asuhan keperawatan ibu hamil dengan penyakit jantung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut. Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung mempunyai tanggung jawab pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi, serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi. 1.2. Permasalahan Permasalahan yang timbul sehingga disusunnya asuhan keperawatan ini adalah bagaimana seharusnya tindakan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung pada ibu hamil ?
1.3. Tujuan a. Tujuan umum Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar mata kuliah keperawatan maternitas I b. Tujuan khusus 1. Memperoleh gambaran mengenai penyakit jantung pada ibu hamil 2. Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan penyakit jantung pada ibu hamil 1.4. Manfaat Manfaat dari penyusunan asuhan keperawatan ini, yaitu : a. Kegunaan ilmiah 1. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa 2. Sebagai salah satu tugas akademik
b. Kegunaaan praktis Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit jantung pada ibu hamil.
BAB II PEMBAHASAN
a. b.
a. b. c. d.
2.1. Pengertian Penyakit Jantung Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen akan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah sehingga jantung harus bekerja lebih keras oleh karena itu dalam kehamilan selalu terjadi pada system kardiovaskuler yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh : Hipervolumia: dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu lalu menetap Jantung dan diafragma terdorong keatas oleh pembesaran rahim Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung saat-saat yang berbahaya bagi penderita jantung aalah Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya Pada kala II wanita menggerakkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung yang erat Pada post partum, dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk dalam sirkulasi darah ibu. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi Pengaruh penyakit jantung terhaap kehamilan a. Dapat terjadi abortus b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan c. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah d. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati e. Kematian janin dalam lahir (kjol) Klarifikasi penyakit jantung dalam kehamilan Kelas I : a. Tanpa pembatasan gerakan fisik b. Tanpa gejala pada kegiatan biasa Kelas II : a. Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya b. Waktu istirahat tidak ada keluhan c. Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insulfiensi d. Gejala adalahlelah, palpitasi, seska nafas dan nyeri dada (angin pectoris) Kelas III : a. Kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufsiensi jantung apalagi kerja fisik kira-kira 80% penderita adalahkelas I dan II dan kehamilan dapat meningkatkan kelas tersebut menjadi III atau IV factor-faktor yang dapat pula mempengaruhi adalahumur, anemia adanya aritmia jantung dan hipertropi ventrikuler dan erhan sakit jantung 2.2. Etiologi
Menurut data statistik jumlah Ibu berpenyakit jantung yang mendapatkan kehamilan berkisar antara 1-4%. Penyakit jantung yang paling banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenakan penyakit hipertensi, tirotoksikosis (keracunan kelenjar gondok), dan anemia. Pada usia kehamilan 32-36 minggu volume darah ibu hamil akan mencapai puncaknya. Hal ini ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada kaki maupun tangan ibu hamil. Di saat inilah kelainan jantung yang diderita oleh ibu hamil menjadi lebih berat. Selain pada kehamilan, penyakit jantung ini juga terasa berat pada saat persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari ruang plasenta bayi (yang telah lahir) mulai kembali masuk kesirkulasi darah ibu hamil, dan mamberatkan kerja jantung. 2.3. Tanda dan gejala 1. ORTHOPNEA / dispnea progresif 2. Batuk malam hari 3. Hemaptisis 4. Sinkop 5. Nyeri dada 6. Riwayat keluarga
2.4 Patofisiologi Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung. Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena : 1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36 minggu 2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. Pathway (skema) Aterosklerosis Aliran darah ke jantung Oksigen dan nutrisi
Jaringan miocard iskemik Nekkrose kurang dari 30 menit Supply dan kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang Supply oksigen ke miocard
Kerusakan Pertukaran gas
Metabolisme an aerob
seluler hipoksin
nyeri
cemas
Timbunan asam
integritas membran sel
P turun
Risikopenurunan curah jantung
Laktat
kontraktilitas
turun Fatique Intoleransi aktifitas
Gangguanperfusi jaringan
kegagalan pompa jantung
Resikomekelebihan volume cairan ekstravaskuler
Gagal jantung 2.5 Pemeriksaan penunjang 1. EKG Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis 2. Enzim Jantung. CPKMB, LDH, AST 3. Elektrolit. Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi, hiperkalemi 4. Sel darah putih Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi 5. Kecepatan sedimentasi Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi. 6. Kimia Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis 7. GDA Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis. 8. Kolesterol atau Trigliserida serum Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI. 9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler. 10. Ekokardiogram Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup. 11. Pemeriksaan pencitraan nuklir a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya IMA b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik 12. Pencitraan darah jantung (MUGA) Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah) 13. Angiografi koroner Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi. 14. Digital subtraksion angiografi (PSA) Teknik yang digunakan untuk menggambarkan 15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR) Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah. 16. Tes stress olah raga Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.
2.6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Penatalaksanaan Rawat ICCU, puasa 8 jam Tirah baring, posisi semi fowler. Monitor EKG Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit Oksigen 2 – 4 lt/menit Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg Bowel care : laksadin Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus Diet rendah kalori dan mudah dicerna Psikoterapi untuk mengurangi cemas
2.7 Komplikasi 1. Anemia 2. Intrauterine Growth Restriction 3. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor) 4. Premature Rupture of Membranes5. Gestational Diabetes 6. Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension 7. Placenta Previa 8. Hidroamnios 9. Penyakit Rhesus
10. Kehamilan Post-Term 11. Kehamilan ganda 12. Kehamilan ektopik 13. Keguguran 14. Kelahiran mati 15. Pendarahan pasca melahirkan
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1. Pengkajian A. Pengkajian Primer 1. Airways Sumbatan atau penumpukan secret Wheezing atau krekles 2. Breathing Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal Ronchi, krekles Ekspansi dada tidak penuh Penggunaan otot bantu nafas 3. Circulation Nadi lemah , tidak teratur Takikardi TD meningkat / menurun Edema Gelisah Akral dingin Kulit pucat, sianosis Output urine menurun B. Pengkajian Sekunder 1. Aktifitas Gejala : Kelemahan Kelelahan Tidak dapat tidur Pola hidup menetap Jadwal olah raga tidak teratur Tanda : Takikardi Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
2. Sirkulasi Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus. Tanda : - Tekanan darah Dapat normal / naik / turun Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri - Nadi Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia) - Bunyi jantung Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung - Friksi ; dicurigai Perikarditis Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur - Edema Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel - Warna Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir 3. Integritas ego Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri 4. Eliminasi Tanda : normal, bunyi usus menurun.
5. Makanan atau cairan Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan 6. Hygiene Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan 7. Neurosensori Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat ) Tanda : perubahan mental, kelemahan 8. Nyeri atau ketidaknyamanan Gejala : - Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral) Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher. Kualitas : “Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat . Intensitas : Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia 9. Pernafasan: Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja
dispnea nocturnal batuk dengan atau tanpa produksi sputum riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan nafas sesak / kuat pucat, sianosis bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum 10. Interkasi social Gejala : Stress Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit, perawatan di RS Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut ) Menarik diri
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dx.1 Tujuan
3.2. Diagnosa Keperawatan resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi, distritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum 7. cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
3.3. Intervensi keperawatan resiko penurunan curah jantung b.d peningkatan volume sirkulasi,distritmia, perubahan kontarktilitas miokard,dan perubahan inotropik pada jantung. : Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
iteria Hasil: - Mengidentifikasi perilaku untuk meminimalkan stressor dan memaksimalkan fungsi - Mentoleransi tekanan dari peningkatan volume darah sesuai indikasi sampai dengan nadi dalam batas yang tepat secara individu - Mendemonstrasikan sirkulasi plasenta yang adekuat INTERVENSI
RASIONAL
Pantau TTV klien
Permulaan tahap dekompensasi karena toleran terhadap beban sirkulasi, infeksi atau ansietas dapat terlihat pertama-tama dari perubahan yang membahayakan pada pola tanda vital, berkenaan dengan peningkatan suhu, nadi, pernapasan, dan TD. Berikan informasi tentang perlunya Meminimalkan stress jantung dan istirahat yang adekuat menghemat energy, klien kelas IV memerlukan tirah baring selama kehamilan Selidiki adanya keluhan nyeri dada Klien dengan prolaps katup mitral dapat dan palpitasi, anjurkan pembatasan terjadi aritmia terlihat pada nyeri dada kafein dengan cepat dan palpitasi, pembatasan kafein dapat menurunkan ferkuensi terjadinya
Dx.2
Kelebihan volume cairan b.d resiko tinggi terhadap factor resiko meliputi peningkatan volume sirkulasi, perubahan pada fungsi ginjal, ketidakteraturan diet Tujuan :Volume cairan seimbang Kriteria Hasil : - Menunjukkan keseimbangan cairan yang stabil - Penambahan berat badan tepat
INTERVENSI RASIONAL Kaji factor-faktor diet yang dapat mempercepat Diet yang tidak tepat khususnya de retensi cairan berlebihan, berikan informasi sesuai protein dan kelebihan natrium, memp kebutuhan retensi cairan
Selidiki batuk yang tidak jelas
Kolaborasi berikan hidroklotiazid)
diuretic
:
(klorotiazid,
Batuk tidak berhubungan dengan m pernapasan dapat menandakan ter gejala
Membantu menghilangkan tahanan berlebihan pada tindakan konserva istirahat dan penurunan masukan natri
Dx.3
perfusi b.d perubahan resiko tinggi terhadap utero plasenta. Factor resiko meliputi perubahan pada volume sirkulasi, pirao kanan ke kiri Tujuan : perfusi tidak terjadi Kriteria Hasil : - menunjukkan TD, GDA dan hitung sel darah putih - Mendemonstrasikan perfusi Plasenta adekuat sesuai indikasi INTERVENSI RASIONAL Perhatikan factor-faktor individu dan status Adanya masalah jantung sebelumnya sebelum hamil dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan sirkulasi selama kehamilan dapat mengakibatkan kerusakan oksigenisasi jaringan Kaji TD, dan nadi
Takikardi (frekuensi jantung lebih besar) pada istirahat, peningkatan TD, dan perubahan perilaku pada mendekati kegagalan jantung awal atau hipoksia
Memudahkan frekuensi pernapasan dengan menurunkan tekanan dari pembesaran uterus pada diafragma dan membantu meningkatkan Berikan informasi tentang penggunaan diameter vertikel untuk ekspansi paru posisi tegak yang diubah selama tidur dan istirahat
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian maternal. Karena setiap kehamilan mempengaruhi system kardiovaskuler ibu. Jantung normal dapat mengompensasikan peningkatan beban kerja sehingga kehamilan dan kelahiran bayi ditoleransi dengan baik.
Selain itu, jantung yang normal dapat menyesuiakan diri terhadap segala perubahan system jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehinggadapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung. Namun apabila hal ini tidak ditoleransi dengan baik, kegagalan jantung dapat terjadi. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Etiologi kelainan jantung dapat berupan kelainan jantung primer dan sekunder. Mengetahui tanda dan gejala yang memicu terjadinya penyakit jantungpada ibu hamil sangatlah penting dalam menentukan asuhan dan diagnosayang tepat dalam menanggulangi penyakit jantung. Selain itu,pemeriksaan penunjang lewat ekokardiografi, juga penting untuk mengetahui kelainan iramadan gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium, iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda aritmia. Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung diabdomen dan pelvis. Intervensi keperawatan dapat dilakukan dengan cara mandiri dan kolaborasi, hal ini penting dilakukan guna meningkatkan kesehatan pasien. Penanganan yang tepat dapat mengurangi kecemasan dan mempermudah penyembuhan pasien.
Dalam menanggulangi penyakit jantung pada ibu hamil , keterampilan interpersonal, intelektual teknikal, sangat penting dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat. Selain itu, keaman dan kenyamanan fisik serta psikologis dari pasien harus dilindungi dengan baik guna mengurangi tingkat kecemasan dari pasien serta meminimalkan stressor dan memaksimalkan fingsi jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997 Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998 Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989) Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996) Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)