BAB 1 PENDAHULUAN
Jantung merupakan organ muskular berongga yang berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai pompa, jantung memiliki sistem elektrik yang mengkoordinasi denyutan dari keempat ruang yang dimilikinya. Sistem elektrik ini berjalan sepanjang jalur khusus di dalam jantung yang mengakibatkan atrium dan ventrikel bekerja sama dalam membuat jantung berdenyut sehingga dapat memompa darah.1 Denyut jantung normal bermula atau berawal sebagai sebuah arus listrik tunggal yang berasal dari nodus SA, sebuah berkas area khusus yang terletak di atrium kanan. Arus tersebut kemudian mengantarkan sebuah sinyal listrik yang menyebabkan kontraksi kedua atrium dan menyebabkan pengisian darah ke ruang jantung di bawahnya, yaitu ventrikel. Aktivitas listrik kemudian menjalar menuju nodus AV, sebuah jembatan listrik yang terletak di antara bilik atas dan bilik bawah jantung, menyebabkan ventrikel berkontraksi secara ritmik sehingga mampu memompa darah ke seluruh tubuh maupun jantung itu sendiri.1 Bila yang dimaksud dengan irama jantung normal adalah irama yang berasal dari nodus SA, yang datang secara teratur dengan frekuensi antar 60-100/ menit, dan dengan hantaran tak mengalami hambatan pada tingkat manapun, maka irama jantung lainnya dapat dikatakan aritmia.2 Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-hari yaitu berkisar 1-2%. Angka ini menjadi lebih bermakna pada
1
2
populasi usia lanjut. Pada kelompok usia di atas 80 tahun, kejadian AF mencapai 15%. Hal ini menimbulkan pendapat bahwa AF adalah suatu aging disease.3 Atrial Fibrilasi terjadi karena adanya gangguan pada pembentukan dan konduksi impuls di atrium atau vena torakalis. Fibrilasi atrium menyebabkan peningkatan mortalitas dan morbiditas, termasuk stroke, gagal jantung serta penurunan kualitas hidup. Pasien dengan FA memiliki risiko stroke 5 kali lebih tinggi dan risiko gagal jantung 3 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa FA. Stroke merupakan salah satu komplikasi FA yang paling dikhawatirkan, karena stroke yang diakibatkan oleh FA mempunyai risiko kekambuhan yang lebih tinggi. Selain itu, stroke akibat FA ini mengakibatkan kematian dua kali lipat dan biaya perawatan 1,5 kali lipat.3