Bab 1.docx

  • Uploaded by: Risna meilina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,029
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pengajaran selain didukung oleh keaktifan siswa yang belajar, juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Berbagai jenis keterampilan mengajar yang perlu diketahui oleh guru, salah satu jenis keterampilan mengajar adalah keterampilan bertanya. Setiap kegiatan belajar-mengajar hampir tidak pernah lepas dari pertanyaan guru, dalam arti seseorang guru yang sedang mengajar pasti akan memberikan pertanyaanpertanyaan berapapun frekuensinya. Oleh karena itu guru perlu memahami teknik-teknik (keterampilan bertanya) agar pertanyaan mencapai sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru mempunyai beberapa maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dan sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa secara individual maupun kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan bervariasi dari pertanyaan tingkat rendah sampai pertanyaan dengan taraf kesulitan yang tinggi. Atau dibedakan menjadi bertanya dasar dan bertanya lanjutan. Seorang guru perlu mempelajarinya dengan maksud agar dapat menganalisis keterampilan bertanya dan dapat menggunakan dengan baik di depan kelas. Dalam makalah ini akan membahas dan mengulas keterampilan bertanya.

B. RUMUSAN MASALAH 1.

Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?

2.

Apa tujuan keterampilan bertanya?

3.

Apa saja jenis-jenis pertanyaan?

4.

Bagaimana prinsip-prinsip bertanya?

5.

Bagaimana teknik-teknik dalam bertanya?

6.

Bagaimana praktek atau penerapan keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjutan?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya; 2. Untuk mengetahui tujuan keterampilan bertanya; 3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan; 4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bertanya; 5. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam bertanya; 6. Untuk mengetahui bagaimana praktek atau penerapan keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjutan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain. (Supriyadi, 2013: 158) Menurut kami, Keterampilan bertanya adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam melakukan tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran supaya kegiatan berjalan lancar dan kodusif. Keterampilan bertanya harus dilakukan dengan berbagai variasi supaya saat melakukan tanya jawab siswa tidak merasa bosan. Keterampilan bertanya secara umum dibedakan menjadi 2, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Pertanyaan dasar adalah pertanyaan yang diajukan oleh guru pada awal pembelajaran yang bertujuan untuk mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya. Selain itu pertnyaan dasar bertujuan untuk mendapat informasi umum dan dangkal tentang suatu konsep. Pertanyaan lanjutan adalah pertanyaan kelajutan dari pertanyaan dasar yang yang mengutamakan usaha mengembangkan keterampilan berfikir , memperbesar partisipasi, dan mendorong agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya tingkat lanjut dibentuk atas dasar penguasaan pertanyaan dasar. Oleh karena itu, Komponen pertanyan dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya tingkat lanjut

B. Tujuan Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya menjadi komponen yang sangat penting di dalam proses pembelajaran, karena informasi tentang evaluasi proses dan hasil pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola keterampilan bertanya. Adapun tujuan penggunaan keterampilan bertanya di dalam pembelajaran adalah: 1. Menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa, Seorang guru fisika yang mengawali proses pembelajaran dengan bertanya tentang berbagai hal

mulai dari menanyakan tentang kesiapan siswa untuk belajar, akan

menimbulkan kesan merasa diperhatikan pada siswa. Ini menjadi modal awal terjalinnya interaksi yang baik dalam pembelejaran.

Ungkapan-ungkapan yang dilontarkan guru tentang berbagai peristiwa alam di sekitar siswa dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari pada mata pelajaran fisika, akan memancing rasa ingin tahu yang besar pada siswa. Dengan kata lain akan mengalir berbagai pertanyaan dari siswa yang mencerminkan rasa ingin tahu tersebut. Kondisi ini menjadi modal berikutnya yang dapat dikelola oleh guru, untuk mengembangkan kemampuan bertanya di dalam kelas. 2. Mengembangkan pendekatan yang aktif untuk belajar Guru yang pintar memanfaatkan momen yang sudah tercipta pada awal pembelajaran, pasti akan berusaha mempertahankan kondisi tersebut sampai berakhirnya waktu tatap muka. Rasa ingin tahu yang sudah berkembang harus bisa dimanfaatkan oleh guru. Selalu memancing keluarnya pertanyaan siswa dan mendistribusi pertanyaan secara bervariasi, dari bersifat perorangan, kelompok, maupun klasikal, akan menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Sebaliknya guru yang kurang bisa memilih ungkapan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa, akan menciptakan pembelajaran yang pasif yang dinomonasi oleh guru. Pelajaran fisika seyogyanya merupakan pembelajaran yang sangat baik, apabila guru memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana fisika dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang terrjadi di sekitar siswa. Untuk mengajak siswa aktif guru bisa memulainya dengan meminta pendapat siswa tentang sebuah peristiwa. Selanjutnya dikembangkan lebih luas dan lebih dalam. 3. Merangsang siswa untuk saling belajar, Berkembangnya kemampuan bertanya di dalam proses pembelajaran dapat membangun interaksi timbal balik antar siswa, antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan materi ajar. Pertanyaan siswa yang tidak dijawab langsung oleh guru, tapi dilemparkan pada siswa lain, kelompok tertentu atau ke forum kelas akan membuka peluang terjadinya interaksi. Bila interaksi ini dipertahankan, maka akan terjadi proses saling membelajarkan antar siswa, dan tidak mustahil ini merupakan pelajaran berharga juga bagi guru di dalam meningkatkan kemampuan berbagi informasi dengan cara lebih menarik. 4. Mengatur penjenjangan (strukturisasi) tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk memaksimalkan hasil belajar siswa,

Seorang guru yang bijak, biasanya menggunakan keterampilan bertanya untuk menjaring tingkat kompetensi anak. Karena tidak dapat dipungkiri setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menerima dan menggali informasi. Guru dapat menggunakan berbagai tipe dan tingkat pertanyaan, untuk mengetahui secara menyeluruh kemampuan setiap siswa. Dengan demikian guru dapat memilihkan tugas yang tepat bagi siswa. Jadi boleh saja siswa atau kelompok tertentu mendapatkan tugas yang tingkat kesulitan di atas atau di bawah kelompok yang lain. Agar semua siswa menjadi lebih meningkat kompetensinya dengan tugas tersebut. Sebagai contoh pada materi rangkaian listrik. Guru dapat memberikan tugas berkaitan dengan rangkaian tidak sederhanan pada kelompok siswa yang kompetensinya tentang rangkaian listrik sudah bagus. Sementara siswa atau kelompok lain diberi tugas tentang rangkaian sederhana. Sehingga tidak ada siswa yang merasa bosan atau tidak tertantang atau sebaliknya ada siswa yang merasa tugas yang diberikan terlalu berat. 5. Mengenal kesulitan-kesulitan tertentu yang menghambat belajar siswa, Sebagaian pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan siswa dalam belajar. Guru yang tentu tidak akan melakukan tebakan atau mengira-ngira hambatan atau kesulitan yang mungkin dialami siswa dalam mencapai kompetensi. Seorang guru yang arif dan bijak, serta berusaha mengenal permasalahan siswa satu per satu kadang kala mengajukan pertanyaan tertulis, untuk menjaring penyebab permasalahan yang menghambat keberhasilan siswa dalam belajar. Karena siswa setingkat SMP dan SMA kadang merasa malu bila harus mengungkapkan permasalahan di depan teman-teman kelasnya. 6. Menjalin komunikasi dengan seluruh kelas untuk menghidupkan interaksi dan proses belajar mengajar, 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami informasi yang diberikan, 8. Melibatkan siswa menggunakan pikiran-pikiran untuk meningkatkan keterampilan berpikir, 9. Memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan pemikiran dan memberikan kritik atau komentar terhadap jawaban siswa dan guru, 10. Memberi kesempatan kepada siswa memahami sendiri melalui diskusi dalam kelas.

C. Jenis-jenis Pertanyaan Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Dalam hal ini, penggolongan terdiri atas jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, dan jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya pertanyaan. 1. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Maksudnya a. Pertanyaan Permintaan (Compliance Question). Pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang di sebelah sana? b. Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question). Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Mengapa beriman kepada malaikat akan berdampak positif bagi kehidupan kita sehari-hari? Karena, dengan mengingat adanya malaikat kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata ada yang mengawasi setiap perbuatan kita. c. Pertanyaan Mengarahkan/Menuntun (Prompting Question). Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Apabila siswa tidak menjawab pertanyaan atau salah, hendaknya guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan/menuntun proses berpikir siswa dan akhirnya dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang pertama diberikan. d. Pertanyaan Menggali (Probing Question). Pertanyaan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali, siswa didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. 2. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom a. Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Legde Question). Pertanyaan yang mengharapkan jawaban sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari siswa. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan. Contoh: Apa nama ibukota negara Indonesia? b. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question). Pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang

pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang sering digunakan untuk menyusun pemahaman adalah jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri, bandingkan. Contoh: Jelaskan dengan kata-katamu sendiri tentang pertumbuhan dan perkembangan! c. Pertanyaan Penerapan (Aplication Question). Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau kejadian sesungguhnya. Contoh: Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan kebersihan! d. Pertanyaan Analisis (Analysis Question). Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasikan motif masalah, mencari buktibukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang ada. Contoh: Setelah kita membicarakan rantai makanan pada hewan, kesimpulan apa yang dapat kita tarik dari rantai makanan tersebut? e. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question). Ciri dari pertanyaan ini jawabannya yang benar dan tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis menuntut siswa untuk membuat ramalan/prediksi, memecahkan masalah berdasarkan imajinasi, dan mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi jika seorang manusia tidak memiliki agama? f. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question). Pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana penilaianmu tentang politik di Indonesia? 3. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Luas Sempitnya Sasaran a. Pertanyaan Sempit (Narrow Question) -

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (covergent) yang biasanya kunci jawabannya telah tersedia.

-

Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan ini menuntut siswa untuk mengingat atau menghafal informasi yang ada. Contoh: Sebutkan dampak positif bersifat jujur!

-

Pertanyaan sempit memusat. Pertanyaan ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan menuntunnya melalui petunjuk tertentu. Pertanyaan ini bermanfaat bila guru menghendaki siswa membedakan, mengasosiasikan, dan menjelaskan. Contoh: Dengan cara bagaimana agar konsep gotong royong dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa?

b. Pertanyaan Luas (Broad Question) -

Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya yang memungkinkan lebih dari satu, sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih bersifat terbuka.

-

Pertanyaan luas terbuka (open end question). Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada murid untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masingmasing. Contoh: Bagaimana cara menanggulangi banjir?

-

Pertanyaan luas menilai (valuing question). Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat, menentukan sikap, tukar menukar pendapat/perasaan terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana pendapatmu tentang jalannya pertandingan futsal tadi? (Supriyadi, 2013: 159)

D. Prinsip-prinsip Bertanya Prinsip-prinsip pokok yang harus dipehatikan oleh para guru, calon guru dalam mengunakkan keterampilan bertanya antara lain: 1.

Kehangatan dan Keantusiasan Untuk meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap yang baik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru bahkan suara, ekspresi wajah mampu menunjukkan hangat atau tidaknya seorang guru terhadap siswanya.

2.

Kebiasaan yang perlu dihindari a.

Jangan mengulang-ulang pertanyaan ketika siswa tidak mampu menjawab.

b.

Jangan mengulang-ulang jawaban siswa.

c.

Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan.

d. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan dengan serempak. e. Menentukan siapa siswa yang harus menjawab pertanyaan, karena hal ini mampu membuat siswa yang tidak ditunjuk tidak akan memikirkan jawabannya. Oleh karena itu, perlu oleh guru untuk memberikan pernyaan kepada seluruh siswa barulah menentukan siapa yang salah seorang untuk menjawabnya. f. Pertanyaan ganda. Contoh: Apa yang menyebabkan turunnya hujan? Bagaimana dampaknya bila turun hujan?

E. Teknik-Teknik Bertanya dalam Pembelajaran Teknik bertanya dalam pembelajaran terbagi menjadi empat antara lain teknik pengarahan ulang ( redirecting) , teknik membimbing (probing), menuntun (promting), dan teknik pemusatan (focussing). Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan berikut ini : 1. Teknik Pengarahan Ulang Cara yang dapat dilakukan adalah mengajukan satu pertanyaan yang ditujukan kepada beberapa peserta didik.Teknik ini dilakukan apabila guru bertujuan ingin melibatkan banyak peserta didikdalam proses pembelajaran. 2. Teknik Menggali atau membimbing ( probing) Pertanyaan yang bersifat probing bertujuan untuk menggali jawaban peserta didik agar lebih jelas. Teknik membimbing (probing) digunakan jika peserta didik dalam menjawab pertanyaan guru kurang lengkap dan peserta didik hanya menjawab sebagian-sebagian. Teknik membimbing memerlukan keterampilan guru untuk dapat menggali jawaban peserta didik dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menggali dari seorang peserta didik. 3. Teknik Menuntun (promoting) Teknik menuntun digunakan jika peserta didik tidak segera menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Apabila peserta didik tidak berhasil menjawab pertanyaan guru, maka teknik menuntun dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya yaitu sebagai berikut: a. menyederhanakan pertanyaan b. memecah pertanyaan ke dalam beberapa bagian pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik secara perlahan-lahan ke pertanyaan awal;

c. mengganti pertanyaan dengan kalimat lain tetapi maksudnya sama; d. memberikan pertanyaan yang jawabannya dapat memancing pikiran peserta didik untuk menemukan jawaban pertanyaan semula. 4. Teknik Pemusatan (focusing) Teknik pertanyaan pemusatan dilakukan jika guru semula mengajukan pertanyaan yang lingkupnya luas kemudian dilanjutkan dengan mengubah pertanyaan yang lingkupnya lebih focus/khusus. misalnya: mencakup jenis apa sajakah bahan bakar itu? Jika tidak ada peserta didik yang menjawab, ubah pertanyaan menjadi : bahan bakar apakah yang digunakan truk?

Untuk lebih memantapkan penerapan teknik bertanya sebagaimana di atas, maka perlu juga mempertimbangkan faktor faktor lain yang harus diperhatikan pada saat mengajukan pertanyaan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Kejelasan Pertanyaan. Anda hendaknya yakin bahwa pertanyaan yang diajukan jelas dan tahu apa jawaban yang diinginkan dari peserta didik sebelum pertanyaan diajukan. b. Pemberian Waktu Tunggu Berikan peserta didik waktu untuk berpikir sebelum mengemukakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Waktu tunggu yang umum diberikan biasanya 3-5 detik. c. Peserta didik yang Dilibatkan Pada saat mengajukan pertanyaan pertama, hendaknya Anda mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas untuk menjaga semuanya ada pada suasana belajar. Namun apabila Anda ingin memperingatkan peserta didik yang kurang perhatian atau menarik peserta didik yang pemalu, Anda dapat menyebutkan nama peserta didik, misalnya: “Apakah yang dimaksud dengan besaran fisika ? (diam sebentar) Santi?” d. Jenis Pertanyaan yang Diajukan Ajukan jenis pertanyaan ingatan pada awal pertanyaan untuk meyakinkan apakah peserta didik sudah memiliki pengetahuan awal atau belum, baru kemudian disusul dengan pertanyaan pemahamam dan analisis atau pertanyaan evaluasi. Hindarkan pertanyaan tertutup yang merangsang peserta didik menjawab serempak.

e. Penyebaran Pertanyaan Sebarkan pertanyaan secara merata kepada semua peserta didik, hindarkan timbulnya pemilihan peserta didik tertentu, yaitu peserta didik yang mendominasi kelas. f. Pemberian Tanggapan Peserta didik yang memberikan jawaban benar ataupun salah harus diberikan tanggapan sesuai porsinya , misal dengan memberikan kata pujian, anggukan kepala, tepukan pada punggung, atau senyuman disertai mengangkat ibu jari. Sebaliknya jawaban peserta didik yang tidak benar dapat diberi tanggapan secara diplomatis misalnya dengan mengatakan: itu pemikiran yang bagus , tetapi bukan itu yang ibu maksud, siapa yang dapat membetulkan? Dan lain lain.

F. Praktek atau Penerapan Keterampilan Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjutan 1. Latihan Penerapan Keterampilan Bertanya Dasar a. Dalam pengajaran mikro

Siapkan satu kegiatan pengajaran yang banyak menggunakan interaksi verbal antara anda dengan yang anda anggap siswa. Buatlah beberapa pertanyaaan yang akan anda ajukan selama pengajaran berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran. b. Dalam praktik pengalaman lapangan

Amatilah pola penyebaran pertanyaan oleh guru pamong anda. Apakah faktor-faktor penting yang mempengaruhinya? Bila pehatian guru tidak tersebar, bagaimana mengatasinya? Jika anda mengajar, mintalah teman sejawat anda untuk mencatat pemakaian komponen keterampilan bertanya dasar. Gunakan lembar observasi dan diskusikan hasilnya. 2. Penerapan ketrampilan bertanya lanjut dalam praktik pengalaman lapangan a. Pada waktu melaksanakan PPL di SD latihan, sebaiknya amati dahulu cara dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru amon, kemudian catatlah hal-hal berikut: -

Pola urutan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru pamong di kelasnya. Apakah pertanyaan yang agak umum diikuti dengan pertanyaan pelacak?

-

Petanyaan-pertanyaan yang anda anggap merupakan usaha guru pamong untuk meningkatkan daya nalar siswa.

-

Apakah guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak?

-

Apakah guru cukup memberikan waktu berpikir kepada siswa untuk menjawab pertanyaan?

-

Gunakan hasil catatan itu pada waktu anda mendapat tugas praktik di TK atau SD latihan.

Contoh : Contoh bertanya dasar dan bertanya lanjutan : a. Bertanya dasar Contoh keterampilan bertanya dasar pada pembelajaran kimia, dalam materi asam basa. Guru bertanya kepada siswa : G : apakah defenisi laju reaksi? M : laju reaksi adalah konsestrasi pereaksi tiap satuan waktu atau berkurangnya konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu.

b. Bertanya lanjutan Contoh keterampilan bertanya lanjut pada pembelajaran kimia, dalam materi laju reaksi. Guru bertanya kepada siswa G : ada berapa faktor kah yang mempengaruhi laju reaksi? M : ada 4 faktor G : Apa saja? M : Konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, suhu, dan katalisator. G : bagaimanakah pengaruh dari masing-masing faktor tersebut? M : (1) Konsentrasi : bila konsentrasi bertambah maka laju teaksi akan bertambah. Sehingga konsentrasi berbanding lurus dengan laju teaksi. (2) Luas permukaan bidang sentuh : semakin luas permukaan bidang sentuhnya, maka laju reaksi juga semakin bertambah. Luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju rekasi. (3) Suhu : suhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi karena suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin besar. (4) Katalisator adalah suatu zat yang akan mempercepat (katalisator positif) atau memperlambat (inhibitor) rekasi tetapi tidak ikut bereaksi.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Keterampilan bertanya adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam melakukan tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran supaya kegiatan berjalan lancar dan kodusif. Bertanya secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, memotivasi siswa untuk belajar aktif dan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas. Dalam memberikan pertanyaan, guru atau calon guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam bertanya. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam bertanya saat belajar mengajar, yaitu teknik pengarahan ulang ( redirecting) , teknik membimbing (probing), menuntun (promting), dan teknik pemusatan (focussing). Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat memberikan pertanyaan, yaitu : Kejelasan Pertanyaan, Pemberian Waktu Tunggu, Peserta didik yang Dilibatkan, Jenis Pertanyaan yang Diajukan, Penyebaran Pertanyaan dan Pemberian Tanggapan. Keterampilan bertanya ini sangat bermanfaat dalam praktek di lapangan, seperti saat micro teaching, ataupun saat melakukan PPL.

B. SARAN 1. Saran yang ingin penulis sampaikan terutama untuk para guru dan calon guru adalah hendaknya menguasai dan memahami dasar dasar pada keterampilan bertanya, hal ini sangat berguna dalam keefektivan penyampaian materi saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat membutuhkan saran dan kritikkan serta masukkan dari dosen Pembina, agar kedepannya kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87

More Documents from "Indrastika Wulandari"

Resume Dua.docx
May 2020 24
Resume Satu.docx
May 2020 15
Bab 1.docx
May 2020 17
2119-3976-1-sm.pdf
November 2019 31