BAB II PEMBAHASAN
1.
Permintaan Terhadap Faktor-Faktor Produksi
1.1 Pentingnya Analisa Penentuan Harga Faktor 1. Menganalisis Pengalokasian Faktor – Faktor Produksi Memaksimumkan produksi dapat diciptakan oleh sumber daya yang tersedia. Di dalam setiap perusahaan usaha untuk menciptakan pengalokasian faktor – faktor produksi yang optimal harus dijalankan. Tindakan itu akan membantu tujuan keseluruhan perekonomian untuk mengalokasikan sumber – sumber daya dalam perekonomian secara efisien. Keuntungan & ketahanan (survival ) perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan faktor – faktor produksi yang dapat diperolehnya secara efisien. 2. Pendapatan Faktor Produksi dan Distribusi Pendapatan Setiap faktor produksi dalam perekonomian adalah milik seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada para pengusaha, & sebagai balas jasa, mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji & upah. Tanah memperoleh sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diterima masing – masing faktor produksi tergantung harga & jumlah yang digunakan. Harga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Hasil penjualan adalah jumlah dari seluruh pendapatan faktor produksi yang digunakan. Pendapatan nasional adalah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan yang ada di dalam negera tersebut, dan merupakan jumlah pendapatan berbagai factor produksi yang ada dalam perekonomian. Analisis mengenai permintaan ke atas factor produksi tidak hanya akan menjelaskan tentang penentuan harga factor produksi tapi juga pendapatan dari masing – masing factor produksi & distribusi pendapatan ke berbagai jenis factor produksi. Teori tentang penentuan harga factor produksi = teori distribusi.
1.2 Teori Produktivitas Marginal Suatu faktor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila ongkos produksi tambahan yang dibayarkan kepada faktor produksi itu sama dengan hasil penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang diciptakan oleh faktor produksi tersebut. 1. Menentukan Jumlah Faktor Produksi Yang Digunakan Pada tingkat penggunaan faktor produksi tertentu, produsen telah mencapai keuntungan maksimum. Apabila penggunaan faktor produksi terus bertambah, keuntungan akan berkurang dan apabila faktor produksi yang digunakan dikurangi, keuntungan juga akan berkurang. 2. Permintaan ke Atas Faktor Produksi Dalam teori ini terlebih dahulu perlu dibuat beberapa permisalan, yaitu :
Perusahaan menjual barang dalam pasar persaingan sempurna, harga barang tidak berubah
walaupun jumlah yang dijual berbeda.
Hanya 1 saja faktor produksi yang jumlah penggunaannya dapat diubah – ubah. Misalnya
tenaga kerja.
Perusahaan membeli faktor produksi yang dapat mengalami perubahan itu dalam pasar
faktor produksi yang bersifat persaingan sempurna. Berdasarkan permisalan tersebut, hubungan diantara banyaknya faktor produksi yang digunakan dengan tambahan hasil penjualan ditunjukkan dalam tabel berikut : Jumlah Tenaga Kerja 0
Jumlah Produksi Fisik
Produksi Fisik Marginal (MPP)
0
Hasil Penjualan Total (Rp) (TRP)
Harga Barang (Rp) 100
0 > 2400
> 24 1
24
100
2.400 > 2000
> 20 2
44
100
4.400 > 1600
> 16 3
60
100
6.000 > 1200
> 12 4
72
100
7.200 >200
>8 5
80
Hasil Penjualan Produksi Marginal (MPR) (Rp)
100
8.000
>400
>4 6
84
100
8.400 >200
>2 7
86
100
8.600
3. Tingkat Produksi dan Hasil Penjualan Pertambahan produksi dinamakan Produksi fisik Marginal atau MPP (Marginal Physical Product). Sedangkan jumlah produksi fisik adalah TPP atau total physical product. Hasil penjualan produksi total adalah total revenue product (TRP). Hasil penjualan produksi marginal yaitu marginal revenue product (MRP). 4. Jumlah Faktor Produksi yang Digunakan Ditinjau dari sudut penggunaan faktor – faktor produksi, seorang produsen akan memaksimumkan keuntungannya apabila melakukan kegiatan produksi sampai pada tingkat dimana hasil penjualan marginal sama dengan harga faktor atau MRP
1.3 Persaingan Tidak Sempurna dan Permintaan Ke Atas Faktor Produksi 1.
Permintaan Faktor : Contoh Angka Dalam pasar barang yang bersifat persaingan tidak sempurna harga akan menjadi semakin rendah pada tingkat produksi / penjualan barang yang semakin tinggi. Harga yang semakin rendah ini menyebabkab hasil penjualan dan hasil penjualan marginal pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Angka – angka dalam tabel berikut akan membuktikan kebenaran pernyataan tersebut: Jumlah
Jumlah
Produksi
Harga
Hasil
Hasil
Tenaga
Produksi
Fisik
Barang
Penjualan
Penjualan
Total
Marginal
Kerja
Marginal
(Rp) (MPP) 0
0
(Rp)
(TRP)
100
0 > 2160
> 24 1
24
90
2.160 >1360
> 20 2
44
80
3.520 >680
> 16 3
60
(MPR) (Rp)
70
4.200
>120
> 12 4
72
60
4.320 > – 320
>8 5
80
50
4.000 > – 640
>4 6
84
40
3.360 > – 780
>2 7
2.
86
30
2.580
Grafik Permintaan Faktor Kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam pasar persaingan tidak sempurna akan selalu terletak di sebelah kiri dari kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam persaingan sempurna. Keadaan ini disebabkan karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi, harga barang menjadi lebih murah. Maka pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja, tambahan hasil penjualan dalam pasar persaingan tidak sempurna adalah lebih rendah dari yang diperoleh dalam pasar persaingan sempurna.
1.4 Sifat Permintaan Ke Atas Faktor Produksi a.
Permintaan Terkait Permintaan seorang pengusaha ke atas faktor – faktor produksi mempunyai sifat berbeda – beda. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh keinginan pengusaha untuk menghasilkan barang – barang yang akan dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama pertambahan penggunaan suatu faktor produksi akan menambah keuntungannya, lebih banyak faktor produksi tersebut akan digunakannya. Oleh karena permintaan pengusaha ke atas sesuatu faktor produksi ditentukan oleh kemampuan faktor produksi tsb untuk menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan menguntungkan, permintaan ke atas faktor – faktor produksi dinamakan permintaan terkait / Derived Demand.
b. Bentuk Kurva Permintaan Ke Atas Faktor
Kurva permintaan ke atas faktor produksi menurun dari kiri atas menuju kanan bawah. Kurva seperti itu menggambarkan bahwa makintinggi harga faktor produksi, makin sedikit permintaan ke atas faktor produksi tersebut.Kurva permintaan ke atas sesuatu faktor pada umumnya menurun ke bawah karena : Perubahan harga akan merubah pendapatan riel pembeli & perubahan pendapatan riel ini selanjutnya mempengaruhi permintaannya. Perubahan harga merubah kepuasan relatif dari mengonsumsikan barang itu jika dibandingkan dengan barang lain. Permintaan ke atas sesuatu faktor produksi digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah disebabkan oleh : Harga faktor produksi yang lebih tinggi akan menaikkan harga barang yang dihasilkannya, maka harga barang tersebut akan naik dan permintaannya berkurang, yang selanjutnya menimbulkan pengurangan ke atas permintaan faktor produksi. Perubahan harga akan menimbulkan penggantian dari faktor produksi yang menjadi relatif mahal kepada faktor produksi yang relatif murah. Sebagai akibat dari pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
1.5 Pergeseran kurva permintaan faktor produksi Terdapat beberapa faktor yang dapat menggeser kurva permintaan produsen ke atas faktor – faktor produksi : Perubahan permintaan ke atas barang yang diproduksinya. Perubahan harga dari faktor produksi lain yang digunakan.
1.6 Elastisitas Permintaan Faktor Produksi Sesuatu perubahan harga faktor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan ke atas perubahan jumlah berbagai faktor produksi yang digunakan. Elastisitas Permintaan Dari Barang yang Dihasilkan Makin besar elastisitas permintaan ke atas barang yang dihasilkan, makin besar pula elastisitas permintaan ke atas faktor produksi.
Perbandingan di Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi Dengan Ongkos Total
Makin besar bagian dari ongkos produksi total yang dibayarkan kepada sesuatu faktor produksi, makin lebih elastis permintaan faktor produksi tersebut. Tingkat Penggantian di Antara Faktor Produksi Makin banyak faktor – faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan sesuatu faktor produksi tertentu, semakin elastis permintaan ke atas faktor produksi tsb. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP) Makin cepat penurunan produksi fisik marginal makin tidak elastis permintaan ke atas faktor produksi yang bersangkutan.
1.7 Penentuan Penggunaan Optimum Ke Atas Faktor Produksi a.
Gabungan Faktor Produksi yang Meminimumkan Biaya Penggunaan faktor – faktor produksi akan meminimumkan ongkos apabila setiap rupiah yang dibayarkan kepada faktor produksi menghasilkan produksi fisik marginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal dari modal tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah : a) MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl b) MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc
b. Gabungan Faktor Yang Memaksimumkan Keuntungan Penggunaan faktor – faktor produksi akan memaksimumkan keuntungan apabila harga faktor produksi dengan penjualan marginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal dari modal tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah :
a) MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl b) MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc
2. Penentuan Upah Di Pasar Tenaga Kerja 2.1. Upah Uang Dan Upah Riil Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan. Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar. Berbeda dengan
teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai pembayaran atas jasa – jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada pekerja.
a.
Perbedaan Dan Upah Uang Upah Riil Dalam jangka panjang sejumlah tertentu upah pekerja mempumyai kemampuan yang
semakin sedikit di dalam membeli barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan kenaikan barang dan jasa tersebut yang berlaku dari waktu ke waktu. Meskipun kenaikan tersebut tidak serentak, hal tersebut tidak menimbulkan peningkatan keejahteraan bagi pekerja. Untuk mengatasi hal tersebut ahli ekonomi membuat dua perbedaan antara pengertian upah, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental dan fisik para pekerja dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang yanghdiukur dsari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan para pekerja.
b. Cara Menghitung Upah Riil Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan antara para pekerja, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk menunjukkan harga yang berlaku dalam suatu perekonomian dai tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya setiap negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau ukuran yang memberikan gambarang tentang rata – rata dari perubahan harga dari waktu ke waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil pekerja dari tahun ke tahun.
2.2 Hubungan Antara Poduktivitas Dan Upah Upah riil basanya diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara upah dengan produktivitas pekerja.
a.
Produktivitas Dan Upah Riil
Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan produktivitas pekerja ditujukkan oleh teori permintaan ke atas faktor produksi. Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga kerjanya sama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan mencerminkan hasil penjualan yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan penawaran tenaga kerja di pasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan permintaan tenaga kerja. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan keadaan di mana jika produktivitas tinggi, upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi. b. Sumber – Sumber Kenaikan Produktivitas Dalam hal ini produktivitas dapat didefinisikan sebagai produksi barang yang diciptakan oleh pekerja pada suatu waktu tertentu. Kenaikkan produktivitas berarti pekerja tersebut menghasilkan barang dengan jumlah olebih banyak dalam waktu yang singkat. Kemajuan produktivitas pekerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: Kemajuan Teknologi Produksi Hal tersebut menimbulkan dua akibat penting dalam kegiatan produksi. Pertama, kemajuan teknologi memungkinkan penggantian kegiatan ekonomi dari menggunakan binatang dan manusia kepada mesin. Pengembangan ini menyebabkan kemajuan produktivitas. Misalnya sebelum terjadinya kemajuan teknologi yang mengerjakan pembajakan tanah adalah manusia dan hewan, namun setelah adanya kemajuan teknologi maka yang mengerjakan pembajakan tersebut adalah mesin yang berakibat meningkatkan produktivitas pembajakan tanah tersebut. Pertambahan Kepandaian dan Ketrampilan Tenaga Kerja Kemajuan ekonomi dapat menimbulkan beberapa akibat yang akhirnya akan meninggikan kepandaian dan ketrampilan tenaga kerja, diantaranya adalah semakin tingginya taraf kesehatan masyarakat, taraf latihan dan pendidikan teknik, dan menambah pengalaman dalam pekerjaan. Dan pengeluaran pemerintah dalam mengembangkan bidang – bidang tersebut dinamakan investasi ke atas modal manusia. Perbaikan dalam Organisasi dan Masyarakat Hal ini dapat menyebabkan kemajuan produktivitas, misalnya dengan adanya perbaikan infrastruktur, seperti jaringan jalan raya, telekomunikasi, maka distribusi ke daerah – daerah yang sebelumnya tidak dapat dijangkau perusahaan menjadi dengan mudah dijangkau, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja dalam suatu perusahaan.
3 Penentuan Upah Di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah: 1. Pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna. 2. Pasar tenaga kerja monopsoni. 3. Pasar tenaga kerja monopoli di pihak pekerja. 4. Pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral).
3.1 Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja Kurva permintaan ke atas tenaga kerja, seperti juga kurva permintaa ke atas sesuatu barang, bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Berarti permintaan ke atas tenaga kerja bersifat: semakin tinggi / rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit / banyak permintaan ke atas tenaga kerja. 3.2 Pasar Tenaga Kerja Monopsoni Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Berarti pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak perusahaan. Untuk menerangkan penentuan upah di pasar monopsoni digunakan pendekatan sebagai berikut:
Penentuan Upah: Contoh Angka Tabel 1.1 Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja dalam Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Jumlah
Tingkat
Biaya Total Biaya
Hasil
Tenaga
Marjinal
Penjualan
per pekerja Kerja
Tenaga
Produksi
(2)
(Jumlah
Kerja
Marjinal
Upah)
(4)
(5)
-
-
Rp 3000
Rp 15000
Pekerja Upah (1)
(3) 0
-
1
Rp 3000
3000
2
4000
8000
5000
14000
3
5000
15000
7000
13000
4
6000
24000
9000
12000
5
7000
35000
11000
11000
6
8000
48000
13000
10000
7
9000
63000
15000
9000
Kolom (1) dan (2) berturut-turut menunjukkan jumlah tenaga kerja dan tingkat upah. Dapat dilihat bahwa makin besar jumlah tenaga kerja pekerja makin tinggi tingkat upah yang dibayar kepada setiap pekerja. Sebagi contoh apabila 2 tenaga kerja digunakan, upah setiap pekerja adalah Rp 4000,00 dan apabila 3 tenaga kerja digunakan upah setiap pekerja adalah Rp 5000,00. Kolom (3) menunjukkan biaya total tenaga kerja. Angka dalam kolom tersebut diperoleh dari mengalikan jumlah tenaga kerja dan tingkat upah. Kolom (4) biaya marjinal tenaga kerja atau tambahan biaya tenaga kerja apabila satu unit tenaga kerja baru digunakan adalah Rp 7000,00. Untuk memudahakan analisis dimisalakan MRP untuk berbagai penggunaan tenaga kerja pada kolom (5).
3.3 Monopoli dari Pihak Tenaga Kerja Dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh upah dan fasilitas buka keuangan yang lebih baik, tenaga kerja dapat menyatukan diri di dalam serikat buruh atau persatuan tenaga kerja. Serikat buruh adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan agar para pekerja dapat, sebagai suatu kesatuan, membicarakan atau menuntut syarat-syarat kerja tertentu dengan para pengusaha. Setelah bermufakat dengan anggota-anggotanya, pimpinan persatuan pekerja akan menuntut upah dan syarat-syarat kerja lain kepada para pengusaha. Tindakan seperti ini menyebabakan tenaga kerja mempunyai kekuasaan monopoli ke atas tenaga kerja yang ditawarkan. Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli pihak pekerja dibedakan menjadi tiga keadaan yaitu: a.
Menuntut Upah yang Lebih Tinggi Kalau organisasi serikat buruh dapat meliputi dan mewakili sebagian besar tenaga kerja di
dalam suatu industri, kemampuannya untuk menentukan tingkat upah adalah sangat besar. Apabila tuntutan serikat buruh tersebut tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh
tersebut dapat membuat ancaman (misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang sangat buruk kepada perusahaan-perusahaan. b. Membatasi Penawaran Tenaga Kerja Terdapat organisasi serikat buruh / persatuan pekerja yang bersifat sangat khusus misalnya persatuan sekretaris, persatuan ahli teknik, persatuan dokter, dan sebagainya. Persatuanpersatuan seperti ini dapat mempengaruhi upah yang mereka terima dengan cara membatasi penawaran mereka. Salah satu caranya adalah dengan membatasi keanggotaan mereka, dan melarang bukan anggota untuk menjalankan kegiatan di daerah yang diliputi oleh persatuan tersebut. c.
Menambah Permintaan Tenaga Kerja Kedua-dua cara serikat buruh untuk menaikkan upah diatas, mencapai tujuannya dengan
membuat suatu pengorbanan yang cukup serius, yaitu dengan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Kekuasaan monopoli yang dimiliki pekerja menyebabkan setiap pekerja memperoleh upah yang lebih tinggi dari upah yang didalam pasar persaingan sempurna, akan tetapi tenaga kerja yang digunakan perusahaan-perusahaan adalah lebih sedikit dari pada apabila pasar tenaga kerja berbentuk pasar persaingan sempurna. Kelemahan diatas dapat dihindari apabila penekanan dari usaha serikat buruh dalam memperbaiki nasib anggota-anggotanya ialah dengan berusaha menambah permintaan keatas tenaga kerja. Apabila usaha itu berhasil, bukan saja upah akan menjadi bertambah tinggi tetapi jumlah tenaga kerja yang akan digunakan akan bertambah banyak pula.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh serikat buruh untuk menaikkan permintaan keatas tenaga kerja salah satu cara yang saling bermanfaat adalah dengan berusaha menaikkan produktifitas tenaga kerja, tujuan ini dapat dicapai dengan : 1)
Membuat seminar-seminar mengenai masalah pekerjaan yang mereka hadapi dan
memberikan kesadaran tentang tenggung jawab para pekerja dalam perusahaan. 2)
Mengadakan latihan atau penyluhan terhadap pekerja guna untuk meningkatkan
keterampilan tenaga kerja.
3.4. Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral a) Menentukan tigkat upah apabila pasar tenaga kerja adalah monopsoni.
b) Penentuan tingkat upah apabila pasar tenaga kerja adala monopoli. Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa didalam pasar monpsoni upah adalah lebi rendah dibandingkan di pasar persaingan sempurna, sedangkan sipasar monopoli upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna. Dengan demikian upah mencapai tingkat yang berbeda sekali didalam dua pasar tersebut.
4 Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Perbedaan Upah Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan adalah : 1) Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan. 2) Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan. 3) Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan. 4) Terdapat pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan. 5) Ketidak sempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
a.
Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah disesuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.
b. Perbedaan Corak Pekerjaan Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut merupakan pekeriaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik. c.
Perbedaan Kemampuan, Keahlian,dan Pendidikan Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja,
sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas masing-masing. Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan tenaga-
tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah. d. Pertimbangan Bukan Keuangan Dalam Memilih Pekerjaan Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang seing kali bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbasngan yang tidak ssuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan. e.
Mobilitas Tenaga Kerja Dalam teori ini terdpat pemislan faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga
kerja pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.