BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di
daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah. Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian alat ukur curah hujan ?
2.
Apa jenis-jenis alat ukur curah hujan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan alat pengukur sederhana. 2. Untuk mengetahui penggunaan alat pengukur hujan sederhana. 3. Untuk mngetahui teknik kalibrasi alat pengukur hujan sederhana. 4. Untuk mengetahui hasil pengukuran curah hujan menggunakan alat ukur curah hujan sederhana.
Rekayasa Hidrologi | 1
BAB II PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN ALAT UKUR CURAH HUJAN Hujan merupakan peristiwa turunnya titik - titik air atau Kristal - kristal es
dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun ke permukaan tanah per satuan luas disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah millimeter (mm). Jadi jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu) millimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) millimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm, itu berarti daerah luasan sekitar daerah / lokasi tergenangi oleh air hujan setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm).
2.
JENIS – JENIS ALAT PENAKAR HUJAN Berdasarkan mekanismenya, alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua
golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan penakar hujan tipe otomatis (perekam).
1. Penakar Hujan Tipe Manual Alat penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan air hujan tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu
Rekayasa Hidrologi | 2
atau setiap satu kejadian hujan. Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan selama periode tertentu. Alat penakar hujan manual ada dua jenis, yaitu: 1. Penakar Hujan Ombrometer Biasa
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm. Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang tertampung juga dihitung. Cara pengamatan: Pengamatan
dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau
pada jam-jam tertentu Letakan
gelas penakar di bawak kran dan kran dibuka agar airnya
tertampung ke dalam gelas ukur Jika
curah hujan melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran
dapat ditutup dahulu dan dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik habis dan dicatat Pembacaan
curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar
menikusnya Bila
dasar menikus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang
terdekat dengan menikusnya
Rekayasa Hidrologi | 3
Bila
dasar menikus tepat pada pertengahan antara dua garis skala,
diambil atau dibaca ke angka ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm. 2. Penakar Hujan Ombrometer Observatorium
Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar hujan manual yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini merupakan penakar hujan yang banyak digunakan di Indonesia dan merupakan standar di Indonesia. Penakar ombrometer observatorium memiliki kelebihan, yaitu mudah dipasang, mudah dioprasikan, dan pemeliharaanya juga relatif mudah. Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk jumlah curah hujan selama periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur sehingga hasilnya dapat berbeda. Prinsip kerja alat ini adalah:
Saat terjadi hujan, air masuk ke dalam corong penakar.
Air yang masuk ke dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam
tabung penampung.
Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur.
Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas
ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
Rekayasa Hidrologi | 4
2. Penakar Hujan Tipe Otomatis Alat ukur hujan otomatis adalah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatan hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat mengukur curah hujan tinggi maupun rendah selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan. Dengan demikian besarnya intensitas curah hujan dapat ditentukan. Pada dasarnya alat hujan otomatis ini sama dengan alat pengukur manual yang terdiri dari tiga komponen yaitu corong, bejana pengumpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak pada komponen bejana dan alat ukurnya dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis diantaranya: 1. Penakar Hujan Tipe Hellman
Pada umumnya penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oleh BMKG yaitu Rain Fues yang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini yang buatan dalam negeri. Cara kerja penakar hujan tipe ini yaitu:
Jika hujan turun, air hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung
Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau
naik ke atas
Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu
mengikuti tangkai pelampung
Gerakan pena dicatat pada pias
Rekayasa Hidrologi | 5
Jika air di tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas
pada pias
Setelah air mencapai lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem
siphon otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung.
Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan
menggoreskan garis vertikal
Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali
Curah hujan dihitung dengan menghitung garis-garis vertikal
2. Penakar Hujan Tipe Bendix
Penakar hujan otomatis yang lainnya yaitu tipe bendix yang sekilas terlihat seperti tiang bendera namun ini merupakan salah satu penakar hujan otomatis yang cara kerjanya cukup simple. Cara kerja penakar hujan tipe bendix ini adalah: Penakar
hujan tipe bekerja dengan cara menimbang air hujan. Air hujan
ditampung dalam timbangan yang sudah disediakan. Melalui
cara mekanis hasil dari timbangan ini ditransfer melalui jarum
petunjuk berpena. Maka
akan diketahui curah hujan melalui penimbangan air yang
ditransferkan dari jarum petunjuk ke dalam kertas pias.
Rekayasa Hidrologi | 6
3. Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon
Ada pula penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah hujan dari intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini adalah: Prinsip
kerja alat tipe siphon ini yaitu air hujan ditampung di dalam
tabung penampung Bila penampung penuh Siphon
maka tabung menjadi miring
mulai bekerja mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun
dalam keadaan penuh Setiap
pergerakan air dalam tabung tercatat pada pias sama seperti alat
penakar hujan otomatis lainnya Maka dapat Biasanya
diketahui curah hujan yang terkumpul dari pergerakan airnya
waktu pengukurannya dilakukan selama 24 jam dan akan di cek
setiap harinya dalam waktu yang tidak sama 4. Penakar Hujan Tipping Bucket
Pengukuran yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan yang berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih.
Rekayasa Hidrologi | 7
Prinsip kerjanya sederhana, yaitu:
Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir
untuk mengisi bucket.
Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20
ml maka bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk menerima air hujan yang masuk berikutnya.
Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0.5 skala
(0.5 mm).
Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah
hujannya. 5. Penakar Hujan Tipe Floating Bucket
Penakar hujan otomatis lainnya adalah penakar hujan tipe floating bucket. Penakar hujan tipe ini digunakan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh. Prinsip mekanisme kerja alat penakar hujan otomatis floating bucket adalah: Corong
menerima air hujan, yang dikumpulkan dalam wadah persegi
panjang. Dengan
memanfaatkan gerakan naik pelampung yang ada dalam bejana
akibat tertampungnya hujan. Pelampung
ini berhubungan dengan sistem pena perekam di atas kertas
berskala yang menghasilkan rekaman data hujan. Alat
ini dilengkapi dengan sistem pengurasan otomatis
Rekayasa Hidrologi | 8
Pada
saat air hujan yang tertampung mencapai kapasitas penerimaanya
akan dikeluarkan dari bejana dan pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data hujan. 6. Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket
Jenis alat penakar hujan ini terdiri dari corong penangkap air hujan yang ditempatkan dia atas ember penampung air yang terletak di atas timbangan yang dilengkapi dengan alat pencatat otomatis. Cara kerja alat ini adalah:
Alat pencatat otomatis pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas
grafik yang tergulung pada sebuah kaleng silinder.
Dengan demikian setiap terjadi hujan, air hujan tertampung oleh corong
akan dialirkan ke dalam ember yang terletak di atas timbangan.
Setiap ada penambahan air hujan ke dalam ember dapat tercatat pada
kertas grafik.
Setiap periode waktu tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk dianalisis.
7. Penakar Hujan Tipe Optical
Rekayasa Hidrologi | 9
Penakar hujan tipe optical memiliki sensor untuk menangkap curah hujan sehigga disebut juga sebagai optical sensor. Penakar hujan ini bekerja dengan sensor lokal karena baru terekam ketika hujan mengenai sensor yang terpasang. Cara kerja dari penakar hujan tipe optical adalah:
Penakar hujan tipe ini memiliki beberapa saluran.
Di setiap saluran terdapat diode laser dan photoresistor detector untuk
mendeteksi gambar yang terekam oleh sensor.
Saat air telah terkumpul untuk membuat single drop lalu jatuh ke batang
laser.
Sensor diatur di angle yang tepat sehingga laser bisa langsung mendeteksi
seperti lampu flash.
Flash dari photodeterctor ini bisa dibaca dan dikirim ke recorder.
Rekayasa Hidrologi | 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah millimeter (mm). Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu : 1. Penakar Hujan Tipe Manual Alat penakar hujan manual ada dua, yaitu: -
Penakar hujan ombrometer biasa
-
Penakar hujan ombrometer observatorium
2. Penakar Hujan Tipe Otomatis Alat penakar hujan manual ada tujuh, yaitu: -
Penakar Hujan Tipe Hellman
-
Penakar Hujan Tipe Bendix
-
Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon
-
Penakar Hujan Tipping Bucket
-
Penakar Hujan Tipe Floating Bucket
-
Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket
-
Penakar Hujan Tipe Optical
Rekayasa Hidrologi | 11
Semua alat penakar hujan harus di perhatikan penempatannya di lapangan terbuka bebas dari halangan. Alat yag teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur besaran yang salah pula. Alat yang otomatis pemeliharaannya harus lebih intensif. Keadan alat yang baik yang manual ataupun yang otomatis harus di periksa dari kebocoran. Saluran penampung yang tersumbat kotoran, tintapena jangan sampai kering dan jam pemutar silinder pias dalam keadaan berjalan dengan baik.
B. Saran Demikianlah
makalah
ini
penulis
susun,
semoga
makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini penulis sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah penulis ini.
Rekayasa Hidrologi | 12
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-alat-ukur-curah-hujan56709e2bb1c55.html https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/alat-pengukur-curah-hujan https://www.google.com/search?q=ombrometer+biasa&rlz=1C1GIWA_enID712I D712&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi89rWr5o_hAhUDjuYKH QTeC0IQ_AUIDigB&biw=962&bih=615#imgrc=7FkdQPoPkZSbgM: https://www.google.com/search?q=Penakar+Hujan+Ombrometer+Observatorium &rlz=1C1GIWA_enID712ID712&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKE wi6kcby5o_hAhUL7XMBHTXXD94Q_AUIDigB&biw=962&bih=615#imgrc=q DPEINOdON6GUM:
Rekayasa Hidrologi | 13