TUGAS 02 PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
IRENE AUSTIN AGAPE BERHITU 410018056 http://www.sttnas.ac.id 2018 1
DAFTAR ISI Daftar Isi ………………………………………………………………………………..……2 Batuan Beku…………………………………………………………………………………..3 Album identifikasi batuan beku ……………………………………………………………...
Batuan Beku Asam …………………………………………………………………..8 Batuan Beku Intermediet……………………………………………………..……10 Batuan Beku Basa………………………………………………………………..…12 Batuan Beku Ultra Basa……………………………………………………………14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………16
2
Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.. Secara umum yang utama harus diperhatikan dalam deskripsi batuan adalah:
1. Warna Warna dari sampel batuan beku dapat menentukan komposisi kimia batuan tersebut. Ada empat kelompok warna dalam batuan beku: a. Warna Cerah Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat asam. b. Warna Gelap-Hitam Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau memiliki sifat intermediet (menengah) c. Warna Hitam Kehijauan Batuan Dengan warna hitam kehijauan mempunyai sifat kimia basa. d. Warna Hijau Kelam Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam batuan ultra basa.
2. Struktur Batuan Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar. Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lainlain. Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.
3
Macam-macam struktur batuan beku adalah : a. Masif Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas. b. Jointing Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan. c. Vasikuler Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu: Skoriaan, bila lubang gas tidak saling berhubungan. Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan. Aliran, bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubanglubang gas. d. Amigdaloidal Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder. e. Struktur Aliran Semua batuan beku seharusnya ada berawal dari adanya aliran ke suatu tempat. Struktur aliran adalah bagian dari magma atau lava yang berdekatan pada pendinginan secara cepat pada kontak langsung, dan oleh karena itu batas ketercapaiannya pada viskositas yang relatif tinggi dan diakhiri dengan konsolidasi. Lebih dahulu bagian dalam yang lebih jauh terbentuk menjadi badan keras (Lahee,1961). f. Struktur Bantal Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30-60 cm (Graha, 1987).
3. Tekstur Batuan Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.
4
Tekstur umumnya ditentukan oleh beberapa hal yang penting, yaitu: a. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Derajat Kristalisasi, yaitu:
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
b. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
5
Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Kristal fanerik dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu: o Halus, ukuran diameter butir (d) >1 mm o Sedang, 1 mm < d < 5 mm o Kasar, 5 mm < d < 30 mm o Sangat Kasar, d > 30 mm
c. Bentuk kristal Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu: o Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna o Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna o Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna. d. Komposisi Mineral Mineral Primer Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku, terdiri atas: o Mineral Utama (essential minerals) : yaitu mineral yang jumlahnya cukup banyak (>10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena menentukan nama batuan o Mineral tambahan (accessory minerals) : yaitu mineral-mineral yang jumlahnya sedikit (<10% ) dan tak menentukan nama batuan. Mineral Sekunder: Merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer.
6
Mineral yang pada umumnya sebagai penyusun batuan beku, yaitu:
7
Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silika dan alumina dengan warna yang cerah dan biasa disebut sebagai mineral asam kecuali (CaPlagioklas), yaitu : o Kuarsa : jernih, putih susu seperti gelas kadang kelabu, tanpa belahan. o Muskovit : jernih hingga coklat muda, belahan satu arah, sehingga terlihat seperti lembaran. o Ortoklas : putih, merah daging (pink), belahan dua arah saling tegak lurus. o Plagioklas : putih abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca), terdapat striasi pada bidang belah. Mineral-mineral yang tersusun dari unsur-unsur besi, magnesium dan kalsium, warna gelap dan biasa disebut sebagi mineral basa yaitu: o Olivin : kuning kehijauan, kristal kecil menyerupai gula pasir. o Piroksen (augit) : hijau tua, hitam suram, pendek, belahan 2 arah tegak lurus. o Amfibole/ Hornblende : hitam mengkilat – hijau, panjang, belahan 2 arahmembentuk sudut 60 derajat sampai 120 derajat. o Biotit : hitam, belahan satu arah, sehingga terlihat seperti lembaran-lembaran.
Batuan Beku Asam
Nama Batuan
: Granite
Warna
: Putih bintik hitam
Tekstur
: Fanerik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Felsik o o o o
Ciri khas
8
Kalsit (15%) Plagioklas (20%) Kuarsa (20%) Alkali Feldspar (35%
: Bersifat masif dan keras, berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam
Nama Batuan
: Riolit
Warna
: putih Kecoklatan
Tekstur
: Afanitik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Felsik
Ciri khas
9
Ortoklas Kuarsa
: Dianggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%
Batuan Beku Intermediet
Nama Batuan
: Diorit
Warna
: Abu-abu
Tekstur
: Fanerik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Intermediet
Ciri khas
10
Biotit (37%) Plagioklas (35%) Kuarsa (10%) Muskovit (15%) Alkali Feldspar (3%)
: Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan karya seni. Diorit adalah batuan beku yang langka
Nama Batuan
: Andesite
Warna
: Abu-abu cerah
Tekstur
: Afanitik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Intermediet
Ciri khas
11
Hornblende Feldspar
:Memiliki warna abu-abu cerah dengan bintik-bintik hitam, biasa digunakan untuk kerajinan
Batuan Beku Basa
Nama Batuan
: Gabbro
Warna
: Gelap/Kehitaman
Tekstur
: Fanerik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Mafik
Ciri khas
12
Olivin Piroksin Amphibol
: Bersifat massif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin, amfibol dan mineral hitam
Nama Batuan
: Basalt
Warna
: Coklat kehitaman
Tekstur
: Afanitik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Mafik
Ciri khas
13
Olivin Piroksin Amphibol
:Bersifat massif dank eras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral vulkanik, plagioklas, piroksin, amfibol dan mineral hitam
Batuan Beku Ultra Basa
Nama Batuan
: Peridotit
Warna
: Hijau kehitaman
Tekstur
: Fanerik
Struktur
: Massif
Komposisi
:
Ciri khas
14
Plagioklas-Ca (10%) Olivin (80%) Piroksen (10%)
: Peridotit merupakan variasi permata olivine yang kita kenal.
Nama Batuan
: Komatite
Warna
: Abu-abu
Tekstur
: Fanerik
Struktur
: Massif
Komposisi
: Intermediet
Ciri khas
15
Amphibol Feldspat
: Berwarna keabu-abuan agak kehijauan dengan tekstur yang permukaannya kasar
Daftar Pustaka https://www.slideshare.net/adbeledwar/identifikasi-batuan-beku https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-batu-granit#
16