Aspek Operasional Pjb.docx

  • Uploaded by: Artfisco Satria Wibawa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aspek Operasional Pjb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,277
  • Pages: 18
PROFIL PERUSAHAAN 3.1Profil Perusahaan 3.1.1Sejarah PT. PJB Unit PembangkitanGresik Unit pembangkitan Gresik terbentuk berdasarkan surat keputusan direksi PLN No.030.K/023/DIR/1980, tanggal 15 Maret 1980.Unit Pembangkitan Gresik merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN Kitlur JBT). Kemudian, berdasarkan surat keputusan Dirut PLN No.006. K/023/DIR/1992 tanggal 4 februari 1992, terbentuknya lagi Sektor Gresik Barudengan kapasitas 1578 MW. Selanjutnya berdasarkan surat keputusan Dirut PLN PJB II No.023.K/023DIR/1996 tanggal 14 Juni 1996 tentang penggabungan Unit Pelaksana Pembangkitan Sektor Gresik dan Sektor Gresik Baru menjadi PT.PLN PJB UP Gresik.Kemudian pada tanggal 30 Mei 1997 Dirut PT PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan No.021/023/DIR/1997 tentang perubahan sebutan Sektor menjadi Unit Pembangkitan, sehingga namanya berubah menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa–Bali II UP. Gresik. Pada tanggal 24 Juni 1997 Dirut PT PLN PJB II mengeluarkan surat keputusan No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT PLN PJB II Unit Pembangkitan Gresik. Dengan perkembangan organisasi dan kebijakan manajemen maka sejak tanggal 3 Oktober2 000. PT PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa –Bali II berubah nama menjadi PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali (PT. PJB). Awalnya PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi listrik dari enam UnitPembangkitan (UP) yang dimiliki, yaitu: • UP Gresik(2.239MW)

• UP Paiton(800MW)

• UP MuaraKarang(908MW)

• UP Muara Tawar(920MW) • UP Cirata(1.008MW) • UP Brantas(281MW)

Lokasi PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Unit Pembangkitan Gresik merupakan salah satu Unit Pembangkit Listrik yang berada ± 20 km arah barat laut kota Surabaya lebih tepatnya berlokasi di Desa Sidorukun yaitu di Jalan Harun Tohir No. 1 Gresik, Jawa Timur. Total luas wilayah Unit Pembangkitan ini mencapai kurang lebih 78 Ha. Batas area yang menjadi lokasi di PT. PJB UP. Gresik adalah sebagai berikut : 1.Sebelah Utara : PT. Pertamina 2.Sebelah Timur: Selat Madura 3.Sebelah Selatan : Bengkel Swabina Graha 4.Sebelah Barat : Jalan Harun Tohir Berikut merupakan beberapa alasan dipilihnya kota Gresik sebagai lokasi pembangkit tenaga listrik adalah :

1.Lokasi Pembangkit ListrikTenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berada di dekat pantai untuk mempermudah pengangkutan peralatan pada waktu pembangunan instalasinya dengan transportasi laut. 2.Dengan lokasi di tepi pantai maka air sangat mudah diperoleh. Air digunakan untuk pendinginan mesin, sebagai bahan produksi, dan sebagai bahan pemadam kebakaran. 3.Kota Gresik merupakan kawasan industri yang berdekatan dengan kota Surabaya serta berdekatan dengan kota-kota industri lainnya seperti Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan sehingga tidak memerlukan jaringan transmisi yang panjang. Visi dan misi PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik A.Visi “TO BE AN INDONESIAN LEADING POWER GENERATION COMPANY WITH WORLD CLASS STANDARDS.”Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang tekemuka dengan standar kelas dunia. B.Misi 1.Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. 2.Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partnerdengan metode best-practicedan ramah lingkungan. 3.Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknis dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis KONDISI DAN KINERJA PERUSAHAAN PT. PJB Unit Pembangkit Gresik menyusun sebuah kerangka kerja yang terstruktur serta langkahlangkah untuk mencapai kualitas keamanan sistem informasi yang sesuai dengan standar dari teknologi keamanan informasi. Sub direktorat (subdit) teknologi informasi pada sub indikator Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tiga bagian utama yaitu Human Capital Readiness (HCR), Organization Capital Readiness (OCR), dan Information Capital Readiness (ICR). Bagian Information Capital Readiness (ICR) merupakan indikator penilaian kinerja yang dilakukan oleh tim assessor dan terdiri dari tiga proses utama yang menilai tentang infrastructure, dan Application. Teknologi informasi pada PT PJB Unit Pembangkit Gresik diatur dalam bagian ICR yang dilakukan oleh divisi manajemen teknologi informasi yaitu SINFO. SINFO mempunyai tugas dan fungsi dalam penyedia layanan teknologi sistem informasi kepada user (unit) yang ada dalam lingkungan PT PJB Unit Pembangkit Gresik. PT PJB menetapkan Assesment Kontrak Kinerja untuk mendukung kelangsungan proses bisnis dalam kualitas teknologi informasi khususnya untuk keamanan informasi. Assesment Kontrak Kinerja pada ICR berfungsi sebagai landasan penilaian setiap unit yang diperoleh dari dokumen kriteria ICR dan Opportunity For Improvement (OFI). OFI merupakan rekomendasi yang dibuat untuk kelangsungan kualitas dari teknologi informasi yang diberikan kepada user, sedangkan kriteria ICR terdiri dari kriteria-kriteria dalam ICR yang harus dipenuhi dalam mencapai target kinerja. Untuk mencapai target kinerja yang sudah ditetapkan pada Assesment Kontrak Kinerja memerlukan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ICR dalam menghasilkan nilai standar tertentu pada unit. Di

dalam dokumen kriteria ICR menjelaskan poin-poin target yang perlu dicapai dan dipenuhi dalam hal keamanan sistem informasi. SINFO mengalami kesulitan dalam memenuhi kriteria tersebut karena tidak terdapat pengolahan keamanan informasi yang sesuai standar agar kriteria tersebut dapat terpenuhi. Apabila kriteria pada ICR tidak dipenuhi, maka SINFO tidak dapat melakukan improvement terhadap sistem keamanan informasi PT PJB Unit Pembangkit Gresik. Dampak yang ditimbulkan apabila tidak terdapat pengolahan mengenai keamanan sistem informasi dapat membuat ICR mengalami hambatan pada layanan keamanan informasi dan kondisi kualitas dari teknologi informasi khususnya keamanan informasi pada PT PJB Unit Pembangkit Gresik. Pemenuhan kriteria ICR dan OFI sangat diperlukan dalam menentukan nilai target unit sebagai dasar dari Assesment Kontrak Kinerja. Untuk memecahkan masalah keamanan informasi ICR pada PT PJB Unit Pembangkit Gresik, SINFO membutuhkan sebuah perencanaan sistem manajemen keamanan informasi pada ICR untuk mengelola keamanan informasi yang sesuai standar. Proses ini memiliki tujuan untuk memberikan pedoman pengolahan untuk mengantisipasi keamanan informasi pada ICR. Luaran dari perencanaan sistem manajemen keamanan informasi adalah dibuatnya dokumen perencanaan SMKI. Dokumen tersebut berfungsi untuk mengelola teknologi keamanan informasi dalam proses perlindungan terhadap aspek keamanan informasi yang nantinya dapat memenuhi kriteria ICR sehingga ICR dapat menentukan nilai untuk target unit pada Assesment Kontrak Kinerja. Dalam dokumen kriteria ICR, menjelaskan kriteria yang harus di dukung dari kesiapaan pengamanan sistem informasi. Kesiapan pengamanan sistem informasi tersebut terdiri atas beberapa area yang harus dipenuhi. Dalam ISO 27001:2005 menjelaskan tentang dasar kebutuhan untuk keamanan informasi termasuk dalam hal kesiapan pengamanan sistem informasi serta tahapan dalam penerapan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). Dalam pembuatan perencanaan sistem manajemen keamanan informasi ini akan menggunakan standard ISO/IEC 27001:2005 Information Security Management System Requirments dan ISO/IEC 27002:2005 Code Of Practice For ISMS. Pemilihan kedua standard ini dipilih karena pada ISO/IEC 27001:2005 menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi dalam membangun ISMS, sedangkan ISO/IEC 27002:2005 berfungsi untuk menentukan kontrol objektif dan kontrol yang dibutuhkan dalam perencanaan dan persyaratan SMKI yang ada dalam ISO/IEC 27001:2005 dalam menyediakan serta mengelola pengamanan sistem informasi ICR di PT PJB Unit Pembangkit Gresik. Penelitian perencanaan sistem manajemen keamanan informasi ini akan menghasilkan dokumendokumen pada perencanaan SMKI meliputi laporan asesmen resiko (risk assessment), prosedur, instruksi kerja, dan dokumen lain terkait pada tahap perencanaan sistem manajemen keamanan informasi pada PT PJB Unit Pembangkit Gresik yang menggunakan standard ISO/IEC 27001:2005 dan ISO/IEC 27002:2005. Perencanaan sistem manajemen keamanan informasi yang akan dihasilkan diharapkan dapat membantu dalam mengelola keamanan informasi dalam memenuhi kriteria ICR untuk improvement kualitas keamanan sistem informasi. ASPEK OPERASIONAL Aspek operasional terdiri dari: 1) Penyusunan buku Panduan Manajemen Risiko; 2) Peluncuran, sosialisasi, dan pelatihan manajemen risiko; 3) Teknik dan metode implementasi proses manajemen risiko;

4) Sistem pelaporan internal dan eksternal; 5) Monitoring dan pengukuran kinerja; serta 6) Tata usaha dan administrasi data serta informasi manajemen risiko. ASPEK SDM PJB telah menetapkan tahun 2016 sebagai “The Year of Human Capital”. Melalui penetapan tersebut, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta peningkatan kualitas pengelolaan SDM menjadi strategi utama yang dijalankan PJB selama 2016. Fokus pada pengelolaan SDM tersebut ditetapkan melalui beberapa alasan. Pertama, terdapat program percepatan penyediaan energi listrik 35.000 MW yang ditetapkan Pemerintah pada pertengahan 2015, dan oleh karena itu, PJB memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan berbagai hal yang diperlukan guna mendukung dan menyukseskan program tersebut. Kedua, sebagai perusahaan yang salah satunya menjalankan usaha di bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit, PJB merasa perlu mempersiapkan SDM yang terampil guna mengoperasikan pembangkitpembangkit baru yang nantinya dibangun melalui program 35.000 MW. Penetapan tahun 2016 sebagai “The Year of Human Capital“ kemudian mendorong PJB menyusun serta menjalankan strategi pengelolaan SDM yang lebih berkualitas. Beberapa strategi yang telah dijalankan oleh Direktorat SDM PJB selama 2016 di antaranya sebagai berikut: • Rekrutmen karyawan baru, pelatihan, pengembangan, dan sertifikasi kompetensi standar nasional maupun internasional; • Peningkatan kapabilitas learning center sebagai sarana akselerasi peningkatan kompetensi. Kapabilitas learning center ditingkatkan menjadi kampus, yang tergabung dalam PJB Academy; • Penyiapan kompetensi teknologi baru di bidang pembangkitan dengan mengirimkan sejumlah karyawan belajar ke luar negeri; • Pengembangan Akademi Komunitas PJB dan kerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk membuka kelas Teknologi Pembangkit di berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur; • Peningkatan kesiapan sertifikasi melalui PT Sertifikasi Kompetensi Pembangkit (SKP), Anak Perusahaan PJB Services yang telah memiliki ijin melaksanakan sertifikasi; Di samping itu, PJB juga berfokus untuk meningkatkan keterikatan karyawan kepada Perusahaan guna menyiapkan diri dalam situasi industri penyediaan energi listrik ke depan khususnya dalam menghadapi persaingan usaha dengan Independent Power Producer (IPP). Fokus tersebut salah satunya dijalankan dengan membangun kebanggaan karyawan kepada Perusahaan. Secara spesifik, PJB melakukan perbaikan remunerasi serta melakukan berbagai upaya guna membangun expertise. PJB Academy dibentuk dengan dilatarbelakangi oleh kesadaran Perusahaan akan perlunya membangun dan memperkuat kembali kompetensi Operation & Maintenance serta Manajemen Aset Pembangkitan sebagai modal utama guna memberikan pelayanan terbaik kepada pemangku kepentingan. Selain itu, PJB juga merasa perlu untuk mengembangkan sistem dan kelembangaan pembelajaran yang dimiliki untuk menjawab tantangan pada industri pembangkitan tenaga listrik yang semakin kompleks. Transformasi sistem pembelajaran PJB kemudian dilakukan melalui pembangunan konsep Corporate University, yang merupakan landasan gerak PJB Academy. Hal tersebut merupakan langkah strategis

untuk mengintegrasikan keseluruhan sumber daya pembelajaran, proses, dan sumber daya manusia di PJB guna mewujudkan kinerja terbaik yang berkelanjutan. Terdapat 10 hal mendasar yang membedakan PJB Academy dibandingkan sistem pembelajaran yang ada sebelumnya, yaitu: 1. PJB Academy secara proaktif mencari dan mengupayakan penyelesaian masalah performance melalui solusi pembelajaran; 2. PJB Academy sebagai tumpuan utama kebutuhan pembelajaran PJB maupun pengembangan individu karyawan. Isu strategis saat ini adalah memperkuat kompetensi bidang Operation & Maintenance serta Manajemen Aset Pembangkitan serta bisnis pembangkitan terintegrasi untuk mewujudkan double capacity (dari kisaran 14.000 MW pada saat ini, menjadi 28.000 MW pada tahun 2021); 3. PJB Academy menggunakan prinsip-prinsip learning dan sasarannya tidak hanya terbatas pada karyawan PJB saja, tetapi juga pemasok, pelanggan, dan masyarakat melalui program orientasi, induksi, pelatihan, pengembangan, dan pendidikan; 4. PJB Academy terkoneksi secara fisik dan virtual melalui fasilitas LMS (Learning Management System) dan KMS (Knowledge Management System) yang terintegrasi; 5. PJB Academy telah dan akan terus membangun kemitraan dan partnership yang kuat dengan universitas atau institusi pendidikan serta lembaga pendidikan global dan world class company untuk mendukung pengembangan individu karyawan, khususnya untuk mendorong pembelajaran global; 6. PJB Academy memiliki brand yang kuat dan meyakinkan bagi karyawan serta seluruh stakeholder; 7. PJB merupakan tempat Knowledge, Skill, Attitude (KSA) diteruskan kepada generasi berikutnya melalui program “Leader As Teacher (LAT)” & “Retiredfaculty”; 8. PJB Academy memadai sebagai tempat menginternalisasi Budaya dan Tata Nilai Organisasi, mengembangkan leadership PJB Raya serta memperkuat pengembangan profesional para pemimpin Perusahaan dalam menghadapi tantangan yang bersifat spesifik dan menanamkan proses pembelajaran dalam pengembangan strategi PJB; 9. Program PJB Academy dipastikan telah sesuai konsep Corporate University yang selaras, terintegrasi, dan terhubung dengan Direktori Pembelajaran, Direktori Kompetensi, HCR (Human Capital Readiness), OCR (Organization Capital Readiness) dan proses transformasi PJB serta visi dan misi PJB; 10. PJB Academy dikelola dan dilaksanakan oleh para profesional yang ahli tentang learning (Learning Technologist).

SISTEM MANAJEMEN PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice, yang antara lain:   

Manajemen Asset Pas 55, Manajemen SDM berbasis Kompetensi, Manajemen Risiko,

        

Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000 dan K3 OHSAS 18000, Manajemen GCG, Manajemen Teknologi Informasi, Knowledge Management, Manajemen Baldrige, Manajemen House Keeping 5S, Manajemen Pengamanan, dan Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated Management System).

Memperkuat Sistem Managemen terintegrasi (PJB-IMS) Integrated Management System (IMS) merupakan sistem manajemen yang mengintegrasikan seluruh operasional Perusahaan melalui sistem dan proses kerja yang terstruktur. IMS disusun dengan mengaplikasikan beberapa sistem manajemen melalui proses pendekatan (approach process). PJB-IMS berfungsi sebagai fondasi bagi perancangan dan pengembangan sistem manajemen yang komprehensif dan sistem di seluruh jajaran organisasi. Melalui implementasi PJB-IMS, seluruh sistem yang diimplementasikan di PJB dapat terpadu dan selaras, dokumentasi sistem manajemen menjadi lebih ringkas, 23 Laporan Keberlanjutan 2016 memudahkan pemeliharaan dari berbagai manajemen sistem dengan mengeliminasi serta mengurangi dokumentasi dan mengurangi duplikasi, audit dapat diintegrasikan dan frekuensinya dapat dikurangi, sehingga menghemat waktu, biaya, dan meminimalkan gangguan kegiatan bisnis

Produk dan jasa Produk utama UP Gresik adalah Energi Listrik dan Kesiapan operasi pembangkit. Jasa Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance/ O&M) pembangkit dilakukan dengan mekanisme penyampaian langsung kepada pelanggan melalui layanan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit berdasarkan kontrak O&M. Bisnis di bidang jasa O&M dilakukan oleh PJB dan anak perusahaan (PT PJB Services) serta mendirikan joint venture company. Total pembangkit yang dikelola PJB melalui jasa O&M sebesar 7.001 MW yang tersebar di 25 (dua puluh lima) lokasi. PJB mengelola 7 (tujuh) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan (UBJOM) di Jawa, sedangkan PJBS mengelola 17 (tujuh belas) Unit Bisnis Jasa Operasi dan Pemeliharaan (UBJOM) di luar Jawa. Sementara perusahaan Joint Venture PJB mengelola 1 (satu) unit pembangkit di Jawa. Jasa O&M yang dikelola oleh PJB melalui UBJOM Jawa sebesar 4.605 MW tersebar di 7 (tujuh) lokasi sebagai berikut:

Jasa O&M yang dikelola oleh PT PJB Services di luar Jawa sebesar 1.076 MW tersebar di 17 (tujuh belas) lokasi sebagai berikut:

Jasa O&M yang dikelola oleh perusahaan joint venture adalah PLTU Tanjung Jati B Unit #3 dan #4 dengan kapasitas 2 x 660 MW yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah. Pengelolaan jasa O&M tersebut dilakukan oleh PJB berpartner dengan perusahaan asal Korea yakni Korea Midland Power dengan mendirikan perusahaan joint venture bernama PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali (KPJB).

Hasil Yang dicapai PJB Sebagai anak perusahaan PLN, PJB memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan setiap program PLN termasuk terkait penugasan Pemerintah melalui proyek 35.000 MW yang akan berjalan hingga 2019. Selain itu, sebagai warga korporat yang baik (good corporate citizen) PJB juga berkomitmen untuk ikut berperan aktif dalam mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang telah disepakati anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 25 September 2015. Dari sisi ekonomi, PJB telah memperlihatkan upaya yang berkesinambungan untuk memberikan kontribusi yang maksimal kepada pemangku kepentingan. Pada tahun 2016, jumlah nilai ekonomi langsung yang dihasilkan adalah sebesar Rp33.172.471 juta sedangkan nilai ekonomi yang didistribusikan kepada pemangku kepentingan adalah sebesar Rp32.913.088 juta. Terkait hal tersebut, kinerja PJB di tahun 2016 juga terlihat melalui peningkatan perolehan laba bersih serta pendapatan bersih. Laba bersih Perusahaan pada 2016 tercatat sebesar Rp3,78 triliun sedangkan pendapatan usaha Perusahaan pada 2016 tercatat sebesar Rp32,67 triliun, yang keduanya menunjukkan peningkatan 17% dibanding perolehan di tahun sebelumnya. Kemudian, di tahun 2016 PJB telah menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR) melalui empat kelompok program, yaitu pemberdayaan, pengembangan kapasitas, infrastruktur, dan donasi. Terdapat beberapa program unggulan, seperti Budidaya Lele Bendungan Mandiri, Batik Betawi Seraci, dan Kerajinan Eceng Gondok, yang secara sosial mampu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di sekitar lokasi Unit Pembangkit (UP) PJB. Keseluruhan program CSR PJB dijalankan melalui realisasi biaya sebesar Rp20.459.412.979, yang menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 60,7% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp12.735.341.314. Terkait pelaksanaan program CSR, PJB berhasil mencapai 105.588.551 jam kerja tanpa kecelakaan serta mempertahankan status Zero Accident untuk semua unit pembangkit eksisting Perusahaan. Memitigasi risiko akibat perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 2.729.688.973 ton CO2. Laporan Keberlanjutan 2016 Sustainability Report Kinerja keberlanjutan pada aspek lingkungan yang telah kami upayakan salah satunya dapat dilihat melalui berbagai penghargaan berhasil diraih Perusahaan. Selama 2016, PJB memperoleh 4 penghargaan PROPER Hijau untuk Unit Pembangkit Gresik, Paiton, Muara Tawar, dan Muara Karang. Dengan demikian, secara keseluruhan pada 2016 PJB memiliki sertifikasi PROPER Hijau untuk 4 unit pembangkit, yaitu UP Gresik, UP Paiton, UP Muara Tawar, dan UP Muara Karang, serta sertifikasi PROPER Biru untuk 3 PLTU, yaitu PLTU Indramayu, PLTU Rembang, dan PLTU Paiton 9. Atas perolehan sertifikasi tersebut, PJB optimistis dapat terus meningkatkan realisasi penilaian PROPER di masa yang akan datang. PJB secara konsisten melakukan pengembangan energi listrik dengan sumber-sumber energi baru-terbarikan sesuai Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014. Melanjutkan berbagai upaya yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, PJB secara konsisten mengembangkan riset Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dari Rumput Laut dan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut. Kami juga secara berkesinambungan melakukan pembangunan Pembangkitan Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), Pembangkit Listrik Tenaga Surya, CNG Marine-Gresik, dan CNG Muara Tawar. Pengembangan yang telah dilakukan PJB selama 2016 terkait hal tersebut antara lain otomasi dalam penanganan pemeliharaan dan operasi PLTS yang sebelumnya dilakukan secara manual. Meski telah berhasil menunjukkan perkembangan terkait kinerja keberlanjutan, kami menyadari bahwa masih

terdapat berbagai aspek yang harus ditingkatkan. Selain itu, kami juga menyadari bahwa tantangan pada bisnis penyediaan tenaga listrik ke depan, khususnya terkait proyek 35.000 MW yang dicanangkan Pemerintah, perlu dihadapi secara sungguhsungguh. Kami berkeyakinan, melalui sinergi antara seluruh elemen Perusahaan, PJB akan mampu melalui tahun-tahun mendatang dengan kinerja berkelanjutan yang optimal. Kami melihat bahwa upaya berkelanjutan yang telah kami lakukan selama ini untuk menjadi perusahaan penyedia energi yang hijau dan bersih. Laporan Keberlanjutan 2016 ( Sustainability Report company) senantiasa didukung oleh seluruh pemangku kepentingan Perusahaan. Mewakili jajaran Direksi PJB, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Pemangku Kepentingan atas berbagai dukungan yang telah diberikan terhadap keberlanjutan usaha kami. Dukungan tersebut merupakan sesuatu yang berharga dalam keseluruhan upaya kami berkontribusi kepada negara dan masyarakat Indonesia. Kami berharap di tahun-tahun mendatang PJB dapat tetap menjaga kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan hingga mampu mencapai visi Perusahaan untuk menjadi perusahaan energi berkelas dunia, melalui pengembangan energi yang hijau dan bersih. Berita menggembirakan datang di pertengahan tahun ini, dimana perusahaan kita kembali bersinar di kancah internasional dengan diraihnya Award of Excellence in Energy Management oleh UP Gresik. Penghargaan yang diberikan oleh Clean Energy Ministerial (CEM) ini merupakan penghargaan tertinggi dalam 2018 Energy Management Leadership Award yang diselenggarakan di Copenhagen, Denmark (24/5). PT PJB, yang diwakili Sugiyanto selaku Direktur Operasi-1, menjadi salah satu dari tiga penerima penghargaan tersebut, bersama dengan An Garda Síochána dari Irlandia, dan PJSC Magnitogorsk Iron & Steel Works dari Rusia. Dalam kesempatan yang sama, PT PJB UP Paiton juga menerima penghargaan Energy Management Insight Award. Award of Excellence in Energy Management yang diterima UP Gresik merupakan penghargaan atas upaya perusahaan dalam mentransformasi penggunaan energi dalam organisasi. Untuk lolos kualifikasi sebagai penghargaan, perusahaan harus mampu melakukan beberapa hal, diantaranya mengimplementasikan sistem manajemen energi yang telah lolos sertifikasi internasional dengan standar ISO 50001, membuat rangkuman proses dan keuntungan dari hasil yang didapat, serta mengirimkan studi kasus untuk dianalisis. Para pemenang ditentukan oleh panel independen yang terdiri dari para ahli tingkat internasional. PT PJB UP Gresik lolos sebagai pemenang karena telah mengimplementasikan dengan baik standar ISO 50001 sehingga mampu melakukan penghematan sebesar US$9.69 juta dan mengurangi emisi CO2 hingga 2.72 juta metrik ton dalam 3 tahun terakhir. “Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen di unit pembangkit PT PJB yang terus mengedepankan efisiensi energi. PT PJB berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan mengoptimalkan sistem manajemen energi di seluruh unit pembangkit sehingga dapat memberikan keunggulan bisnis sekaligus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan”, papar Sugiyanto Program penghargaan dari CEM ini menekankan manfaat dari segi energi, lingkungan, dan bisnis yang diraih oleh perusahaan setelah berinvestasi dalam efisiensi energi. Secara kolektif, 50 organisasi yang ikut dalam penghargaan ini telah melakukan penghematan biaya produksi energi sebesar US$383 juta dan mengurangi emisi CO2 sebesar 4.3 juta metrik ton atau senilai dengan jumlah emisi dari 916.000 kendaraan bermotor.

Christian Zinglersen, Head of Clean Energy Ministerial, menyatakan bahwa pihaknya sangat gembira melihat banyaknya perusahaan yang ikut serta dalam Energy Management Leadership Award. Zinglersen menambahkan bahwa ia sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan dan berharap pencapaian PT PJB dapat menginspirasi perusahaan energi lainnya untuk melangkah ke arah yang sama. PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN A.Proses Produksi PLTGU Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap merupakan gabungan antara GasTurbine (GT) dan Steam Turbine (ST) yang biasa disebut Combine Cycle.Pembangkit jenis ini dapat didesain menghasilkan daya listrik yang besar danlebih efisien, karena untuk mengoperasikan PLTU ini memanfaatkan gas buang PLTG.Tujuan utama penggabungan dua pembangkitan tersebut adalah untukmeningkatkan efisiensi termal hingga 40% - 50% (Joko: 2008). Karena jikamenggunakan turbin gas saja sebagai pembangkit listrik (PLTG) maka hasil yangdidapatkan kurang efektif, karena efisiensi termal yang rendah dan hanyamencapai angka 30%. Serta jika hanya menggunakan turbin uap seagaipembangkit listrik (PLTU) maka hasuil yang didapatkan kurang efektir juga,karena efisiensi termal hanya mencapai angka 35%.Sehingga dibutuhkan suatu pembangkit listrik dengan siklus kombinasi(Combine Cycle) yang diharapkan bisa menghasilkan energi dengan efisiensi yanglebih besar.Peralatan utama PLTGU terdiri atas: 1.HRSG (Heat Recovery Steam Generator), yaitu alat pembangkit produksi uap. 2.Turbin Uap 3.Generator 4.Kondensor 5.Peralatan lain, meliputi pompa, pemanas air, pipa-pipa, dan pompa pengisiHRSG.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alur mengenai proses produksi PLTGU gambar 2.1.

Gambar 2.1 Proses produksi PLTGU

(sumber:tagoleki.com) Dari gambar diagram alur diatas, langkah-langkah yang dilakukan dalam prosesproduksi listrik pada PLTGU sebagai berikut: 1.Kompresor menghisap udara bebas yang masuk melalui filter, kemuadianudara bebas dinaikkan tekanannya menuju pada ruang bakar. 2.Udara yang bertekanan dan gas alam (bahan bakar) bercampur di dalamruang bakar dan akan dibakar bersamaan sehingga menghasilkan gas panasbertekanan tinggi yang kemudian akan diarahkan ke nozzleke sudu-dudu turbin. 3.Turbin akan berputar akibat adana gas panas bertekanan tinggi yang terarah ke sudusudu turbin sehingga daya putaran yang ada diturbin bias digunakan langsung untuk mengoperasikan generator. 4.Generator yang sudah berputar akibat adanya putaran dari turbin gas akanmenghasilkan listrik. 5.Gas panas yang keluar dari turbin gas (Exhaust Gas) nantinya akan dialirkanke HRSG (Heat Recovery Steam Generator)untuk memanaskan air 6.LP BFP (Low Pressure Boiler Feed Pump) akan memompa air dari daerator LP Economizer dan HP BFP (High Pressure Boiler Feed Pump) akan memompa airdari daerator ke HP Economizer .

7.Air dalam LP Economizer akan dialarikan ke LP Drum untuk dipompa oleh LPBCP (Low Pressure Boiler Circulating Pump) ke LPEvaporator kemudian uapyang dihasilkan LP Evaporator akan dialirkan kembali ke LP Drum .8. Air dalam HP Economizer akan dialirkan ke HP Drum untuk dipompa ileh HPBCP (High Pressure Boiler Circulating Pump) ke HO Evaporator kemudian uapyang dihasilkan HP Evaporator akan dialirkan kembali ke HP Drum.9. Uap dari LP Drum akan dialirkan ke LP Steam Turbin guna menggerakkansudu-sudu turbin uap LP.10.Uap dari HP Drum kemudian akan dialirkan ke Super Heater untukmendapatkan uap kering. Uap tersebut nantinya akan digunakan untukmenggerakkan sudu-sudu turbin uap HP dan sisa uap dari turbin uap HPakan dialirkan ke turbin uap LP.11.Generator yang digerakkan oleh turbin uap (LP dan HP) menghasilkan listrik.12.Dalam konsendor uap dari turbin yang mengalami pengembunan air sehinggahasil dari pengembunan tersebut akan dipompa oleh CEP (Condensate Extraction Pump) menuju Preheater .13. Setelah dipanaskan oleh preheater , air tersebut dialirkan kembali menuju daerator dan digunakan kembali untuk air sirkulasi.Penggabungan turbin gas dengan turbin uap memanfaatkan gas buangsisa hasil pembakaran yang masih memiliki suhu yang sangat tinggi hinggamencapai 550º C yang keluar dari Exhaust Turbine Gas dan digunakan untuk memanaskan HRSG atau ketel uap. Dengan adanya siklus gabungan ini,efisiensi termal secara keseluruhan relative tinggi dari suatu instalasi Power Plant.Di PT PJB UP Gresik untuk PLTGU memiliki tiga blok yang masing-masing blok memiliki tiga Gas Turbine, tiga HRSG, dan satu Steam Turbine. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram alur Combine Cycle PLTGU Gresik (Sumber: Data CCR PJB Gresik) Pada setiap blok PLTGU terdapat tiga turbin gas yang menggunakan gasatau HSD sebagai bahan bakar penggerak utama dan gas buang dari ketigagas turbine tersebut digunakan untuk memanaskan tiga HRSG yang masing-masing berada disamping Gas Turbine. Uap panas yang dihasilkan ketigaHRSG digunakan untuk penggerak satu turbin uap. Ada situasi dimanaterjadi penurunan kapasitas pembangkitan, salah satu blok PTGU hanyamengoperasikan 2 Gas Turbine, 2 HRSD dan 1 Steam Turbin.

PLTU Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa timur. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :



Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.



Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.



Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut : 

Pertama air diisikan ke boiler

hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. 

Kedua, uap hasil produksi boiler dengan

tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. 

Ketiga, generator yang dikopel langsung

dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator 

Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor

untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. 

Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang

CARA KERJA PLTU :

cara kerja : Sebuah pembangkit listrik jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air. Kenapa tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan Siklus PLTU. Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized), yakni air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.

cara kerja : Air laut yang jumlahnya melimpah ruah dipompa oleh CWP (Circulating Water Pump) (1) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser (6) dan sebagian lagi dijadikan air tawar di Desalination Evaporator (2). Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make Up Water Tank (4) yang kemudian dipompa lagi masuk ke sistem

pemurnian air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini air dipompa lagi untuk dimasukkan ke dalam Condenser bersatu dengan air kondensat sebagai air benam ban. Air kondensat yang kondisinya sudah dalam keadaan murni dipompa lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian dimasukkan ke dalam 2 buah pemanas Low Pressure Heater (7) dan kemudian diteruskan ke Deaerator (8) untuk mengeluarkan atau membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air tadi. Selanjutnya air tersebut dipompa lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump (9) dipanaskan lagi ke dalam 2 buah High Pressure Heater (10) untuk diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu dipanaskan lagi dengan Economizer (11) baru kemudian masuk ke dalam Steam Drum (12). Proses pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam drum, dipanaskan lagi oleh Superheater (14) untuk kemudian dialirkan dan memutar Turbin Uap (15). Uap bekas yang keluar turbin diembunkan dalam condenser dengan bantuan pendinginan air laut kemudian air kondensat ditampung di hot well. Bahan bakar berupa residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke dalam Pumping House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari sini dipompa lagi dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater (19) untuk dikabutkan di dalam Burner (20) sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler. Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draught Fan) (21) yang kemudian dialirkan ke dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran bahan bakar di dalam Boiler (13) sebelum dibuang ke udara luar melalui Cerobong/Stack (23). Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh Trafo Utama/Main Transformater (25) tegangan dinaikkan menjadi 150 kV. Energi listrik itu lalu dibagi melalui Switch Yard (26) untuk kemudian dikirim ke Gardu Induk melalui Transmisi Tegangan Tinggi (27). Kemudian, tenaga listrik itu dialirkan lagi pada para konsumen. PEMASARAN Mekanisme kontrak jual beli dengan penyampaian produk ke pelanggan (P3B) dikirim langsung melalui saluran udara tegangan tinggi 150 KV dan tegangan ekstra tinggi 500 KV dalam sistem Jawa Madura Bali (JAMALI) PERAWATAN Proteksi pada CWP Cooling Water Pump (CWP) mempunyai sistem proteksi yang berfungsi agar bearing pada CWP tidak terjadi kebakaran atau timbul percikan api akibat pergesekan bearing terhadap porosnya yang kurang pelumas. Pelumasan pada bearing tersebut menggunakan air. Sistem proteksi ini mengunnakan suatu alat yang dinamakan FIS. FIS berfungsi sebagai Proteksi pada CWP yang cara kerjanya ketika aliran air laut yang masuk tidak sempurna atau terhambat maka FISakan bekerja dan otomatis selenoid valvenya membuka untukmemback up air sebagai pelumas. FIS tersebut terdiri dari beberapa bagian yaitu Kontrol valve, neraca arus air, back up valve. a. Kontrol valve berfungsi sebagai mengontrol debit air yangmasuk, arus air yang masuk normal atau tidak. Ketika airmasuk tidak normal dan dibawah standar maka control valve akan menginformasikan

ke CCR dengan tanda lampukuning pada CCR dan pada neraca petunjuk jarum arus airtidak bisa berfungsi. b. Neraca arus air Berfungsi sebagai petunjuk aliran air yang masuk . c. Backup valve Berfungsi untuk memback up air ketika mengalami trip. Pemeliharaan pada CWP 1.Preventive Maintenance Untuk CWP sendiri menggunakan prefentive maintenanceyang dilakukan oleh tim maintenance agar CWP selalu dalam keadaan yang normal dan tanpa adanya kegagalan operasi.Berikut data work order check list prefentive maintenance yang dilakukan oleh tim maintenance. a. Harian 1) Pemeriksaan kondisi dan ketinggian oli pelumas 2) Pemeriksaan klem katub buang 3) Pemeriksaan pada katub pada

sisi hisap, pastikanterbuka penuh

4) Pemeriksaan bantalan bearing b. Mingguan 1) Pemeriksaan kondisi dari mechanical seal 2) Pemeriksaan getaran pada saat pompa bekerja 3) Pemeriksaan tekanan keluar, tekanan masuk, kuantitas keluar dan voltase pada meteran pengukuran c. Bulanan 1) Pergantian oli pelumas 2) Pemeriksaan sambungan pipa 3) Pemeriksaan kekencangan baut pengikat 4) Pemeriksaan penunjuk pressure indikator di cooling d. Tiga Bulanan 1) Pemeriksaan Impeller dan Impeller chamber 2) Pemeriksaan auxiliary electrode di discharge elbow 3) Pemeriksaan plate pada suction bell untukmenghindari arus turbulensi e. Tahunan 1) Pembersihan bagian luar motor CWP dan pengechekan kelistrikan 2. Gejala yang sering terjadi Pompa CWP merupakan pompa yang terus running.Meskipun telah dilakukan perawatan setiap hari pasti ada masalah yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa

masalah yang tidak bisa di prediksi, antara lain: Pompa berisik dan bergetar,Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida,Head atau debit aliran fluida dibawah spesifikasi, Pompa dapatdi start tetapi kemudian berhenti Dan Temperatur bantalan tinggi. 3.Prosedur perbaikan atau pergantian komponen Ketika terjadi kerusakan alat, operator lokal tidak dapat berwenang untuk memperbaiki sendiri, tetapi harus melewati beberapa peraturan managemen yaitu : a. 1.Operator lokal hanya berhak melakukan first linemaintenance (pembersihan, pelumasan, pengencangan) b. .Bila hal tersebut belum bisa mengembalikan alat kedalam keadaan normal maka operator lokal akan menerbitkan SR (service request) c. SR ini selanjutnya akan dibahas di daily meeting yang dihadiri oleh tim operasi & maintenance dan manager.Meeting ini membahas apakah WO (work order) layak diterbitkan atau tidak untuk SR yang telah dikirim oleh operator local d. Bila SR disetujui maka manager akan mengeluarkan WO92 e. Tim operasi & maintenance akan turun ke lapanganuntuk melihat kerusakan berdasarkan WO yang telah diterbitkan Tetapi bila seandainya terjadi kesalahan yang besar sehingga mengakibatkan sisem trip atau mati (emergency) maka langkah tersebut dapat dipersingkat. Operator lokal langsung menghubungibagian operasi dan maintenance sehingga tim langsung bergerak untuk menanggulangi kesalahan yang ada.

Related Documents

Riset Operasional
May 2020 25
Definisi Operasional
October 2019 52
Definisi Operasional
May 2020 32
Manajemen Operasional
June 2020 17
Aspek Pasar.docx
June 2020 24

More Documents from "jihan"