Bab 1 Stunting Purwaharja.docx

  • Uploaded by: Adhalma
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 Stunting Purwaharja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,232
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Stunting (pendek) merupakan gambaran gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi yang kurang atau bersifat kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi atau panjang badan menurut umur (TB/U atau PB/U) kurang dari -2 Standar deviasi (SD). Stunting pada anak baduta biasanya berkaitan dengan adanya faktor gizi, kesehatan, sanitasi dan lingkungan. Ada lima faktor utama penyebab stunting yaitu; kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, kerawanan pangan dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kejadian ini akan menjadi hal yang berdampak buruk pada balita, dimana pada jangka pendek akan terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Berbeda lagi dampak dalam jangka panjang akan mengakibatkan turunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker dan stroke. Terdapat 165 juta anak dibawah 5 tahun dalam kondisi pendek dan 90% lebih berada di Afrika dan Asia, Hal ini merupakan ancaman besar bagi permasalahan gizi di dunia. Target global adalah menurunkan stunting sebanyak 40% pada tahun 2025 (WHA, 2012). Untuk itu dibutuhkan penurunan 3,9% per tahun. Target global yang tercapai adalah menurunkan stunting 39,7% dari tahun 1990 menjadi 26,7% pada tahun 2010. Pada proses penurunan angka stunting ini, di dapatkan 1,6% penurunan dalam setiap tahunnya. Terdapat penurunan yang cukup besar terjadi di Asia (dari 49% menjadi 28%), sekitar 2,9% per tahun. Penurunan yang terbesar ada di Tiongkok, pada tahun 1990 sebesar 30% menjadi 10% pada tahun 2011. Adapun Penurunan yang sangat kecil terjadi di Afrika (40% menjadi 38%). Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, prevalensi balita pendek di Indonesia berada tepat diatas Vietnam. Hasil dari South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) pada tahun 2010-2011 menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah anak balita pendek terbesar, jauh diatas Malaysia, Thailand serta Vietnam.

Menurut RISKESDAS tahub 2018, di Indonesia terdapat 19,3 % balita yang pendek dan 11,5 % yang sangat pendek dengan total keseluruhan bayi stunting 30,8 %. Sedangkan pada jawa barat terdapat 12,8 % baduta dengan sangat pendek dan 17 % yang pendek. Terjadinya stunting dapat dipengaruhi dari factor ibu dan factor baduta salah satunya adalah factor nutrisi seperti gagalnya pemberian ASI dan MP-ASI . Asupan zat gizi pada balita sangat penting dalam mendukung pertumbuhan sesuai dengan grafik pertumbuhannya agar tidak menyebabkan gagal tumbuh yang dapat menyebabkan stunting. Rumusan Masalah Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk mengetahui angka kejadian stunting pada baduta di provinsi Jawa barat terutama diwilayah kerja puskesmas Purwaharja 2 dan keterkaitannya dengan pemberian ASI dan MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan.

B.

Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan kejadian stunting dari faktor ibu dan bayi 2. Tujuan khusus 

Diketahuinya gambar prevalensi stunting pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Purwaharja 2



Diketahuinya gambaran pola pemberian ASI dan MP ASI pada bayi di wilayah kerja Puskesmas purwaharja 2

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat mengetahui apakah terdapat hubungan pemberian ASI dan MP-ASI dengan angka kejadian stunting pada anak usia 0-24 bulan di puskesmas Purwaharja 2, kota Banjar Jawa barat. 2.

Manfaat Praktis dan Daya Guna

a. Manfaat bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai gizi, untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian tugas akhir penelitian Ikakom 1 dan sebagai

pengalaman dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan gizi pada anak b. Manfaat bagi puskesmas Purwaharja 2 Dapat mengetahui presentase stunting pada anak di puskesmas purwaharja 2, kota banjar dan provinsi jawa barat c. Manfaat bagi program studi kedokteran Muhammadiyah Jakarta Dapat menambah referensi penelitian bagi fakultas kedokteran dan menjadi acuan penelitian selanjutnya yg berkaitan dengan gizi serta dapat menambah bahan bacaan atau penelitian bagi mahasiswa kedokteran universitas Muhammadiyah Jakarta

D. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempersempit penelitian ini maka dari itu dalam penelitian ini hanya mengkaitkan antara hubungan faktor ibu dan baduta dengan angka kejadian stunting pada baduta di wilayah kerja puskesmas Purwaharja 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif analitic dengan pendekatan cross sectional B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai April 2019 dan berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Purwaharja 2. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel dependent Variabel dependent pada penelitian ini adalah stunting di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Tangerang Banten 2. Variabel Independent Variabel independent pada penelitian ini adalah kualitas dan kuantitas pemberian MP-ASI dan ASI D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi terdiri dari bayi berusia 6 - 11 bulan di Wilayah kerja puskesmas Purwaharja 2. Sampel Sampel penelitian disini merupakan bayi berusia 6 - 11 bulan yang berata di Wilayah lingkungan kerja puskesmas Purwaharja 2.

1. Kriteria Inklusi Pada kriteria inklusi, subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

• Balita usia 6 - 24 bulan • Ibu bersedia menjadi responden • Berdomisili di wilayah kerja puskesmas Purwaharja II.

2. Kriteria Eksklusi Pada kriteria eksklusi subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat. Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : 

Bayi mengalami cacat mental dan fisik

F. Pengukuran dan Pengamatan Variabel 1. Status Gizi Bayi Status gizi bayi adalah dinilai dari pengukuran antropometri menggunakan indikator PB/U . Panjang badan anak yang berada dibawah nilai -2 SD dari standar antropometri penilaian status gizi anak. pengukuran panjang anak dilakukan dengan alat infantometer yang mana anak disuruh berbaring pada saat pemeriksaan dan pengukuran usia anak di dapatkan melalui hasil lembar kuesioner yang telah diberikan. 2. Waktu Pemberian MP- ASI Waktu pemberian ASI dapat diketahui dari hasil wawancara dari pengisian lembar jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada ibu oleh peneliti yang memiliki bayi berusi 6 24 bulan, sehingga dapat diketahui bahwa kapan waktu anak tersebut mendapatkan pemberian MP-ASI. Seperti yang diketahui waktu pemberian MP-ASI pada umumnya 6- 8 bulan , 9-11 bulan dan 12 - 23 bulan. 3. Jumlah Pemberian MP-ASI Jumlah pemberian MP-ASI dapat diketahui dari hasil wawancara dari pengisian kuesioner yang telah diberikan kepada ibu oleh peneliti yang memliki bayi berusia 6 - 11 bulan. Dari hasil wawancara akan didapatkan waktu pemberian MP-ASI sebagai berikut :

• Usia 6 - 8 bulan sebanyak 22 kcal / harı yang setara dengan 2-3 sendok makan • Usia 9 - 11 bulan sebanyak 300 kcal /hari yang setara dengan 1/2 dari mangkok volume 250 ml

• Usia 12 - 23 bulan sebanyak 550 kcal /hari setara dengan 3/4 dari mangkok volume 250 ml 4. Frekuensi pemberian MP-ASI Frekuensi pemberian MP-ASI dapat diketahui dari hasil wawancara dari pengisian kuesioner yang telah diberikan kepada ibu oleh peneliti yang mana akan diketahui berapa

frekuensi pemberian MP-ASI terhadap bayi tersebut. Frekuensi menurut WHO adalah sebagai berikut ;

• Anak yang mendapat ASI usia 6 - 8 bulan sebanyak 2 kali • Anak yang mendapat ASI usia 9 - 23 bulan sebanyak 3 kali • Anak yang tidak mendapat ASI usia 6 - 23 bulan sebanyak 5. Adekuasi Pemberian MP-ASI Adekuasi pemberian MP-ASI dapat diketahui dari hasil wawancara dari pengisian kuesioner yang telah diberikan kepada ibu oleh peneliti yang mana akan diketahui apakah sudah adekuat atau tidak. Adekuasi pemberian MP-ASI harus mengandung 4 dari 7 makanan sebagai berikut ;

• Gandum, akar-akar dan umbi-umbian • Produk susu • Telur • Kacang-kacangan • Daging • Buah dan sayuran yang kaya akan vitamin • Buah dan sayuran lainnya ketujuh bahan makanan ini merupakan kriteria pemberian MP-ASI yang adekuasi terhadap bayi berusia 6 - 11 bulan.

Related Documents

Stunting
August 2019 29
Jurnal Stunting 1.pdf
November 2019 20
Data Stunting 2019.xlsx
November 2019 20
Stunting 2.pdf
August 2019 27

More Documents from "Permata Hati"