Bab 3 Kasus Depresi (siti Bunga Reka.docx

  • Uploaded by: Siti Hajar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Kasus Depresi (siti Bunga Reka.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,661
  • Pages: 11
BAB 3 ANALISA KASUS DAN P-TREATMENT

KASUS Seorang wanita membawa suaminya yang berumur 45 tahun berobat dengan keluhan tidak mau makan sejak 3 minggu yang lalu. Wanita tersebut sangat khawatir karena suaminya lebih banyak berdiam diri di rumah, selalu tampak sedih dan lemas. Hal ini bermula setelah pasien diturunkan jabatannya dari seorang manajer menjadi staf biasa di kantornya karena melakukan kelalaian kerja. Selama bekerja sebagai staf, pasien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, sehingga pasien diberi cuti untuk beristirahat di rumah. Ketika menjalani cuti, di rumah pasien mengalami gangguan tidur dan penurunan nafsu makan.Pemeriksaan tanda vital diperoleh TD 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, RR 20 x/menit, dan suhu 36,6oC. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.

Analisa Kasus Menurut PPDGJ III, individu yang dinyatakan mengalami depresi adalah individu yang kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menyebabkan meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas; adanya rasa lelah yang nyata sesudah bekerja walau pekerjaan tersebut hanyalah pekerjaan ringan. Gejala penyerta lainnya adalah:

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang, 2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang, 3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna, 4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, 5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, 6. Tidur terganggu (gejala somatik), 7. Nafsu makan berkurang (gejala somatik).

Gejala-gejala tersebut harus dialami selama minimal 2 minggu berturut-turut.

Pasien memenuhi kedua kriteria utama dan tiga kriteria penyerta sehingga pasien termasuk dalam kategori episode depresif sedang dengan gejala somatik (F32.11).

Menurut DSM-IV, kriteria episode depresi mayor adalah depresi suasana hati atau kehilangan minat terhadap kesenangan, disertai dengan minimal 5 atau lebihgejala berikut selama minimal 2 minggu berturut-turut:

1. Depresi suasana hati hampir sepanjang hari dan terjadi hampir setiap hari, 2. Penurunan minat atau kesenangan yang signifikan terhadap aktivitas apapun hampir sepanjang hari dan terjadi hampir setiap hari, 3. Penurunan berat badan yang signifikan walaupun tidak melakukan diet, atau peningkatan berat badan atau penurunan berat badan atau penurunan nafsu makan hampir setiap hari, 4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari, 5. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari, 6. Keletihan atau kehabisan energi hampir setiap hari, 7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak selayaknya hampir setiap hari, 8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi atau ketidakyakinan, hampir setiap hari, 9. Berulang-kali memikirkan kematian, berulang-kali memiliki ide bunuh diri walaupun tanpa rencana yang spesifik, atau usaha bunuh diri atau gagasan yang spesifik untuk melakukan bunuh diri.

Pasien memenuhi kedua kriteria utama dan lima kriteria penyerta sehingga pasien dikategorikan dalam episode depresi mayor.

P-Treatment Tahapan penentuan P-treatment: 1) problem pasien, 2) tujuan terapi, 3) pemilihan terapi, 4) pemberian terapi (resep jika ada), 5) komunikasi terapi, 6) monitoring dan evaluasi.

A. P-Treatment 3.1. Menentuan Masalah Pasien Masalah utama : Gangguan afek depresi Masalah tambahan: Diagnosis : Episode Depresi Mayor 3.2. Menentukan Tujuan Terapi 

Mengeliminasi atau mengurangi gejala depresi



Meminimalkan efek samping



Memastikan kepatuhan terhadap pengobatan



Mencegah episode depresi lebih lanjut

3.3. Merencanakan Terapi Terapi Non Farmakologis: 

Terapi Keluarga dimana keluarga berperan dalam mengurangi dan menghadapi stress, serta mencegah adanya kekambuhan.



Terapi Spiritual agar pasien lebih tenang dalam menjalani hidup.



Mencari kesibukan sesuai hobi atau minat yang dimiliki atau mencari pekerjaan/kegiatan lain.



Terapi Elektrokonvulsi (ECT) merupakan terapi yang amaan dan efektif untuk semua subtipe gangguan depresi mayor.

Terapi Farmakologis: Golongan

Efficacy

Safety

Suitability

Cost

+++

+

++

+

Obat Tri siklik FD: bekerja

Obat

ini ES:

KI:

dengan pengeluaran

Penyakit Anfranil

jantung

Tab 25 mh

koroner,

50’

ambilan kembali berlebihan,

Myocard

Rp.355815

neurotransmitter

infark,

menghambat

keringat

Penglihatan

noerepinefrin dan kabur,

mulut Galukoma,

serotonin di otak. kering,

Retensi Urin,

Digunakan untuk obstipasi,

Hipertrofi

jangka

panjang retensi

urin, prostat,

karena

hipotensi

Gangguan

meningkatkan

ortostatik,

fungsi

alam

hati,

perasaan. Infark jantung, epilepsy,

Gejala

depresi presipitasi

akan

pengguna

hilang gagal jantung, lithium,

sekitar

2-3 aritmia,

minggu.

kelainan

takikardi,

Mekanisme tidak lemah jelas

jantung, ginjal dan dan

tetapi lelah,

thyroid,

Lanjut hamil

bersifat stimulant.

usia:

FK: A: di GIT

hipotensi

D:Didistribusi

postural,

dan

pusing, laktasi.

luas dan berikatan sembelit, sukar dengan

protein berkemih,

plasma M:

edema, tremor.

oleh

enzim Toksik:

sitokrom P450 di hiperpireksia, liver

hipertensi,

E: melalui urin

konvulsi, koma. Keracunan: gangguan konduksi, aritmia.

++

MAO Inhibitor

FD:

+

berfungsi ES:

menghambat dalam

++

tremor, KI:

Diberi Tidak

insomnia,

bersama

proses konvulsi,

makanan

deaminasi

merusak

oksidatif

hati,

katekolamin

di mania,

sel mengandung toksik, tiramin, Penyakit

-

tersedia

mitokondria,

hipotensi

dengan

hipertensi

dan jantung koroner,

membentuk

Myocard

kompeks

infark,

MAO-

MAOI, sehingga

geriatric,

meningkatkan

galukoma,

kadar

retensi

epinefrin

norepinefrin, dan

hipertrofi

5HT dalam otak.

prostat,

FK: A: di Usus

gangguan

baik

fungsi

D:

epilepsi

M:

urin,

hati,

mengganggu

metabolism obat lain

karena

menghambat enzim

di

hati

terutama sitokrom p450. E: melalui urin +++

SSRI FD:

+++

selektif ES:

+++ efek KI:

Penyakit Rp.

menghambat

samping

ambilan

minimal, mual, myocard

serotonin, kurang penurunan memperlihatkan

libido,

pengaruh

gangguan

terhadap

system seksual

kolinergik, adrnergik

lainnya, atau sindrom

histaminergik.

serotonin

Inhibitor spesifik (digabung

+++

jantung,

infark, dan Gangguan fungsi hati

50.000,-/20 tab.

p450 isoenzim.

dengan

FK: A: diabsorbsi MAOI), di

usus

dalam hipotensi

jangka yang

waktu minimal lama,

protein

D:

binding

95%,

M:

Di

metabolism

di

hati

menjadi

bentuk aktif, E: via urine Diberikan obat golongan antidepresan

Pada dasarnya semua obat anti depresi mempunyai efek primer (klinis/ efikasi) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek samping yang dihasilkannya. Setelah melalui proses pemilihian dengan metode p-drug, kemudian dipilihlah golongan SSRI dengan hasil penilaian lebih baik dari golongan pembandingnya. Alasan tersebut dilihat dari perjalanan obat sampai memberikan efek pada tubuh, efek samping yang dihasilkan sangat minimal, spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, serta lethal dose tinggi sehingga relatif aman dalam proses terapi.

Pilihan obat SSRI

Obat

Eficacy

Safety

+

Sertraline

Suitability

+++

++

FD:

bersifat ES:

lebih

selektif Ekstrapiramidal, hati,

+

sindrom KI:Gangguan

terhadap

mulut

SERT

mual,

(transporter

dyspepsia,

Cost

Tab 50 mg 30’s

kering, gangguan muntah, ginjal, Laktasi,

1. Serlof

333000 dan

Rp.

serotonin) dan konstipasi,

anak

2. Antipres

kurang selektif diare, anoreksia,

Tab 50 mg

terhadap DAT penurunan berat

30’s

(transporter

badan, ansietas,

Rp255000

dopamine),

insomnia,

FK:

A: halusinasi,

diabsorpsi

ortostatik

lambat di GIT, hipotensi, puncak kadar retensi

urine,

plasma 6 -8 gangguan jam.

menstruasi dan

D: didistribusi jarang: eritema, luas di tubuh, dan pancreatitis ikatan proteinnya 98% M:

di

metabolism di hati, t ½ 26 jam E: di urine dan feses ++

Fluvoxamine

+++

FK:

A: ES:

diabsorpsi

+++

sindrom KI:

+++

pasien 1.Luvox

Ekstrapiramidal, dengan

cepat di GIT, mulut

Tab 50 mg

kering, peningkatan

tidak

mual,

muntah, enzim

dipengaruhi

dyspepsia,

laktasi,

makanan,

konstipasi,

geriatric,

hati, Rp92070

D: didistribusi diare, anoreksia, gangguan hati secara

luas, penurunan berat dan ginjal

dengan ikatan badan, ansietas,

20’s

protein

insomnia,

plasmanya

halusinasi,

80%,

ortostatik

M:

di hipotensi,

metabolism di retensi hati

urine,

menjadi bradikardi

metabolit inaktif,

E:

melalui urine , 2%

dalam

bentuk awal, t ½ 15 jam FD: Menghambat secara selektif ambilan serotonin +++

Fluoxetine

++

FK: A: cepat ES:

++

sindrom KI:

++

kejang, 1. Prozac

di absorbs di Ekstrapiramidal, penyakit

Tab 20 mg

GIT

28’s

mulut

D: Didistribusi mual, secara

kering, jantung,

muntah, gangguan hati Rp330000

luas dyspepsia,

dengan protein konstipasi, binding 95% M:

di penurunan berat

dan insomnia,

menghasilkan

halusinasi,

metabolit aktif

ortostatik

E:

hamil

diare, anoreksia, laktasi

metabolism di badan, ansietas, hati

dan

melalui hipotensi,

urine, t ½ 1-3 retensi urine

ginjal, dan 2.Nopres Tab 20 mg 30’s Rp129000

hari

setelah

pemberian jangka pendek dan 4-6 setelah penggunaan jangka panjang FD: menghambat secara spesifik ambilan serotonin

Dipilih fluvoxamine karena efek samping obat hampir sama pada setiap golongan SSRI tetapi fluvoxamine lebih minimal dan costnya lebih murah daripada obat golongan SSRI yang lain. Efikasi dan kontra indikasi dari semua obat golongan SSRI hampir sama.

3.4. Memulai terapi Non Farmakologis: a) Memberi penjelasan kepada keluarga bahwa keluarga dalam kondisi ini berperan penting dalam mengembalikan semangat pasien. sebagai orang terdekat keluarga bias menjadi teman cerita, teman bertukar pikiran yang baik untuk mencari solusi masalah yang sedang dihadapi disamping pengobatan farmakologis terus dijalankan agar dapat mencegah adanya kekambuhan dikemudian hari. b) Terapi spiritual agar pasien merasa lebih tenang dalam menjalani hidup dan diberikan jalan untuk mengatasi masalah yang dialaminya saat ini. c) Mencari kesibukan sesuai hobi atau minat yang dimiliki atau mencari pekerjaan dan kegiatan lain agar pikiran pasien tidak terfokus pada permasalahan yang dialaminya saat ini.

Farmakologis: dr. Reka Siti Bunga Jl. Perjuangan SIP : 1810029099 Samarinda, 9 Maret2019 R/ Luvox tab 50 mg no.XX S 1 dd cap I €

Pro

: Tn. X

Usia

: 45 tahun

Alamat

:-

3.5. Komunikasi Terapi Informasi Penyakit a) Depresi merupakan suatu gangguan mood ditandai dengan gajala utama yaitu afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi dan gejala tambahan yaitu konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri ddan kepercayaan berkurang, gangguan tidur, serta nafsu makan berkurang. b) Telah dikatakan gangguan depresi apabila terjadi selama 2 minggu atau lebih, walau tidak selalu tetapi biasanya di cetuskan oleh suatu masalah. Sehingga dengan adanya gangguan ini maka penderita tidak dapat beraktivitas seperti sebelumnya. Informasi terapi a) Menjelaskan pentingnya peran keluarga dalam pengobatan ini, untuk mengingatkan pasien, mendekatkan diri pasien dengan keluarga, membuat pasien lebih terbuka dan bisa beraktivitas bersama kembali

b) Obat yang digunakan adalah Luvox tablet 50 mg sehari sekali diminum sebelum atau sesudah makan. Obat ini diminum secara teratur selama 20 hari. c) Menjelaskan bahwa obat antidepresan baru memberikan efek optimal setelah penggunaan beberapa minggu, dan kadang muncul bersama beberapa gejala efek samping ringan, dan

akan berkurang seiring

berjalannya waktu. d) Sebelum obat habis segera kembali kedokter karena diusahakan tidak sampai terjadi putus obat, dan penggunaan anti depresan butuh pemantauan baik untuk memantau tercapai tidaknya efek optimal, ada tidaknya efek samping maupun perlunya penurunan dosis perlahan dalam penggunaannya.

3.6. Monitoring dan evaluasi 

Pasien diminta kembali ke dokter sebelum obat habis, agar pengobatan tidak sampai terputus



Bila timbul efek samping yang berat segera kembali ke dokter jangan menghentikan obat sendiri karena penggunaan obat ini perlu penurunan secara perlahan



Apabila gejala masih bertahan atau bertambah parah setelah pengobatan selama 2 minggu konsultasikan kepada dokter untuk kemungkinan dirujuk kepada dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.

Related Documents

Depresi
May 2020 24
Bab 1 Siti Maisaroh.doc
August 2019 35
Bab I Bunga Rosella.docx
October 2019 6
Siti
June 2020 27
Bunga
May 2020 56

More Documents from "Aezelly"