Bab 15.docx

  • Uploaded by: Daffa Ibnu Al Fatih
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 15.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,145
  • Pages: 21
Tugas pengauditan II

Nama

: Vicky trendi liswanto

Nim

: 2015 67 069

Jurusan1

: akuntansi

BAB 15

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi.ini berarti item item yang dijadikan sampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel. Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampl, dan evaluasi sampel.

Risiko nonsampling (nonsupling risk) adalah risiko bahwa pengjian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel.

Risiko sapling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif.

Auditor memiliki dua cara untuk mengendalikan risiko sampling: 1.

Menyesuaikan ukuran sampel

2.

Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi

SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK

Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik dalam hal bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur) risiko sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3) Dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditir tidak mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut penggunaan sampling nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental sapling)

PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK

Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila menggunakan pemilihan. sampel probabilistik (probabiistic sampel selection) auditor memlih cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik.

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini : 1. Pemilihan sampel terarah 2. Pemilihan sampel blok 3. Pemilihan sampe sembarangan

Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini : 1. Pemilihan sampelacak sederhana 2. Pemilihan sampel sistematis 3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran 4. Pemilihan sampel yang bertahap

METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK Metode pemilihan sampel nonrobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis bagi pemilihan sampel nonprobabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan. Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja menilih setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak.

METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk sampel probabilistik, auditor tidak menggunakan pertimbangan mengenai item atau pos sampel mana yang akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan digunakan.

APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Langkah langkah tersebut dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar. Merencanakan sampel 1. Menyatakan tujuan pengujian audit 2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan 3. Mendifinisikan atribut dan kondisi pengecualian 4. Mendefinisikan populasi 5. Mendefinisikan unit sampling 6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi 7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu rendah 8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit 1. Memilih sampel 2. Melaksanakan proseur audit Mengevaluasi hasil 1. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi 2. Menganalisis pengecualian 3. Memutuskan aksebtabilitas populasi

APLIKASI SAMPLING ATRIBUT Merencanakan sampel 1. menyatakan tujuan pengujian audit 2.

memutuskan apakah sampling aidit dapat diterapkan

3. mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian 4. mendefinisikan populasi 5. menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi 6. menetapakan ARACR yang terlalu rendah 7. mengestimasi tingkat pengecualia populasi 8. menentukan ukuran sampel awal menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, mereka akan mengikuti empat langkah berikut : 1. memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR 2. menempatkan TER pada bagian atas tabel 3. menempatkan EPER pada kolom bian kiri 4. membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris EPER yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal dampak ukuran populasi

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit 

memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik harus digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun sampling sistematis akan digunakan pada sampling atribut.



Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik



Mengevaluasi hasil



Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor menghitung batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus statistik.

BAB 16 MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHA METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Bukti yang tepat yang akan diperoleh dari pengujian atas rincian saldo harus diputuskan berdasarkan tujuan pertujuan. Karena beberapa interaksi mempengaruhi kebutuhan akan bukti dari pengujian atas rincian saldo, keputusan audit ini dapat menjadi kompleks. Sebagai contoh, auditor harus mengevaluasi potensi terjadinya kecurangan dan mempertimbangkan risiko inheren atau melekat, yang bisa saja bervariasi menurut tujuannya, serta hasil pengujian pengendalian dan penilaian risiko pengendalian terikat, yang mungkin saja bervariasi menurut tujuannya. Usaha (accounts receivable balance-related audit objectives) adalah sebagai berikut: 1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terikat, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum. (Detail tie-in) 2. Piutang usaha yang dicatat ada. (Keberadaan) 3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan) 4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan) 5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi) 6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas) 7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (Nilai realisasi) 8. Klien mimiliki hak atas piutang usaha. (Hak)

Auditor terutama harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal: 1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan. 2. Pengendalian pisah batas. 3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak tertagih.

MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Ketika mebahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha, kita akan berfokus pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga akan mengasumsikan dua hal: 

Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti.



Auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo bagi setiap saldo bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Konfirmasi piutang usaha merupakan pengujian atas rincian saldo piutang usaha yang paling penting.

Ketika akan membahas atas pengujian rincian saldo piutang usaha, kita akan berfokus pada tujuan audit yang bertujuan dengan saldo. Kita juga akan mengasumsikan dua hal: 

Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti yang serupa dengan yang ada.



Auditor telah memutuska risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Prosedur audit yang dipilih dan ukuran ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada bukti yang

direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah, sedang, atau tinggi. Sebagian besar pengujian piutang usaha dan pennyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada aged trial balance. Aged trial balance menyajikan daftar saldo-saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo pelanggan individual yang beredar dan rincian setiap saldo pada waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling penting untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha yang dicatat. Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi, auditor juga akan memeriksa dokumen pendukung guna memverikasi pengiriman barang dan bukti penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang telah ditagih. Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan dari aged trial balence kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha. Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan piutang usaha. Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi permintaan konfirmasi, auditor akan memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang diuraikan untuk tujuan keberadaan.

Salah saji pisah batas terjadi apabila transaksi berjalan dicatat dalam periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuan dari pengujian pisah batas, tanpa memandang transaksinya, adalah untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akunansi telah dicatat pada periode yang tepat. Salah saji pisah batas dapat terjadi untuk penjualan, retur dan pengurangan penjualan, dan penerimaan kas. Bagi masing-masing pos tersebut, auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan kelayakan pisah baas: 

Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat.



Mengevaluasi apakah klien memiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan untuk memastikan kelayakan pisah batas.



Menguji apakah pisah batas sudah benar.

Bab 17 PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh auditor. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi : 

Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.



Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi pengujian atas rincian saldo.



Untuk perusahaan public, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroprasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. SAMPLING NONSTATISTIK

Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian atas

Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian Pengendalian

Rincian Saldo

dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Merencanakan Sampel

Merencanakan Sampel

1. Menyatakan tujuan pengujian audit

1. Menyatakan tujuan pengujian audit

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat audit dapat

audit dapat diterapkan

diterapkan

3. Mendifinisikan salah saji.

3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian.

4.Mendefinisikan populasi

4. Mendefiniskan populasi

5. Mendefiniskan unit sampling

5. Mendefiniskan unit sampling

6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi

6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.

7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas

7. Menetapkan risiko yang dapat penilian risiko

diterima atas penerima yang salah terlalu rendah.

pengendalian yang (ARACR)

8. Mengestimasi salah saji dalam populasi.

8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi

9. Menentukan ukuran sampel awal

9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Prosedur

Memilih sampel dan Melaksanakan Prosedur audit

Audit 10. Memilih sampel

10. Memilih sampel

11. Melaksanakan Prosedur Audit

11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil

Mengevaluasi Hasil

12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi

12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi

13. Menganalisis salah saji

13. Menganalisis pengecualian

14. Memutuskan akseptibilitas populasi

14. Memutuskan akseptibilitas populasi

Menyatakan Tujuan Pengujian Audit Auditor mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpilan mengenai populas berdasarkan sampel. Mendefinisikan Salah Saji Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang membentuk populasi dolar yang tercatat. Sampling Berstratifikasi Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi, untuk menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan. Menentukan Ukuran sampai Awal auditor menetukan ukuran sampel awal dengan mempertimbangkan faktorfaktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali mengikuti pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau beberapa sumber lainnya. Melaksanakan Prosedur Audit auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung salah saji. Menggenerelisasi dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptibilitas Populasi Menganalisis Salah Saji Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo. Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak 

Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah Selesai



Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu



Meningkatkan Ukuran Sampel



Menyesuaikan Saldo Akun



Meminta Klien untuk Mengoreksi Populasi



Menolak untuk Memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

SAMPLING UNIT MONETER Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS) merupakan metode sampling statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam satuan mata uang. Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter dan Sampling Nonstatistik MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Ke-14 langkahnya juga harus dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut yaitu: -

Definisi unit sampling adalah suatu dolar individual

-

Ukuran populasi adalah populasi dolar yang tercatat

-

Pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas digunakan untuk setiap akun dan bukan salah saji yang dapat ditoleransi

-

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus statistik

-

Aturan keputusan formal digunakan untuk memutuskan akseptabilitas populasi

-

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS

-

Auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan teknik MUS

Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS Persentase Asumsi Salah Saji yang Tepat Asumsi yang tepat bagi persentase salah saji dalam item populasi yang mengandung salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor. Auditor harus menetapkan persentase tersebut berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi tersebut. Menggeneralisasi Ketika Salah Saji Ditemukan Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah dimodifikasi sebagai berikut: 1.Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian digabungkan. 2.Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol. 3.Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut. 4.Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Penyesuaian atas batas offset jumlah dilakukan sebagai berikut: 1. Titik estimasi salah saji dibuat untuk jumlah lebih saji dan kurang saji. 2. Setiap batas dikurangi sebesar titik estimasi sebaliknya. Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS

Setelah batas salah saji dihitung, auditor harus memutuskan apakah populasi dapat diterima. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan. Aturan keputusan untuk MUS adalah sebagai berikut: Jika batas salah saji bawah dan batas salah saji atas berada di antara jumlah salah saji yang berupa lebih saji dan kurang saji yang dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung salah saji yang material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang material. Tindakan Jika Populasi Ditolak Jika satu atau kedua batas salah saji itu berada di luar batas salah saji yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor memiliki beberapa opsi. Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS Lima hal yang dibutuhkan untuk menghitung ukuran sampel menggunakan MUS: -

Materialitas

-

Asumsi persentase rata-rata salah saji untuk item populasi yang mengandung Salah saji

-

Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA)

-

Nilai populasi yang tercatat

-

Estimasi tingkat pengecualian populasi

Penggunaan MUS untuk Audit Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor: 1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi dari populasi yang sedang diaudit. 2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel akan diuji sekaligus. 3. MUS mudah diterapkan. 4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.

Terdapat dua kelemahan utama MUS: 1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi untuk digunakan oleh auditor. 2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

VARIABLE SAMPLING Variable sampling adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Berikut adalah tiga bentuk dari percobaan mengambil sample dalam jumlah yang besar dari populasi yang diketahui: 1. Nilai mean dari semua sample mean sama dengan populasi mean 2. Bentuk distribusi frekuensi dari sample mean adalah distribusi normal selama ukuran sample dalam jumlah yang besar

3.

Presentase dari sample mean diantara dua nilai dari sample distribusi yang diukur. Pengetahuan tentang distribusi sample menyediakan auditor untuk merumuskan sebuah kesimpulan

statistik atau statistik inferensial yang berkaitan dengan populasi. Auditor bisa membuat kesimpulan dari selang konfiden menggunakan berbagai macam statistik inferensial. Akan tetapi, auditor harus menghindari kesalahan penarikan kesimpulan. Selalu ada kemungkinan bahwa sample tidak merepresntasikan dari populasi untuk menyediakan mean sample dan atau standar deviasi yang dekat dengan keadaan populasi sesungguhnya. Dengan begitu, auditor tahu bahwa keandalan dari statistik inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan. Berikut akan dijelaskan metode tiga variable: 1. Estimasi Perbedaan. Auditor menggunakan estimasi ini untuk mengukur estimasi dari total kesalahan jumlah dalam populasi ketika nilai tercatat dan nilai audit ada untuk setiap item dalam sample. 2. Estimasi Rasio. Ini seperti perbedaan estimasi kecuali auditor menghitung rasio antara kesalahan dan nilai yang merka catat serta proyek ini kepada populasi terhadap estimasi total kesalahan populasi. 3. Mean Per Unit Estimation. Auditor lebih berfokus pada nilai audit daripada saldao kesalahan dari tiap item yang ada dalam sample. ARIA. ARIA adalah risiko statistik dimana auditor menerimanya dalam populasi sebagai sebuah kesalahan. ARIR. ARIR adalah risiko statistik dimana auditor menyimpulkan bahwa populasi tersebut memilliki kesalahan material padahal tidak.

ILUSTRASI MENGGUNAKAN PERBEDAAN ESTIMASI Merencanakan sample dan menghitung ukuran sample menggunakan perbedaan estimasi, yaitu sebagai berikut: 1. menyatakan tujuan audit test 2. memutuskan audit sample yang diterapkan 3. mendefinisikan kondisi kesalahan 4. mendefinisikan populasi 5. mendefinisikan unit sample 6. menentukan kesalahan yang dapat ditoleransi 7. menentukan risiko yang dapat diterima 8. mengestimasi kesalahan dalam populasi

9. menghitung ukuran sample awal Memilih Sample. Dalam memilih sample auditor menggunakan sebuah komputer untuk memilih sample. Melakukan Prosedur Audit. Auditor melakukan prosedur audit dengan melakukan proses konfirmasi ke pihak ketiga dan menyocokan dengan catatan yang ada dalam perusahaan. Menggeneralisir dari sample menjadi populasi. Berikut langkah – langkahnya: 1. menghitung titik estimasi dari total kesalahan 2. menghitung estimasi dari standar deviasi populasi 3. menghitung presisi interval 4. menghitung batas konfir

Analisis Kesalahan. Auditor perlu mengevaluasi kesalahan untuk menentukan penyebab dari setiap kesalahan dan memutuskan modifikasi dari model risiko audt yang diperlukan. Memutuskan Akseptabilitas dari Populasi. Auditor menggunakan metode statistik dalam menentukan tingkat akseptabilitas dari populasi

BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Tujuan dari siklus penggajian dan personalia adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsi-prinsip akuntansi yang diterima umum. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERIKAT Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang dilaksanakan dan pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual. Catatan personalia meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja, dan tanggal berhenti bekerja. Formulir Otorisasi Pengurangan digunakan untuk megotorisasi pengurangan gaji, termasuk jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan, dan program tabungan pensiun lainnya, obligasi A,S., serta iuran serikat pekerja. Formulir Otorisasi Tingkat Pembayaran digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak tenaga kerj, otorisasi oleh manajemen, atau dalam kasus pejabat perusahaan, otorisasi dewan direksi.

Untuk mencegah salah saji dalam empat aktivitas berikut diperlukan pengendalian yang memadai: 

Penyiapan kartu waktu oleh karyawan



Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan, dan pembayaran bersih



Penyiapan gaji



Penyiapan catatan gaji

Kartu Waktu adalah dokumen yang menindikasikan waktu per jam karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan. Tiket Waktu Pekerjaan adalah tiket formulir yang menunjukan pekerjaan mana yang dikerjakan karyawan selama waktu periode tertentu. Formulir ini digunakan jika seorang karyawan melakukan pekerjaan yang berbeda atau bekerja dalam departemen tertentu yang berbeda. File Transaksi Penggajian file yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode, seperti satu hari, minggu, atau bulan. Jurnal atau Daftar Penggajian laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akaun atau klasifikasi setiap transaksi. File Induk Penggajian File induk penggajian adalah file komputer yang digunakan untu mencatat transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang dibayar selam tahun tersebut hingga tanggal saat ini. Rekonsiliasi Rekening Bank Penggajian merupakan hal yang penting bagi semua akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan kecurangan dan kesalahan. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan alat yang sangat penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia. Pengujian-pengujian tersebut ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang independen, seperti konfirmasi, untuk memverifikasi upah akrual, pajak penghasilan yang dipotong, pajak penggajian akrual, dan akrual lainnya. Ada tiga alasan atas hal ini: 

Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika mereka dibayar terlalu rendah.



Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.



Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan federal menyangkut pemotongan pajak penghasilan, Jaminan Sosial, dan pajak penggangguran.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO Risiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak mungkin terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi, risiko bisnis klien itu mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya. Kebanyakan perusahaan memiliki sejumlah besar transaksi yang melibatkan penggajian, sering kali dengan total nilai yang besar. Akan tetapi, akun-akun neraca biasanya tidak berjumlah signifikan, kecuali tenaga kerja yang dibebankan ke persediaan. Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban penggajian adalah: 

Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan).



Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah di catat pada periode yang benar (pisah batas).

Bab 19 Audit Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif atas Transaksi dan Utang Usaha

Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan dalam siklus : 1. Akuisisi barang dan jasa 2. Pengeluaran kas 3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian Sepuluh akun khusus yang terlibat dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang ditunjukkan oleh akun-T.

Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan yang Terkait Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya

dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.  Memproses Pesanan Pembeli Dokumen yang umum digunakan meliputi: 1. Permintaan Pembelian 2. Pesanan Pembelian.  Menerima Barang dan Jasa. Penerimaan barang dan jasa dari vendor oleh perusahaan merupakan saat dimana sebagian besar perusahaan mulai mengakui akuisisi dan kewajiban terkait pada catatannya. Laporan penerimaan adalah kertas atau dokumen elektronik yang dibuat pada saat barang diterima.  Mengakui Kewajiban Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Dokumen dan catatan yang umum meliputi: 1. Faktur Vendor 2. Memo Debet 3. Voucher, 4. File Transaksi Akuisisi, 5. Jurnal Akuisisi atau Listing 6. File Induk Utang Usaha, 7. Neraca Saldo Utang Usaha,. 8. Laporan Vendor,  Memroses dan Mencatat Pengeluaran Kas Dokumen yang terkait termasuk: 1. Cek 2. File Transaksi Pengeluaran Kas 3. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi dan Pembayaran Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk merampingkan proses akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai. Informasi

mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman, dan syarat lainnya telah tersedia di internet melalui website vendor dan data base yang dapat diakses dengan mudah lainnya Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu: 1. Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui kewajiban. 2. Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.  Memahami pengendalian internal  Menilai risiko pengendalian yang direncanakan. risiko pengendalian dengan mengkaji pengendalian kunci untuk setiap fungsi bisnis siklus ini. Pengendalian kunci tersebut adalah: o Otorisasi pembelian o Pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainnya o Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi o Otorasi pembayaran  Menentukan luas pengujian pengendalian Setelah mengkaji pengendalian kunci, auditor menilai risiko pengendalian.  Merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Metodologi Perancangan Pengjuian Terinci atas Saldo Tahap I. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha. Tahap I. Menetapkan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai resiko bawaan untuk siklus penggajian dan kepegawaian. Tahap I. Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan kepegawaiaan.

Tahap II. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran. Tahap III. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha. Tahap III. Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Meliputi prosedur audit, ukuran sampel, item yang akan dipilih, penetapan waktu.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab 15.docx
December 2019 12
Qqwq1.pdf
November 2019 37
Wwwqq.xls
November 2019 26
June 2020 23
Sungai Barabai.pdf
November 2019 33
Bismillah.pdf
November 2019 22