AUTOIMUN DAN ALERGI
BY: PROF. NANA
*PERTAHANAN *HOMEOSTASIS *PENGAWASAN TIMBUL RESPONS IMUN
PROTEKTIF
HIPERSENSITIF IMUNODEFISIENSI
kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respons kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri.
GANGGUAN FUNGSI FISIOLOGIK KARENA SISTEM IMUN dan sudah mnibulkan gx. klinis
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI 1. Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu 2. wanita lebih sering daripada pria. 3. Infeksi, 4. Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat shock protein) sering sebagai antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang dengan antigen mikroba; 5. Obat-obatan, 6. Umur,
TEORI TERJDINYA AUTOIMUN 1. Paul Ehrlich (1990) --- “HORROR ATOXICUS” Reaksi imun melawan dirinya sendiri
2. Macfarlane Burnett ---- ‘CLONAL SELECTION”
3. TEORI SEQUESTERED ANTIGEN ATAU HIDDEN ANTIGEN Ag
yg tidak pernah berhubungan dg. Sistem imun, bila terjadi kerusakan organ anatomis dapat menimbulkan autoimun Mis : alergi sperma
COELIAC, DIABETES MELITUS TIPE
1,
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS, SJÖGREN'S SYNDROME, CHURG-STRAUSS SYNDROME, HASHIMOTO'S THYROIDITIS, GRAVES' DISEASE, IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA, DAN RHEUMATOID ARTHRITIS
(RA).
Philippa Marrack PhD, 2011 BEBERAPA PENYAKIT AUTOIMUN TERMASUK LUPUS, RHEUMATOID ARTHRITIS DAN MULTIPLE SCLEROSIS MENYERANG WANITA 2 HINGGA 10 KALI LEBIH BANYAK DARIPADA LAKI-LAKI. PADA AWALNYA, HORMON SEKS DIANGGAP MEMAINKAN PERAN DALAM PENYAKIT AUTOIMUN
PENYAKIT AUTOIMUN : 1. Khas organ (organ specific) dengan Thiroiditis, D/
auto-ab thd tiroid;
Mellitus auto-ab thd pankreas;
sclerosis
multiple, auto-ab thd susunan saraf; penyakit
usus.
radang usus, auto-ab thd
2. Bukan khas organ (non-organ specific), dengan pembentukan auto antibodi yang tidak terbatas pada satu organ. Contoh : •Systemic lupus erythemathosus (SLE) • arthritis rheumatika • vaskulitis sistemik •scleroderma, dengan auto-antibodi terhadap berbagai organ.
Systemic lupus erythematosus (lupus) dari Systemic Lupus Erythematosus (SLE) – kulit dan organ lain Discoid Lupus Erythematosus (DLE) --kulit. Etilogi : - HLA- DR2 ,defisiensi C1q - Auto ab ANA (Anti Nuclear), Antibodi anti fosfolipid
MANIFESTASI ORAL : Serostomia
---- IgA, Ig M menurun Ulser dg garis putih mirip Lichen planus (SLE: edema submukosa, vasodilatasi pem. Drah) Vesikel Lesi diskoid : kemerahan, lama kelamaan berubah menjadi lesi keratotik dan bersisik
ADISON’S DISEASE (juga
dikenal sebagai kekurangan adrenalin kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit endokrin langka di mana kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. PENYEBAB : autoimun -- tubuh menganggap korteks adrenal sebagai benda asing
GEJALA Lemas
·
Lelah · Penurunan berat badan · Tidak nafsu makan · Muntah · Hiperpigmentasi kulit dan mukosa
•Anemia hemolitik •antibodi antinuclear, • faktor rheumatoid atau anticyclic citrullinated peptide (antiCCP) antibodi,
Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR •IgA,IgM,IgG. sel T, sel NK, TNF, dan sitokin. •reaksi silang ab dengan ag kuman yang ada pada r. mulut atau dg sel epitel membran mukosa r. mulut. •respon ab thd jaringan antigen jaringan yg berasal dari ulserasi kronis.
Oral Lichen Planus (OLP) •inflamasi kronis yg mengenai epitel berlapis skuamosa. •sel basal menjadi rusak, •penyebabnya pastinya belum jelas. • OLP mungkin merupakan keadaan abnormal dari respon imun sel T pada epitelium basal yang diduga sbgi benda asing,
Klinis : garis putih berbentuk jala (Wickham striae), tidak dapat dikerok, batas eritema
Sindroma Behchet’s •Mirip SAR, hanya lesi userasi juga ditemukan di rongga mulut, genital dan mata •Auto ab thd memban mkosa
Pemphigus vulgaris •Lesi berupa vesikula, ulser dan bula intra epitel •Autoab thd membran mukosa
Sindrom Sjogren •GX : kekeringan pada mulut dan mata. •sistem kekebalan tubuh merusak kelenjar yang menghasilkan air mata dan air liur.
Anemia pernisiosa •Penyebab def. B.12 • Klinis : lidah eritema, halus, mengkilat, sakit
Autoimun purpura ---perdarahan gusi Arthritis rhematoid --- kelainan tmj
Miastenia gravis --- gangguan otot mastikasi.
DIAGNOSIS AUTOIMUN Antinuclear
antibody
tests Autoantibody tests C-reactive protein (CRP) Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
HIPERSENSITIVITAS adalah respon imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh sendiri
REAKSI ALERGI TIPE I sebagai
reaksi segera atau anafilaksis ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari mastosit dan basofil.
Penyakit :
Konjungtivitis Asma
Rinitis
Anafilaktic
shock
ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah dan tekanan darah rendah, Spasme arteri koroner, denyut jantung lambat dan tekanan darah rendah. Gejala-gejala ini akan timbul dalam hitungan menit hingga jam gigitan serangga, makanan, dan obat (anastesi, antibiotik beta-laktam (seperti penisilin) diikuti oleh aspirin dan obat anti-inflamasi nonsteroid, vankomisin, morfin, dan agen radiokontras, vaksin (MMR, varicella, influenza, hepatitis B, tetanus, meningokokus)
REAKSI ALERGI TIPE II muncul
ketika antibodi pd, pemukaan sel bereaksi dg antigen disebut juga hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM
Anemia hemolitik
Penyakit : Goodpasture (perdarahan paru, anemia) Myasthenia gravis (MG) Immune hemolytic (an. Hemolitik) Immune thrombocytopenia purpura Thyrotoxicosis (Graves' disease)
reaksi alergiIMUN tipe III KOMPLEKS (KESATUAN ANTIGEN, PROTEIN KOMPLEMEN DAN ANTIBODI IGG DAN IGM) ADA PADA BERBAGAI JARINGAN w
O
W
Penyakit : the protozoans that cause malaria the worms that cause schistosomiasis and filariasis the virus that causes hepatitis B, demam berdarah. Systemic lupus erythematosus (SLE) "Farmer's Lung“ (batuk, sesak nafas)
SINDROM STEVENS-JOHNSON kondisi kulit yang mengakibatkan kematian selsel kulit sehingga epidermis mengelupas/memisahkan diri dari dermis. hipersensitivitas kompleks mempengaruhi kulit dan selaput lendir. Etiologi : alergi obat-obatan tertentu, infeksi virus DD : eritema multiforme/infeksi herpes
Diawali dg. demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri pada persendian Ulser. Bula, lesi target (buls eye/mata sapi) di oral, genital dan anal Konjungtivitis DX : - trias kelainan kulit, mukosa, mata - Kadar IgG dan IgM dapat meninggi, C3 dan C4 normal atau sedikit menurun dan adanya kompleks imun.
R. ALERGI TIPE IV (SELULAR) biasanya
membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi,. Reaksi ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofag.
TX. ALERGI Antihistamines
Mast
Cell Stabilizers Corticosteroids
DX ALERGI :
1. RIWAYAT PENYAKIT Riwayat keluarga Gejala (bagaimana dan kapan). Kebiasaan di rumah Aktivitas/pekerjaan Adanya binatang peliharaan di rumah Environment (house, garden, surrounding). Kesehatan umum (medical history, prescription medications, over the counter medications).
TANYA
RIWAYAT ALERGI, TIPENYA ( SERBUK, DEBU, TANAMAN, KOSMETIKA, MAKANAN, OBAT-OBATAN , VAKSIN ) GEJALA YG DIALAMI & VARIASI CUACA YG MENYERTAI RWYT PEMERIKSAAN DAN PENGOBTN YG PERNAH AT SDG DIJALANI---) ATASI KELAINAN & EFEKTIVITAS PENGOBATAN
2. PMX. FISIK Pertumbuhan dan perkembangan Kulit Membran mukosa Dada Neurologik (parastesia dan kelemahan otot)
3. Uji lab • Skin test • Blood test (Ig E) • Challenge test
TX. ALERGI
Short-acting
antihistamines Benedryl (diphenhydramine) Long Acting Antihistamines Allegra (fexofenadine), Zyrtec, (cetirizine), Claritin (loratadine). Decongestants oral pill and a nasal spray Mast Cell Stabilizers Corticosteroids: sprays include: Nasacort AQ (triamcinolone), Flonase (fluticasone), Nasonex (mometasone Immunotherapy (injections)