BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
keterampilan berbahasa Inggris dewasa ini merupakan suatu kebutuhan. Bahasa Inggris diperlukan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tertulis. Tidak sedikit media pembelajaran atau buku teks yang di dalamnya terdapat kata-kata bahasa Inggris. Bahkan buku pelajaran bahasa Inggris, hampir seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bahasa Inggris disajikan berbagai teks bacaan yang memerlukan kemahiran atau keterampilan berbahasa Inggris. Apabila kurang terampil berbahasa Inggis, maka isi yang disampaikan dalam teks akan berlalu tanpa arti. Berdasarkan pengalaman sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran di kelas IX-I SMP Negeri 1 Cibeber, sebanyak 60% siswa kurang aktif dalam belajar bahasa Inggris khususnya dalam memahami isi teks. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru daripada mengadakan latihan soal-soal. Bahkan siswa tidak mau bertanya atau menggunakan media yang ada. Hal-hal tersebut berpengaruh negatif terhadap hasil dan ketuntasan belajar peserta didik. Dari 39 siswa, hanya 55% siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar pemahaman isi teks narrative sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Nilai ratarata yang dicapai siswa yaitu 64 dan hal tersebut tentunya membutuhkan solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
1
2
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara menggunakan model kooperatif. Menurut Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Dari pendapat tersebut, pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal. Pembelajaran kooperatif mementingkan kerja sama untuk memecahkan masalah secara kelompok dan secara individu sehingga mencapai tujuan yang akan dicapai. Dengan menggunakan model kooperatif dimungkinkan siswa memiliki tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga materi yang dipelajarinya akan melekat dalam waktu yang lebih lama. Bagian dari model kooperatif adalah tipe Jigsaw yaitu salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok kecil dan setiap siswa dalam kelompok, dikelompokkan lagi menjadi kelompok-kelompok ahli. Kelebihan tipe ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Selain itu, tipe Jigsaw membiasakan siswa untuk saling menghargai pendapat orang lain sebab kelompok asal dan kelompok ahli
3
saling bertukar pendapat. Pengalaman mengenai materi yang dibawa dari berbagai dibawa kepada kelompok asal sehingga banyak pendapat yang disimpulkan bersama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Model Jigsaw untuk meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Isi Teks Narrative (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada perbaikan pembelajaran ini sebagai berikut. 1. Bagaimana proses pembelajaran dalam upaya
meningkatkan hasil belajar
siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw? 3. Bagaimana peningkatan ketuntasan belajar siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
4
1. Mengetahui proses pembelajaran dalam upaya
meningkatkan hasil belajar
siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. 3. Mengetahui peningkatan ketuntasan belajar siswa tentang pemahaman isi teks narrative setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan pembelajaran ini mempunyai manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan disiplin ilmu mengenai konsep hasil belajar dan model Jigsaw. Adapun secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik, guru sebagai peneliti, bagi sekolah, maupun bagi institusi pendidikan secara umum. 1. Manfaat bagi Siswa Perbaikan pembelajaran ini bermanfaat bagi siswa yakni dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami isi teks narrative.
Selain itu, membiasakan
siswa untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan, menyampaikan pendapat, dan meningkatkan sikap sosial yang tinggi. 2. Manfaat bagi Guru Perbaikan pembelajaran ini sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
5
3. Manfaat bagi Sekolah Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
serta mutu
pendidikan yang lebih baik, serta meningkatkan visi dan misi sekolah. Bahkan menjadi bahan masukan pembinaan bagi guru-guru dalam mengembangkan kemampuan mengajar. 4. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Secara Umum Penelitian perbaikan pembelajaran ini sebagai bahan masukan dalam memberikan kebijkan tentang pelaksanaan pendidikan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.