Bab 1 Sistem Persamaan Linier.pdf

  • Uploaded by: ERVIN HALIMSURYA
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 Sistem Persamaan Linier.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,334
  • Pages: 58
ALJABAR LINIER

Sistem Persamaan Linier dan Matriks Imam Jauhari Maknun 081213148961 [email protected] Agustus 2017

Sistem Persamaan Linier dan Matrik  Pendahuluan  Eliminasi Gauss

 Matriks  Inverses dan Matrik Elementer  Matriks Khusus

Pendahuluan Sistem Persamaan Linier (SPL)

Persamaan Linier Bentuk umum persamaan linier: a1 x1  a2 x2  ...  an xn  b  x1 ; x2 ; … ; xn adalah variabel /unknown  a1 ; a2 ; … ; an adalah koefisien

 b adalah konstanta

Jika konstanta b = 0 maka disebut persamaan linier homogen a1 x1  a2 x2  ...  an xn  0

Persamaan Linier  Persamaan x  3 y  7, y 

1 x  3z  1 dan x1  2 x2  3x3  x4  7 2

adalah persamaan linier  Persamaan x  3 y  5 ; 3x  2 y  z  xz  4 dan y  sin x bukan persamaan linier

Latihan 1  Apakah persamaan berikut linier terhadap x1, x2 dan x3 a.

x1  5 x2  2 x3  1

d.

x1  3x2  x1 x3  2

b.

x1  7 x2  3x3

e.

x12  x2  8x3  5

c.  x1  2 x2  x3  7

1 3

f.

3

x1 5  2 x2  x3  4

Sistem Persamaan Linier (SPL) Bentuk umum Sistem Persamaan Linier (SPL) : a11 x1  a12 x 2  ...  a1n x n  b1 a 21 x1  a 22 x 2  ...  a 2 n x n  b2 a m1 x1  a m 2 x 2  ...  a mn x n  bm

Contoh sistem persamaan linier (SPL): a.

x1  x2  1 2 x1  x2  6

b.

x1  x2  4 3x1  3x2  6

c. 4 x1  2 x2  1 16 x1  8 x2  4

Carilah solusinya? (solusi adalah bilangan yang membuat SPL tersebut menjadi benar)

Solusi Sistem Persamaan Linier (SPL) Secara umum SPL selalu mempunyai:  0 solusi (tidak punya solusi)  1 solusi  tak hingga banyaknya solusi SPL yang tidak punya solusi dikatakan tak-konsisten. SPL yang punya solusi dikatakan konsisten.

Aspek geometri dari solusi SPL

Aspek geometri dari solusi SPL

Solusi Sistem Persamaan Linier (SPL) Latihan 2  Tentukan apakah SPL berikut mempunyai satu solusi, tak hingga banyaknya solusi atau tidak punya solusi a.

x1  x2  1

c. 4 x1  2 x2  1 16 x1  8 x2  4

2 x1  x2  6 b.

x1  x2  4

d.

x1  x2  2 x3  5 2 x1  2 x2  4 x3  10

3x1  3x2  6

3x1  3x2  6 x3  15

 Tentukan nilai a dan b sehingga sistem persamaan linier berikut

mempunyai satu solusi, tak hingga banyaknya solusi atau tidak punya solusi. 2 x1  3x2  a 4 x1  6 x2  b

Matrik yang diperbesar (augmented matrix)  Bentuk SPL

a11 x1  a12 x 2  ...  a1n x n  b1 a 21 x1  a 22 x 2  ...  a 2 n x n  b2 a m1 x1  a m 2 x 2  ...  a mn x n  bm  Bentuk Matrik yang diperbesar

a11 a12 ... a1n a a ... a 2n  21 22      am1 am 2 ... am n

b1  b2     bm 

Operasi baris elementer (OBE) Operasi baris elementer (OBE) pada matriks yang diperbesar dari SPL :  Mengalikan suatu baris dengan bilangan tak-nol  Menukar 2 baris  Menambahkan perkalian suatu baris ke baris lain Jika dilakukan dengan benar, OBE tidak mengubah solusi dari suatu SPL.

Matrik yang diperbesar Latihan 3 2 x1  6 3 x1  8 9 x1  3

6 x1  x2  3x3  4 5 x2  x3  1 2 x2  3 x4  x5  0 3 x1  x2  x3  1 6 x1  2 x2  x3  2 x4  3x5  6

 2 6  3 8    9 3

6 1 3 4  0 5 1 1   

 0 2 0 3 1 0   3 1 1 0 0 1    6 2 1 2 3 6 

Matrik yang diperbesar Latihan 4 2 0 0  3 4 0     0 1 1   3 0 2 5  7 1 4 3    0 2 1 7 

2 x1  0 3 x1  4 x2  0 x2  1 3x1  2 x3  5 7 x1  x2  4 x3  3 2 x2  x3  7

Eliminasi Gauss

Pendahuluan Eliminasi Gauss  Metode sistematis untuk menyelesaikan SPL  Mengubah matriks yang diperbesar suatu SPL menjadi matriks eselon baris Johann Carl Friedrich Gauss, 1777 - 1855, matematikawan Jerman.

Pendahuluan Eliminasi Gauss-Jordan :  Metode sistematis untuk menyelesaikan SPL  Mengubah matriks yang diperbesar suatu SPL menjadi matriks eselon baris tereduksi Wilhelm Jordan, 1842 - 1899, ahli Geodesi Jerman.

Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi Baris-nol : baris yang seluruh angkanya adalah angka 0. Baris-tak-nol : baris yang mempunyai minimal 1 angka tak-nol. Matriks eselon baris: 1. Jika suatu baris adalah baris-tak-nol, maka angka tak-nol pertama di baris tersebut harus angka 1. Angka 1 ini disebut satu-utama (leading 1). 2. Baris-nol harus dikelompokkan di dasar matriks. 3. Dalam 2 baris-tak-nol yang berurutan, satu-utama dalam baris yang lebih bawah harus terletak di sebelah kanan dari satuutama baris yang lebih atas. Matriks eselon baris tereduksi: memenuhi sifat 1, 2, 3 ditambah 4. Masing-masing kolom yang berisi satu-utama mempunyai angka 0 di baris lainnya dalam kolom tersebut.

Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi  Contoh matriks eselon baris :

 Contoh matriks eselon baris tereduksi :

Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi  Contoh matriks eselon baris :

 Contoh matriks eselon baris tereduksi :

Solusi dari SPL Latihan 5  Matrik berikut adalah matrik eselon baris terduksi dari matrik

yang diperbesar suatu SPL dengan menggunakan operasi baris elementer (OBE). Carilah solusinya. 1 0 0 5  (a) 0 1 0  2 0 0 1 4  1 0 (c)  0  0

6 0 0 4  2 0 1 0 3 1  0 0 1 5 2  0 0 0 0 0

1 0 0 4  1 (b) 0 1 0 2 6  0 0 1 3 2  1 0 0 0 (d) 0 1 2 0 0 0 0 1

Solusi dari SPL Latihan 6  Hitung nilai x1, x2 dan/atau x3 dengan metode Gauss-Jordan elimination

2 x1  4 x2  6 3x1  2 x2  8

x1  2 x2  4 x3  1 x1  3x2  4 x3  2 2 x1  4 x2  6 x3  4

2 x1  6 x2  8 x3  3 2 x1  3 x2  6 x3  2 x1  3 x2  5 x3  4

 Hitung nilai x1, x2 dan/atau x3 dengan metode Back-Substitution:

x1  2 x2  2 2 x1  5 x2  1

x1  2 x2  4 x3  2 x5  6 3x2  6 x3  3x4  9 x1  2 x2  2 x3  4

SPL Homogen a11 x1  a12 x 2  ...  a1n x n  0 a 21 x1  a 22 x 2  ...  a 2 n x n  0 a m1 x1  a m 2 x 2  ...  a mn x n  0  Setiap SPL homogen selalu konsisten, karena semua SPL homogen mempunyai x1  0, x2  0,..., xn  0 sebagai solusinya.  Solusi ini disebut solusi trivial (trivial solution).  Jika ada solusi lain selain solusi trivial, maka solusinya

dinamakan solusi nontrivial (nontrivial solutions).  Sehingga hanya ada dua kemungkinan untuk solusinya :  SPL hanya punya solusi trivial  SPL mempunyai banyak solusi sebagai tambahan terhadap solusi trivial

SPL Homogen  SPL diubah menjadi matrik yang diperbesar

 Dilakukan Operasi Baris Elementer (OBE) menjadi matrik eselon baris

 Solusinya

Solusi dari SPL (Latihan tambahan)  Hitung nilai x1, x2 dan x3 dengan metode Gauss-Jordan elimination

4 x1  4 x2  13x3  1 3x1  4 x2  6 x3  1 x1  x2  3x3  1  Hitung nilai x1, x2 dan x3 dengan metode Back-Substitution

2 x3  4 x1  2 x2  x3  0 x2  5 x3  3  Selesaikan SPL homogen berikut

2 x1  4 x2  0 x1  3x2  0

2 x1  3 x2  x3  0

x1  5 x2  4 x3  0

x1  x2  3x3  0

2 x1  10 x2  8 x3  0

3 x1  3 x2  10 x3  0

3 x1  15 x2  13x3  0

Solusi dari SPL (Latihan tambahan) 1. Tentukan nilai a sehingga sistem persamaan linier berikut mempunyai satu solusi, tak hingga banyaknya solusi atau tidak punya solusi

x1  2 x2  3x3  4 3x1  x2  5 x3  2

4 x1  x2   a 2  14  x3  a  2

2. Tentukan nilai k sehingga sistem persamaan linier berikut mempunyai satu solusi, tak hingga banyaknya solusi atau tidak punya solusi

x  y  z 1 x  k y  3z  2 2x3y k z  3

Matriks

Pendahuluan Matriks : susunan yang terdiri atas bilangan-bilangan dan berbentuk persegi panjang. Entri : bilangan di dalam matriks. Ukuran matriks: banyak baris × banyak kolom.  Contoh:

5

1 2  5 7   

2 6 8 2 3 6    1 3 5 

 1 2 3  2 7 8  

2 5    0 

2

5 1

Operasi Matriks  Matriks A dan B dikatakan sama (equal) jika keduanya

mempunyai ukuran yang sama dan entri yang bersesuaian juga sama. Contoh: 2 6 8 A   2 3 6  1 3 5 

2 6 8 B   2 3 6  1 3 5 

 Misalkan matriks A dan B berukuran sama. Maka kita dapat

melakukan penjumlahan ( A + B) dan pengurangan (A - B) 2 A 5 3 A B   9

3 1 2  ; B   7 4 2   5 1 1 ; A B     9 1 5  

Operasi Matriks  Misalkan A adalah matriks dan k adalah sembarang bilangan. kA

adalah matriks yang didapat dengan mengalikan setiap entri dari A dengan k. 2 3 A ; k 3  5 7  6 9 kA  3 A    15 21  

 Misalkan matriks A berukuran m × r, dan B berukuran r × n.

Maka matriks perkalian matrik A dan B (AB) berukuran m × n,

Operasi Matriks  Misalkan matriks A berukuran m × n. Transpose dari A

(dinotasikan sebagai AT ) adalah matriks n menukar baris dan kolom matriks A.

×

m dengan cara

Operasi Matriks  Sifat dari Transpose

Operasi Matriks  Misalkan matriks A berukuran m × m (matriks persegi). Trace

dari A (dinotasikan sebagai tr(A)) adalah jumlah dari entrientri di diagonal utama matriks A.

Aritmatika Matriks

Matriks nol dan matrik identitas  Matriks nol (zero matrix) : matriks yang semua entrinya

bernilai 0.

 Sifat

Matriks nol dan matrik identitas  Matriks identitas (identity matrix): matriks persegi

dengan semua entri diagonalnya bernilai 1 dan semua entri non-diagonalnya bernilai 0.

 Sifat :

Jika matrik A berukuran m × n, maka:

Latihan 7

Diketahui : 2 6 8 A   2 3 6  1 3 5 

3 1 0 B  1 2 2   0 1 0 

 Hitung A+B  Hitung Trace A, Trace B dan Trace C  Hitung AT dan BT

1 2 C 4  1

1 7 3 5 0 2  6 8 3  0 2 7

Latihan 8  Carilah nilai a , b, c dan d jika: 3   4 d  2c  a  1 a  b    d  2c   2    

 a  b b  a  8 1  3d  c 2d  c   7 6     

 Hitunglah perkalian matrik AB dan AC 2 6 8 A   2 3 6  1 3 5 

3 1 0 B  1 2 2   0 1 0 

1 2 C 4  1

1 7 3 5 0 2  6 8 3  0 2 7

Inverses dan Matrik Elementer

Definisi  Misalkan A adalah matriks persegi. Jika ada matriks

persegi B dan AB = BA = I, maka A dikatakan dapat diinverse (invertible) dan B disebut inverse dari A.  Matriks B tersebut biasa ditulis sebagai A-1.  Jika tidak ada matriks B yang memenuhi AB = BA = I,

maka A disebut matriks singular.

Sifat

Matrik Elementer  Suatu matriks persegi disebut matriks elementer jika matriks

tersebut didapat dari matriks identitas dengan menggunakan sebuah OBE tunggal.  Theorem Misalkan E adalah matriks elementer yang didapat dari suatu OBE dan A adalah matriks m × n. Hasil kali EA adalah matriks yang didapat dari matriks A yang dikenakan OBE tersebut.  Theorem Setiap matriks elementer dapat dibalik dan balikannya adalah matriks elementer juga.

Latihan 9  Apakah matrik berikut adalah matrik elementer (elementary matrix )? jelaskan.

 1 0 A   5 1  

 1 0 0  B   0 0 1   0 1 0 

1 0 0  C   0 1 9   0 0 1 

0 0 D 0  1

0 0 1 1 0 0  0 1 0  0 0 0

 Diketahui matrik A, B dan C :

3 4 1  A   2 7 1 8 1 5 

8 1 5  B   2 7 1  3 4 1 

3 4 1  C   2 7 1  2 7 3 

Tentukan matrik elementer E1 dan E2 jika E1A=B dan E2A=C.

Prosedur  Diberikan matriks persegi A (n × n).

 Apakah ada inverse dari A (A-1)?  Gunakan operasi baris elementer, apakah [A| I ] dapat

diubah menjadi [ I |A-1] ?

Latihan 10  Hitung A-1

 2 5 A  1 3  

1 3 3  A  1 4 3  3 9 10 

1 2 2  A  1 3 3  3 6 7 

Matriks Khusus

Matriks Diagonal  Matriks diagonal: matriks persegi yang entri-entri non-

diagonalnya bernilai 0.

 Secara umum matrik diagonal D berukuran n × n dapat

ditulis :

Matriks Diagonal  Pangkat dari matrik diagonal D adalah:

 Inverse dari matrik diagonal jika entri diagonalnya bukan 0

Matriks Diagonal  Contoh :

Matrik Segitiga  Matriks segitiga bawah (lower triangular ): matriks persegi

yang semua entri di atas diagonal utamanya bernilai 0.  Matriks segitiga atas (upper triangular ): matriks persegi yang semua entri di bawah diagonal utamanya bernilai 0.

Matrik Segitiga

Matrik Simetrik  Matriks persegi A dikatakan simetrik jika A = AT .

Materi Tambahan

Matrik Polinomial Jika A adalah suatu matriks persegi n × n dan p  x   a0  a1 x  a2 x 2  ...  am x m

maka matriks n × n dari p(A) adalah p  A  a0 I  a1 A  a2 A2  ...  am Am

Contoh : Maka :

 1 2 p  x   x 2  2 x  3 dan A     0 3

p  A   A2  2 A  3 I  1   0 0  0

2  1 2  1 0  2  3    3 0 3 0 1     0 0  2

Matrik Polinomial Latihan. Hitung p(A)  3 1 1. p  x   x  2 dan A     2 1  3 1 2. p  x   2 x  x  1 dan A   2 1   2

 2 0 2 p x  2 x  x  1 dan A  3.    4 1    1 2 4. p  x   5 x  2 x  3 dan A     2 3 2

Solusi dari SPL

 Contoh, selesaikan SPL berikut : x1  2 x2  2 x3  4 2 x1  2 x2  x3  0 3x1  3x2  2 x3  3

1 2 2   x1   4 A   2 2 1  ; x   x2  ; b   0   3 3 2   x3   3 

 Solusi  x1   1 2 2   4   2  x   x2   A1b   1 4 3  0    5  x3   0 3 2   3   6 

Solusi dari SPL  Jika kita mempunyai SPL dengan koefisien yang sama A x  b1 ; A x  b 2 ; A x  b 3 ; ... A x  b k

 Maka solusi dari SPL (jika A bisa di inverse) x 1  A 1 b1 ; x 2  A 1 b 2 ; x 3  A 1 b 3 ; ... x k  A 1 b k

 Atau dengan eliminasi Gauss-Jordan  A b 1 b 2 ... b k 

 Selesaikan SPL Berikut : x1  2 x2  3 x3  4

x1  2 x2  3 x3  1

x1  2 x2  3x3  2

2 x1  5 x2  3 x3  5

2 x1  5 x2  3 x3  6

2 x1  5 x2  3x3  1

x1  8 x3  9

x1  8 x3  6

x1  8 x3  2

Quiz 1 1.

2.

Hitung nilai x1, x2 dan x3 dengan metode Gauss-Jordan elimination 2 x  y  3z  0 x1  2 x2  2 x3  2 2 x1  x2  2

x  2 y  3 z  0

3 x1  2 x2  x3  1

x y 4z  0

Hitung A-1 1 2 2  A   2 1 0   3 2 1 

3.

Diketahui matrik A, B dan C :

1 2  2 A   1 2 1  3 2 2 

1 2  2 B   7 2 3  3 2 2 

7 5 8 C   1 2 1  3 2 2 

Tentukan matriks elementer E1 dan E2 jika E1A=B dan E2A=C.

Related Documents


More Documents from "Chairi Setiawan Nading"