Askep Kelompok Khusus Di Komunitas.docx

  • Uploaded by: Yuni Ariani Yuni
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Kelompok Khusus Di Komunitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,601
  • Pages: 28
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007). Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

2

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang konsep keperawatan komunitas dan kelompok khusus.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS 1.

Pengertian Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

2.

Asumsi

Dan

Kepercayaan

Terhadap

Perawatan

Kesehatan

Komunitas Menurut ANA (American Nurses Association) a. Asumsi Sistem pemeliharaan yang kompleks. 1) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier. 2) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek penelitian. 3) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

4

4) Perawatan

kesehatan

menyangkut

setting

pemeliharaan

kesehatan primer. b. Kepercayaan 1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang. 2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan. 3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan. 4) Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu. 5) Pencegahan

penyakit

bagian

esensial

dari

peningkatan

kesehatan. 6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama. 7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan. 8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan. 3.

Falsafah Keperawatan Komunitas Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-

5

sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan. d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan. f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan

6

dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat. g. Pengembangan

tenaga

keperawatan

kesehatan

masyarakat

direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus. h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri. 4.

Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas a) Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. b) Tujuan Khusus Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. 2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah. 3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan. 4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

7

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan. 6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan. 7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). 8) Menanamkan

perilaku

sehat

melalui

upaya

pendidikan

kesehatan. 9) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan. 5.

Sasaran Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan. a. Individu Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai

masalah

kesehatan/keperawatan

karena

ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

8

b. Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai

masalah

kesehatan/keperawatan,

maka

akan

berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluargakeluarga yang aada di sekitarnya. c. Kelompok Khusus Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah: a) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti; 1) Ibu hamil 2) Bayi baru lahir 3) Balita 4) Anak usia sekolah 5) Usia lanjut b) Kelompok pengawasan

dengan dan

diantaranya adalah:

kesehatan bimbingan

khusus serta

yang

asuhan

memerlukan keperawatan,

9

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya. 2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. c) Kelompok

yang

mempunyai

resiko

terserang

penyakit,

diantaranya: 1) Wanita tuna susila 2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba 3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain. d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: 1) Panti wredha 2) Panti asuhan 3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial) 4) Penitipan balita e) Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,

10

kebudayaan,

perekonomian,

politik

maupun

kesehatan

khususnya. 6.

Strategi Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi : a. Proses kelompok. b. Pendidikan kesehatan. c. Kerja sama (partnership).

7.

Ruang Lingkup Perawatan Komunitas Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upayaupaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif. a. Upaya Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan: 1) Penyuluhan kesehatan masyarakat 2) Peningkatan gizi 3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

11

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan 5) Olahraga secara teratur 6) Rekreasi 7) Pendidikan seks. b. Upaya Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: 1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil 2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah 3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah. 4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui. c. Upaya Kuratif Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga,

kelompok

dan

masyarakat

yang

menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan: 1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing) 2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit 3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas 4) Perawatan payudara

12

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir. d. Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan: 1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan 2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat. e. Upaya Resosialitatif Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok

khusus ke dalam pergaulan masyarakat,

diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.Hal

13

ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.2 Konsep Keperawatan Kelompok Khusus 1. Pengertian Kelompok khusus Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri. 2. Perawatan kelompok khusus Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

14

3. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan umum Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat menolong diri mereka sendiri (selfcare) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain. b. Tujuan khusus Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok. 2) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok. 3) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama. 4) Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan mereka sendiri. 5) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri. 6) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.

15

7) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam

menunjang

fungsi

puskesmas

dalam

rangka

pengembangan pelayanan kesehatan mayarakat. 4. Sasaran Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi

yang

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

terhadap

kelompok khusus dan pelayanan kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau melalui melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau terhadap kelompok – kelompok khusus dengan cirri khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya. 5. Pelayanan kelompok khusus di institusi Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social kemasyarakatan yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok khusus tertentu, diantaranya: a. Panti wreda b. Panti asuhan c. Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, social) d. Penitipan balita Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi meliputi: a. Penghuni panti Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik

16

secara individu maupun kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan lain maupun dengan petugas – petugas terkait. b. Petugas panti Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang paling mengetahui. c. Lingkungan panti Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit 6. Pelayanan kelompok khusus di masyarakat Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan. 7. Ruang lingkup kegiatan. Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan – kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut: a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan. b. Penyuluhan kesehatan.

17

c. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan petugas panti. d. Penemuan kasus secara dini. e. Melakukan rujukan medic dan kesehatan. f. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus. g. Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas panti, kader kesehatan. 8. Prinsip dasar Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah: a. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri. b. Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative. c. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan. d. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan. e. Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai masalah yang sama. f. Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti,petugas panti, lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

18

9. Tahap – tahap perawatan kelompok khusus a. Tahap persiapan 1) Mengidentifikasi

jumlah

kelompok

khusus

yang

ada

dimasyarakat dan jumlah panti atau pusat – pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan. 2) Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat. 3) Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi melalui pengumpulan data. 4) Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi 5) Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi. 6) Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan

masalah

dan

prioritas

masalah

kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan kader kesehatan dan petugas panti b. Tahap perencanaan Menyusun

perencanaan

penanggunangan

masalah

kesehatan

/keperawatan bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang dimasyarakat). Yang menyangkut: 1) Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).

19

2) Jadwal kunjungan. 3) Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan. 4) Dsb. c. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa: 1) Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti. 2) Pelayanan kesehatan dan keperawatan. 3) Penyuluhan kesehatan. 4) Imunisasi. 5) Penemuan khasus dini. 6) Rujukan bila dianggap perlu. 7) Pencatatan dan pelaporan kegiatan. d. Tahap penilaian. Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas criteria yang telah disusun.Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan. 10. Pengelompokan Masalah kesehatan kelompok khusus Kelompok

khusus

dapat

diklasifikasikan

berdasarkan

permasalahan dan kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya: a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal: 1) Kelp. Ibu hamil

20

2) Kelp. Ibu bersalin. 3) Kelp. Ibu nifas. 4) Kelp. Bayi dan anak balita. 5) Kelp. Anak usia sekolah. 6) Kelp. Usia lanjut. b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan, diantaranya: 1) Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin) 2) Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke) 3) Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social) 4) Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS, penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu). 11. Proses Keperawatan kelompok khusus Pada dasarnya langkah-langkah proses keperawatan kelompok khuus sama halnya dengan langkah-langkah proses keperawatan tingkat individu, keluarga maupun masyarakat, yang berbeda hanya sasarannya saja. Sedangkan permasalhan yang timbul adalah permasalahan dilihat dari segi kelompok, tetapi bila menyangkut pemasalahan gangguan system tubuh penangannya secara individu adalah sama dengan gangguan-gangguan system lainnya. Disamping itu yang perlu dikaji secara mendalam adlah latar belakang yang mendorong timbulnya masalah pada kelompok tersebut. Oleh karena itu pengkajiannya menekankan pada aspek kebiasaan, adat istiadat dan budaya, pendidikan

21

sosial ekonomi, kesehatan perseorangan, lingkungan, perilaku dan pandangannya terhadap kesehatan. a. Pengkajian Pengumpulan data Pengumpulan

data

merupakan

langkah

awal

untuk

menentukan masalah dan kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan.Oleh karena itu, untuk mengkaji permasalahan kelompok diperlukan data-data sebagai berikut: Identitas kelompok yang mencakup:  Besar dan kecilnya kelompok  Latar belakang pendidikan  Tingkat social ekonomi  Kebiasaan  Adat istiadat  Pekerjaan  Agama yang dianut  Kepercayaan  Lokasi tempat tinggal Masalah kesehatan yang mencakup:  Masalah kesehatan yang sering terjadi  Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalah  Keadaan kesehatan anggota kelompok umumnya  Sifat masalah pada kelompok, apakah yang mengancam kesehatan atau telah mengancam kehidupan

22

Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan, diantaranya:  Puskesmas  Posyandu  Polindes  Pos Obat Desa Keikutsertaan dalam upaya kesehatan, diantaranya:  Sebagai kader kesehatan  Dana Upaya keshatan masyarakat  Dasa Wisma  KPKIA Status Kesehatan Kelompok yang meliputi:  Penyakit yang pernah diderita (akut, subakut, kronis dan menular)  Keadaan

gizi

kelompok

umumnya

(anemia,

marasmus,

kwasiokor)  Imunisasi (dasar-ulangan, lengkap tidak lengkap)  Kesehatan ibu dan anak (kehamilan, persalinan, nifas, perinatal, neonatus, bayi dan balita)  Keluarga Berencana (akseptor-non akseptor)  Keadaan hygiene personal anggota kelompok Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal anggota kelompok meliputi:  Perumahan (permanent, semi permanent, sementara, ventilasi, penerangan, kebersihan)

23

 Sumber air minum  Pembuangan air limbah  Pembuangan sampah  Tempat pembuangan tinja b. Analisa Data Setelah data dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa untuk melihat kesenjangan yang terjadi dalam kelompok tersebut yang dikaitkan dengan konsep,prinsip, teori yang relevan.Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan tentang permasalahan yang dialami kelompok serta kebutuhan –kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan keperawatan. c. Perumusan Masalah dan Prioritas Berdasarkan analisa data kelompok dapat ditentukan permasalahan yang dialami kelompok tersebut, masalah kesehatan yang muncul biasanya tidak hanya satu masalah saja, tetapi ada beberapa masalah yang sekaligus muncul. Oleh karena itu dilakukan prioritas masalah kesehatan kelompok dengan mempertimbangkan:  Sifat masalah yang dihadapi kelompok  Tingkat bahaya yang mengancam kelompok  Kemungkinan masalah untuk dapat diatasi  Berat ringanya masalah yang dihadapi kelompok  Sumber daya yang tersedia dalam kelompok

24

d. Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus Penetapan diagnosa keperawatan kelompok, didasarkan kepada: 

Masalah kesehatan yang dijumpai pada kelompok dengan mempertimbangkan factor resiko dan potensial terjadinya masalah penyakit



Kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah dilihat dari segi sumber daya kelompok yang berkaitan dengan kemampuan financial pengetahuan, dukungan keluarga dari masing-masing anggota kelompok dan sebagainya. Contoh Diagnosa Keperawatan pada Tingkat Kelompok

 Tingginya angka kesakitan anak dengan tetanus neonatorum sehubungan dengan kurangnya pengetahuan an kemampuan ibu dalam perawatan tali pusat yang ditandai dengan 5 dari 8 orang bayi usia kurang dari seminggu tali pusarnya kotor dan basah  Potensial terjadinya peradangan payudara (mastitis) pada ibuibu nifas sehubungan dengan malas melakukan perawatan payudara seperti yang telah diajarkan. e. Perencanaan Asuhan Keperawatan Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah disusun dengan melibatkan

anggota

kelompok

yang

bersangkutan

keperawatan kelompok mencakup:  Tujuan keperawatan yang ingin dicapai  Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan  Kriteria keberhasilan

rencana

25

Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan kelompok ada beberapa hal yang penting perlu diperhatikan antara lain:  Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok dalam menyusun perencanaan keperawatan  Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya, sarana maupun waktu  Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga program pelayanan bersifat menyeluruh. f. Pelaksanaan Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan

bersama

dengan

kelompok.Hal-hal

yang

perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang ditujukan kepada kelompok adalah:  Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan , petugas/pengurus panti atau kader kesehatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan  Dilakukan dalam rangka alih teknologi dan keterampilan keperawatan  Di

institusi

lebih

ditekankan

kepada

penghuni

panti,

pengelola/pengurus panti dan lingkungan panti  Dimasyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kader kesehatan, pengurus kelompok dan keluarga.  Bila ada masalah yang tak tertanggulangidilakukan rujukan medis dan rujukan kesehatan

26

 Adanya keterpaduan pelayanan dengan sector lain  Dicatat dalam catatan keperawatan (nursing note) yang telah ditetapkan. g. Penilaian Penilaian terhadap hasil asuhan keperawatan dan kesehatan dilakukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan melalui: 

Membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya



Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.

27

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987). Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan meningkatkan

kemampuan

kelompok

dan

derajat

kesehatannya,

mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

28

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and practice in nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts and practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing, Standford, Connecticut: Appleton & Lange George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.Norwalk, Appleton and Lange. Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :Jakarta. Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. CvSagung Seto : Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Afriyaldy"

Lk Asfiksia.docx
November 2019 30
Sap Herlina Tb Paru.docx
November 2019 35
Lambang Stifar.docx
May 2020 17