Auditor seringkali mempelajari transaksi-transaksi yang berkaitan dengan perolehan modal pada saat Ia mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien, yang dilaksanakan sebagai bagian prosedur penilaian risiko. Selain itu, apabila perusahaan menerbitkan tambahan utang atau sekuritas ekuitas pada suatu tahun tertentu, ketentuan Bapepam rnengharuskan adanya pertimbangan auditor atas informasi keuangan yang dimasukkan ke dalam prospektus penawaran sekuritas baru oleh klien. Dalam melaksanakan hal tersebut, auditor biasanya mengidentifikasi risiko bisnis untuk aktivitas perolehan modal yang harus dipertimbangkan dalam perancangan prosedur audit untuk transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam sikius perolehan modal dan pengembaliannya. A. AKUN AKUN DALAM BISNIS Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaImana operasI tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen, agio saham. dan saham dibeli kembali (treasury stock). Seperti halnya siklus yang lain, kas merupakan akun yang penting dalam siklus ini karena balk dalam perolehan modal maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas. Karakieristik yang unik dan siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun—akun dalam siklus ni, Sikius ini biasanya mencakup akun-akun di bawah ini:
Utang wesel Utang kontrak Utang hipotik Utang obligasi Beban bunga Utang bunga Laba Ditahan Disisihkan Saham Dibeli Kembali Dividon Diumumkan Kas di Bank Modal saharn —biasa Modal saham —preferen Agio saham Modal Sumbangan Laba Ditahan Utang Dividen Modal pemilik (perseorangan) Modal sekutu (persekutuan)
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang dilkuti untuk akun-akun lannya. (Lihat Gambar 13-1. Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit). Sebagal contoh, dalam menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangican risiko bisnis, materialitas pelaksanaan, nsiko inheren, hasil dan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi, dan hasil dan prosedur analitis. Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah karena pada umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara lengkap saldo akun dan transaksi yang mempengaruhi saldo akun utang wesel. Demikian pula, auditor biasanya menetapkan risiko inheren pacla tingkat rendah karena nilai akun yang benar biasanya mudah ditentukan. Demikian pula, auditor biasanya lebih menekankan pada tujuan audit saldo kelengkapan untuk saldo akun utang wesel dan tujuan kelengkapan untuk pengungkapan utang wesel, seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang wesel. Karena siklus ini hanya berisi sedikit transaksi, nisiko pengendalian dan hasil pengujian substantif transaksi biasanya kurang penting untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun seperti utang wesel. Untuk memahami dengan baik prosedur audit untuk banyak akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya, sejumlah akun terpilih yang merupakan bagian signifikan dan siklus ini pada umumnya, akan dibahas pada bab ini. Di bawah ni akan dibahas (1) pengauditan utang wesel dan beban bunga yang bersangkutan untuk memberi gambaran pinjaman berbunga, dan (2) pengauditan modal saham biasa, agio saham biasa, dividen, dan laba ditahan untuk menggambarkan akun-akun ekuitas. B. UTANG WESEL Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dan pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wesel diterbitkan untuk suatu peniode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan, dan properti atau aset lain dijadikari sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, plutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dan 90 han, bunga biasanya dibayarsecara bulanan atau kwartalan. Gambar 1 9-1 di bawah mi melukiskan akun-akun yang digunakan untuk utang wesel serta bunga yang bersangkutan. Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan bunganya sebagai bagan dan pengauditan siklus pembelian dan pembayaran, karena pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam sampel oleh auditor
untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. OIeh karena itu, auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai bagian dan siklus pembelian dan pembayaran. Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah; 1. 2. 3.
4.
Pengengendalian internal atas utang wesel Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi. Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo (catatan: Tujuan “nilai bersih bisa direalisasi” tidak diterapkan pada pengauditan akun kewajban). Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait memenuhi keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.