Bab 14

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 14 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,024
  • Pages: 12
Resume Auditing Bab 15 SAMPEL AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI Disusun Oleh : Kelas Matrikulasi A 1. Ardi Prabawa /05 2. Akmal setiawan /06 3. Arief Ika /07 4. Atrina Ribka /08

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2009 BAB 14

SAMPLING AUDIT UNTUK TES PENGAWASAN DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI Sampel yang Representatif •





Sampel yang representatif adalah kararkteristik dlam pemilihan sampel yang memiliki kesamaan dengan populasi sampel. Artinya hal yang terdapat pada sampel juga ada (mewakili ) dari yang tidak termsuk dalam sampel. Resiko Non Sampel adalah resiko dimana tes audit tidak menemukan adanya sampel yang diabaikan. Dua penyebabnya adalah kegagalan auditor menemukan sampel yang diabaikan atau tidak efektifnya prosedur audit. Resiko sampling adalah resiko dimana auditor menarik kesimpulan yang salah karena sampel tidak representatif. Dua cara untuk pengawasan resiko sampel : penyesuaian ukuran sampel dan dengan metode pemilihan yang sesuai dengan materi populasi. Meningkatkan ukuran sampel akan mengurang i resiko sampel.

Sampel Satatistik Vs Non statistik dan Penarikan Sampel Probabilistik Vs Non Probabilistik Metode sampel dapat dibagi menjadi 2 kategori : Sampel Statistik dan non statistik Persamaan kedua metode tersebut terdapat dalam langkah-langkah berikut • • •

Langkah 1 : Merencanakan sampel Langkah 2 : Memilih Sampel dan melaksanakan tes Langkah 3 : mengevaluasi hasilnya

Sampel statistik berbeda dengan sampel non statistik dalam mengaplikasikan aturan matematis , berkaitan dengan penghitungan (ukuran ) dari resiko sampel dalam merencanakan sampel dan mengevaluasi akhir Dalam sampel non statistik auditor tidak mengukur resiko sampel, Sebagai gantinya sampel yang dipilih auditor akan memberikan informasi bermanfaat untuk pemilihan keadaan tertentu. Kesimpulan ditarik atas dasar penilaian tertentu. •



Pemilihan sampel Probabilistik adalah metode pemilihan sampel dimana jumlah populasi setiap item diketahui probabilitas yang disertakan dalam sampelnya dan sampel dopili h secara acak Pemilihan sampel non probabilistik adalah metode pemilihan sampel dimana auditor lebih menggunakan pertimbangan profesional dibandingkan probalistik dalam memilih sampel. Ketika sampel statistik digunakan pemilihan sampel herus dengan metode probabilistik dan metode evaluasi statistik sesuai yang digunakan pada

hasil sampel dalam membuat perhitungan sampel resiko , evaluasi non stattistik bisa juga menggunakan pemilihan probabilistik , tapi tidak dapat diterima jika sampel non probabilistik dijadikan sampel statistik. Metode Pemilihan Sampel Non Probabilistik 1. Pemilihan Sampel Lansung Adalah pemilihan sampel berdasarkan ukuran-ukuran yang dibuat oleh auditor. Ukuran- ukuran yang bniasanya diguanakan: a) Materi Yang Paling Mungkin Berisi Kesalahan Auditor mengindentifikasi populasi mana yang paling mungkin salah. Misal piutang yang tidak dibayar dalam jangka waktu panjang, membeli dan menjual kepada anak perusahaan sendiri. Materi seperti in idapat dengan mudah diteliti auditor dan hasilnya dapat diberlakukan untuk populasi berdasarkan penilaian tertentu. Evaluasi terhadapa sampel dilakukan , jika tidak satupun materi yang ditarik berisi kesalahan, maka kemungkinan besar kesalahan tidak ada dalam populasi. b) Materi yang Berisi Karakteristik Populasi Dipilih Auditor barangkali mampu mrnguraikan berbagai sumber dan jenis materi yang merupakan bagian dari populasi dan desain sampel yang representatif dengan pemilihan melalui satu atau lebih materi dari satu jenis. Sebagai contoh sampel beberapa pembayaran tunai mungkin terjadi setiap bulan, setiap rekening bank atau lokasinya, dan setiap jenis akuntansi utama. c) Yang Berkaitan Dengan Jumlah Uang Besar Sampel ditarik untuk memenuhi jumlah besar total populasi uang yang besar. Ini adalah pendekatan praktis pada banyak audit, terutama perusahaan kecil. 2. Pemilihan Sampel Blok Adalah pemilihan beberapa materi secara berurutan. Bila materi pertama dalam blok dipilih, sisa blok secara otomatis dipilih. Pemilihan sampel blok dapat juga digunakan untuk melengkapi sampel lain ketika ada kemungkinan kesalahan yang tinggi untuk periode tertentu. Sebagai contoh, memilih semua dari 100 penerimaan tunai minggu ketiga bulan Maret yang pada saat itu pegawai akunting sedang cuti dan utnuk sementara digantikan karyawan lain yang kurang berpengalaman dalam memproses transaksi penerimaan tunai. 3. Pemilihan Sampel Sembarang Memilih materi dengan mengabaikan bias pada auditor. Dalam Kasus seperti ini , auditor memilih materi populasi tanpa melihat ukuran, sumber atau karakteristik yang istimewa. Cara ini sederhana dan berbiaya lebih murah namun punya kelemahan bias dalam pemilihannya. Walau nampaknya kurang logis, metode ini dalam beberapa situasi tertentu dapat digunakan untuk menekan biaya sehingga sesuai dengan manfaatnya.

Metode Pemilihan Sampel Probabilistik 1. Sampel Random Sederhana Adalah pemilihan sampel dimana setiap kombinasai unsur populasi. Sampel Random sederhana digunakan untuk sampel populasi tidak terbagibagi untuk tujuan audit.. • Tabel Nomor Random Ketika sampel random sederhana dipilih , harus dipastikan bahwa semua materi memiliki kesempatan sama untuk dipilih. Misal terdapat 12.000 transaksi pembayaran tunai untuk tahun itu. Maka 12.000 transaksi tersbut harus punya kesempatan yang sama untuk dipilih. Tabel angka random adalah munculnya digit angka random adalah munculnya digit angka random dalam format tabel dengan angka-angka pada baris dan kolom. Auditor yang memilih random sampel diawali dengan mengaitkan antara angka-angka dokumen klien untuk diuji digit dalam angka random dalam tabel. • Komputer Pengacak Angka Komputer ini digunakan untk memahami penggunaan tabel angka random sebagai konsep pemilihan sampel random sederhana. Ada tiga jenis: program data tabulasi data elektronik, generator angka random, dan perangkat lunak yang biasa digunaka dalam program audit 2. Pemilihan sampel Sistematis (disebut juga sampel sistematis) , Auditor mengkalkulasi interval dan kemudian dengan metode tertentu melakuakan pemilihan materi untuk sampel berdasarkan pada ukuran interval. Interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan banyaknya materi sampel yang diinginkan. Keuntungan pemilihan secara sistematis adalah kemudahan penggunaan ,pendekatan secara otomatis akan memberikan bilangan secara berurutan. Masalah utama adalah kemungkinan bias. Karena cara kerja pemilihan sistematis , ketika item pertama dalam sampel terpilih , semua materi lain terpilih secara otomatis. Hal ini tidak bermasalah jika pengawasan terhadap penyimpangan terdistribusi secara acak pada seluruh populasi. 3. Probabilitas Proporsional Probabilistik pemilihan setiap anggota populasi proporsional dengan jumlah catatan . 4. Sampel Stratifikasi Menekan besarnya populasi dengan membagi populasi ke dalam sub populasi melalui ukuran dan mengambil sampel yang lebih besar dari sub populasi yang lebih besar. Pengambilan Sampel Tingkat Pengecualian Tingkat kejadian atau tingkat pengecualian adalah proporsi materi dalam populasi yang berisi karakteristik atau atribut dari kepentingan. Auditor tertarik dengan kejadian jenis pengecualian di dalam populasi data akunting berikut:

1. Penyimpangan dari pengawasan yang dibentuk klien 2. Kesalahan keuangan dalam populasi data transaksi 3. Kesalahan keuangan dalam populasi rincian rekening saldo Pengecualian harus dipahami untuk menjelaskan penyimpangan dari situasi dan pengawasan tertentu ketika jumlah keuangan salah, apakah karena kesalahan akunting tidak disengaja atau karena penyebab lain. Istilah penyimpangan mengacu pada jenis pengcualian yang spesifik dari dimulainya pengawasan dalam situasi. Aplikasi Pengambilan Sampel Audit NonStatistisk Sampel audit yang diaplikasikan untuk menguji pengawasan dan tes substantif transaksi melalui 14 langkah : a. Merencanakan Sampel 1. Menentukan tujuan audit 2. Menentukan sampel audit yang apakah yang dapat diaplikasikan 3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian 4. Menentukan populasi 5. Menentukan unit sampel 6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian 7. Menentukan resiko yang dapat diterima dalam menilai resiko pengawasan terlalu rendah 8. Menentukan tingkat pengecualian populasi 9. Menentukan ukuran sampel awal b. Pemilihan Sampel dan Melakukan Prosedur Audit 10.Pemilihan sampel 11.Melaksanakan prosedur audit c. Mengevaluasi Hasil 12.Menggeneralisasikan sampel pada populasi 13.Menganalisis pengecualian 14.Memutuskan diterimanya populasi Istilah Yang digunakan Untuk Sampel Statistik Istilah Definisi Istilah yang Berkaitan dengan Perencanaan Karakteristik atau Atribut Karakteristik yang akan dites dalam aplikasi Resiko yang dihadapi ketika Resiko yang diinginkan oleh auditor menilai resiko pengawasan terlalu adalah keadaan pengawasan yang rendah (ARACR) efektif atau jumlah kesalahan keadaan keuangan yang dapat ditoleransi , yaitu ketika jumlah populasi pengecualian lebih besar daripada jumlah yang ditoleransi Jumlah toleransi yang mendapat Dengan jumlah yang dapat pengecualian pengecualian tersebut, memungkinkan auditor menentukan

populasi dan tetap dapat menggunakan penilaian pengawasan resiko dan/atau laporan keuangan yang salah dalam transaksi yang terjadi selama perencanaan. Perkiraan jumlah populasi yang Dengan jumlah yang dapat dapat pengacualian (EPER) pengecualian , auditor mengharapkan untuk menemukan populasi sebelum tes dimulai Ukuran sampel awal Ukuran sampel ditentukan setelah mempertimbangkan faktor perencanaan diatas Istilah yang Berkaitan dengan Hasil Evaluasi Pengecualian Pengecualian dari sifat yang ada dalam sampel Jumlah Sampel Pengecualian (SER) Angka pengecualian didalam sampel dibagi dengan ukuran sampel Perhitungan tertinggi jumlah Jumlah tertinggi pengecualian pengecualian (CUER) didalam populasi didasarkan pada ARACR • Menetapkan Sasaran Tes Audit Seluruh sasaran tes harus dikaitakn dengan siklus transaksi yang sedang diuji. Khususnya seluruh sasaran tes pengawasan dan tes substantif transaksi akan diuji dengan mengaplikasikan pengawasan dan menentukan apakah transaksi berisi kesalahan keuangan •

Menentukan Bagaimana Sampling Audit Diaplikasikan

Contoh jika program audit sebagai berikut: 1. Meninjau ulang transaksi penjualan untuk jumlah yang tidak biasa dan besar (prosedur analisis) 2. Mengamati apakah tugas karyawan yang menangani piutang terpisah dengan yang menangani kas (tes pengawasan). 3. Menguji sampel salina faktur penjualan untuk a. Persetujuan kredit oleh manajer kredit (tes pengawasan ) b. Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (tes pengawasan) c. Memasukan nomor rekening ke tabel (tes pengawasan) 4. Pemilihan sampel dokumen pengiriman dan menelusuri hubungan setiap salinan faktur penjualan (tes pengawasan) 5. Bandingkan kuantitas setiap salinan faktur penjualan yang terkait kuantitas dokumen pengiriman Sampel audit tidak sesuai dengan 2 prosedur pertama dan dapat diaplikasikan. • Menentukan Atribut dan kondisi Pengecualian

Ketika sampel audit digunakan , auditor harus secara hati-hati menentukan karakteristik (atribut) yang sedang diuji daln kondisi pengecualian. Kecuali jika pernyataan yang tepat untuk atribut dinyatakan terlebih dahulu, seorang staf yang me;aksanakan prosedur audit akan tidak punya petunjuk untuk mengindentifikasi pengecualian. Contoh : misal pada faktur penjualan sifat: Adanya nomor faktur penjualan di dalam jurnal penjualan ; maka Kondisi Pengecualian : Tidak ada catatan nomor faktur penjualan di dalam jurnal penjualan. • Menentukan Populasi Auditor harus hati-hati menentukan populasinya, harus konsisten dengan sasaran dari tes audit. Lagipula dalam beberapa hal, mungkin saja ditentukan lebih dari satu populasi untuk setiap prosedur audit. Misal untuk pengujian jurnal penjualan ada 2 arah pengujian yaitu jurnal penjualan ke dokumentasi dan ati dokumen pengiriman ke jurnal penjualan. Jadi ada 2 populasi yaitu faktur penjualan dalam jurnal penjualan dengan dokumen pengiriman. • Menentukan Unit Sampel Pertimbangan dalam menentukan unit sampel adalah harus konsisten dengan sasaran tes audit. Contoh jika auditor ingin menentukan bagaimana klien sering gagal dalam memenuhi pesanan pelanggan, unit sampelnya adalah pesanan pelanggan. Jika sasaran yang ditentukan paakah kuantitas deskripsi barang pesanan pelanggan telah sesuai dikirimkan dan ditagih, maka sampel yang paling sesuai adalah dokumen pengiriman atau faktur penjualan. • Menetapkan Angka Pengecualian Menetapkan toleransi tingkat pengecualian ( Tolerable Exception Rate) memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat pengecualian yang diijinkan untuk populasi dan akan digunakan sebagai penilaian resiko pengawasan dan/atau jumlah kesalahan transaksi keuangan yang terjadi selama perencanaan dibuat. Misal pada kontrol persetujuan kredit auditor memutuskan angka 8% ;berarti auditor memutuskan bahwa meskipun ada 8% salinan penjualan yang tidak disetujui kreditnya ,pengwasan persetujuan kredit masih dianggap efektif dengan catatan penilaian resiko pengawasan masuk ke dalam rencana audit. TER yang pantas adalah pertanyaan kelengkapaan dan keberadaan semua dokumen serta pengaruhnya dalam menentukan dan pentingnya atribut dalam rencana audit. TER berpengaruh terhadap ukuran sampel semakin rendah TER semakin banyak jumalah sampel. • Menentukan resiko Yang Dapat Diterima pada Penilaian Resiko Pengawasan yang Terlalu Rendah Resiko diterimanya penilaian resiko pengawasan terlalu rendah (Acceptable Risk Of Assessing Control Risk Too Low/ ARACR) adalah resiko auditor dalam menerima pengawasan yang efektif (atau tingkat kesalahan kekuangan yang dapat ditolerir) ketika tingkat pengecualian

lebih rendah dari TER. Ilustrasi: asumsikan TER adalah 6% , ARACR =10% dan tingkat pengecualian populasi = 8%. Pengawasan pada tingkat ini sebenarnya tak dapat diterima karena melebihi 8% . Auditor tentu saja tidak tahu tingkat pengecualian popoulasi yang dinilainya ; ARAR 10% berarti auditor akan mengambil 10 % resiko yang disimpulkan dari pengawasan efektif setelah pengujian diselesaikan, meskipun sebenarnya tidak efektif. Dalam Menentukan ARACR yang sesuai dengan keadaan , auditor harus menggunakan pertimbanagn terbaiknya. Pertimbangan utama adalah bagaimana rencana auditor utnuk mengurangi penilaian resiko pengawasan sebagai dasar untuk tes rincian saldo. Makin rendah penilaian resiko pengawasan maka makin rendah penilaian ARACR yang dipilih. Acuan Ilustratif Untuk Penentuan TER dan ARACR PANDUAN ARACR dan TER UNTUK PADA SAMPEL NON STATISTIK FAKTOR PENDAPAT PANDUAN Penilaian Resiko pengawasan. • ARARCR • Nilai Pertimbangan yang harus diambil :

Keadaan , tingkat dan waktu tes substantif (perencanaan tes substantif yang menyeluruh berkaitan dengan tingginya nilai resiko pengawasan dan perubahan yang terjadi padanya)







Resiko Pengaw asan Rendah Nilai Resiko penga wasan modera t Nilai Resiko Pengaw asan tinggi Nilai resiko Pengaw asan 100%

re n d a h •

m e n e n g a h •



• •

Saldo yang signifikan tingginya Saldo signifikan Saldo yang signifikan

ARACR ti n g gi



Transaksi yang signifikan dan berkaitan dengan jumlah saldo yang diharapkan oleh pengawasa internal mempunyai efek

ARACR

ARACR tidak a d a • TER 4%



TER 5%



TER 6%

rendah



Perkiraan Nilai Pengecualian Pada Populasi Jika Perkiraan Nilai Pengecualian Pada Populasi (Estimated Population Exception Rate) rendah maka ukuran sampel yang kecil akan mencukupi tingkat pengecualian yang dapat ditolerir auditor. Oleh karena itu perkiraan yang dibutuhkan kecil. Dengan kata lain , perkiraan tingkat pengecualian populasi harus didasarkan pada data sampel yang lebih besar. EPER mendekati tingkatpengecualian dapat ditolerir auditor maka ketepatan sangat dibutuhkan. • Menentukan Ukuran Sampel Awal Empat Faktor menentukan Ukuran sampel awal adalah: ukuran populasi , TER, ARACR, dan EPER. Ukuran populasi tidak sama pentingnya dengan faktor lain secara khusus , terutama untuk populasi besar. Ketika ketiga faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel telah ditentukan auditor dapat memutuskan ukuran sampel awal, Disebut sebagai ukuran sampel awal sebab tingkat pengecualian dalam sampel harus dievaluasi sebelum mengetahui apakah sampel cukup besar untuk memenuhi sasaran dari tes, Kepekaan Ukuran sampel untuk Faktor Perubahan Efek Dari Perubahan Ukuran Sampel Jenis Perubahan Pengaruh Pada Ukuran Sampel Meningkatnya resiko dalam penilaian Menurun pengawasan resiko yang terendah Meningkatnya angka toleransi yang dapat Menurun pengecualian Meningkatnya batas angka populasi yang Meningkat dapat pengecualian Meningkatnya Ukuran Populasi Meningkat (efeknya kecil) • Memilih Sampel Sampel dapat dipilih dengan metode non probabilistik atau probabilistik. Untuk memperkecil kemungkinan klien mengubah materi sampel, auditor sharusnya tidak menginfomasikan materi sampelnya pada klien. • Melaksanakan Prosedur Audit Prosedur audit dilakukan dengan pengujian maing-masing item dalam sampel utnuk menentukan konsistensi dengan ketentuan untuk mencatat pembukuan dari semua pengecualian yang ada. Ketika prosedur audit telah selesai untuk aplikasi sampel, akan dibuat ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk masing-masing atribut. • Generalisasi dari Sampel Ke Populasi Tingkat pengecualian Sampel (Sample Exception Rate) dapat dengan mudah dihitung dari hasil sampel. Metode non statistik memiliki dua arah untuk mengeneralisasikan sampel untuk populasi.

1. Tambahkan perkiraan kesalahan sampel denga SER untuk mendapatkan tingkat pengecualian atas (Calculation Upper Exception Rate) kerana resiko bisa diterima dengan menilai resiko oengawasan terendah. 2. Kurangi tingkat pengecualian sampel dengan tingkat pengecualian yang dapat ditolerir, hasilnya adalah kalkulasi kesalahan sampel (TERSER= kalkulasi kesalahan Sampel) dan evaluasi apakah kesalahan sampel yang dihitung cukup besar untuk mengindikasikan tingkat pengecualian populasi yang dapat diterima. Dengan pendekatan ini auditor tidak membuat Calculation Upper Exception Rate • Analisis Pengecualian Sebagai tambahan dlaam menentikan SER untuk masing- masing atribut dan mengevaluasi bagaimana kebenarannya tetapi tingkat pengecualian yang tak dikenal mungkin melebihi tingkat pengecualian yang dapat ditolerir, diperlukan penilaian satu per satu pengecualian untuk menentukan pengendalian internal yang menyebabkannya. • Menentukan Populasi yang Dapat Diterima Untuk menggeneralisasikan dari sampel populasi kebanyakan auditor mengurangi SER dengan TER ketika mereka menggunakan sampel non statistik dan mengevaluasi adakah perbedaannya, yang dihitung apakah kesalahan sampel cukup besar. Jika auditor menyimpulkan bahwa perbedaan cukup besar, pengawasan sedang diuji dapat megurangi penilaian resiko pengendalian ketika dibuat rancangannya, perlu dilakukan analisis yang hati-hati untuk menentukan penyebab pengecualian yang tidak mengindikasikan adanya kemungkinan permasalahan penting lainnya dalam pengendalian internal. Ketika auditor menyimpulkan TER dan SER terlalu kecil untuk populasi bisa diterima, atau ketika SER melebihi TER auditor harus mengambil tindakan yang spesifik yaitu: 1. Merevisi TER atau ARACR Alternatif ini hanya diikuti jika auditor telah menyimpulkan bahawa spesifikasi aslinya terlalu konservatif. 2. Memperbesar Ukuran Sampell Penambahan Ukuran sampel mempunyai efek mengurangi kesalahan sampel jika tingkat pengecualian sampel tidak meningkat. Tentu saja SER dapat ditingkatkan atau dikurangi jika materi tambhana telah dipilih 3. Revisi Penilaian Resiko Pengendalian Jika hasil tes pengendalian dan tes substantif transaksi tidak didukung oleh rencana penilaian resiko pengendalian , auditor perlu meningkatkan penilaian resiko pengendalian. Efek dari resiko mungkin akan meningkatkan tes substantif transaksi dan tes rincian saldo. Sebagai contoh jika tes pengawasan prosedur verifikasi internal untuk harga , penambahannya dan kuantitas pada faktur penjualan , tidak sesuai prosedur , auditor perlu meningkatkan tes substantif transaksi akurasi penjualan

4. Berkomunikasi dengan Komite Audit atau Manajemen Tindakan yang dibutuhkan untuk mengkombinasikan salah satu dari ketiga hal diatas adalah denga nmengabaikan keadaan pengecualian. Ketika audotor menentukan bahwa pengendalian internal tidak berjalan secara efektif , manajemen harus diberi tahu. Jika kekuranganyya dalam desain atau pengawasan internal signifikan , SAS 60 auditor perlu utnuk menkomunikasikan kondisi tersebut pada komite audit. • Dokumentasi yang Memadai Yang terpenting Auditor harus tetap melakukan pencatatan yang memadai pada prosedur yang dilaksanakan , metode ini harus dilaksanakan untuk pemilihan sampel, melaksanakan tes, hasil yang didapat dari tes, dan kesimpulan yang diambil. PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT BERDASAR STATISTIK Metode sampel statistik yang paling umum digunakan untuk tes pengawasan dan tes transaksi substantif adalah atribut sampel. Istilah atribut sampel digunakan dalam teks ini mengacu pada atribut sampel statistik • Pembagian Sampel Distribusi sampel adalah frekuensi distribusi dari semua kemungkinan sampel dengan ukuran tertentu yang diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa parameter spesifik. Atribut sampel didasarkan pada distribusi binomial. Distribusi binomial adalah distribusi semua kemungkinan sampel dimana materi dalam populasi mempunyai satu dari dua kemungkinan ; sebagai contoh ya atau tidak, hitam atau putih , atau adanya pengawasan /tidak adanya pengawasan penyimpangan.

Penerapan Pengambilan Atribut Langkah-langkah yang diambil sama dengan 14 langkah yang dibahas dalam sampel non statistisk Yaitu dibagi 4 Tahapan utama: 1) Merencanakan Sampel ; dalam tahap ini perbedaannya terletak pada • saat menetapkan resiko, dalam sampel non statistik digunakan istilah resiko rendah. Medium atau tinggi. Sedangkan pada Atribut sampel menggunakan jumlah angka spesifik seperti 10% atau 5 %. • Penggunaan software komputer yang berbeda dalam penentuan TER, ARACR,EPER, dan ukuran populasi karena perbedaan rumus statistik. 2) Pemilihan Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit, dalam tahap ini perbedaanya terletak pada: • Pemilihan sampel statistik;karena digunakan metode probabilistik untuk sampel statistik. 3) Mengevaluasi Hasil , dalam tahap ini perbedaanya terletak



Generalisai sampel kepada populasi; Untuk atribut sampel, auditor mengkalkulasi batas tertinggi (CUER) pada ARACR tertentu, kemudian menggunakan progam komputer atau tabel khusus yang dihasilkan dari rumus statistik.

Kebutuhan akan Penilaian Profesional Kritik untuk sampel statistik , metodenyan mengurangi penggunaan pertimbangan profesional. Kritik ini tidak beralasan karena aplikasi atribut sampel memerlukan pertimbangan profesional dalam berbagai pengambilan langkahnya.

Related Documents

Bab 14
May 2020 14
Bab 14
July 2020 14
14 - Bab I
July 2020 7
Manper Bab 14.docx
December 2019 20
Bab 14 Pemahaman.pdf
June 2020 21
Pembahasan Bab 14.docx
November 2019 21