Bab 3 Inventarisasi Perbekalan

  • Uploaded by: LUKAS DWIANTARA
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Inventarisasi Perbekalan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,106
  • Pages: 14
3

INVENTARISASI PERBEKALAN

Salah satu sumber penyebab terjadinya pemborosan dalam suatu organisasi adalah tidak dilaksanakannya inventarisasi barang/perbekalan secara teliti, tertib, dan benar. Dengan tidak ada nya ketelitian dan ketertiban dalam inventarisasi perbekalan maka keberadaan dan penggunaan perbekalan yang telah diadakan maupun telah disalurkan kepada unit-unit kerja tidak dapat dikontrol secara optimal sehingga tidak terjaminnya keamanan dan keselamatan perbekalan. Ketidaktelitian dan ketidaktertiban dalam inventarisasi perbekalan juga bisa menimbulkan proses kerja yang tidak efektif dan efisien pada setiap unit kerja dalam suatu organisasi. Dampak ke semuanya tentu bisa menimbulkan inefisiensi organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian, kegiatan inventarisasi perbekalan merupakan kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam Manajemen Perbekalan, bahkan harus mendapat perhatian secara proporsional dan diimplementasikan secara optimal.

A. Pengertian dan Manfaat Inventarisasi Perbekalan Inventarisasi perbekalan merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh perbekalan yang dimiliki/dikuasai/diurus oleh organisasi, baik yang diperoleh dari usaha pembuatan sendiri, pem belian, pertukaran, hadiah, maupun hibah, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, sumber, waktu pengadaan, harga, tempat, dan kondisi, serta perubahan perubahan yang terjadi guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan perbekalan, serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dapat ditegaskan bahwa dengan inventarisasi perbekalan akan menyediakan berbagai informasi berkaitan dengan keberadaan perbekalan. Informasi tersebut selain dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pengendalian perbekalan, juga dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan ber kaitan dengan tindakan-tindakan manajemen perbekalan. Tindakan- tindakan

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

52

manajemen perbekalan tersebut antara lain dalam peng adaan, distribusi, ataupun penghapusan perbekalan. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukan nya inventarisasi perbekalan secara baik. Beberapa manfaat tersebut meliputi: 1. Memberikan informasi/keterangan bagi yang mem bacanya Dengan adanya pencatatan atas perbekalan yang dimiliki organi sasi maka dapat diketahui kekayaan perbekalan dalam suatu organisasi, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlahnya, waktu pengadaannya, umurnya, kondisinya, maupun nilainya. 2. Menjamin keamanan perbekalan Dengan adanya pencatatan atas seluruh perbekalan yang dimiliki/ dikuasai/diurus secara tertib dan baik, keberadaan dan keadaan barang setiap saat dapat dicek/dikontrol

sehingga

risiko

hilang

atau

diselewengkan

akan

bisa

dikurangi/dihindari. 3. Memberikan masukan untuk pengambilan keputusan dalam manajemen perbekalan Dengan adanya inventarisasi perbekalan secara tertib dan benar, organisasi dapat melakukan pemantauan perbekalan, baik terhadap masuk keluarnya perbekalan, kondisi, maupun biaya operasional perbekalan. Oleh karena itu, dengan adanya inventarisasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan waktu pengadaan perbekalan, jenis dan tipe perbekalan yang diadakan, jumlah pengadaan perbekalan,

sistem

pengadaan

perbekalan

yang

diterapkan, dan

sistem

pengendalian/ pengawasan perbekalan yang diterapkan. 4. Sebagai alat pertanggungjawaban Dengan inventarisasi perbekalan yang tertib dan benar dapat me nyediakan buktibukti administratif dalam penyelenggaraan pe ngelolaan perbekalan sehingga sewaktu-waktu

diminta

ataupun

ter jadi

permasalahan

berkaitan

dengan

penyelenggaraan perbekalan, dengan segera personel pengelola perbekalan dapat

mempertanggung

jawabkannya

dengan

memanfaatkan

bukti-bukti

administratif yang ada.

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

53

B. Klasifikasi, Nomor Kode Barang, dan Nomor Inventaris Barang Untuk mempermudah pencatatan perbekalan, sekaligus guna mempermudah untuk pengenalan maupun pengklasifikasian perbekalan, perbekalan yang dimiliki organisasi harus dikelompokkan atau digolongkan menurut jenisnya. Pada dasarnya penggolongan atas barang-barang dalam organisasi bergantung pada jenis usaha dan kegiatan operasional organisasi tersebut. Dengan demi kian, setiap organisasi memiliki kebebasan melakukan penge lompokan atas barang-barang yang dimilikinya, tetapi tetap

ber pedoman

pada

orientasi

guna

mempermudah

dalam

pengenalan,

pengawasan, dan keselamatan dan keamanan perbekalan. Untuk

mempermudah

dalam

pengelompokan

barang-barang

kekayaan

organisasi, barang-barang kekayaan tersebut terlebih dahulu dibedakan atas barang habis pakai (tidak tahan lama/nondurable goods) dan barang tahan lama (durable

goods). 1. Barang habis pakai adalah barang berwujud, yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contoh barang habis pakai ini antara lain kertas, tinta, kapur tulis, gula, sabun, dan semacamnya. 2. Barang tahan lama adalah barang berwujud, yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian ataupun umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih. Contoh barang tahan lama ini antara lain kulkas, televisi, radio, komputer, meja, mobil, dan semacamnya. Kemudian, setelah mengenal pengelompokan barang secara luas tersebut, dapat dilakukan penggolongan barang menurut jenis nya sesuai dengan bidang usaha organisasi. Berikut ini dapat diberi kan beberapa contoh penggolongan barang menurut jenisnya sesuai bidang usaha pokok organisasi. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang, penggolongan barangnya dapat dibeda kan atas: 1. raw materials: bahan-bahan baku 2. fabricating material part: barang-barang yang masuk dalam proses produksi setelah mengalami beberapa pengolahan 3. operating supplies: barang-barang yang membantu kelancaran proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian dalam hasil produksi

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

54

4. instalation: alat-alat produksi utama dari proses produksi 5. accessory equipment: alat alat pembantu utama instalasi instalasi Contoh lain, di suatu institusi yang bergerak di bidang jasa, khususnya lembaga pendidikan, penggolongan atas barang yang dimilikinya dapat dilakukan menjadi perabot kantor, mesin-mesin kantor, alat alat laboratorium, alat peraga, mesin-mesin dan alat alat, alat-alat pengangkutan, dan alat-alat rumah tangga. Sementara itu, penggolongan barang di suatu rumah sakit dapat dilakukan men jadi barang perawatan, barang pemeliharaan suku cadang dan listrik, barang alat rumah tangga, barang alat tulis dan kantor, barang bahan cuci, barang BBM, barang makanan, dan barang tenun. Untuk mempermudah dalam pengenalan, pencatatan barang, dan pengendalian barang, tiap-tiap jenis barang harus memiliki nomor kode barang. Nomor kode barang diperoleh dari proses pengklasifikasian dan penomoran klasifikasi barang tersebut. Kegiatan tersebut dimulai dari penggolongan barang berdasar kan jenisnya yang kemudian diberi Nomor Jenis Barang. Setelah itu, masing-masing jenis barang, dibagi atas kelompok-kelompok barang yang tercakup di dalamnya. Kemudian, masingmasing kelompok barang tersebut harus pula diberi nomor (Nomor Ke lompok Barang). Berikut ini contoh penomoran barang menurut jenis (nomor jenis) dan kelompok barang (nomor kelompok) yang diambil dari penomoran barang di rumah sakit.

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

55

Tabel 3.1. Nomor Kode Barang Nomor Jenis Barang

Jenis Barang

01

Barang Perawatan

02

Alat Rumah Tangga

03

Alat Tulis dan Kantor

04

Perabot Kantor

05

Barang Bahan Cuci

06

Barang Pemeliharaan, Suku Cadang, dan Listrik

...

...

Nomor Kelompok Barang

Kelompok Barang

01 02 03 04 05 ... 01 02 03 04 05 ... 01 02 03 04 ... 01 02 03 04 ... 01 02 03 04 ... 01 02 03 04 ... ...

Kain Sprei Selimut Sarung Bantal/Guling Kain Lap ... Alat makan Alat minum Alat dapur Alat olah raga Alat kerja ... Bukti Pendaftaran Kuitansi Nota Pelayanan Buku/Formulir ... Meja Kursi Lemari Lemari Arsip ... Bahan Cair Bahan Bubuk Bahan Batangan Kain Alas ... Kuas Kertas Gosok Pipa Keni ... ...

Berdasarkan tabel 3.1. dapat dituliskan nomor kode masing -masing barang, dan sebagai contoh untuk sprei nomor kode barang nya adalah 01.02 dan selimut nomor kode barangnya adalah 01.03, dan seterusnya. Untuk contoh tersebut, nomor 01 menunjuk nomor jenis barang, sedangkan 02 dan 03 menunjuk pada nomor kelompok barang. Khusus untuk barang-barang tahan lama, untuk mempermudah dalam pemantauan dan pengawasan/pengendalian perbekalan penting diberi Nomor Inventaris Barang. Sehubungan dengan hal itu, pedoman pokok dalam pemberian nomor inventaris barang harus sampai pada penomoran barang yang bersifat spesifik, maksudnya penomoran barang tersebut harus sampai menunjuk pada satu buah Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

56

barang tertentu. Dengan demikian, dalam pemberian nomor inventaris barang harus tidak berhenti sampai pada nomor kelompok barang, tetapi sampai pemberian nomor urut barang. Adapun cara pemberian dan penulisan nomor inventaris barang tersebut adalah dengan urutan sebagai berikut nomor jenis barang, nomor kelompok barang, nomor urut barang/kode unit kerja/kode institusi/tahun inventarisasi. Sebagai contoh, Rumah Sakit Palang Kuning melakukan klasifikasi barang, dan salah satu klasifikasi barangnya berdasarkan jenisnya adalah "perabot kantor", kemudian perabot kantor ini dibedakan lagi menjadi beberapa kelompok barang yang meliputi meja, kursi, lemari arsip, filing cabinet, dan rak arsip. Perabot kantor berada di unit Sekretariat. Jumlah Lemari arsip yang dimiliki dua buah, dan keduanya dibeli pada tahun 2008. Sehubung an dengan hal ini, "bagaimana memberikan nomor inventarisasi barangnya, khususnya untuk Lemari arsip?" Penomoran barang ter hadap kedua lemari di sekretariat tersebut adalah sebagai berikut : Untuk lemari arsip 1: 01.03.01/SEK/PK/08 01

Nomor Jenis Barang

- Barang Perabot Kantor

03

Nomor Kelompok Barang

- Lemari Arsip

01

Nomor Urut Barang

- Lemari arsip pertama

SEK

Unit Kerja Tempat Barang

- Sekretariat

PK

Kode Institusi

- Palang Kuning

08

Tahun Inventarisasi

- Inventarisasi tahun 2008

Untuk lemari arsip 2: 01.03.02/SEK/PK/08 01

Nomor Jenis Barang

- Barang Perabot Kantor

03

Nomor Kelompok Barang

- Lemari Arsip

02

Nomor Urut Barang

- Lemari arsip kedua

SEK

Unit Kerja Tempat Barang

- Sekretariat

PK

Kode Institusi

- Palang Kuning

08

Tahun Inventarisasi

- Inventarisasi tahun 2008

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

57

C. Teknik Inventarisasi Barang dengan Kartu Barang Yang dimaksud teknik inventarisasi barang dengan kartu barang adalah cara pencatatan barang (perbekalan) dengan menggunakan kartu barang. Sementara itu, kartu barang adalah suatu lembaran atau formulir yang berisi informasi suatu barang dan secara fisik dibuat dari kertas yang relatif tebal. Kartu barang sendiri dapat dibedakan atas kartu barang untuk barang habis pakai dan kartu barang untuk barang tahan lama. Teknik inventarisasi barang pun berbeda antara teknik inventarisasi untuk barang habis pakai dengan barang tahan lama. Informasi-informasi perbekalan yang berada di dalamnya pun berbeda antara kartu barang untuk barang habis pakai maupun barang tahan lama. Teknik inventarisasi perbekalan dengan kartu barang ini tidak se batas untuk bagian penggudangan ataupun bagian distribusi perbekalan, tetapi penting dilakukan oleh setiap unit kerja dalam organisasi untuk melakukan pengawasan dan pengendalian perbekalan, baik ber kaitan dengan keberadaan, perubahan dan mutasi barang (masuk keluarnya perbekalan) dan sisa perbekalan yang ada, serta untuk me ngetahui kondisi barang (baik, rusak ringan, rusak berat), maupun informasi yang lain (seperti sumber barang, cara pengadaan barang, waktu pengadaan, harga, waktu pengecekan barang dan hasilnya, biaya operasional suatu peralatan yang telah dikeluarkan, dan cara penyingkiran barang). entarisasi untuk Barang Habis Pakai Inve 1. Teknik Inv Inventarisasi terhadap barang habis pakai dengan menggunakan sistem kartu barang lebih ditujukan pada upaya pemantauan per sediaan barang, penggunaan barang, dan upaya menjaga kontinu itas kerja setiap unit kerja dalam suatu organisasi. Adapun beberapa ketentuan inventarisasi barang habis pakai adalah sebagai berikut: a. Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang. b. Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan diurutkan secara alfabetis sesuai dengan nama barang. c. Setiap ada perubahan jumlah perbekalan, baik karena adanya pe masukan barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya dicatat. Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

58

d. Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada saat itu. e. Untuk unit pemakai barang, setiap ada pemasukan barang harus disertai bukti penerimaan barang yang berupa Bukti Pengeluaran Barang atau Surat Penyerahan Barang atau Bon Gudang (di sini Bon Gudang selain digunakan sebagai surat permintaan barang dari user kepada bagian gudang, juga digunakan sebagai surat penyerahan barang oleh bagian gudang kepada user) dari unit perbekalan/gudang, dan harus dicatat tanggal penerimaan, rencana penggunaan, jumlah barang yang masuk, dan jumlah sisa barang. Sementara untuk setiap terjadi pengeluaran barang harus dicatat tanggal pengeluaran, jumlah barang yang dikeluar kan, dan penggunaan barang, serta jumlah sisa barang. f.

Untuk unit penggudangan dan atau distribusi, setiap ada pe masukan barang harus disertai bukti pemasukan barang yang dapat berupa kuitansi, nota, surat pengantar barang, tanda terima, ataupun berita acara penyerahan/serah terima barang. Di samping itu, penting dicatat atas tanggal masuk barang, sumber, jumlah, dan total persediaan barang. Sementara untuk pengeluaran barang, harus juga disertai bukti pengeluaran barang yang dapat berupa Surat Penyerahan Barang atau Bon Gudang. Di samping itu, harus dicatat tanggal pengeluaran barang, unit pemakai barang, jumlah barang yang dikeluarkan, dan jumlah sisa barang setelah terjadi pengeluaran barang.

g. Setiap bukti pemasukan barang maupun bukti pengeluaran barang harus diberi nomor kode bukti yang diurutkan berdasar kan urutan kronologis transaksi maupun pengeluaran barang guna mempermudah untuk pengecekan barang. Nomor kode bukti tersebut harus ditulis secara jelas, dan dapat dituliskan pada bagian atas kanan formulir bukti pemasukan dan pe ngeluaran barang tersebut. h. Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan perbekalan. i.

Bukti-bukti pengeluaran barang harus disimpan dalam tempat atau map khusus yang berisi bukti-bukti pengeluaran barang.

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

59

RS KHARISMA MEDIKA Jalan Gadjah Mada 18-20 Yogyakarta KARTU BARANG

KARTU PERSEDIAAN BARANG Nama Barang Kode Barang Satuan Unit/Bagian

Tanggal

: Kertas HVS Folio 70 Gram : 05.05 : Rim : Gudang Alat Tulis Nomor Kode Bukti

2 Juli 2008 3 Juli 2008

Masuk 1

Keluar -

5 Juli 2008

-

1

11 Juli 2008 12 Juli 2008

2

2 -

Asal/Tujuan Barang Asal Tujuan Sisa awal periode Toko Pembantu Panitia Ulang Tahun KSA XV Sekretariat Toko Gramedia

Jumlah Barang

Sisa Barang

Masuk 10

Keluar -

-

5

6

5

5 -

1 6

1 11

- dan seterusnya -

Contoh Formulir 3.2. Kartu Barang untuk Barang Habis Pakai (untuk unit/bagian gudang/distribusi)

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

60

RS KHARISMA MEDIKA Jalan Gadjah Mada 18-20 Yogyakarta

KARTU PERSEDIAAN BARANG Nama Barang Kode Barang Satuan Unit/Bagian Tanggal

: Kertas HVS Folio 70 Gram : 05.05 : Rim : Sekretariat Direksi

2 Juli 2008 11 Juli 2008

No. Kode Bukti 1

Keterangan

21 Juli 2008

-

Sisa awal periode Rencana pencetakan company profile “RS Kharisma Medika” Pencetakan company profile “RS Kharisma Medika” Pencetakan undangan perayaan ulang tahun “RS Kharisma Medika” XV

22 Juli 2008

2

Permintaan untuk persediaan

Masuk

Keluar

Sisa

5

-

1 6

-

2

4

2

-

6

- dan seterusnya -

Contoh Formulir 3.2. Kartu Barang untuk Barang Habis Pakai (untuk unit pemakai/user)

Apabila kedua contoh formulir di atas kita bandingkan, per bedaannya hanya terletak pada nomor kode bukti, khususnya untuk nomor kode bukti keluar. Apabila dalam suatu unit kerja yang me lakukan penggudangan dan melakukan penyaluran barang, maka bagian ini harus menuliskan nomor kode bukti pengeluaran barang sesuai dengan urutan nomor bukti (bukti pengeluaran barang bisa berupa Bon Pengeluaran Barang atau Surat Penyerahan Barang atau Bon Gudang). Sementara bagi unit pemakai, pada waktu me ngeluarkan barang guna memenuhi kebutuhan operasionalnya tidak perlu membuat bukti pengeluaran barang, tetapi cukup men catat tanggal pengeluaran, jumlah pengeluaran dan keterangan penggunaan barang yang dikeluarkan tersebut, sehingga kolom nomor kode bukti (keluar) tidak perlu diisi. Kebijakan tersebut di lakukan untuk menghindari pemborosan waktu maupun kelancaran pelaksanaan suatu unit kerja.

entarisa si untuk Barang Tahan Lama 2. Teknik Inv Inve ntarisas Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

61

Inventarisasi barang untuk barang tahan lama dengan meng gunakan sistem kartu barang ditujukan untuk kepentingan pe mantauan atas keamanan dan keselamatan barang, biaya operasi onal barang, dan kondisi barang. Adapun contoh inventarisasi barang dengan sistem kartu barang dapat dilihat pada contoh formulir 3.4. berikut ini.

RS KHARISMA MEDIKA Jalan Gadjah Mada 18-20 Yogyakarta

KARTU BARANG Nama Barang Satuan Nomor Inventaris Unit/Bagian

: Printer : Unit : 02.01.03/SEK/2007 : Sekretariat Direksi

Nama Barang: Printer Merk: Canon Tipe: IP1700 No. SPB: 25/VI/2007 Harga Pembelian : Rp. 750.000,00 Tempat Pembelian : Sun Tech Computer, Jalan Mangkubumi 28 Yogyakarta Tempat Pemakaian : Sekretariat Tanggal Penerimaan: 30 Juni 2007 Pengecekan/Servis Penyingkiran Tahun Keterangan Biaya Cara Keterangan 2007 Dijual 2008 Ditukar 2009 Rusak/tua 2010 Hilang 2011 Lain-lain 1012 Kabag. Sekretariat 2013 2014 2015 2016 Dian Kintani, SIP, M.M. 2017

Contoh Formulir 3.4. Kartu Barang untuk Barang Tahan Lama

D. Buku Induk Barang Inventaris, Buku Golongan Barang Inventaris, dan Daftar Inventaris Ruangan Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

62

Salah satu upaya untuk melakukan pengawasan/pengendali an perbekalan, khususnya untuk barang-barang tahan lama melalui kegiatan inventarisasi barang adalah dengan melakukan pem buatan Buku Induk Inventaris Barang, Buku Golongan Barang Inventaris, dan Daftar Inventaris Ruangan (DIR). Dengan adanya beberapa buku tersebut, setiap saat dapat dilakukan pengecekan terhadap setiap barang yang ada. Buku Induk Barang Inventaris merupakan buku yang dipakai untuk mencatat semua barang inventaris tak habis pakai menurut tanggal penerimaannya. Informasi yang harus ada dalam Buku Induk Barang Inventaris adalah nomor urut, tanggal pembukuan, kode barang, nama barang, spesifikasi barang (merek, tipe, dan sebagainya), jumlah, nama satuan, tahun pembuatan, asal barang, tanggal penyerahan, keadaan barang, harga, dan keterangan lain. Pencatatan ke dalam Buku Induk Barang Inventaris dilakukan se telah proses pengadaan perbekalan dilakukan, atau secara khusus apa bila pengadaan perbekalan dengan cara pembelian, berarti pencatatan dilakukan setelah proses pembelian selesai ataupun setelah terjadi, penerimaan barang. Dengan demikian, kegiatan pencatatan ini merupakan kelanjutan dari proses pengadaan perbekalan. Dalam kegiatan pencatatan barang inventaris ini harus disertakan bukti -bukti pengadaan perbekalan yang dapat berupa kuitansi, nota, faktur, atau surat pengantar barang, tanda terima, ataupun Berita Acara Serah Terima Barang. Kolom-kolom Buku Induk Barang Inventaris dapat dilihat pada contoh formulir 3.5.

BUKU INDUK BARANG INVENTARIS No. Tgl. Urut Pembukuan

Kode Barang

Nama Barang Spesifikasi Barang

Nama Satuan

Jumlah

Tahun Pembuatan

Asal Barang

Tgl. Penyerahan

Keadaan Barang

Harga

Keterangan

Contoh Formulir 3.5. Buku Induk Barang Inventaris Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan. Data Buku

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

63

Golongan Barang Inventaris diambil dari Buku Induk Barang Inventaris. Tiap golongan barang dicatat dalam satu buku tersendiri. Informasi yang harus tercantum dalam Buku Golongan Barang Inventaris, selain Golongan Barang dan Kode Jenis Barang (bisa dengan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf), adalah nomor urut, nomor urut buku induk, kode barang, nama barang, spesifikasi barang, jumlah, nama satuan, tahun pem buatan, keadaan barang, harga, lokasi dan keterangan. Kemudian, untuk melakukan pemantauan dan pengendalian terhadap masing -masing barang yang tercantum dalam daftar Buku Golongan Barang Inventaris ini dapat dilakukan dengan teknik inventarisasi barang dengan kartu barang sebagaimana telah dibahas di atas, khususnya teknik inventarisasi untuk barang tahan lama. Contoh Buku Golongan Barang Inventaris dapat dilihat pada contoh formulir 3.6. BUKU GOLONGAN BARANG INVENTARIS No. urut

No. Urut Buku Induk

Kode Barang

Nama Berang

Spesifikasi Barang (merk,type, dsb)

Nama Satuan

JumIah

Tahun Pembuatan

Asal Barang

Keadaan Barang

Harga

Lokasi

Keterangan

Contoh Formulir 3.6. Buku Golongan Barang Inventaris

Daftar Inventaris Ruangan adalah daftar yang diper gunakan untuk mencatat barang-barang inventaris yang berada dalam suatu dan setiap ruangan. Contoh Daftar Inventaris Ruangan dapat dilihat pada contoh formulir 3.7.

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

64

RS KHARISMA MEDIKA Jalan Gadjah Mada 18-20 Yogyakarta

DAFTAR INVENTARIS RUANGAN UNIT/BAGIAN : Sekretariat Pav. Anggrek No.

Nomor Inventaris

1. 2. 3. 4. 5.

02.01.01/SAG/2003 02.02.01/SAG/2003 02.03.01/SAG/2003 01.04.01/SAG/2003 02.01.01/SAG/200402.01.02/SAG/2004 01.04.01/SAG/2004 01.01.01/SAG/200501.01.03/SAG/2005 01.02.01/SAG/200501.02.06/SAG/2005 03.07.01/SAG/2005 03.08.01/SAG/2005 03.02.01/SAG/2005 03.03.01/SAG/2005 03.04.01/SAG/2006 04.05.01/SAG/2006 03.08.01/SAG/2006 01.03.01/SAG/2007 02.10.01/SAG/2007 02.11.01/SAG/2007 02.12.01/SAG/2007 03.13.01/SAG/2007 03.14.01/SAG/2007 05.05.01/SAG/2008 01.02.01/SAG/2008

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Nama Barang

Jumlah

Satuan

Keterangan

Pesawat Telepon Mesin Faksimile Mesin Ketik Elektrik Mesin Ketik Manual Lemari Arsip

1 1 1 1 2

buah buah buah buah buah

Olympia Brother -

Rak Buku Meja Kerja

1 3

buah buah

-

Kursi

6

buah

Stempel Bantalan Cap Perforator Stapler Cutter Jam Dinding Gunting Meja Komputer CPU Monitor Printer Keyboard Mouse Fan Papan Tulis

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah buah

Wearns GTC Canon IP1800 Wearns Comfort National -

Yogyakarta, 5 Januari 2008 Kepala Bagian Logistik

Puri Kencani, SIP, M.M.

Contoh Formulir 3.7. Daftar Inventaris Ruangan

Bab 3. Inventarisasi Perbekalan

65

Related Documents


More Documents from "LUKAS DWIANTARA"

Bab 5 Distribusi Perbekalan
October 2019 57
Daftar Pustaka
October 2019 55
Kata Pengantar
October 2019 55