemasan sangat berat/panik
47
1.8.3.4 Pengelompokan data (Tabulating) Tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi yaitu memasukan data ke dalam tabel, mengatur semua angka sehingga dapat dihitung dalam berbagai kategori. Tabulasi dilakukan setelah proses editing dan scoring selesai. Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung lalu dijumlahkan kemudian dituliskan dalam bentuk tabel distribusi. (1) Analisa Univariat Analisis univariat adalah adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per variabel pada penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel. Menurut Ghozali (2011: 4), distribusi frekuensi merupakan uji statistik yang sesui untuk skala ordinal. Analisa univariat adalah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan antara lain: nama/kode responden, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan dan pernah menjalani operasi sebelumnya. 2) Analisa Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan dua variabel yang dapat bersifat simetris tak saling mempengaruhi, saling mempengaruhi, dan variabel satu mempengaruhi variabel lain. Metode bivariat untuk parametrik adalah uji korelasi dan regresi sederhana dan untuk nonparametrik adalah uji korelasi Spearman. Variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah hubungan tindakan preoperatif dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di ruang Rawat Inap RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.9 Uji Statistik Uji statistik spearman’s rho merupakan uji untuk statistik mengamati 2 variabel X dan Y adalah dalam bentuk skala ordinal, maka derajat korelasi dicari dengan koefisien korelasi spearman. Prosedurnya terdiri atas mengamati kedua variabel dalam bentuk ranking, dengan mencari perbedaan dari masing-masing pengamatan yang sudah berpasangan. penghitung koefisien korelasi Spearman dengan rumus:
48
ρ = 1 – 6 ΣD2 n (n2 – 1) Keterangan: D1
= perbedaan antara 2 pengamatan berpasangan
N
= jumlah kelayakan
Ρ = koefisien korelasi spearman Langkah-langkah spearman’s rho pada program SPSS adalah sebagai berikut: 1) Masuk program SPSS 2) Klik variabel view pada SPSS data editor 3) Masukkan data dalam bentuk kode pada kolom nama. 4) Pada kolom decimal angkanya dirubah menjadi 0. 5) Pada kolom label tuliskan variabel atau parameter penelitian. 6) Pada kolom values masukan kode dan keterangannya 7) Untuk kolom-kolom lain boleh tidak diisi 8) Buka data view SPSS data editor, maka didapat kolom variabel 9) Ketik data sesuai variabelnya 10) Klik Analyze pilih correlate kemudian pilih bivariat. 11) Masukan variabel independen dan dependennya ke dalam kolom variables 12) Pilih correlation coefficients pilih spearman dan pada kolom test of significant pilih two tailled danklik flag significant corelations. 13) Klik ok 14) Kemudian hasil output akan didapatkan pada kolom correlations. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan spearan rank test yang menggunakan kemaknaan 5% atau nilai alpha 0,05 (5%) dimana kriteria pengujian sebagai berikut: (1) Bila p Value ≤ α (0,05) hubungan tersebut secara statistik ada hubungan yang bermakna. (2) Bila p Value ≥ α hubungan tersebut secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna.
49
1.10 Etika Penelitian Melakukan penelitian ini perlu mengajukan ijin kepada kepala SDN 5 Menteng Palangka Raya untuk mendapatkan persetujuan penelitian mengenai masalah etika yang harus diperhatikan:
1.10.1 Informed Consent (Lembar persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan. Informed consent diberikan penelitian dilakukan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi responden, (Nursalam 2015: 240). Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangai lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2014: 83).
1.10.2 Anonimity (Tanpa nama) Menjaga kerahasian identitas subjek, penelitian tidak mencantumkan nama subjek pada lembaran pengumpulan data (kuesioner), tetapi lembaran tersebut diberi nomor kode tertentu dikumpulkan dijamin kerahasian oleh penelitian. (Nursalam, 2017: 240).
1.10.3 Confidentialitiy (Kerahasiaan) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang responden harus dijaga karena itu merupakan privasi responden. Tidak ada seorangpun yang dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh responden dengan bukti lembar persetujuan. Diskusi tentang responden harus diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang responden dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari (Nursalam, 2017: 240).