Aulia Wulandari E. Haya.docx

  • Uploaded by: sriwahyuni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aulia Wulandari E. Haya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,979
  • Pages: 19
Tugas Individu TELAAH KURIKULUM KIMIA II Dosen Pengampu Nur Asbirayani Limatahu, S. Pd., M. Si.

Oleh : Aulia Wulandari E. Haya 03291611039 B/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2019

1. Uraikan dan Jelaskan Pengembangan dari a. RPP b. KKM c. Prosem Jawaban: a) RPP Perlu diperhatikan bahwa untuk menyusun RPP pengajar perlu menentukan batas lingkup materi sub pokok bahasan mana saja yang akan diajarkan setiap kali pertemuan dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya. Bila suatu sub pokok bahasan dalam silabus membutuhkan waktu lebih dari sekali pertemuan atau beberapa kali pertemuan, maka sub pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal ini tidak mungkin, karena akan mengganggu keutuhan materi, maka dapat dibuat satu RPP yang digunakan untuk 2 kali pertemuan atau lebih. RPP harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh, dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian RPP dapat berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. RPP hendaknya disusun secara sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.  Pengertian RPP Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan/proyeksi mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan.

Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pembelajaran ini, diantaranya: 1. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kgaitan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. 2. Untuk mempermudah proses belajar mengajar diperlukan perencanaan pengajaran. perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi. 3. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses. 4. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. KBM yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga, perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku. Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya diubah dengan pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai 1 KD yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 KD yang terdiri atas 1 indikator atau beberapa indikator untuk 1 kali pertemuan atau lebih.  Komponen RPP Pada hakikatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan tindakan apakah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar maupun peserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP harus jelas KD yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana

mempelajarinya, serta bagaimana pengajar mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebutlah yang merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap RPP. RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen pogram mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar. Dengan demikian, RPP pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponenkomponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu dengan lainnya, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan, yaitu membentuk kompetensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. 1. KD Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas. Semakin konkret kompetensi akan semakin mudah diamati dan akan semakin mudah atau semakin tepat pula merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perlu diketahui bahwa beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari 1 KD. Di samping itu, perlu ditetapkan pula focus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi pengajar dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk komptensi peserta didik. 2. Materi Standar Materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi, dan daerah. 3. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi standar yang etalh direncanakan oleh pengajar. Urutan kegiatan pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran yang telah ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap pendahuluan, tahap penyajian, dan tahap penutup.

4. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan, dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada peserta didik. Tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi tertentu. Oleh karena itu, harus dipilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai contoh metode pembelajaran yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, bermain peran, dan lain-lain. 5. Media Pembelajaran Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/informasi dari sumber pesan/informasi ke penerima pesan/informasi disebut media pembelajaran. Jadi, dengan adanya media peserta didik dapat melihat, membaca, mendengarkan, atau ketiganya sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang disampaikan oleh pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya. Sedangkan alat pembelajaran adalah benda-benda atau alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Alat-alat itu tidak disebut media pembelajaran karena tidak dimaksudkan untuk membawa pesan. 6. Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa guru (sebagai narasumber), buku, teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain. 7. Alokasi Waktu Jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan tahap kegiatan pembelajaran.  Landasan Pengembangan RPP Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP yang memuat sekurangkurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

 Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP RPP

pada

dasarnya

merupakan

kurikulum

mikro

yang

menggambarkan

tujuan/kompetensi/materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran berikut. 1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa. 2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. 3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia. 4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan pembelajaran yang sistematis. 5. Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas atau lembar observasi. 6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel. 7. Perencanaan

pembelajaran

harus

berdasarkan

pada

pendekatan

sistem

yang

menguatamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar, dan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana menjabarkan KD menjadi indikator, bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan KD, bagaimana memilih alternative metode yang dianggap paling sesuai untuk mencapai KD, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar.  Langkah-Langkah Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: a. Satuan pendidikan b. Kelas/semester c. Mata pelajaran/tema pelajaran d. Jumlah pertemuan

2. Menuliskan SK SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas/semester pada suatu mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan SK mata pelajaran, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran yang telah dibuat guru. 3. Menuliskan KD KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan KD yang harus dimiliki peseta didik setelah proses pembelajaran berakhir, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran yang telah dibuat guru. 4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur/diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian KD tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan KKO yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Contoh KKO antara lain mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap KD dapat dikembangkan menjadi 2 atau lebih indikator pencapaian hasil belajar dan disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman KD tersebut. Indikator dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi daerah dan sekolah masingmasing. Dalam membuat indikator ini, guru juga perlu melihat KD yang sama di kelas sebelum dan sesudahnya agar lebih tepat dalam menentukan indikator sesuai dengan kelas dimana KD tersebut diajarkan. 5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan KD. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD,

dan indikator yang telah ditentukan tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator yang dirumuskan dari SK dan KD pada standar isi mata pelajaran yang akan dipelajari siswa. 6. Materi Ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Menuliskan Materi Prasyarat Materi prasyarat ini merupakan materi atau kompetensi yang harus sudah dimiliki atau dikuasai siswa yang berkaitan dengan materi atau komptensi yang akan dipelajari. Pada proses pembelajaran, kompetensi ini dapat diukur melalui kegaiatn pendahuluan. 8. Alokasi Waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 9. Menentukan Metode Pembelajaran yang akan Digunakan Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan semua metode yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. 10. Merumuskan kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pada pendahuluan ini secara garis besar dapat memuat hal-hal sebagai berikut. 1) Deskripsi singkat Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global) tentang isi pelajaran yang berhubungan dnegan kompetensi yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar pada permulaan kegiatan belajarnya, siswa telah mendapat jawaban secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari.

2) Relevansi Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau dengan pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat juga dengan mengingatkan kembali materi prasyarat (apersepsi). 3) Tujuan/Kompetensi Tujuan adalah kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai siswa pada akhir proses belajarnya. 4) Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar. b. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpastipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan inti ini siswa mendapat fasilitas atau bantuan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Pada kegiatan inti secara garis besar berlangsung hal-hal berikut. 1) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah yang nyata bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna. 2) Permasalhan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 3) Siswa mengembangkan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan. 4) Pembelajaran berlangsung secara interaktif, dimana siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya, menyatakan setuju atau tidak ketidaksetujuannya, dan mencari alternative yang lain.

c. Penutup Penutup

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

untuk

mengakhiri

aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan bailk, dan tindak lanjut, yaitu sebagai berikut. 1) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari dalam pembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai. 2) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran. 3) Pemberian tugas atau latihan. 11. Penilaian Hasil Belajar Prosedur dan isntrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. 12. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belaajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Pada bagian ini dituliskan selama pembelajaran berlangsung.

b) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)  Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai, seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empiric penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir seeing dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi 6,0 sesuai proporsi

kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui KKM. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian komptensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksima 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari KKM di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap. KKM menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, pihak-pihal yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan orang tuanya. KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.  Fungsi KKM 1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai KD mata pelajaran yang diikuti. Setiap KD dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian KD dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan. 2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap KD dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan. 3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh

karena itu, hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah. 4. Merupakan kontrak pedagogic antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah. 5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarkan program pendidikan.  Prinsip Penetapan KKM 1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan. 2. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis KKM pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan KD dan SK. 3. KKM setiap KD merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam KD tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila

yang bersangkutan telah mencapai KKM yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. 4. KKM setiap SK merupakan rata-rata KD yang terdapat dalam SK tersebut. 5. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik. 6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik UH, UTS, maupun UAS. Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian, pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan karena semuanya memiliki hasil yang setara. 7. Pada setiap indikator atau KD dimungkinkan adanya perbedaan nilai KKM.  Uraian Prosedur Kerja 1. Kepala SMK menugaskan wakil kepala sekolah bidang akademik/kurikulum dan TPK sekolah untuk menyusun perencanaan penetapan KKM setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal. 2. Kepala SMK memberikan arahan teknik tentang penetapan KKM yang sekurangkurangnya memuat: a) Dasar pelaksanaan penetapan KKM. b) Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penetapan KKM. c) Manfaat penetapan KKM. d) Hasil yang diharapkan dari penetapan KKM. e) Mekanisme kerja penetapan KKM. f) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas dalam pelaksanaan penetapan KKM. 3. Wakil kepala SMK bidang akademik/kurikulum bersama TPK sekolah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penetapan KKM, sekurang-kurang memuat uraian kegiatan, sasaran/hasil yang diharapkan, unsur yang terlibat, pelaksana dan jadwal pelaksanaan, yang mencakup kegiatan: a) Penyusunan rambu-rambu penetapan KKM. b) Pengumpulan bahan/data pendukung pelaksanaan penetapan KKM.

c) Pelaksanaan penetapan KKM. d) Pembahasan, penyempurnaan, dan finalisasi hasil penetapan KKM. e) Penandatanganan dokumen hasil penetapan KKM. f) Penggandaan dan pendistribusian hasil penetapan KKM. 4. Wakil kepala SMK bidang akademik/kurikulum bersama TPK sekolah menyusun ramburambu yang akan digunakan untuk penetapan KKM. 5. Wakil kepala SMK bidang akademik/kurikulum melakukan pembagian tugas kepada guru/MGMP sesuai dengan tugas masing-masing dalam penetapan KKM. 6. Guru mata pelajaran/MGMP termasuk mulok mengumpulkan bahan/data pendukung yang diperlukan, kemudian melakukan penetapan KKM, dengan mekanisme sebagai berikut: a) Menetapkan KKM setiap indikator pencapaian dengan menggunakan kriteria analisis, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa. b) Menetapkan KKM setiap KD yang merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam KD tersebut. c) Menetapkan KKM setiap SK yang merupakan rata-rata KKM KD yang terdapat dalam SK tersebut. d) Menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM SK yang terdapat dalam satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik. 7. Kepala SMK bersama wakil kepala SMK bidang akademik/kurikulum dan TPK sekolah memeriksa KKM yang telah ditetapkan oleh guru/MGMP dan memberikan masukan jika diperlukan perbaikan. 8. Kepala SMK menandatangani dokumen penetapan KKM setiap mata pelajaran. 9. Wakil kepala SMK bidang akademik/kurikulum menggandakan, menyimpan arsip (sebagai bagian dari dokumen KTSP) dan mendistribusikan dokumen penetapan KKM per mata pelajaran kepada seluruh guru sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan pihak lain yang memerlukan. 10. Kepala SMK, wakil kepala SMK, dan guru mata pelajaran mensosialisasikan hasil penetapan KKM kepada orang tua dan peserta didik.

 Langkah-Langkah Penetapan KKM enetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut: 1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut.

Hasil penetapan KKM indikator pada KD, SK, hingga KKM mata pelajaran. 2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian. 3. KKM yang ditetapkan disosialisaikn kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. 4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tuan/wali peserta didik.  Penentuan KKM Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan KKM adalah: 1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, KD, dan SK yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut. a) Guru memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik. b) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi. c) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan.

d) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi. e) Peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep. f) Peserta didik yang cermat, kreatif, dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan. g) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan. h) Tingkat kemampuan penalaran kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. 2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pada masing-masing sekolah. a) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran. b) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian skateholders sekolah. 3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan. Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes, sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya. Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Atau dengan menggunakan poin/skot pada setiap kriteria yang ditetapkan.

c) Prosem Program semester adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari Garis-Garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/ sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut disajikan.  Komponen-komponen program semester meliputi: 1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester), standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian (teknik, bentuk instrumen, contoh instrumen), alokasi waktu, sumber belajar, dan karakter. Langkah-langkah penyusunan program semester: Menghitung jumlah minggu kalender dalam setiap semester. Menghitung jumlah minggu tidak efektif dalam satu semester. Menghitung minggu efektif dalam satu semester. Menghitung jam tidak efektif dalam satu semester. Menghitung jam efektif dalam satu semester (untuk semua mata pelajaran tematik). Menjabarkan jam efektif untuk setiap kompetensi dasar. Mengurutkan kompetensi dasar pada setiap semester. Menuangkan hasil analisis ke dalam format program semester.

Seperti program tahunan, program semester juga banyak alternatifnya. Berikut disajikan format program semester yang disarikan dari berbagai model yang ada: 1. rencana pekan efektif tahun a. pengertian pekan efektif Pekan Efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Untuk menyusun RPE yang harus dilihat dan diperhatikan adalah kalender akademik yang sedang berlangsung yang menjadi pedoman sekolah dalam menetapkan jumlah minggu atau pekan efektif. b. cara menghitung pekan efektif Untuk lebih memudahkan dalam menghitung jumlah pekan efektif dalam satu semester sebaiknya menentukan terlebih dahulu jumlah hitungan hari-hari efektifnya dalam satu semester. c. banyak pekan tidak efektif Pekan tidak efektif adalah banyaknya pekan yang terdapat dalam kalender pendidikan tetapi tidak dapat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran / tatap muka terstruktur dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan materi pembelajaran dikelas d. banyak pekan efektif Jumlah semua Pekan dikurangi jumlah Pekan Tidak Efektif = Jumlah Efektif

1.

Distribusi alokasi waktu Pengertian alokasi waktu: alokasi waktu adalah = pengaturan & tata cara penyusunan rencana tujuan pembelajaran = target yg diharapkan untuk sesuai dengan keinginan. Pembagian / pendistribusian jumlah pekan efektif kedalam kegiatan-kegiatan pembelajaran selama satu semester berjalan. Komponen dalam distribusi alokasi waktu mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Tatap Muka b. Ulangan Harian c.

UTS

d.

UAS

e. Remidi

Related Documents


More Documents from "Aulia Innayahsari Datunsolang"