Asuhan Keperawatan Klien Dengan Dengue Haemorhagic Fever

  • Uploaded by: Ruslan Muchtar
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Klien Dengan Dengue Haemorhagic Fever as PDF for free.

More details

  • Words: 1,570
  • Pages: 25
ASUHAN KEPERAWATN KLIEN DENGAN DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF) Ruslan M Emergency Department RSU Lasinrang Kab. Pinrang Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  DEFINISI – Demam dengue (Dengue Fever) dan Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever (DBD/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis: demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  DEFINISI – Sindrom Renjatan Dengue/Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah demam berdarah dengue yang disertai oleh adanya renjatan/shock.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  ETIOLOGI – DF/DBD disebabkan oleh virus dengue. Terdapat empat serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Serotipe DEN-3 paling banyak ditemukan di Indonesia.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  PATOGENESIS – Patogenesis terjadinya DBD masih diperdebatkan. Tetapi berdasarkan data yang ada, terdapat bukti adanya mekanisme imunologis yang berperan dalam terjadinya DBD dan DSS.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  PATOGENESIS – Halstead, 1973: Hipotesis secondary heterologous infection menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang terkena infeksi ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda. Infeksi ulang menyebabkan reaksi antibodi sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  PATOGENESIS

– Kurane dan Ennis, 1994: infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag dan memfagositosis kompleks imun virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di dalam makrofag. Infeksi virus dengue dalam makrofag akan mengaktivasi T-helper dan T-sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF, IL-6 dan histamin yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi akibat aktivasi kompleks virus-antibodi yang juga menyebabkan kebocoran plasma. Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  PATOGENESIS

– Trombositopenia terjadi melalui mekanisme: 1. supresi sumsum tulang, dan 2. destruksi dan pemendekan umur trombosit. – Kadar trombopoetin dalam darah meningkat pada keadaan trombositopenia, yang menunjukkan terjadi stimulasi trombopoesis sebagai mekanisme kompensasi keadaan trombositopenia. – Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Pada DHF stadium III dan IV terjadi koagulasi konsumtif (pemakaian faktor-faktor koagulasi). Aktivasi koagulasi terjadi melalui jalur ekstrinsik (tissue factor pathway). Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUEDENGUE SHOCK SYNDROME  PERJALANAN PENYAKIT Infeksi virus dengue Asimtomatik

Demam tidak khas

Tanpa perdarahan

Simtomatik

Demam Dengue

Dengan perdarahan tak biasa

DHF

Tanpa Shock

Demam Dengue Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DHF

DSS

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PEMERIKSAAN PENUNJANG – Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit), hapusan darah tepi untuk melihat limfositosis relatif dan adanya gambaran limfosit plasma biru. – Diagnosis pasti ditegakkan melalui hasil isolasi virus. Karena teknis yang rumit, dapat pula digunakan tes serologis untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus dengue, IgM maupun IgG. Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PEMERIKSAAN PENUNJANG  Parameter laboratorium yang diperiksa: –Lekosit –Trombosit –Hematokrit –Hemostasis –Protein albumin –SGOT/SGPT –Ureum dan kreatinin –Elektrolit –Golongan darah –Imunoserologi: IgM dan IgG. IgM mulai meningkat pada hari ke-3 dan meningkat hingga minggu ke-3 kemudian menghilang setelah 60-90 hari. IgG terdeteksi pada hari ke 14 pada infeksi primer dan pada hari ke-2 pada infeksi sekunder. Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan radiologis: –foto dada kemungkinan ditemukan adanya efusi pleura. –pemeriksaan USG paru dapat mendeteksi adanya efusi pleura dan asites.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 DIAGNOSIS  Demam Dengue –Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut:       

Nyeri kepala Nyeri retro orbita Mialgia/artralgia Ruam kulit Manifestasi perdarahan (petekie/ uji torniket positif) Lekopenia Tes serologi positif Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 DIAGNOSIS  Demam Berdarah Dengue

–Berdasarkan kriteria WHO 1997:  Demam akut antara 2-7 hari, biasanya bifasik  Terdapat minimal satu manifestasi perdarahan: – – – –

Uji torniket posiitif Petekie, ekimosis, purpura Perdarahan mukosa Hematemesis atau melena

 Trombositopenia (<100000/ul)  Terdapat minimal satu tanda kebocoran plasma:

– Peningkatan hematokrit >20%, dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin – Peningkatan hematokrit >20%, setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. – Tanda-tanda lain seperti: efusi pleura, asites, atau hipoproteinemia Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 DIAGNOSIS  Sindrom Renjatan Dengue/DSS –Terpenuhinya kriteria untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun (≤ 20 mmHg), hipotensi dibandingkan standar umur, kulit terasa dingin dan lembab serta gelisah.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME Tabel Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue DD/DBD

Derajat

DD

DBD

Gejala

Laboratorium

Tes serologi

Demam diserta 2 atau lebih tanda: sakit kepala, nyeri retro orbita, mialgia dan artralgia

Lekopenia Trombositopenia, tidak ditemukan tanda kebocoran plasma

Serologi dengue positif

-

I

Gejala di atas ditambah uji torniket positif

Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma

DBD

II

Gejala di atas ditambah perdarahan spontan

Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma

DBD

III

Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi

Trombositopenia (<100000/ul), terdapat bukti ada kebocoran plasma

DBD

IV

Syok berat disertai dengan Trombositopenia tekanan darah dan (<100000/ul), nadi tidak teartur terdapat bukti ada Authorized kebocoran plasma www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PENATALAKSANAAN –Tidak ada terapi spesifik –Prinsip utama: terapi suportif, pemeliharaan volume cairan sirkulasi.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PENATALAKSANAAN Diagram 1. Penanganan Tersangka DBD di UGD Keluhan DBD (Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht, Trombosit normal

Hb, Ht, Trombosit 100.000-150.000

Hb, Ht, Trombosit <100.000

Hb, Ht meningkat, Trombosit normal/turun

Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam

Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam

Rawat

Rawat

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

DEMAM BERDARAH DENGUE-DENGUE SHOCK SYNDROME

 PENATALAKSANAAN Diagram 2. Penanganan Tersangka DBD di ruang rawat Suspek DBD Perdarahan spontan (-) Syok (-)

Hb, Ht normal Trombosit <100000 Infus Kristaloid Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 24 jam

Hb, Ht meningkat 10-20% Trombosit <100000 Infus Kristaloid Periksa Hb, Ht, lekosit, trombosit tiap 12 jam

Hb, Ht meningkat >20% Trombosit <100000

Protokol pemberian cairan pada DBD dengan Ht ≥ 20% Volume cairan kristaloid per hari yang dibutuhkan: Sesuai dengan rumus: 1500 + 20 x (BB (kg) – 20) Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

 PENATALAKSANAAN Diagram 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20% 5% defisit cairan

Terapi awal cairan intravena kristaloid 6-7 ml/kg/jam Evaluasi 3-4 jam PERBAIKAN Ht dan frekuensi nadi turun, tekanan darah membaik, produksi urin meningkat

Kurangi infus kristaloid 5 ml/kg/jam

PERBAIKAN

TIDAK MEMBAIK Ht, nadi tidak meningkat, tekanan darah menurun < 20mmHg, produksi urin menurun

TANDA VITAL DAN HEMATOKRIT MEMBURUK

PERBAIKAN

Kurangi infus kristaloid 3 ml/kg/jam

Infus kristaloid 10 ml/kg/jam

TIDAK MEMBAIK

Infus kristaloid 15 ml/kg/jam

PERBAIKAN

KONDISI MEMBURUK Tanda syok

Terapi cairan dihentikan 24-48 jam

PERBAIKAN

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Tatalaksana sesuai protokol syok dan perdarahan

 PENATALAKSANAAN Diagram 4. Penatalaksanaan DBD dengan perdarahan Kasus DBD: Perdarahan spontan dan masif: epiataksis, hematemesis melena, perdarahan otak Syok (-)

Hb, Ht, Trombosit, Lekosit, Hemotasis (KID) Golongan darah, uji cocok serasi

KID (+)

KID (-)

a. Transfusi komponen darah: a. Transfusi komponen darah: -PRC (Hb<10 g/dl) - PRC (Hb<10 g/dl) -FFP -FFP -TC (Trombosit<100000 -TC (Trombosit<100000 b. Heparinisasi 5000-10000/24 b. Pemantauan Hb, Ht, trombosit jam drip tiap 6 jam c. Pemantauan Hb, Ht, trombosit c. Ulang pemeriksaan hemostase 24 tiap 6 jam jam kemudian d. Ulang pemeriksaan hemostase 24 jam kemudian e. Periksa aPTT tiap hari, target Authorized 1,5-2,5 kali kontrol www.ruslanpinrang.blogspot.com

Penatalaksanaan Sindrom Renjatan Dengue -Kristaloid guyur 10-20 ml/kgBB 20-30 menit -O2 2-4 l/menit -AGD, Hb, Ht, elektrolit, Ureum, Kreatinin, Gol. darah Perbaikan

Tetap syok Kristaloid guyur 20-30 ml/kgBB 20-30 menit

Kristaloid 7 ml/kgBB/jam

Perbaikan Perbaikan

Tetap syok

Tanda vital/Ht menurun

Kembali ke awal

Koloid 10-20 ml/kg BB tetes cepat 10-15 menit

Tranfusi darah segar 10ml/kg BB dpat diulang sesuai kebutuhan

Kristaloid 5 ml/kgBB Perbaikan

Tetap syok Koloid (hingga maksimal) 30 ml/kgBB

Kristaloid 3 ml/kgBB Perbaikan

Tetap syok

24-48 jam setelah syok teratasi, tanda vital/Ht stabil, diuresis cukup

Stop Infus

Pasang CVC

Koreksi gangguan asambasa, elektrolit, hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder

Hipovolemik Tetap syok Kristaloid dipantau 10-15 menit

Perbaikan

Authorized Perbaikan terhadap vasopressor www.ruslanpinrang.blogspot.com

Kombinasi koloid kristaloid

Normovolemik

Koreksi gangguan asambasa, elektrolit, hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder

Inotropik, Vasopressor, Afterload

ASUHAN KEPERAWATAN Data Subyektif Panas Lemah Nyeri ulu hati Mual dan tidak nafsu makan Sakit menelan Pegal seluruh tubuh Nyeri otot, persendian, punggung dan kepala  Haus  Kulit terasa panas       

Data Obyektif              

Suhu tinggi selama 2 - 7 hari Wajah tampak merah , dapat disertai tanda kesakitan Nadi cepat Selaput mukosa mulut kering Ruam dikulit lengan dan kaki Hiperemia tenggorokan Epistaksis Pembesaran hati dan nyeri tekan Pembesaran limfe Nyeri tekan pada epigastrik Hematomesis Melena Gusi berdarah Hipotensi

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Prioritas masalah Keperawatan Mencegah terjadinya hipopolemik syok Intake nutrisi yang adekuat. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.  Imformasi tentang proses penyakit  Cemas   

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Diagnosa Keperawatan  Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) b/d proses penyakit (viremia).  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan b/d mual, muntah, anoreksia & sakit saat menelan.  Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan pasien b/d kurangnya informasi.  Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut b/d trombositopenia.  Gangguan aktifitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah.  Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d mekanisme patologis (proses penyakit).  Potensial terjadi syok hipovolemik b/d perdarahan hebat.  Koping individu yang tidak efektif b/d perawatan di rumah sakit.  Potensial terjadi reaksi tranfusi b/d pemberian tranfusi.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

Related Documents


More Documents from "Lazkar Aremania Dayak"