BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agarasi yang meyoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimaanfaatkan sebagai lahan pertanian selain itu kondisi tanah di indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tananman. Salah salah satu produk hortikultura yang menjadi unggulan dalam sektor pertanian di indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermamfaat bagi kesehatan sayuran dapat dikomsumsi dalam keadaan mentah atau diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan salah satu komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang oleh berbagai lapisan masyarakat adalah cabe, sehingga tidak mengherankan bila volume peredaran di pasaran dalam skala besar. Cabe merupakan tanaman produk dari family terung-terungan yang memiliki nama ilmiah Capsicung sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya darerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya diperkirakan terdapat 20 spesias yang sebagian besar hidup di negara asalnya masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja yaitu cabe rawit, cabai keriting, dan paprika. Tanaman cabe merupakan salah satu sayuran buah yang memilik peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabe sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabe yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, obat-obatan merupakan potensi untuk meraup untung. Tidak heran jika cabe merupakan komoditas hortikultura yang mengalami flutuasi harga paling tinggi di indonesia.
1
Cabe termasuk komoditas sayuran yang menghemat lahan karena untuk meninggkatkan produksinya lebih mengutamakan perbaikan budidaya cabe. Penanaman dan pemeliharaan cabe yang intensif dan dilanjutka dengan teknologi pasca panen akan membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karna itu dibutuhkan tenaga kerja yang menguasi teknologi usaha tani yang berwawasan agribisnis dan agro industri. Menurut (Dermawan, 2010), salah satu tanaman cabe yang disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim artinya tanaman cabe dapat ditanam kapanpun tanpa tergantung musim cabe juga mampu tumbuh direndengan maupun lambuhan, itulah sebanya cabe dapat ditemukan kapanpun di pasar atau swalayan. Penanamn cabe pada musim hujan mengandung resiko. Penyebabnya adalah tanaman cabe tidak tahan terhadap hujan lebat yang terus menerus. Selain itu genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan kerontokan daun dan terserang penyakit akar pukulan air hujan juga bisa menyebabkan bunga dan bakal buah berguguran. Sementara itu, kelembapan udara yang tinggi meningkatkan penyebaran dan perkembangan hama serta penyakit tanaman. Dengan perkembangan ilmu bioteknologi dibidang pemuliaan tanaman para pengeder berusaha merekayasa gen cabe bisa menjadi cabe unggul pada dasarnya tujuan umum pemuliaan cabe adalah mendapatkan kultifar yang lebih baik dari kultifar yang sudah ada. Tipe cabai unggul yang diinginkan adalah memiliki karakter masa pembungaan dan pembentukan buahnya cepat (umur panen genja), produktifitasnya tinggi daya adaptasinya luas atau spesifik untuk daerah marginal tertentu (kering rawa, pantai,gambut atau asam), serta tahan terhadap hama penyakit. Tidak hanya untuk memenuhi hasil secara kuantitas, perakitan cabe unggul juga ditekankan pada kualitas hasil sesuai preferensi konsumen. Para konsumen meninginkan karakter cabe antara lain; tingkat kepedasan sesuai kebutuhan, menampilkan buah yang baik, mulus, dan warna yang terang serta bebas dari penyakit seperti antraknosa. Untuk industri pangan seperti saos dan pasta sifat-sifat cabe yang diinginkan adalah mempunyai tingkat kepedasan yang tinggi, warna merah 2
terang dan buahnya harus tersedia panjang waktu untuk memenuhi kebutuhan industri. Salah satu tujuan perkembangan cabe adalah untuk meningkatkan produktifitas tanaman cabe peningkatan produktifitas tanaman cabe dilakuakn untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat dan efisiensi penggunaan lahan artinya diharapkan lahan yang semakin sempit sekalipun tanaman cabe dapat berproduksi tinggi. Dengan demikian para petani yang memiliki lahan sempit (100-200m2). Dapat menanam cabe dan memetik hasil yang tinggi. Begitupula dengan orang-orang yang ingin memanfaatkan halaman rumahnya untuk berbisnis cabe. Mereka dapat menanam cabe didalam pot dan memanen hasil yang tinggi pula.
3
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari Praktek Kerja Lapanagan antara lain : Bagamana teknologi persemaian benih cabe menggunakan pot tray di UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultiura Dinas Pertanian Provinsi NTT.
1.3 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan kegiatan dari Praktek Kerja Lapangan antara lain: Untuk mengetahui teknik persemiann benih tanaman cabe menggunakan pot tray di UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi NTT.
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan(PKL) Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan ini antara lain: a) Mahasiswa
mendapatkan
informasi
sekaligus
pengalaman
langsung
dilapangan yang cukup memadai. b) Untuk mengetahui teknik persemaian benih cabe dengan baik dan benar.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Tanaman Cabe Tanaman cabe (Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan subtropika Benua Amerika, khususnya, Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabe pertaman kali ditemukan dalam takap galian sejarah peruh sisaan biji yang telah berumur lebih dari 500 tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabe keseluruhan dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pandangan Spanyol dan portugis (Dermawan, 2010). Cabai merupakan Tanaman cabe produk dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya di daerah Paruh dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara indonesia. Cabe mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A,C), damar,zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeaasantin, clan lutin. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, fosfor dan niasin. Zat aktif kapsainsin berkhaisat sebagai stimulan. Jika seorang mengomsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan terbakar dimulut dan keluarnya air mata. Selain kapsaisin, cabe juga mengandung kapsisidin. Khaisaitnya untuk memperlancarkan sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain didalam cabe adalah kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal.
5
2.2. Klasifikasi dan Tanaman Cabe Klasifikasi cabe adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum annum L (Arianto, 2010).
2.3. Morfologi Tanaman Cabe Bagian-bagian utama tanaman cabe meliputi bagian akar, batang, daun, bunga dan buah. Penjelasan bagian-bagian tersebut sebagai berikut.
2.4.1 Akar Tanaman cabe mempunyai akar tunggang yang terdiri atas akar utam (primer) dan akar lateral (sekunder). Akar Lateral mengeluarka serabut-serabut akar yang disebut akar tersier. Akar tersier menembus kedalam tanah sampai 50 cm dan melebar sampai 45 cm. Rata-rata akar primer antara 35 cm sampai 50 cm dan akar lateral sekitar 35 cm sampai 45 cm. (Agriflo, 2012).
2.4.2 Batang Batang cabe umumnya berwarna hijau tua, berkayu, bercabang lebar dengan jumlah cabang yang banyak. Panjang bantang berkisar anatara 30 cm sampai 37,5 cm dengan diameter 1,5 pertanaman. Panjang cabang sekitar 5 cm sampai7 cm dengan
6
diameter 0,5 cm sampai 1 cm. Pada daerah percabangan terdapat tangkai daun. Ukuran tangkai daun sangat pendek yakni hanya 2 cm sampai 5cm (Agriflo,2012).
2.4.3 Daun Berurutan di batang utama Daun cabe merupakan daun tunggal berwarna hijau sampai hijau tua dengan helai daun yang bervariasi bentuknya antara lain deltoid, ovate atau lanceolate ( IPGRI 1995). Daun muncul di tunas-tunas samping yang yang tersusun sepiral (Agriflo, 2012)
2.4.4 Bunga Bunga cabe merupakan bunga tunggal dan muncul di bagian ujung ruas tunas, mahkota bunga berwarna putih, kuning mudah, kuning, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, atau ungu bergantung dari varietas. Bunga cabe berbentuk seperti bintang dengan kelopak seperti lonceng. Alat kelamin jantan dan betina terletak di satu bunga sehingga tergolong bunga sempurna.posisi bunga cabe ada yang mengantung, horisontal, dan tegak (Agriflo, 2012)
2.4.5 Buah Buah cabe memiliki plasenta sebagai tempat melekatnya biji. Plasenta ini terdapat pada bagian dalam buah. Pada umumnya daging buah cabe renyah dan ada pula yang lunak. Ukuran buah cabe beragam, mulai dari pendek sampai panjang dengan ujung tumpul atau runcing (Agriflo, 2012).
2.4. Jenis-jenis Cabe Jenis-Jenis Tanaman Cabe Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka 7
kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Cabai mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan (Anonimc, 2010). Menurut (Djarwaningsih, 1984), jenis-jenis tanaman cabe antara lain: 2.4.1 Cabe Besar (Capsicum annum L) Buah cabe besar berukuran panjang berkisar 6-10 cm, diameter 0,7-1,3 cm. Cabe besar di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok yaitu cabe besar dan cabai keriting. Permukaan buah cabe besar halus dan mengkilat serta mempunyai rasa pedas. Sedangkan cabe keriting bentuknya lebih ramping dengan cita rasa sangat pedas. Cabe besar dapat tumbuh subur di dataran rendah sampai dataran tinggi. Cabe memiliki ciri- ciri antara lain:
Bentuk buah besar, panjang dan meruncing
Buah yang muda berwarna hijau, sedangkan buah yang tua berwarna merah
Kulit buah agak tipis
Banyak terdapat biji dan rasanya agak pedas
2.4.2 Cabe Kecil atau Cabai Rawit (Capsicum frutescens) Buah cabe rawit berukuran panjang berkisar 2-3,5 cm dengan diameter 0,40,7 cm. Cita rasa cabe rawit biasanya sangat pedas, walaupun ada yang tidak pedas. Variasi warna cabe rawit dari kuning, oranye, dan merah. Tanaman cabai rawit berbuah sepanjang tahun, tahan hujan dan dapat tumbuh di dataran rendah sampai tinggi. Varietas cabe rawit juga dinamakan berdasarkan asal cabe diperoleh.
8
2.4.3 Cabe Hibrida Buah cabe hibrida dapat dikelompokkan kedalam kelompok cabai besar. Cabai ini diperoleh dari persilangan benih-benih bibit yang diseleksi dengan metode pemuliaan yang moderen. Keunggulan cabai hibrida tampak dari kemampuan produksi, keseragaman tumbuh, dan ketahanan terhadap gangguan penyakit. Cabe hibrida yang cukup dikenal tetapi tidak banyak dibudidayakan karena tidak tahan di lahan terbuka adalah paprika yang umum disebut sweet papper (cabai manis) dengan bentuk yang agak memendek dan mengembung.
2.4.4. Cabai Hias (Capsicum spp) Sebagian merupakan tanaman penghias halaman atau ruang depan, tanaman cabe hias ini berbentuk buah menarik. Walaupun menarik, tetapi tidak dikonsumsi oleh manusia.
2.5 Macam-macam Teknik Penyemaian Benih Cabe Penyemaian adalah kegiatan yang mana benih cabe ditanam dalam sebuah media dengan tujuan supaya benih cabe tersebut dapat tumbuh secara maksimal. Umumnya benih yang melewati proses penyemaian dapat terlindung dari yang namanya hama penyakit. Dengan menyemaikan benih cabe yang ditanam bisa terpelihara dengan optimal dibandingkan dengan tanaman yang ditanam langsung. Proses persemaian ini tentunya merupakan bagian yang paling penting, termasuk dalam pembudidayaan tanaman cabe
2.5.1 Penyemaian benih cabe pada media bedengan Untuk menggunakan cara menyemai bibit cabe dengan media bedengan, syarat yang wajib Anda penuhi adalah membuat bedengan pada sebidang tanah yang gembur. Kemudian tanah gembur itu harus dibenamkan pupuk TSP (opsional, jika Anda memakai pemupukan organik bisa diabaikan) dan juga pupuk kandang. Adapun proses pemupukan tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan pada bibit 9
cabe yang disemai. Apabila bedengan telah siap, maka benih cabe kering perlu ditaburkan ke setiap media bedengan yang telah Anda buat. Pada bagian atas media bedengan pun harus ditutup memakai gulma kering sesudah benih cabe ditaburkan ke dalam bedengan. Adapun gulma disini bisa disiasati dengan memakai alang-alang yang kering melalui penyanga kayu jarak. Selain itu, persemaian benih yang baik tentu harus selalu memperhatikan kondisi tanah pada bedengan sebagai tempat bibit cabe
tersebut dilakukan persemaian. Untuk memperhatikan keadaan tanah
persemaian ini yaitu dengan menyiraminya secara teratur setiap hari tepat di bagian atas penutup bedengan media persemaiannya. Adapun tujuannya supaya air tidak jatuh ke tanah secara langsung. Sebab apabila air langsung jatuh ke tanah hanya membuat bibit cabai yang Anda semai pada bedengan hanyut. Selanjutnya tunggu bibit cabai tumbuh hingga menjadi tanaman cabe yang kecil minimal sebanyak 4 helai daun. Ketika tanaman sudah mempunyai setidaknya 4 daun tersebut, maka tanaman cabe pun telah siap dipindah pada lahan media tanam yang telah dipersiapkan. 2.5.1 Penyemaian benih cabai dalam plastik polibag Penyemaian bibit cabe di dalam plastik polybag bisa menjadi pilihan, hal ini bertujuan supaya ketika bibit cabe ditanam pada media polybag maupun pot bisa tumbuh langsung tanpa harus melewati masa penyesuaian. Selain itu, menyemai benih cabe lewat plastik polybag dapat meminimalisir resiko benih cabe rawit tersebut mati sesudah ditanam. Adapun hasil proses penyemaian benih cabe lewat plastik polybag ini dapat menghasilkan kualitas tumbuh secara maksimal tanpa masa penyesuaian terlebih dulu terhadap iklim di lingkungan sekitarnya. Sebab ketika proses persemaian berlangsung dalam polybag, Anda langsung bisa menempatkan bibit dengan iklim dan situasi yang serupa dengan tempat bibit cabe yang Anda budidayakan.
10
Untuk mengikuti tahapan-tahapan proses penyemaian benih cabe dalam polybag, Anda bisa mencoba cara penyemaian berikut ini : 1. Pertama-tama beli bibit cabe yang diinginkan terlebih dulu, tak ada salahnya untuk mempercayakan toko pertanian untuk mendapatkan benih cabe. 2. Membeli polybag berukuran kecil dengan diameter sekitar 5 cm. 3. Mempersiapkan pupuk kandang lalu ayak atau saring sampai butiran pupuk bertekstur lembut. 4. Mempersiapkan media tanah yang berkualitas lalu diayak atau disaring. 5. Pupuk kandang dan tanah selanjutnya diaduk secara merata lalu masukkan pada polybag yang telah Anda beli dan persiapkan. 6. Polybag yang telah tertata rapi lalu disiram menggunakan air sampai merata, apabila ada bagian isinya yang susut bisa ditambahkan kembali lalu dibiarkan hingga sehari semalam. 7. Sesudah itu bibit biji cabe yang Anda beli dimasukkan satu demi satu pada plastik polybag, supaya mencegah bibi cabe tidak tumbuh maka setiap polybag diisi 2 biji bibit cabe dengan jarak sekitar 2 cm. 8. Berikutnya yaitu membuat persemaian cadangan, apabila nanti di plastik polybag ternyata ada yang mati, maka Anda langsung menggantinya. Untuk media yang dipakai dapat menggunakan kaleng biskuit besar lalu diisi oleh media tanam lalu sebar bibit cabe di atasnya seperlunya. 9. Langkah-langkah di atas dilakukan dengan berurutan, dan Anda pun cukup menunggu hasilnya sembari merawat bibit cabe sampai siap tanam sekitar 4-6 minggu. Demikian cara menyemai bibit cabe menggunakan media polybag dan bedengan, Anda cukup memilih salah satu diantara media tersebut yang paling baik!
11
BAB III METODE KERJA
3.1. Waktu dan lokasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan pada tanggal 6 agustus 2018 sampai tanggal 6 September 2018. Bertempat di Unit Pelaksana Teknis (UPT ) Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi NTT
3.2. Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan yaitu : a. Benih cabe Taruna dan Pilar f1 b. Pupuk kandang c. Tanah hitam Alat yang digunakan yaitu : a. Cangkul b. Gembor c. Sekop d. Ember e. Alat tulis
3.2 Prosedur Kerja Menyemai benih cabe menggunakan pot Tray Proses menyemai dengan menggunakanpot
tray pada prinsipnya hampir sama
dengan cara yang biasa, hanya saja kegiatan menyemai dengan menggunakan pot tray relatif lebih mudah, cepat dan praktis. Bibit pun akan tumbuh lebih baik karena ditanam secara teratur dan terpisah antara satu dengan lainnya sehingga pasokan hara menjadi lebih banyak karena tidak ada persaingan. Penyemaian dilakukan selama 2 minggu.
12
a) Persiapan alat dan bahan Alat yang dipersiapkan yaitu : pot tray, cangkul, gembor, sekop dan ember. Bahan yang dipersiapkan yaitu : benih cabe cap panah merah taruna dan pilar f1, pupuk kandang dan tanah hitam. b) Penyiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan berupa tanah hitam, sekam padi dan pupuk kandang (kotoran sapi). Komposisi media yang digunakan adalah 2:1:1. Media tersebut dicampurkan dengan menakar masing-masing media tanam menggunakan ember, setiap 2 ember tanah dicampur dengan 1 ember sekam padi dan 1 ember pupuk kandang lalu digundukkan dan dicampur rata menggunakan sekop dan cangkul hingga homogen. c) Perendaman benih cabe Sebelum disemai benih direndam terlebih dahulu dengan air hangat selama 30 menit untuk mempercepat pembukaan akar, setelah itu ambil benih yang tengelam didasar wadah lalu di keringkan dengan koran. d) Menyemai benih cabe ke dalam pot tray : Siapkan pot tray Isi dengan media semai sampai penuh Padatkan dengan cara disiram Letakkan benih/biji cabe ditiap lubang pot tray (sebaiknya satu lubang satu biji) Tutup tipis biji/benih dengan media tanam yang sama Siram kembali sebaiknya dengan menggunakan sprayer Tutup dengan plastik hitam agar benih lebih cepat berkecambah dan letakkan ditempat yang teduh Setelah benih tumbuh (2-3 hari ditanam) buka penutup plastik hitam dan pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari langsung Siram teratur pagi dan sore, tergantung kondisi media semai Pindahkan benih setelah muncul 3-4 daun (atau 2-4 minggu) ke lahan atau pot yang lebih besar.
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAAN 4.1 Tabel
Hasil pengamatan perkecambahan dan pertumbuhan benih cabe Waktu/Hari
Perubahan yang terjadi
Pertama
Belum ada perubahan
Kedua
Blum ada perubahan
Ketiga
Sudah ada perubahan Sudah mulai berkecambah
Keempat
Mengalami pertumbuhan tunas
kelima
Terus mengalami pemanjangan tunas
keenam
Sudah mulai pertumbuhan akar ,batang dan daun yang sangat cepat pertumbuhannya
Ketujuh
Pada benih cabe saat memasuki umur seminggu sudah terlihat perpanjangan akar ,batang dan daun
Keduabelas
-
Panjang akar 4,4 cm
-
Panjang batang 2,1 cm
-
Panjang daun 1,3 cm
Daunnya berjumlah 4 helai, 2 agak besar dan 2 kecil.
Keempatbelas
Bakalan daun pada pucuk mulai membesar, jumlah daun 4 helai dan panjang batangnya 3,3 siap di pindahkan ke polibeg.
14
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil pengematan yang telah dilakukan bahwa perkecambahan dan pertumbuhannya benih cabai menggunakan pot tray sangat subur, waktu yang dibutuhkan lebih cepat karena sangat mudah, bisa dikerjakan secara cepat dalam mengisi media tanah, kelihatan tertata rapi dan teratur. Pot tray menghsilkan perubahan tanaman yang lebih sehat, kokoh dan kuat virgonya sehingga mengurangi resiko mati pada saat pemindahan. Dalam waktu perkecambahan dan pertumbuhan mengalami tahap-tahap sebaagai berikut : hari pertama dan kedua benih cabai belum mengalami perubahan, hari ketiga benih cabai sudah mulai berkecambah, hari keempat mengalami pertunasan daun, batang dan akar sudah kelihatan. Setelah 2 minggu kemudian pertumbuhan benih cabai memiliki jumlah 3 helai daun , panjang akar 4,4 cm dan batangnya 3,3 siap dipindahkan ke polibag.
15
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasi PKL yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Dalam teknologi persemaian benih cabe yang dilakukan UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultikura. Penyemain menggunakan pot tray benih cabai mudah membantu menghasilkan tanaman yang lebih sehat, kokoh dan mengurangi resiko mati saat pemindahan.
5.2 Saran
Bagi UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura agar lebih ditingkatkan teknik persemaian benih cabe.
Bagi mahasiswa PKL kegiatan ini menambahkan pengalaman, melatih ketrampilan dan mengaplikasikan teori yang dipelajari.
Lebih fokus lagi pada saat pengamatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bastian. 2016. Identifikasi Karakter Beberpa Varietas Cabai (Capsicum annun L) Introduksi di Rumah Kaca. Fakultas Pertanian- Universitas Lampung: Bandar Lampung. Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius: Yogjakarta. Djarwaningsing,T. 1994. Jenis-jenis Cabai di Indonesia, dalam Penelitia Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya alam. Harpens, Asep dan R. Dermawan. 2010. Budidaya cabai unggul. Penebar Swaday: Jakarta. Hewindati. Yuni Try dkk. 2006. Hortikultur. Universitas Terbuka. Jakarta. . Nurfalach Devi R. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Merah(Capsicum annunL.) di UPTD Pembibitan Tanaman Hortikultura Desa Pakopen Kecematan Bandung Kabupaten Semarang. Fakultas Pertanian- Universitas Sebelas Maret: Sukarta. Rukmana, Rahmat. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta: kanisius. Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algensindo. Cetakan Ke V: Bandung. Tri Hernanda, A. 2010. Budidaya Cabai Merah Kariting (Capsicum annum L) di Tawangmangu. Fakultas Pertanian - Universitas Sebelas Maret : Sukarta. Tjahjadi, Nur. 1991. Bertanam cabai. Penerbit kanisius: Yogyakarta.
17
LAMPIRAN 1.1 SEJARAH BERDIRINYA UPT PERBENIHAN TPH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UPT perbenihan TPH adalah lembaga perbenihan yang melakukan tugas kegiatan memperbanyakan benih varietas unggul bersertifikat sampai kepada pendistribusian. 1. Keputusa Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.SK.I.AS.82.6 tanggal 10 Februari 1982 Tentang Pembentuka Balai Benih Induk(BBI) padi, Palawija dan Hortikultura yang berlokasi di setiap Daerah Tingkat 1 seluruh Indonesia, dan sebagai sumber informasi perbenihan di masing– masing Daerah. 2. Peraturan pemerintah RI No.8 Tahun 1992 tentang penyerahan sebagai Urusan Permintaan Kepada 26 Daerah Tingkat II Percontohan, Institusi Balai Benih Induk berada di bawah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Dati 3. Undang-undang Nomr 12 Tahun 1992 , Peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 1995, serta peraturanterkaid dibawahnya, antara lain Keputusan Menteri Pertanian Nomor 347/kpt/OT.210/6/2003 tentang pedoman pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura. 4. Peraturan Daerah Provinsi NTT No. 5 2001,tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) dan diatur tugas fungsi dan struktur organisasinya berdasarkan Peratura Gubernur Nomor : 36, 37 dan 38 tahun 2008 yang membawahi Balai Benih yang tersebar di Kabupaten.
18
1.2 Visi Dan Misi Visi Visi UPT Perbenihan Tanaman Pangan Dan Holtikultura Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur adalah terwujudnya ketersediaan benih sumber tanaman pangan dan holtikultura yang bermutu tinggi bagi kebutuhan Masyarakat Petani sesuai Prinsi 6 Tepat yakni( Tepat Waktu, Tepat Varietas , Tepat Jumlah , Tepat Mutu , Tepat Harga Dan Tepat Pelayanan).
Misi Untuk Mewujudkan visi tersebut , UPT Perbenihan Tanaman Pangan dan Holtikultura melaksanakan misi yan merupakan tugs dan fungsi sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya( SDM dan SDA), Perbenihan TPH Nusa Tenggara Timur secara efisien dan efektif. 2. Meningkatkan Produksi dan Produktifitas Benih sumber tanaman Tangan dan Holtikultura yang bermutu dan varietas unggul sesuai prinsip 6 (Enam) Tepat Waktu, Tepat Varietas , Tepat Jumlah , Tepat Mutu , Tepat Harga Dan Tepat Pelayanan. 3. Meningkatkan Pendapatan dan Kesejahteraan Petani dan Usaha taninya . 4. Mendukung penerapan dan peningkatan pendapatan Asli Daerah (PAD) 5. Mempertahankan potensi produksi petani khususnya tanaman Pangan Dan Holtikltura.
19
1.3 Tugas pokok dan Fungsi Tugas Pada prinsipnya UPT Pernenihan TPH mempunyai tugas dalam memenuhi kebutuhan benih sumber varietas unggul tanaman Pangan dan Holtikultura yang bermutu melalui perbanyakan benih sumber guna memenuhi kebutuhan penangkaran dan masyarakat petani Fungsi Menghasilkan Benih Dasar , Benih Pokok dan Pohon Induk(Blok Fondasi dan Blok Penggandaan Mata Tempel tanaman Buah). Memperbayakan Varietas unggul local Melayani Kebutuhan Benih Untuk Unit Penangkaran. Melakukan Perbanyakan Benih penjenis(BS) menjadi Benih Dasar(BD) dan Benih Dasar menjadi Benih Pokok(BP) dan Benih Pokok menjadi Benih Sebar(BR) Melaksanakan pengembangan Pokok Induk(PI) Melakukan Perbanyakan Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura hasil pemurnian varietas Menyebarkan informasi Perbanyakan Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura.
20
1.4 Kepegawaian Jumlah pegawai 108 orang, terdiri dari PNS 90 orang dan Tenaga Honorr 18 orang , meiputi :
Provinsi 30 Orang
Struktural
Kepala UPT
: 1 Orang
Kasubag TU
: 1 Orang
Kasie Produksi Benih TP
: 1 Orang
Kasie Produksi Benih Holtikultura
: 1 Orang
Kabupaten (BBI/BBU/BBH)
Staf Pelaksanaan di Kebun Dinas 78 Orang
21
2.5 Struktur Organisasi UPT Perbenihan TPH
KEPALA UPT Perbenihan TPH KELOMPOK JABATAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
FUNGSIONAL
SEKSI PRODUKSI
SEKSI PRODUKSI BENIH
TANAMAM PANGAN
TANAMAN HORTIKULTURA
BALAI BENIH INDUK/BALAI BENIH
BALAI BENIH
UTAMA
HORTIKULTURA 11,12,13,14,15,16,17
22
2. Gamar – gambar kegiatan 1). Pot tray tempat persemaian benih cabai
2). Pengisian media tanam dipolobeg
3). Penyiraman media tanam
23
4). Benih dipindahkan ke polibeg
5). Pemupukan bibit cabai
24