KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang ……………. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Sigli, 29 November 2018
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
BAB I
: PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1.2.Tujuan ................................................................................... 1.3.Rumusan Masalah .................................................................
1 1 1 1
BAB II
: PEMBAHASAN ........................................................................ 2.1 Konsep Dasar Nutrisi ........................................................... 2.2 Asuhan Keperawatan Nutrisi ...............................................
2 2 13
BAB III : PENUTUP.................................................................................. 3.1 Kesimpulan ........................................................................... 3.2 Saran .....................................................................................
27 27 27
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
28
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. 1.2 Tujuan Umum : mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta prinsip keperawatan dalam mengatasinya. Khusus : -
Menjelaskan pengertian konsep nutrisi
-
Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien
-
Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi
1.3 Rumusan Masalah Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut: -
Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien
-
Sebagai tolok ukur keseimbangan nutrisi
1
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI
2.1 Konsep Dasar Nutrisi 2.1.1 Saluran Pencernaan Makanan Sistem
pencernaan
berurusan
dengan
penerimaan
makanan
dan
mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut: 1.
Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus. Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah. Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor
2
psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin). 2.
Faring Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
3.
Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang
3
dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen yang dapat larut. 4.
Usus halus Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai
4
perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter. Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B, vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat. 5.
Usus besar Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
2.1.2 Pengertian Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli diubah menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di kenal istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi
5
utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh. Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama: 1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh. 2. Menyediakan ‘struktur material” utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak. 3. Mengatur proses tubuh. (sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik)
Status Nutrisi Optimal Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di
konsumsi di kurangi energi yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output,Negative energy balance, Input
Energi Input Yang dimaksud energi input mencangkup: a.
Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak
b.
Alat ukur: calori/joule
c.
Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram air.
d.
Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10C dari 1 kilogram air.
·
Energi Output
Energi output meliputi: a.
energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar jaringan dan organ berfungsi
6
b.
sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses metabolisme tubuh yang mengandung tinggi energi
Keperluan Energi
Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut: a.
BMR (Basal Metabolisme Rate)
Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat. BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh dalam keadaan istirahat. BMR = calori/meter/jam -
Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam
-
Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam
(sumber= internet) b.
Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.
Fungsi energi adalah: - Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas - Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang dan otot tubuh - mengatur proses tubuh lainnya.
2.1.3 Elemen Nutrisi Elemen nutrisi terdiri atas 1.
AIR Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air meliputi 60%-80% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi(Potter dan Pery,1992). Individu dewasa dapat kehilangan cairan ±2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan. Individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh untuk membantu
7
proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperature tubuh. 2.
KARBOHIDRAT Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein. Jenis-jenis karbohidrat: Monosakarida (C6H12O6) Laktosa
:terdapat pada buah-buahan
Fruktosa
:terdapat pada buah-buahan, madu, tebu
Galaktosa
:tidak ditemukan dalam keadaan aslinya.
Akan di temukan jika laktosa dipecah. Disakarida (C12H22O11) Sukrosa
:terdapat dalam tebu
Laktosa
:terdapat pada susu
Maltosa
:tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari
hindolisis amilum dengan bantuan enzim diatase. 3. PROTEIN Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur pokok untuk membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon. Protein berfungsi mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram proten menghasilkan 4 Kkal. 12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8 diantaranya merupakan asam amino esensial. Asam amino yang tidak dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di dapat dari makanan.
8
Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien protein yang hebat menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor. 4.
LEMAK Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias tercampur dengan air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang terdapat pada lemak adalah karbon, hydrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1 gr lemak akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut lipogenesis. Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, menyerp vitamin larut lemak. Sumber lemak bias didapat dalam metega, keju, daging sapi, kacang tanah, ikan cord, susu.
5.
VITAMIN Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan dalam jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme. Vitamin secara umum dikelompokan dalam:
6.
a. Vitamin yang dapat larut dlam lemak
:Vit A,D,E,dan K.
b. Vitamin Vitamin yang larut dalam air
: Vit B dan C
MINERAL Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral dikategorikan menjadi dua : 1. Makromineral
9
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg. Contohnya
: Kalsium, pospor, sodium, potassium.
2. Mikromineral Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang
lebih100mg
Contohnya:Besi,mangan,seng,sodium,iodium,cobalt,dll. Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori: 1. Bagian struktur jaringan 2. Membantu keseimbangan air dan asam basa 3. Bentuk komponen yang pnting molekul organic,beberapa enzim,hormon,mengatur proses tubuh 4.Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot 2.1.4
Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia
1. Bayi Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai umur minimal 4 bulan. Adapun keuntungan pemberian ASI adalah : a. a.ASI merrupakan nutrisi yang komplit b. Dalam
ASI
terdapat
laktobasilus
bilidus
adalah
mikroorganisme dalam ASI yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam intesnial. c. Protein dalam ASI banyak
10
d. ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak. 2. Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th) Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar. Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain: a.
penyediaan makanan dalam berbagai variasi
b.
membatasi makanan manis
c.
konsumsi diet yang seimbang Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500 kcal/hari.
3. Anak sekolah (6-12 th) Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak senang makanan yang dijual di luar rumah. 4. Masa adolescents remaja (13-21 th) Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses pertumbuhan. Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan
menimbulkan
stress
terhadap
body
image
yang
terdapat
mengakibatkan masalah kesehatan. 5. Masa dewasa muda (23-30 th) Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
11
6. Masa dewasa (31-45 th) Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang. 7.Dewasa tua (46 th keatas) Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative 8. Wanita masa kehamilan menyusui Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75 kal,12 gr protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll. 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi a. Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makanan. b. Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. c. Kebiasaan adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi ststus gizi.
12
d. Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya vaiasi
makanan
sehingga tubuh
tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. e. Ekonomi Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
2.2 Asuhan Keperawatan Nutrisi 2.2.1 Pengkajian Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual. Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu: a.
Anthropolometric measurement Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh. Pengukuran anthopometrik terdiri atas: 1.
Tinggi badan
13
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi. 2.
Berat badan Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan: a.
Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b.
Menimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan (menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”) 3.
Tebal lipatan kulit Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain: a. Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran 14
b.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c. Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon e.
Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f.
Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
g.
Nilai normal wanita Pria
4.
: 16,5-18 cm : 12,5-16,5cm
Lingkar Tubuh Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala, dada, dan otot bagian lengan atas. b.
Biochemical data Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone. 1.
2.
Hemoglobin normal Pria
: 13-16 g/dl
Wanita
: 12-14 g/dl
Hematokrit normal Pria
: 40-48 vol %
15
Wanita 3.
: 37-43 vol%
Albumin normal Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c.
Clinical sign of nutrional status Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut: 1.
Protein calorie malnutrision (PCM/PEM) Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan
kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut: a.
PCM/PEM ringan BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b.
PCM/PEM sedang 60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c.
PCM/PEM berat BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2.
Kwashior Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat
pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
16
a.
Odem
b.
Gangguan pertumbuhan
c.
Perubahan kejiwaan
d.
Otot tumbuh terlihat lemah
3.
Maramus Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan
protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan 4.
Obesitas Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih
dari normal (20-30%>normal) 5.
Over weight Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d.
Dietery history Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997).
2.2.2 Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
17
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan
metabolism tubuh · a.
Kemungkinan ditemukan data:
Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b.
Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c.
Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d.
Penurunan nafsu makan
e.
Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
f.
Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g.
Kesulitan mengunyah
·
Masalah klinik yang berhubungan dengan:
2.
a.
Anoreksia nervosa
b.
AIDS
c.
Pembedahan
d.
Kehamilan
e.
Kanker
f.
Anemia
g.
Marasmus
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan
melebihi dari kebutuhan metabolism tubuh
18
·
Kemungkinan data yang ditemukan:
a.
Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
b.
Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
c.
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d.
Penurunan kebutuhan metabolisme
e.
Kelebihan asupan
f.
Perubahan gaya hidup
·
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a.
Obesitas
b.
Hipotiroidesme
c.
Klien dengan pemakaian kortikosteroid
d.
Imobilisasi
2.2.3 Perencanaan Tujuan
:
1.
Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2.
Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3.
Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan : 1. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi 2.
Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi 19
3.
Ajarkan untuk merencanakan makanan
4.
Kaji tanda vital dan bising usus
5.
Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6.
Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara: ·
Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan
penurunan nafsu makan ·
Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit
tetapi sering memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi ·
Menata ruangan senyaman mungkin
·
Menurunkan stress psikologis
·
Menjaga kebersihan mulut
·
Menyajikan makanan mudah dicerna
·
Hindari makanan yang mengandung gas
Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara: ·
Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur
menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau 1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut ·
Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan
mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental ·
Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein 20
Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara : ·
Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau
ditepi tempat tidur ·
Pertahankan posisi selama 10-15 menit
·
Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45
derajat untuk mempertahankan kepatenan esophagus ·
Mulai dari jumlah yang kecil
·
Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang
pedas atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara: ·
Hindari makanan yang mengandunf lemak
·
Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
·
Lakukan program olah raga
2.2.4 Implementasi 1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
21
Alat dan Bahan: 1.
Piring
2.
Sendok
3.
Garpu
4.
Gelas
5.
Serbet
6.
Mangkok cuci tangan
7.
Pengalas
8.
Jenis diet
Prosedur kerja: 1.
Cuci tangan
2.
Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3.
Atur posisi klien
4.
Pasang pengalas
5.
Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6.
Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7.
Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8.
Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9.
Cuci tangan
22
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien. Alat dan Bahan: 1.
Pipa penduga dalam tempatnya
2.
Corong
3.
Spuit 20 cc
4.
Pengalas
5.
Bengkok
6.
Plester, gunting
7.
Makana dalam bentuk cair
8.
Air matang
9.
Obat
10. Stetoskop 11. Klem 12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop) 13. Vaselin Prosedur kerja: 1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
23
3.
Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4.
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5. 6.
Letakkan bengkok di dekat klien Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa
dari
epigastinum
sampai
hidung
kemudian
dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya 7.
Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8.
Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
·
Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
·
Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9.
Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa
10.
Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
24
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem 12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan 13. Cuci tangan 3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian. 1.
Nutrisi Parenteral Parsial Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui
intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino. 2.
Nutrisi Parenteral Total Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan
nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid 3.
Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untukjangka waktu lama dan melalui vena perifer. 25
(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005) 2.2.5 Evaluasi 1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan. 2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan 3. Mempertahankan
nutrisi
melalui
oral
atau
parenteral
ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.
26
BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. 3.2 Saran Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
27
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC
28