Atopik.docx

  • Uploaded by: Varel Gagola
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Atopik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,205
  • Pages: 8
REFLEKSI KASUS

Maret, 2019

MORBILI

Disusun Oleh: NAMA

: Varel Bramantio Gagola

NIM

: N 111 18 082

PEMBIMBING KLINIK dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2019

1

STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU

I.

II.

IDENTITAS PASIEN 1) Nama Pasien 2) Umur 3) Jenis Kelamin 4) Alamat 5) Agama 6) Tanggal Pemeriksaan

: Nn. D : 18 tahun : Perempuan : Jl.Ahmad yani : Katholik : 27 Maret 2019

ANAMNESIS 1) Keluhan Utama : Bintik-bintik kemerahan diseluruh tubuh 2) Riwayat penyakit sekarang : Seorang perempuan berumur 18 tahun, datang RSUD Undata Palu dengan keluhan Timbul bintik-bintik kemerahan diseluruh tubuh sudah sejak 4 hari yang lalu , awalnya bintik tersebut hanya seperti ruam-ruam kemerahan di bagian leher setelah itu pasien mengatakan semakin membanyak dan menyebar di seluruh tubuh badan , tangan dan kaki, pasien mengaku pasien juga merasakan demam, menggigil dan merasakan gatal serta merasakan bagian yang gatal panas , pasien mengaku jika datang gatal pasien tidak pernah menggaruk tetapi hanya menabur bedak anti gatal yang telah dibeli, pasien mengaku juga sakit kepala, pasien mengaku tidak pernah mendapatkan riwayat penyakit ini sebelumnya. 3) Riwayat penyakit dahulu: Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, asma, alergi obat, dan lainnya. 4) Riwayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan

III.

pasien. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis 1. Keadaan umum 2. Status Gizi 3. Kesadaran

: Sakit sedang : Baik : Compos mentis

2

Tanda-tanda Vital TD

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit

Respirasi

: 20 kali/menit

Suhu

: 38,50 C

Status Dermatologis Ujud Kelainan Kulit : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Kepala Leher Ketiak Dada Punggung Perut Selangkangan Ekstremitas Atas

: : : : : : : :

tidak terdapat ujud kelainan kulit tidak terdapat ujud kelainan kulit tidak terdapat ujud kelainan kulit tidak terdapat ujud kelainan kulit tidak terdapat ujud kelainan kulit tidak terdapat ujud kelainan kulit. tidak terdapat ujud kelainan kulit terdapat adanya papul yang eritema berukuran

miliar, menyusun secara polisiklik dan tersebar secara generalisata dan simetris pada seluruh bagian tangan. 9. Ekstremitas bawah : terdapat adanya papul yang eritema berukuran miliar, menyusun secara polisiklik dan tersebar secara generalisata dan

IV.

simetris pada seluruh bagian kaki. 10. Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit GAMBAR

3

Gambar 1. terdapat adanya papul yang eritema berukuran miliar, menyusun secara polisiklik dan tersebar secara generalisata dan simetris pada seluruh bagian tangan.

4

Gambar 2. terdapat adanya papul yang eritema berukuran miliar, menyusun secara polisiklik dan tersebar secara generalisata dan simetris pada seluruh bagian kaki. V.

RESUME Seorang perempuan usia 18 tahun, datang dengan bintik- bintik merah sudah di alami sejak 4 hari yang lalu pada seluruh tubuh, terdapat demam, dan tersebar di selubuh tubuh. Pemeriksaan kondisi umum didapatkan kesadaran kompos mentis, status gizi baik, dan derajat sakit sedang. Pemeriksaan tanda vital didapatkan Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit dan suhu 38,50c. Pada pemeriksaan dermatologis terdapat adanya papul yang eritema berukuran miliar, menyusun secara polisiklik dan

tersebar secara generalisata dan simetris pada seluruh bagian kaki.. VI. DIAGNOSIS KERJA Morbili VII. DIAGNOSIS BANDING 1. Rubella 2. Drug eruption 3. Urtikaria VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang IX. PENATALAKSANAAN 1. Non medikamentosa  Menjaga kebersihan kulit  Menghindari makan makanan yang berprotein tinggi atau

X.

bersifat allergen  Tidak menggaruk area yang gatal 2. Medikamentosa a) Pengobatan topikal Desoxymethasone ointment 0,25% (2x1) b) Pengobatan sistemik Antihistamin oral: Cetirizine 10 mg, 1x1 Methylprednisolone 1x1 PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad fungtionam : ad bonam Quo ad cosmetikam : ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam

5

XI.

PEMBAHASAN Seorang perempuan usia 18 tahun, datang dengan bintik- bintik merah sudah di alami sejak 4 hari yang lalu pada seluruh tubuh, terdapat demam, dan tersebar di selubuh tubuh. Definisi morbili Campak yang disebut juga dengan morbili, measles atau rubeola adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus. Penyakit ini ditularkan melalui percikan liur (droplet) yang terhirup, yang ditandai oleh tiga stadium, kataral, erupsi serta konvalensi. Virus morbili terdapat di dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit.1 Komplikasi yang dapat terjadi adalah bronkopneumonia, otitis media, laringotrakheobronkitis (croup), dan ensefalitis akut yang terjadi sekitar 1 dari 1000 kasus.1 Epidemiologi Di Amerika Serikat angka kejadian campak tertinggi terjadi pada tahun 1989 sampai 1991 dikarenakan rendahnya pemberian imunisasi pada anak usia prasekolah. Dalam era posteliminasi dari tahun 2001 sampai 2010 angka kejadian campak di Amerika Serikat telah rendah (37-140 kasus per tahun).3 Di dunia, kematian akibat campak dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 dan 202.000 di antaranya di Negara ASEAN serta 15% kematian campak tersebut di Indonesia.4 Insidensi kasus campak di Indonesia tahun 2013 dilaporkan terdapat 11.521 kasus campak, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 15.987 kasus. Incidence rate (IR) campak pada tahun 2013 sebesar 4,64 per 100.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,53 per 100.000 penduduk. 2

6

Etiologi Campak disebabkan oleh virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbilivirus. Hanya salah satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.2 Patofisiologi Penularan virus yang infeksius sangat efektif, dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, terjadi antara 1 – 2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Lesi utama tampak ditemukan pada kulit penderita, mukosa nasofarink, bronkus, saluran cerna dan konjungtiva serta masuk ke dalam limfatik lokal. Virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan di situ mulai penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limfa. Sel mono nuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak. Virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitil orofarink, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih, dan usus. Pada hari ke 9 – 10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, satu sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Virus yang masuk ke pembuluh darah menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas adalah batuk, pilek, disertai konjungtivitis, demam tinggi, ruam menyebar ke seluruh tubuh, timbul bercak koplik. Pada hari ke-14 sesudah awal infeksi akan muncul ruam makulopopular dan saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya tahan tubuh akan menurun sebagai akibat respon terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit. Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopnemoni, otitis dan lain-lain, 2002).3 Pemeriksaan Penunjang Virus campak dapat ditelusuri melalui isolasi terhadap virus diswab/usap tenggorok pada lapisan mukosa hidung. Konfirmasi diagnose dengan peningkatan antibodi netralisasi terhadap virus dilakukan pemeriksaan senologi didapatkan 19M spesifik. Sediaan 7

apus darah dapat menunjukkan adanya limfosit abnormal serta pemeriksaan imunologis lainnya yang juga dapat membantu4

DAFTAR PUSTAKA 1. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2011;h:138-147 2. Watson W, Kapur S. Allergy, Asthma & Clinical Immunology. 2011;7:17 3. Mariz DN. Diagnosis dan tatalaksana morbili. Journal medulla unila. 2016;4(3) 4.Arivia S.Laporan Kasus morbili.Laporan kasus agromed unila. 2015;366(4):812-824

8

More Documents from "Varel Gagola"