TUGAS LITOLOGI, TEKTONIK DAN MORFOLOGI
Disusun Oleh : AZKA WIDADI MULYA NPM 270110150134 Kelas : C Mata Kuliah : GEOLOGI TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2017
Litologi Litologi suatu batuan adalah sifat fisik batuan dan tanah yang ditentukan oleh jenis dan origin batuan yang dipengaruhi paling utama oleh asal muasal batuan (origin), tekstur batuan dan komposisi mineral yang dapat diidentifikasi sifatnya seperti Porositas & Permeabilitas, Unit berat, Densitas, Specific gravity, dan Sifat Mekanik Batuan sehingga memberikan acuan yang mengarahkan kepada klasifikasi yang dapat diterima untuk kepentingan keteknikan, yang menjamin pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan. Secara garis besar bahan penyusun kerak bumi dibagi menjadi dua kategori: Batuan dan Tanah. Tanah adalah kumpulan agregat mineral alami yang dapat dipisahkan oleh adukan secara mekanika dalam air. Batuan merupakan agregat mineral yang diikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat. Istilah tanah dalam pembahasan ini adalah yang termasuk dalam definisi di atas (ilaht perbedaan tanah dan batuan). Batuan
dan
tanah
mempunyai
perbedaan.
Menurut
Shower
&
Shower
(1967), batuan dan tanah dibedakan dalam beberapa hal, yaitu: Batuan merupakan material kerak bumi yang terdiri atas mineral penyusun bertekstur, berstruktur. Sifat-sifat yang menyolok : padu ( cemented ) qu ( = unconfined compressive strength ) > 200 psi ≈ 14 kg/cm2 (psi= pound/square inch atau lb/in2 ) bila terdiri dari satu butir, ukuran butirnya ≥ boulder ( ≥ 256 mm) beratnya > 40 kg )
Klasifikasi Batuan
1. Berdasarkan ukuran butir (Grain Size). Batuan pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir (Grainsize). Sehingga banyak penamaan batuan merupakan implikasi dari ukuran butiryang dimilikinya. Dalam bidang geologi teknik, pengklasifikasian yangdigunakan adalah yang telah disesuaikan secara umum dengan pengetahuan ilmuketeknikan lainnya. Dimana biasanya telah disesuaikan antara rock dan soil. Tidak sespesifik seperti yang sering dijabarkan dalam ilmu Geologi itu sendiri(misalnya : Klasifikasi Wentworth, 1922).
Term Very Coarse Grained
Particle size (mm)
Equivalent Soil Grade
> 60
Boulder and Cobble
Coarse Grained Moderately Grained Fine Grained Very Grained
Gravel
2 - 60
Fine
0.06 - 2
Sand
0.002 - 0.6
Silt
< 0.002
Clay
2. Berdasarkan kekuatan batuan (Rock Strenght) Kekuatan batuan, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain : waktu pembentukan, sementasi, ikatan antar kristal, proses alterasi, derajat pelapukan yang dialami, dan lain sebagainya. Untuk menentukan kekuatan relative batuan, dapat dilakukan beberapa tes simple di lapangan. Untuk selanjutnya dapat diperkuat dengan melakukan tes laboratorium. Dapat dijabarkan berdasarkan metode ISRM (International Society of Rocks Mechanic).
Unaxial Grade
Description
Field Identification
Compressive Strenght (Approx)
R0
Extremely weak rocks
0.04 to 0.15 Indented by thumbnail
ksi
Specimen crumbles under
R1
Very weak rocks
sharp blow with point of geological hammer, and can be cut with a pocket knife.
0.15 to 3.6 ksi
Shallow cuts or scrapes can be made in a specimen R2
Moderately
with
a
pocket
knife.
weak rocks
Geological hammer point
3.6 to 7.3 ksi
indents deeply with firm blow. Specimen
cannot
be
scraped or cut with a R3
Moderately
pocket
knife,
shallow
strong rocks
indentation can be made
7.3 to 15 ksi
under firm blows from a hammer point. Specimen breaks with one R4
Strong rocks
firm
blow
hammer
from
end
of
the a
15 to 29 ksi
geological hammer Specimen requires many Very strong blows
R5
rocks
of
a
geological Greater than
hammer to break intact 29 ksi sample.
Klasifikasi Tanah
1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir Tanah terutama diklasifikasikan berdasarkan distribusi dan sifat dari butirannya. Klasifikasi tanah yang terdapat dalam kegiatan ekslorasi log di lapangan, didasarkan kepada prosedur yang telah dimodifikasi dalam ASTM 2488. Bahkan secara lengkap telah membahas beberapa aspek dimulai dari angularity , consistency / density, moisture, structure, dan lain sebagainya. Secara umum, tanah dibedakan menjadi 4 bagian. Diantaranya :
Coarse Grained Soil
: Mengandung ≤ 50 % partikel berukuran
0,075 mm.
Fine Grained Inorganic Soil 0,075 mm.
: Mengandung > 50% partikel berukuran
Fine Grained Organic Soil
: Mengandung material organic yang
cukup, yang akan mempengaruhi nama batuan.
Pet: Merupakan jaringan tumbuhan dengan tingkat dekomposisi yang berbeda. Bertekstur serat – serat sampai amorf. Biasanya memiliki warna cokelat gelap – hitam, serta terdapat material – material organic terbusukkan dalam kandungan yang tinggi. Dalam bentuk pet, tanah selanjutnya tidak dapat dilakukan pengklasifikasian sesuai dengan prosedur.identifikasi.
Soil Constituent
Description
Boulder
Particles of rock that will not pass through a 12 in. opening.
Cobble
Gravel
Particles of rock that will pass through a 12 in. opening, but will not pass through a 3 in. opening. Particles of rock that will pass through a 0.19 in. (4.75 mm) opening, but will not pass a 0.003 in. (0.075 mm) opening. Soil that will pass through a 0.003 in. (0.075 mm) opening that
Sand
is nonplastic or very slightly plastic and exhibits little or no strength when airdried. Soil that will pass through a 0.003 in. (0.075 mm) opening that
Silt
is nonplastic or very slightly plastic and exhibits little or no strength when airdried. Soil that will pass through a 0.003 in. (0.075 mm) opening that
Clay
is nonplastic or very slightly plastic and exhibits little or no strength when airdried.
Organic Soil
Soil that contains enough organic particles to influence the soil properties Soil that is composed primarily of vegetable tissue in various
Peat
stages of decomposition usually with an organic odor, a dark brown to black color, a spongy consistency, and a texture ranging from fibrous to amorphous.
Tanah Masa partikel yang terjadi secara alami yang terbentuk bersama sebagai hasil pelapukan batuan dengan atau tanpa campuran bahan organik, tanpa atau hanya sedikit terlitifikasi dalam formasi. Kelompok Tanah 1. Secara Geologi Tanah di klasifikasikan berdasarkan :
Asal
:
residual,
koluvial,
alluvial, aeolian, glasial, dan
sedentari
Cara Terjadinya
:
floodplain, estuarin, marine, moraine, dll.
Tekstur
:
ukuran partikel dan gradasi
Pedologi
:
iklim dan morfologi
2. Secara Keteknikan
Kelas Klasifikasi tanah berdasarkan keteknikan dilihat dari gradasi, plastisitas, dan kandungan organik, dan umumnya dijelaskan sebagai tanah non kohesif atau kohesif, granular, atau nongranular.
Kelompok Tanah secara keteknikan dikelompokan berdasarkan kuat atau lemah, sensitif atau tidak sensitif, kompresible atau nonkompresible, swelling atau non swelling, pervious atau impervious, atau dikelompokan berdasarkan sifat fisiknya erodible, kuat atau rentan, atau metastable (dilipat atau dicairkan, dengan struktur menjadi tidak stabil dalam beberapa perubahan lingkungan). Tanah juga dikelompokkan umumnya sebagai kerikil, pasir, lanau, tanah liat, organik, dan campuran.
Tanah diberbagai tempat selalu berbeda, perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah :
Jenis batuan
Bahan induk
Curah hujan
Penyinaran matahari
Bentuk permukaan bumi
Organisme yang ada di tanah
Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan. Karekteristik Tanah : 1. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum. 2. Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam). Pengaplikasianya adalah pembangunan waduk Jatigede daerah jatinangor yang sangat memperhatikan adanya sesar aktif yaitu sesar baribis yang sampai sekarang masih memotong batuan vulkanik quarter sehingga pondasi tanggul bendungan harus diperkuat untuk meminimalisir kerusakan akibat gempa yang terjadi yang disebabkan oleh sesar tersebut.
Penerapan dalam Kehidupan :
Penyebab Miringnya Jembatan Cisomang Pembangunan jembatan Cisomang merupakan pembangunan jembatan yang berada pada zona merah. Zona merah sendiri memiliki arti bahwa daerah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi dan kemiringan lereng yang tinggi dan batuan kedap air, lalu pada komposisi tanah dan batuannya sendiri masuk ke dalam formasi Jatiluhur yang batuannya terdiri dari lempung napalan. Batuan ini memiliki karakteristik mudah dijenuhkan air dan sifatnya plastis serta ditutup oleh lapisan vulkanis atau dia menyebutnya jika batuan ini terkena air akan mudah pecah atau gembur. Konsekuensi inilah yang terjadi apabila pembangunan ada pada zona merah, dimana harus dikembangkannya geologi teknik yang tinggi yang dimana mengedepankan rekayana pembangunan dan analisis batuan.
Morfologi
Klasifikasi Morfologi Morfologi dalam geologi teknik merupakan aspek pertama yang dilihat. Morfologi dalam geologi teknik klasifikasinya sama dengan yang di geomorfologi, yaitu terdapat 3 aspek utama yang dipelajari: morfografi, morfometri, dan morfogenetik.
Morfografi Morfografi adalah aspek geomorfologi yang deskriptif pada suatu area. Baik dataran, perbukitan, pegunungan, maupun plateau.
Morfometri Morfometri merupakan penilaian kuantitatif terhadap bentuk lahan, sebagai aspek pendukung morfografi dan morfogenetik, sehingga klasifikasi semakin tegas
dengan angka – angka yang jelas. Di bawah ini merupakan klasifikasi pembagian kemiringan lereng dan panjang lereng:
Kemiringan
Kemiringan
lereng (°)
lereng (%)
<1
0-2
Keterangan
Datar
–
Klasifikasi
Klasifikasi
USSSM* (%)
USLE* (%)
hampir 0 - 2
1-2
datar 1–3
3-7
Sangat landai
2-6
2-7
3–6
8 - 13
Landai
6 - 13
7 - 12
6–9
14 - 20
Agak curam
13 - 25
12 - 18
9 – 25
21 - 55
Curam
25 - 55
18 - 24
25 - 26
56 - 140
Sangat curam
> 55
> 24
> 65
> 140
Terjal
rumus kemiringan lereng dari peta topografi dan foto udara, yaitu: S = ( h / D ) X 100 % (sumber Van Djuidam, 1988)
Keterangan: S = Kemiringan lereng (%) h = Perbedaan ketinggian (m) D = Jarak titik tertinggi dengan terendah (m)
Di bawah ini merupakan tabel-tabel klasifikasi yang biasa digunakan dalam menentukan morfometri Van Zuidam: KETINGGIAN ABSOLUT < 50 meter
UNSUR MORFOGRAFI Dataran rendah
50 meter - 100 meter
Dataran rendah pedalaman
100 meter - 200 meter
Perbukitan rendah
200 meter - 500 meter
Perbukitan
500 meter - 1.500 meter
Perbukitan tinggi
1.500 meter - 3.000 meter
Pegunungan
> 3.000 meter
Pegunungan tinggi
Morfogenetik Morfogenetik adalah asal-usul bentuk lahan dan proses terjadinya bentuk lahan. Termasuk yang diakibatkan oleh tenaga eksogen dan tenaga endongen. Prosesproses yang mempengaruhi bentuk lahan yaitu proses yang merubah bentuk lahan yang berasal dari tenaga eksogen (tenaga dari luar bumi) dan tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi). Tenaga eksogen yaitu berupa :
Tektonik
Vulkanik
Gempa
Sedangkan tenaga endogen yaitu berupa proses :
Pelapukan
Erosi
Pengendapan
Aplikasi Morfologi Daerah Bantarujeg : Pada daerah Bantarujeg secara geomorfologinya merupakan daerah perbukitan berstruktur agak curam, yang dimana hal tersebut diakibatkan adanya indikasi 2 sesar pada daerah Desa Mekarmulya yang mengakitbatkan jembatan pada daerah tersebut roboh dan rusak. Hal ini mengartikan bahwa daerah Bantarujeg akan rentang mengalami longsor apabila pembangunan
infrastruktur
daerahnya
tidak
maksimal
dalam
pembangunan
dan
pembuatannya, dimana harus ada perhitungan kemiringan lereng yang baik dan juga perhitungan kerentanan tanah pada daerah tersebut.
Tektonik Resume paper
Tektonik Kalimantan Berdasarkan Data Paleomagnestisme Sabuk Grantie Cretaceous Peg. Meratus – Schwaner - Ketapang Amiruddin Institute survey Geologi Jln. Diponogoro No. 57 Bandung, 40122
Tujuan dari program ini adalah untuk mengumpulkan informasi tanda – tanda paleoclimatic dalam rangka untuk memahami apa penyebab dari perubahan iklim di asia termasuk aktifitas tektonik, perubahan muka air laut relative dan aktifitas magamtisme pada zaman cretaceous, selain itu juga tujuannya dibuat paper ini untuk memahami aktifitas tektonik dan posisi masa lampau pulau Kalimantan pada saat cretaceous, termasuk proses magmatisme dan proses sedimentasi yang terjadi. Paper ini mengambil data dari data yang ada pada Pusat Survey Geologi bekas pemetaan Australia (1983-1995). Hasil dari paper ini menyimpulkan bahwa Kehadiran kedua granite tipe orogenesa berumur cretaceous dan bat. G.api di area ini menkonfirmasikan bahwa aktifitas magmatisme dan vulkanisme pernah terjadi di daerah ini, mungkin terlibat dengan subduksi atau collisi antara kerak samudra utara( lempeng laut cina selatan tua) dan kerak continent di selatan pada awal hingga akhir cretaceous. Terkait dengan aktifitas tektonik tersebut, terbentuk cekungan depan samudra proto berumur tersier yang terdiri dari cekungan Melawai – ketaungau di barat, cekungankutai di timur cekungan barito di tenggara. Cekungan – cekungan ini terisi oleh sediment klastik transisi hingga laut dalam berumur tersier dan sedimenr carbonatan serta sediment klastik dengan fase regresi delta –fluvial.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/uang/ini-penjelasan-lengkap-sebab-jembatan-cisomang-bergeserdan-retak.html https://www.dropbox.com/h https://ptbudie.com/tag/litologi/ https://www.pdfcoke.com/doc/313546909/Tugas-Paper-Tektonik-Kalimantan