AUDITING
MAKALAH PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS
PERENCANAAN Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat: (1) untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi yang dihadapi; (2) untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar; dan (3) untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien. Berikut delapan bagian utama dari perencanaan audit : 1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2.Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai risiko bisnis kien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas, dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta resiko inheren
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
8. Mengembangkan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhan
Secara singkat ada dua istilah risiko dalam audit, yaitu : (1) risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk); dan (2) risiko inheren. Kedua jenis risiko ini sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit. Kebanyakan perencanaan awal audit berkaitan dengan perolehan informasi untuk membantu auditor menilai risiko tersebut.
Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.
MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT AWAL Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit. 1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. 2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. 3. Menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan klien. 4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.
Investigasi atas Klien Baru Sebelum menerima klien baru, kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh memungkinkan prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan KAP sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru (auditor penerus) diharuskan oleh SAS 84 (AU 315) untuk berkomunikasi dengan auditor terdahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Meskipun calon klien telah diaudit oleh KAP lain, auditor penerus dapat melakukan investigasi lainnya dengan mengumpulkan informasi dari pengacara lokal, KAP lain, bank, dan perusahaan lainnya.
Klien yang Berlanjut (Klien Lama) Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien-klien yang ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapatan yang akan diberikan, jumlah fee, atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerja samanya. Auditor dapat juga mengundurkan diri setelah menentukan bahwa klien tidak mempunyai integritas. Penyelidikan atas klien baru dan pengevaluasian kembali klien yang ada merupakan bagian yang penting dalam memutuskan risiko audit yang dapat diterima. Dua faktor utama yang mempengaruhi Risiko Audit yang Dapat Diterima adalah (1) pemakai laporan keuangan dan (2) maksud dari menggunakan laporan keuangan tersebut. Auditor akan mengumpulkan lebih banyak bukti audit apabila laporan keuangan digunakan secara ekstensif, seperti pada perusahaan yang memiliki utang yang banyak, dan perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat. Selama penugasan, auditor dapat memperoleh informasi tambahan tentang mengapa klien memerlukan audit serta kemungkinan penggunaan laporan keuangan. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus merekomendasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, serta batasan-batasan penugasan. Surat ini sering kali memuat perjanjian tentang fee. Surat penugasan juga bertujuan menginformasikan klien bahwa auditor tidak dapat menjamin semua tindakan kecurangan akan ditemukan. Informasi pada surat penugasan merupakan hal yang penting dalam merencanakan audit, terutama karena hal itu mempengaruhi waktu pengujian serta jumlah waktu untuk melaksanakan audit serta jasa-jasa lainnya. Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan harus mempertimbangkan sifat klien, termasuk bidang-bidang dimana terdapat risiko salah saji signifikan yang lebih besar. Auditor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti jumlah lokasi klien dan keefektifan pengendalian klien di masa lalu, dalam mengembangkan pendekatan audit pendahuluan. Strategi yang terencana akan membantu auditor
menentukan sumber daya yang diperlukan dalam penugasan itu, termasuk penyusunan staf penugasan. Untuk memilih staf melakukan penugasan tersebut ada standar umum yang harus dipenuhi yaitu audit yang akan dilaksanakan haruslah oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan sangat penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan, auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya. Sifat bisnis dan industri klien mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan gagal memenuhi tujuannya. Beberapa faktor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industri klien : 1. Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan pelanggan dan pemasok utama. 2. Klien telah memperluas operasinya secara global yang sering kali melalui joint venture atau aliansi strategis. 3. Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, yang meningkatkan mutu ketepatan waktu informasi akuntansi. 4. Pentingnya modal manusia dan aktiva tidak berwujud lainnya telah meningkatkan tingkat kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi manajemen. 5. Untuk memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.
Pemahaman Sistem Strategis atas Bisnis dan Industri Klien Memahami Bisnis dan Industri Klien Industri dan Lingkungan Eksternal Operasi dan Proses Bisnis Manajemen dan Tata Kelola Tujuan dan Strategi
Pengukuran dan Kinerja
a. Industri dan Lingkungan Eksternal Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan lingkungan eksternal adalah: 1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dan bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko, seperti industri simpan-pinjam dan asuransi kesehatan. 2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu. 3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik dan harus dipahami oleh auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor juga harus memahami lingkungan eksternal klien, termasuk hal-hal seperti kondisi ekonomi, tingkat persaingan, dan persyaratan peraturan. Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok kunci, sumber pembiayaan, dan informasi tentang pihak terkait yang dapat menunjukkan area dimana risiko bisnis klien meningkat.
b. Operasi dan Proses Bisnis Kunjungan ke Pabrik dan Kantor Kunjungan ini dapat membantu auditor memperoleh pemahaman yang lebih baik atas kegiatan bisnis klien, karena kunjungan tersebut akan memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan secara langsung dan bertemu dengan karyawan kunci. Auditor dapat menilai pengamanan fisik aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi yang berkaitan dengan aktiva. Mengidentifikasi Pihak yang Berkaitan Pihak yang berkaitan (related party) didefinisikan dalam SAS 45 (AU 334) sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang bersangkutan dengan klien tersebut, dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lain itu. Transaksi dengan pihak yang berkaitan (related party transaction) adalah setiap transaksi antara klien dengan pihak terkait itu. c. Manajemen dan Tata Kelola Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Anggaran dasar (corporate charter) merupakan dokumen hukum yang diperlukan untuk mengakui korporasi sebagai entitas yang terpisah. Anggaran dasar ini mencakup nama korporasi yang pasti, tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham korporasi yang diotorisasi untuk diterbitkan, serta jenis aktivitas bisnis korporasi yang diizinkan. Anggaran rumah tangga (bylaws) mencakup peraturan dan prosedur yang digunakan oleh para pemegang saham korporasi. Anggaran rumah tangga ini merinci hal-hal seperti tahun fiksal korporasi, frekuensi pertemuan para pemegang saham, metode pemungutan suara dalam pemilihan direksi, dan tugas serta wewenang para pejabat perusahaan. Kode Etik, auditor harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap perubahan serta pengecualian dari kode perilaku yang
berdampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis terkait dari manajemen senior (CEO, CFO). Notulen Rapat Perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi tentang pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham. Notulen ini mencakup otorisasi dan ikhtisar kunci mengenai topik-topik penting yang dibahas pada pertemuan tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur serta pemegang saham. Otorisasi umum dalam notulen rapat ini mencakup kompensasi bagi para pejabat perusahaan, kontrak dan perjanjian baru, akuisisi properti, pinjaman dan pembayaran dividen. d. Tujuan dan Strategi Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan: 1. Reliabilitas pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan Auditor membutuhkan pengetahuan tentang operasi untuk menilai risiko bisnis dan risiko inheren klien dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, mutu produk dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan seperti kerugian penjualan dan klaim garansi serta kewajiban produk.
e. Pengukuran dan Kinerja Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja utama yang digunakan manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan. Indikator kinerja utama tersebut dapat meliputi pangsa pasar, penjualan per karyawan, pertumbuhan unit penjualan, pengunjung ke sebuah website, penjualan same-stote, dan penjualan grosir Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan tolok ukur atau benchmarking terhadap pesaing utama. Sebagai bagian dari pemahaman atas bisnis klien, auditor harus melakukan analisis rasio atau mereview perhitungan klien atas rasio kinerja.
MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN Risiko bisnis klien yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat timbul dari faktor-faktor yang mempengaruhi klien dan
lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik pesaingnya. Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Sebagai contoh, perusahaan sering kali melakukan akuisisi atau merger strategis yang bergantung pada keberhasilan penggabungan operasi antara dua atau lebih perusahaan. Jika sinergi yang direncanakan tidak berkembang, nilai aktiva tetap dan goodwill yang dicatat dalam akuisisi dapat menurun, yang akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Penilaian auditror atas risiko bisnis klien mempertimbangkan industri yang digeluti klien dan faktor eksternal lainnya, serta strategi bisnis klien, proses, dan faktor internal lainnya. Auditor juga mempertimbangkan pengendalian manajemen yang dapat mengurangi risiko bisnis, seperti praktik penilaian risiko yang efektif dan tata kelola perusahaan.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUAN Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut membandingkan rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.
IKHTISAR BAGIAN DARI PERENCANAAN AUDIT Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yang akan digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterma, risiko bisnis klien, dan risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU 329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non-keuangan … yang melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor. Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan berikut : 1) Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit. 2) Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun. 3) Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.
LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor mengembangkan ekspektasi menyangkut saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industri, ekspektasi anggaran yang disiapkan klien, dan informasi non-keuangan. Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan : 1) 2) 3) 4) 5)
Data industri. Data periode sebelumnya yang serupa. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non-keuangan.
1) Membandingkan Data Klien dan Industri Manfaat paling penting dari perbandingan industri adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial.
Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industri dalam auditing adalah perberdaan antara sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data industri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini bisnis klien tidak sama seperti standar industri. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan metode akuntansi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data. 2) Membandingkan Data Klien dengan Data Periode Sebelumnya yang Serupa Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk membandingkan data klien dengan data serupa dari periode sebelumnya. Berikut ini beberapa contoh yang umum : 1. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya 2. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa untuk tahun sebelumnya 3. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya 3) Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang Ditentukan Klien Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus. Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis. Dalam beberapa organisasi, anggaran disiapkan asal-asalan sehingga bukan merupakan ekspektasi yang realistis. Informasi semacam itu memiliki nilai yang rendah sebagai bukti audit. Kepentingan kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran. Jika hal ini terjadi, auditor tidak akan menemukan perbedaan ketika membandingkan data aktual dengan data yang dianggarkan, meskipun ada salah saji dalam laporan keuangan. 4) Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang Ditentukan Auditor Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau akun laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis. Berikut ini adalah dua contohnya :
1. Auditor dapat melakukan perhitungan independen terhadap beban bunga atas wesel bayar jangka panjang dengan mengalikan saldo akhir bulan wesel bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan. 2. Auditor dapat menghitung rata-rata bergerak dari penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase piutang usaha kotor, dan kemudian menerapkannya pada saldo piutang usaha kotor pada akhir tahun audit. 5) Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan dengan Menggunakan Data Non-keuangan Kepentingan utama dalam menggunakan data non-keuangan terletak pada keakuratan data.
RASIO KEUANGAN YANG UMUM Penggunaan rasio keuangan berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status keuangan perusahaan serta untuk menelaah laporan itu dari perspektif pemakai. Perbandingan yang paling penting bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun terdahulu terhadap rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama. Biasanya rasio dan prosedur analitis lainnya dihitung dengan menggunakan spreadsheet dan jenis perangkat lunak audit lainnya, dimana data klien dan industri selama beberapa tahun dapat dipertahankan untuk tujuan komparatif. Rasio dapat dikaitkan dengan neraca saldo sehingga perhitungannya dapat diperbarui secara otomatis ketika ayat jurnal penyesuaian dibuat pada laporan klien. Kemampuan membayar utang jangka pendek Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang wajar untuk membayar utangnya ketika jatuh tempo, dan ketiga rasio (rasio kas, rasio cepat, rasio lancar) ini mengukur likuiditas. Jadi dengan menelaah ketiga rasio itu akan terlihat bahwa rasio kas mungkin berguna untuk mengevaluasi kemampuan membayar utang dengan segera, sedangkan rasio lancar (current ratio)memerlukan konversi aktiva seperti persediaan dan piutang usaha menjadi kas sebelum utang dapat dibayar. Perbedaan yang paling penting antara rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancar adalah pencantuman persediaan dalam aktiva lancar untuk rasio lancar. Rasio Aktivitas Likuiditas
Rasio ini terdiri dari perputaran piutang usaha, jumlah hari penagihan utang, perputaran persediaan, dan jumlah hari penjualan persediaan. Rasio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama berguna bagi auditor yang sering kali menggunakan tren dalam rasio perputaran piutang usaha untuk menilai kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Auditor menggunakan tren dalam rasio perputaran persediaan untuk mengidentifikasi keusangan persediaan yang potensial. Jumlah hari rata-rata penagihan adalah cara yang berbeda untuk memandang rata-rata data perputaran piutang usaha. Hal yang sama juga berlaku bagi rata-rata hari untuk menjual dibandingkan dengan rata-rata perputaran persediaan.
Kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjang Terdiri dari utang terhadap ekuitas dan time interest earned. Solvensi jangka panjang perusahaan bergantung pada keberhasilan operasinya dan pada kemampuannya untuk memperoleh modal guna perluasan, serta kemampuannya untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga. Kedua rasio ini merupakan ukuran kunci yang digunakan oleh para kreditor dan investor untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya. Rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan luas penggunaan utang dalam membiayai aktifitas perusahaan. Jika rasio utang terhadap ekuitas terlalu tinggi, ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah menggunakan seluruh kapasitasnya untuk meminjam dan tidak memiliki jaminan untuk utang tambahan. Jika terlalu rendah, ini dapar berarti bahwa leverage yang tersedia tidak digunakan untuk kepentingan pemilik. Kemampuan untuk membayar bunga tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang positif dari operasi. Rasio berapa kali bunga dihasilkan (time interest earned ratio) menunjukkan apakah perusahaan dengan leluasa melakukan pembayaran bunga, dengan asumsi bahwa tren laba stabil. Rasio Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas demi membayar kewajiban, perluasan, dan dividen sangat tergantung pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang paling umum digunakan adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk memberikan pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan. Persentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk. Auditor menyadari rasio ini
terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan, harga pokok penjualan, piutang usaha, dan persediaan. Margin laba serupa dengan marjin laba kotor tetapi setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan auditor untuk menilai kemungkinan salah saji dalam beban operasi dan akun neraca yang terkait. Pengembalian atas aktiva dan pengembalian atas ekuitas saham biasa adalah ukuran profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi setiap dolar aktiva dan ekuitas.
DAFTAR PUSTAKA Subramanyam. K. R dan John J. Wild, 2014, “Analisis Laporan Keuangan”, Penerjemah Dewi Y, Jakarta :Salemba Empat.