Asuhan Keperawatan Pasien Amputasi: Oleh Kelompok 5: Indah Mei P Angelicca Sunja Belinda Alivia Anisa Kamila

  • Uploaded by: Alivia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pasien Amputasi: Oleh Kelompok 5: Indah Mei P Angelicca Sunja Belinda Alivia Anisa Kamila as PDF for free.

More details

  • Words: 1,258
  • Pages: 17
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AMPUTASI OLEH KELOMPOK 5 : INDAH MEI P ANGELICCA SUNJA BELINDA ALIVIA ANISA KAMILA

Pengertian Amputasi • Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh. Untuk amputasi tertutup, dokter bedah menutup luka dengan klap kulit yang terbuat dengan memotong tulang kira-kira dua inci lebih pendek dari pada kulit dan otot.

Patofisiologi • Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh dengan dua metode : 1. Metode terbuka (guillotine) Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang. Bentuknya benar-benar terbuka dan di pasang drainase agar lika bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi. 2. Metode tertutup (flap amputasi) Pada metode ini kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah yang di amputasi, tidak semua amputasi di operasi dengan terencana, klasifikasi yang ada karena trauma amputasi.

Etiologi • Indikasi utama bedah amputasi adalah karena : 1. Iskemia karena penyakit reskulasisasi perifer biasanya pada orang tua seperti klien dengan artherosklerosis, diabetes mellitus. 2. Trauma amputasi bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, tremal injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets diseae dan kelainan kengenital

Tingkatan Amputasi a. Ekstremitas atas Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau tangan kiri,hal ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan aktifitas yang lainnya yangmelibatkan tangan. b. Ekstremitas bawah Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari kaki yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya. Adapun amputasi yang sering terjadi pada ekstremitas terbagi menjadi dua letak amputasi yaitu : 1. amputasi dibawah lutut (below knee amputation) 2. amputasi diatas lutut

Penatalaksanaan Medis Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan berfungsi : Rigid dressing Rigid dressing : yaitu dengan menggunakan plester of paris yang dipasang waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus imobilisasi atau tidak. Bila tidak memasang segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-tempat tulang yang menonjol. Setelah pemasangan rigid dressing bisa dilanjutkan dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah 7-10 hari post operasi dengan mobilisasi segera, mobilisasi setelah luka sembuh. Setelah 2-3 minggu setelah luka stump dan mature.

Asuhan Keperawatan 1.Pengkajian a. Aktivitas/Istirahat Gejala : keterbatasan actual atau antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi/amputasi b. Integritas ego Tanda : ansietas, ketakutan, peka, marah, ketakutan, menarik diri, keceriaan berdaya Gejala : masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi financial, reaksi orang lain perasaan putus asa, tidak berdaya. c. Seksualitas Gejala : masalah tentang keintiman hubungan d. Interaksi sosial Gejala : masalah hubungan dengan penyakit atau kondisi

Pengkajian Data Dasar 1. Adanya factor-faktor yang berperan pada perlunya amputasi - penyakit arteri perifer kronis (alsan paling umum) - trauma - frostbite - Kanker tulang - infeksi berat (ganggren gas atau osteomielitis) 2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada pengkajian vaskuler oerifer (apendiks E) dan survey umum (apendiks F) untuk membuat nilai-nilai dasar. 3. Kaji perasaan pasien tentang amputasi dan dampaknya pada gaya hidup 4. Kaji kekuatan otot pada ekstremitas yang tak sakit. Dapatkah pasien membalik sendiri dan menggunakan lengan untuk mengangkat panggul dari matras, kelemahan otot diose dapat terjadi pada pasien lansia, khususnya yang telah terbaring ditampat tidur karena proses penyakit

2. Diagnosa Keperawatan

• 1. gangguan mobilisasi fisik b/d kehilangan anggota tubuh • 2. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot • 3. gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene kurang b/d kurangnya kemampuan dalam moral diri

3.Intervensi dan Rasionalisasi • 1. gangguan mobilisasi fisik b/d kehilangan anggota tubuh Dx I : diagnosa keperawataan : gangguan mobilisasi fisik Tujuan : klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada klien dapat merubah posisi dan dari posisi tidur keposisi duduk rom, tonus dan kekuatan otot terpelihara klien dapat melakukan ambulasi

Intervensi

Rasionalisasi

Ø kaji ketidakmampuan bergerak klien yang Ø dengan mengetahui derajat ketidakmampuan diakibatkan oleh dan

cata

prosedurbbpengobatan bergerak klien dan persepsi klien terhadap

persepsi

klien

immobilisasi

terhadap imobilisasi akan dapat menemukan aktifitas mana saja yang perlu dilakukan.

Ø Lebih klien untuk bergerak anggota badan Ø Pergerakan dapat meningkat aliran darah ke yang masih ada

otot memelihara pergerakan sendi dan mencegah kontraktur atropi

Ø

Tingkatan

ambulasi

klien

seperti Ø

Dengan ambulasi demikian klien dapat

mengajarkan penggunaan tongkat dan kursi mengenal dan mengguakan alat-alat yang perlu roda

digunakan oleh klien dan juga untuk memenuhi aktifitas klien

• 2. gangguan rasa nyaman : nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot Dx 2 : diagnosa keperawatan : nyeri berkurang hilang Jangka pendek : -. espresi wajah klien tidak mengiris kesakitan - klien menyatakan nyerinya berkurang - klien mampu beraktifitas tanpa mengeluh nyeri

Intervensi

Rasionalisasi

Ø tinggikan posisi stamp

Ø posisi stamp lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema dan nyeri

Ø

evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, Ø

karakteristik

dan

intesitasnya,

merupakan inetervensi monitoring yang

catat efektif

tingkay

kegelisahan

mempengaruhi

perubahan tanda-tanda vital dan amosi

persepsi reaksi nyeri.

Ø Kolaborasi pemberian analgetik

Ø Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada

pusat

nyeri

di

otak

atau

dapat

membelakang rangsang nyeri sehingga tidak

sampai kerusakan saraf pusat

c. gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene kurang b/d kurangnya kemampuan dalam merawat diri Intervensi

Ø Bantu klien dalam hal mandi dan gosok

Rasionalisasi

gigi Ø Dengan menyediakan air dan mendekatkan alat-alat

dengan cara mendekatkan alat –alat mandi dan mandi maka akan mendorong kemandirian klien dalam hal menyediakan air dipinggirannya jika klien mampu

perawatan dan melakukan diagnosa aktifnya

Ø Bantu klien dalam mencuci rambut dan potong Ø Dengan membantu klien dalam mencuci rambut dan kuku

memotong kuku meka kebersihan rambut dan kuku terpenuhi

Ø Instruksikan oerawatan balutan atau luka, infeksi Ø

Meningkatkan perawatan diri kompeten membantu

puntung mengguanakan cermin untuk melihat penyembuhan dan pemasangan protease dan menurunkan semua area, pijat kulit dan tutup puntung dengan potensial untuk komplikasi tepat

NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL

1

Gangguan mobilisasi fisik b/d kehilangan anggota tubuh

1. Melakukan bina hubungan saling percaya 2. Observasi ttv 3. Memantau pasien dalam melakukan aktivitas, menganjurkan pasien untuk lebih sering melakukan posisi duduk 4. Memotivasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan

2

Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot

1. 2. 3. 4.

3

Gangguan pemenuhan ADL : personal hygine kurang b/d kurangnya kemampuan dalam moral diri

1. Melakukan bina hubungan saling percaya 2. Observasi ttv 3. Bantu pasien untuk melakukan perawatan diri seperti mandi, keramas, gunting kuku, dan gosok gigi 4. Berikan pengertian kesehatan tentang perawatan diri kepada pasien

Melakukan bina hubungan saling percaya Observasi ttv Mengkaji skala nyeri Ajarkan Teknik distraksi dan relaksas, melatih dan memberikan sentuhan terapiutik 5. Kolaborasi dengan tim medis lain dan obat-obatan

NO 1

DIAGNOSA

EVALUASI

Gangguan mobilisasi fisik b/d kehilangan anggota tubuh

S : Pasien mengatakan agak pusing jika duduk O : pasien mampu melakukan aktivitas makan dan minum secara mandiri A : masalah gangguan mobilisasi fisik mulai teratasi P : motivasi pasien untuk terus melakukan Rom

2

Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot

S : pasien mengatakan nyeri. berada pada skala 7-9 O : p : penyakit yang di derita (amputasi) q : nyeri seperti tertusuk r : nyeri di bagian yang di amputas s : nyeri berada pada skala 7-9 t : nyeri berlangsung terus menerus A : nyeri teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 2,3,4

3

Gangguan pemenuhan ADL : personal hygine kurang b/d kurangnya kemampuan dalam moral diri

S : pasien mengatakan bahwa sudah bias menggosok gigi, memotong kuku O : gigi terlihat bersih , menyeka badan dengan sabun dan di bersihkan dengan air. Kuku sudah tidak Panjang dan bersih A : masalah teratasi sebagian P : intervensi di lanjutkan karena pasien masih belum bisa merawat dirinya

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "muhammad ariyanto"