Tugas
ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU PADA IBU HAMIL
DI SUSUN OLEH
NAMA
: APRILIA WAHYUNINGSIH
NIM
: 751440117042
MATA KULIAH
: PENATALAKSAAN TB PARU PADA ANAK DAN IBU HAMIL
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO 2018-2019
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU PADA IBU HAMIL A. Pengkajian Pengkajian adalah komponen kunci dan pondasi proses keperawatan, pengkajian terbagi dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan data, analisa data dan diagnosa keperawatan (Lismidar, 1990). a. Pengumpulan data 1. Identitas klien Nama, umur, kuman TB menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita TB paru yang lain (Hendrawan Nodesul, 1996). 2. Riwayat penyakit sekarang Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu badan meningkat mendorong penderita untuk mencari pengobatan. 3. Riwayat penyakit dahulu Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali aktif. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh sembuh, pernah berobat, tetapi tidak sembuh, pernah berobat tetapi tidak teratur (drop out). 4. Riwayat penyakit keluarga Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru yang menderita penyakit tersebut sehingga sehingga diteruskan penularannya. 5. Riwayat psikososial Pada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan sanitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru yang lain (Hendrawan Nodesul, 1996).
Merasa dikucilkan
Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri.
Biasanya pada keluarga yang kurang mampu.
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang bayak.
Masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien.
Tidak bersemangat, putus harapan.
6. Pola fungsi kesehatan a) Pola aktivitas dan istirahat Fatique, Aktivitas berat timbul sesak (nafas pendek), Sulit tidur, Berkeringat pada malam hari, takikardia, takipnea, dispnea. b)
Pola Nutrisi : Anorexia, Mual, tidak enak diperut, BB menurun
c)
Respirasi : Batuk produktif (pada tahap lanjut), sesak nafas, Nyeri dada, nafas pendek, riwayat TB, RR meningkat, ronki, sputum purulen kehijauan, perkusi dullness.
d) Pola emliminasi Klien TB paru tidak mengalami perubahan atau kesulitan dalam miksi maupun defekasi e) Pola tidur dan istirahat Dengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada penderita TB paru mengakibatkan terganggunya kenyamanan tidur dan istirahat (Marilyn. E. Doenges, 1999). f) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Pada klien dengan TB paru biasanya tinggal didaerah yang berdesak-desakan, kurang cahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah yang sumpek (Hendrawan Nodesul, 1996). g) Pola sensori dan kognitif Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan pendengaran) tidak ada gangguan. h) Pemeriksaan fisik
Sistem integumen Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun.
Sistem pernapasan Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai :
-
Inspeksi : Adanya tanda-tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan napas yang tertinggal, suara napas melemah (Purnawan Junadi dkk, 1982).
-
Palpasi : Fremitus suara meningkat (Alsogaff, 1995).
-
Perkusi: Suara ketok redup. (Soeparman, 1998).
-
Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan yang nyaring (Purnawan. J. dkk, 1982. Soeparman, 1998).
Sistem penginnderaan Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan.
Sistem kardiovaskuler Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 yang mengeras (Soeparman, 1998).
Sistem gastrointestinal Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun (Soeparman, 1998).
Sistem muskuloskeletal Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan seharihari yang kurang meyenangkan (Alsogaff, 1995)
Sistem neurologis Kesadaran penderita yaitu komposmentis.
Sistem genitalia Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia
B. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan nafas
Gangguan pertukaran gas
Hipertermi
Defisit nutrisi
Resiko infeksi
Intoleransi aktivitas
Gangguan pola tidur
Defisit pengetahuan
C. Intervensi
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA No 1.
NURSING DIAGNOSIS
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan efektif selama 1x24 jam, maka Kategori : Fisiologis Subkategori : respirasi bersihan jalan nafas meningkat, dengan D.0001 kriteria hasil : Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekret atau - Batuk efektif obstruksi jalan napas untuk - Produksi sputum mempertahankan jalan napas - Mengi menurun tetap paten - Frekuensi napas 1220x/menit Gejala dan Tanda mayor DS : DO : Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk Sputum berlebihan / obstruksi di jalan napas / mekonium di jalan napas ( pada neonatus ) Mengi, wheezing dan/ atau ronkhi kering Gejala dan Tanda minor DS : DO :
Dispnea Sulit bicara Ortopnea Gelisah Sianosis Bunyi napas menurun Frekuensi napas berubah Pola napas berubah
INTERVENSI Latihan Batuk Efektif : Observasi : - Identifikasi kemampuan batuk - Monitor adanya retensi sputum - Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas - Monitor input dan output cairan (mis, jumlah dan karakteristik) Terapeutik: - Atur posisi semi-Fowler atau fowler - Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien - Buang secret pada tempat sputum Edukasi : - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif - Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, di tahan selama 8 detik - Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali - Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3 Kolaborasi : - Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA
NO 2
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
Gangguan pertukaran gas Definisi: Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/ atau eleminasi karbindioksida pada membran alfeolus-kapiler
Tanda dan gejala mayor Ds:
Setelah intervensi
Pco2 meningkat/menurun
Po2 menurun
Takikardi
Ph arteri meningkat/menurun
Bunyi napas tambahan
Tanda dan gejala minor Ds :
Pusing
Penglihatan kabur
dilakaukan Pemantaua respirasi keperawatan Observasi :
selama 1 x 24 jam -
Monitor frekuensi, irama,
diharapkan
kedalaman, dan upaya
pertukaran
gangguan gas
dapat
teratasi dengan criteria
napas -
Monitor pola napas (
hasil :
seperti bradipnea,
-
Dispnea
takipnea, hiperventilasi,
-
Bunyi napas
kussmaul, cheyne-stokes,
tambahan
biot, dengan ataksik)
Dispnea
Do:
INTERVENSI
-
Pusing
-
-
Penglihatan kabur
-
Diaforesisi
-
Napas cuping hidung
-
Pco2
-
Po2
-
Takikardi
-
pH arteri
-
sianosis
-
Auskultasi bunyi napas
-
pola napas
-
Monitor saturasi oksigen
-
warna kulit
-
Monitor nila AGD
-
Monitor hasil X-ray toraks
Monitor kemampuan batuk efektif
-
Monitor adanya produksi sputum
-
Monitor adanya sumbatan jalan napas
-
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Terapeutik : -
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
Do:
pasien
Sianosis
Diaphoresis
Gelisah
Napas cuping
-
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
hidung
cepat/lambat, regular/ireguler, dangkal/dalam) Warna kulit abnormal ( mis. Pucat, kebiruan)
Kesadaran menurun
Kategori : fisiologos Subkategori : respirasi No dx : 0003
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Pola napas abnormal (
-
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA NO
3.
NURSING DIAGNOSIS Hipertermia Kategori :Lingkungan Subkategori :Keamanan dan Proteksi D.0130
Definisi : Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.
Gejala dan Tanda mayor DS :D0:
Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda minor DS:DO:
Kulit merah
Kejang
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam, maka hipetermi dapat teratasi dengan kriteria hasil : - Menggigil - Kulit merah - Kejang - Akrosianosis - Konsumsi oksigen - Piloereksi - Vasokonstriksi perifer - Kutis memorata - Pucat - Takikardi - Takipnea - Bradikardi - Dasar kuku sianotik - Hipoksia - Suhu tubuh - Suhu kulit - Kadar glukosa darah - Pengisian kapiler - Ventilasi - Tekanan darah
INTERVENSI Manajemen Hipertermia Observasi - identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator) - monitor suhu tubuh - monitor kadar elektrolit - monitor haluaran urine - monitor komplikasi akibat hipetermia Terapeutik - sediakan lingkungan yang dingin - longgarkan atau lepaskan pakaian - basahi dan kipasi permukaan tubuh - berikan cairan oral - ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih) - lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila) - berikan oksigen, jika perlu Edukasi - anjurkan tirah baring Kolaborasi - kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA NO 4.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Defisit nutrisi Kategori : fisiologi Subkategori : nutrisi dan cairan D.0019
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, maka status nutrisi membaik, dengan kriteria hasil :
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Gejala dan Tanda mayor DS : DO : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal Gejala dan Tanda minor DS : Cepat kenyang setelah makan Kram / nyeri abdomen Nafsu makan menurun DO : Bising usus hiperaktif Otot pengunyah lemah Otot menelan lemah Membrane mukosa pucat Sariawan Serum albumin turun Rambut rontok berlebihan Diare
Porsi makan yang dihabiskan Berat badan Indeks Massa Tubuh (IMT)
INTERVENSI Manajemen nutrisi : Observasi : - Identifikasi status nutrisi - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan - Identifikasi makanan yang disukai - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien - Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik - Monitor asupan makanan - Monitor berat badan - Monitor hasil pemeriksaan laboratiorium Terapeutik : - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu - Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis. Piramida makanan) - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein - Berikan suplemen makanan, jika perlu - Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan
oral dapat di toleransi Edukasi : - Anjurkan pasien duduk, jika mampu - Ajarkan diet yang di programkan Kolaborasi : - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( mis. Pereda nyeri, antimetic), jika perlu - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA NO
5.
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
NURSING DIAGNOSIS
Risiko Infeksi Kategori : lingkungan Sebkategori : keamana dan proteksi D.0142 Definisi: Beresiko mengalami peningkatan terserang organism patogenik Faktor Risiko : 1. Penyakit kronis (mi.diabetes mellitus) 2. Efek prosedur invasif 3. Malnutrisi 4. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan 5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : a) Gangguan peristaltic b) Kerusakan integritas kulit c) Perubahan sekresi pH d) Penurunan kerja siliaris e) Ketuban pecah sebelum waktunya f) Merokok g) Status cairan tubuh 6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder a) Penurunan hemoglobin b) Imununosupresi c) Leukopenia d) Supresi respon
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, tingkat infeksi menurun, dengan criteria hasil : -
Demam menurun kemerahan nyeri
INTERVENSI
Edukasi pengukuran suhu tubuh: Observasi : - Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi - Identifikasi kontra indikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam ) - Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan kepelayanan kesehatan Terapeutik : - Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral - Dokumentasikan informasi vaksinasi ( mis. Nama produsen, tanggal kadaluwarsa ) - Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat Edukasi : - Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal dan efek samping - Informasikan imunisasi yang di wajibkan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus, perfusi, H. Influenza, polio, campak, measles,
inflamasi e) Vaksinasi tidak adekuat
-
rubela) Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini tidak di wajibkan pemerintah (mis. Influenza, pneumokokus )
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA NO 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN Intoleransi Aktivitas Definisi : ketidakcukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari Gejala dan tanda mayor : Ds : Do :
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam,maka toleransi aktivitas meningkat dengan criteria hasil :
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
-
Frekuensi nadi
-
Saturasi oksigen
-
Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari
Gejala dan tanda minor : Ds : Do :
Dispnea saat/setelah aktivitas Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas Merasa lemah Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas Gambaran EKG menunjukkan iskemia Sianosi
-
Kecepatan berjalan
-
Jarak berjalan
-
Kekuatan tubuh bagaian atas
-
Kekuatan tubuh bagian bawah
-
Toleransi dalam menaiki tangga
-
Keluhan lelah
-
Dispnea saat aktivitas
-
Dispnea setelah aktivitas
INTERVENSI Manajemen Energi Observasi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan - Monitor kelelahan fisisk dan emosional - Monitor pola dan jam tidur - Monitor lokasi dan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas Terapeutik - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, kunjungan) - Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif - Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan Edukasi - Anjurkan tirah baring - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA NO 7
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Gangguan pola tidur
Setelah
dilakukan Dukungan tidur
Definisi :Gangguan kualitas
intervensi keperawatan Observasi :
dan kuantitas waktu tidur
selama 1 x 24 jam -
Identifikasi
akibat factor eksternal
diharapkan
aktivitas dan tidur
gangguan
pola
pola tidur dapat teratasi -
Identifikasi
Gejala dan tanda mayor:
dengan criteria hasil :
pengganggu tidur ( fisik
Ds :
-
Keluhan sulit tidur
dan / atau psikologis )
-
Keluhan sering
Menegeluh sulit tidur
Mengeluh seling terjaga
Mengeluh tidak puas tidur
-
Mengeluh pola tidur berubah
-
Mengeluh istirahat
-
-
Identifikasi
factor
makanan
terjaga
dan
Keluhan tidak puas
mengganggu tidur ( mis.
tidur
Kopi,
Keluhan pola tidur
makan mendekati waktu
berubah
tidur, minum banyak air
Keluhan istirahat
sebelum tidur )
tidak cukup
-
minuman
the,
yang
alcohol,
Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
tidak cukup Do : Gejalah dan tanda minor :
Terapeutik :
Ds:
Modifikasi lingkungan (
Mengeluh
mis.
kemampuan
kebisingan,
beraktifitas menurun
matras,
-
tempat
Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Subkategori : aktivitas/istirahat
dan
suhu,
tidur)
Do: Kategori : fisiologis
Pencahayaan,
-
Fasilitasi menghilangkan
No dx : 0055
stress
sebelum tidur -
Tetapkan jadwal tidur rutin
-
Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan ( mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur )
Edukasi : -
Jelaskan
pentingnya
tidur cukup selama sakit -
Anjurkan
menepati
kebiasaan waktu tidur -
Anjurkan
menghindari
makanan
/
minuman
yang mengganggu tidur -
Ajarkan
factor-faktor
yang
berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur ( mis. Psikologis, gaya
hidup,
sering
berubah shif bekerja ) -
Ajarkan
relaksasi
autogenic atau cara non farmakologi lainnya.
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA No 8
NURSING DIAGNOSIS Defisit Pengetahuan Kategori : Perilaku Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran D.0111 Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, maka tingkat pengetahuan meningkat, dengan criteria hasil : -
Gejala dan Tanda Mayor DS : Menanyakan masalah yang dihadapi DO : Menunjukan masalah yang tidak sesuai anjuran Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah Gejala dan Tanda Minor DS : DO : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Menunjukan perilaku yang berlebihan (Mis, apatis, bermusuhan, agitasi, histeria )
-
-
-
Perilaku sesuai anjuran Verbalisasi minat dalam belajar Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik Perilaku sesuai dengan pengetahuan Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi Persepsi yang keliru terhadap masalah
INTERVENSI Edukasi Persalinan : Observasi : -
Identifikasi tingkat pengetahuan
-
Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik : -
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
-
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-
Berikan kesempatan untuk bertanya
-
Berikan reinforment positif terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi : -
Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
-
Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
-
Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
-
Anjurkan ibu menggunakan terknik manajemen nyeri persalinan tiap kala
-
Anjurkan ibu cukup nutrisi
-
Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan
ketidaknyamanan persalinan -
Ajarkan ibu cara mengenali tanda – tanda persalinan
-
Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
D. Implementasi Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi dapat
mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Potter & Perry, 2009. 460). Implementasi adalah pengelolaan dan mewujudkan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Faktor dari intervensi keperawatan antara lain adalah: a. Mempertahankan daya tahan tubuh b. Mencegah komplikasi c. Menemukan perubahan system tubuh d. Memantapkan hubungan klien dengan lingkungan e. Implementasikan pasan dokte.r (Setiadi, 2012. 55)
E. Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara birsambung dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan. (Setiadi, 2012. 57)
DAFTAR PUSTAKA https://zila/asuhan-keperawatan-pada-ibu-hamil%20tb%20pru.html
https://zila/TB%20pada%20ibu%20hamil%20%C2%AB%20khanzima.html https://muecliisonatigirl.wordpress.com/2012/04/02/asuhan-keperawatan-pada-ibu-hamildengan-TB/ http://sehat-sakit-stikes.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-gi-papiah.html Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan III (Revisi) Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan II ) Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ( Edisi 1, Cetakan II )