Info Kesehatan
Cari Dokter
Cari Rumah Sakit
Tanya Dokter Masuk Download Aplikasi
Virus Kanker Jantung TANYA DOKTER
Kanker Tulang Kanker tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang. Penyakit ini dapat diidap oleh anakanak hingga orang dewasa. Kanker tulang terbagi menjadi dua, yaitu kanker tulang primer dan sekunder. Dinamakan kanker tulang primer bilamana kanker tersebut muncul dan berkembang langsung di dalam tulang. Sedangkan kanker tulang sekunder adalah kanker yang berasal dari bagian tubuh lain yang menyebar ke tulang-tulang. Seluruh tulang di dalam tubuh bisa terserang oleh penyakit ini, namun sebagian besar terjadi pada tulang kaki dan lengan. Berikut ini adalah tiga tanda dan gejala utama penyakit kanker tulang, yakni:
Nyeri. Seseorang yang terkena kanker tulang akan merasakan nyeri pada daerah tulang yang diserang, dan nyeri akan semakin meningkat saat bergerak. Nyeri biasanya akan dirasakan terus menerus hingga malam hari. Pembengkakan. Daerah sekitar tulang yang terkena kanker akan mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Jika pembengkakan terjadi di tulang yang dekat dengan persendian, maka gerakan akan menjadi sulit dan terbatas. Tulang rapuh. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi lemah atau rapuh. Bahkan jika sudah parah, jatuh ringan atau cedera kecil saja bisa membuat tulang patah.
Selain itu, ada pula beberapa gejala lain, seperti rasa kebas dan mati rasa saat kanker di tulang belakang menekan persarafan, muncul benjolan pada tulang, tubuh terasa lelah, penurunan berat badan, demam di atas suhu 38° C, dan berkeringat terutama pada malam hari. Pada orang dewasa, gejala nyeri tulang kadang-kadang disalahartikan sebagai radang sendi. Pada anak-anak dan remaja, kadang-kadang disalahartikan sebagai efek samping dari pertumbuhan tulang. Sebaiknya temui dokter jika Anda atau anak Anda terus-menerus merasakan nyeri pada tulang atau nyeri tersebut berangsur memburuk.
Penyebab kanker tulang Penyebab pasti kanker tulang belum diketahui, namun kondisi ini diduga disebabkan oleh adanya perubahan atau mutasi di dalam struktur DNA pengendali pertumbuhan sel sehingga menjadikannya terus tumbuh di luar kendali. Penumpukan sel-sel ini kemudian membentuk
tumor yang dapat menyerang struktur tulang di dekatnya atau bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Berikut ini beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang.
Paparan radiasi tinggi dari suatu pengobatan yang pernah dialami penderita, misalnya radioterapi. Pernah memiliki riwayat suatu jenis kanker mata yang disebut retinoblastoma saat kecil. Menderita sindroma Li-Fraumeni, sebuah kondisi genetika yang langka. Menderita penyakit Paget, yaitu suatu kondisi yang dapat menyebabkan melemahnya tulang. Menderita penyakit hernia umbilitikus sejak lahir.
Jenis-jenis kanker tulang Berdasarkan tempat sel kanker bermula, kanker tulang dibagi menjadi:
Osteosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di ujung tulang panjang pada tulang yang sedang aktif pertumbuhannya. Jenis ini biasanya menyerang tulang kering, paha, dan lengan. Osteosarcoma bisa diidap siapa saja, namun yang paling umum adalah laki-laki usia remaja muda dan remaja yang baru menginjak usia dewasa, yaitu kisaran 10-19 tahun. Chondrosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di dalam sel tulang rawan yang biasa menyerang tulang paha, tulang panggul, tulang rusuk, tulang belikat, atau tulang lengan bagian atas. Chondrosarcoma biasa diidap oleh orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Sarkoma Ewing’s. Kanker tulang ini berkembang di dalam jaringan saraf yang belum dewasa pada sumsum tulang. Jenis ini biasanya menyerang tulang paha, tulang kering, dan tulang panggul. Ewing’s sarcoma lebih sering diidap remaja laki-laki ketimbang orang dewasa, yaitu pada usia 4-15 tahun. Tumor Sel Raksasa pada Tulang. Meskipun sebagian besar tumor jenis ini bersifat jinak, beberapa di antaranya dapat bersifat ganas dan umumnya menyerang tulang di kaki (dekat lutut). Tumor ini jarang bermetastase ke bagian tubuh lainnya yang jauh, namun sering muncul kembali meskipun telah dioperasi. Chordoma. Kanker tulang ini seringkali muncul pada dasar tulang tengkorak atau pada tulang belakang. Biasanya menyerang orang dengan usia di atas 30 tahun, dan lelaki dua kali lebih rentan terserang dibanding wanita.
Tahapan perkembangan kanker tulang Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan suatu penyakit kanker tulang, di antaranya:
Stadium 1. Pada tahap ini, kanker baru mengenai satu bagian tulang dan belum menyebar ke bagian lainnya. Stadium 1 dibagi menjadi dua:
Stadium 1A: tumor berukuran ≤ 8 cm Stadium 1B: tumor berukuran > 8 cm, atau bila terdapat lebih dari satu tumor pada satu tulang yang sama.
Stadium 2. Hampir sama seperti stadium 1, tapi pada tahap ini, kanker masih berada di satu bagian tulang dan belum menyebar. Pada tahap ini juga, agresivitas kanker sudah mulai terlihat. Stadium 2 dibagi menjadi dua:
Stadium 2A: tumor berukuran ≤ 8 cm Stadium 2B: tumor berukuran > 8 cm.
Stadium 3. Pada tahap ini kanker sudah mulai menyebar ke lebih dari satu area pada tulang yang sama.
Stadium 4. Pada tahap ini, kanker yang menggerogoti tulang telah menyebar ke bagian-bagian lainnya di dalam tubuh, misalnya paru-paru, hati, atau otak. Stadium 4 juga dibagi menjadi dua:
Stadium 4A : Tumor telah menyebar ke paru-paru Stadium 4B : Tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening sekitar dan atau menyebar ke organ lain selain paru-paru.
Penentuan tingkat keparahan kanker tulang bisa dilakukan melalui proses penegakan diagnosis. Hal ini berguna dalam membantu dokter untuk memberikan pengobatan yang tepat.
Diagnosis kanker tulang Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker tulang, selain menanyakan tentang gejala-gejala yang dirasakan, dokter perlu melakukan beberapa tes. Jenis-jenis tes ini di antaranya adalah:
Biopsi. Selain dapat mendeteksi jenis kanker tulang yang diderita, tes ini juga dapat menentukan tingkat keparahan dan penyebaran penyakit tersebut bila ada. Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari tulang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes ini dianggap sebagai cara paling akurat untuk mendiagnosis kanker tulang. X-ray. Melalui tes ini dapat diketahui apakah kerusakan tulang yang dialami oleh pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya (misalnya patah tulang). Selain kerusakan tulang, pertumbuhan tulang yang tidak wajar akibat kanker juga dapat terdeteksi melalui X-ray. Pemindaian tulang. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah bahan radioaktif ke dalam pembuluh vena. Bahan tersebut nantinya akan diserap oleh tulang. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat melakukan penyerapan zat radioaktif dibandingkan tulang yang normal. Informasi soal tulang yang didapat lewat pemindaian tulang biasanya lebih rinci daripada yang didapat melalui Xray. MRI scan. Melalui metode ini, tingkat keparahan penyebaran kanker di dalam tulang dapat diketahui. Dengan dibantu gelombang radio dan medan magnetik, MRI scan dapat menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak secara lebih terperinci. CT scan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah kanker tulang telah menyebar, misalnya ke paru-paru. Pemindaian yang menggunakan rangkaian X-ray dan bantuan komputer ini dapat menghasilkan gambar bagian tubuh secara terperinci dalam bentuk tiga dimensi.
Pengobatan kanker tulang Pilihan pengobatan kanker tulang bergantung kepada tingkat keparahan kanker, lokasi kanker, dan bahkan jenis kanker itu sendiri. Penanganan utama kanker tulang biasanya dilakukan melalui operasi yang dikombinasikan dengan pengobatan lainnya, seperti kemoterapi dan radioterapi. Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker tulang, di antaranya:
Operasi pengangkatan tulang. Prosedur ini biasanya dilakukan jika kanker belum menyebar keluar tulang. Bagian tulang atau sendi yang terinfeksi kanker umumnya masih bisa direkonstruksi atau diganti dengan tulang atau sendi buatan walau tidak jarang juga langkah amputasi harus tetap dilakukan. Operasi pengangkatan ini juga masih bisa diterapkan jika kanker baru menyebar ke jaringan-jaringan di sekitar tulang, misalnya pada sendi lutut. Amputasi. Amputasi biasanya dilakukan jika kanker tidak berhasil ditangani dengan operasi pengangkatan tulang atau jika kanker tulang telah menyebar, misalnya menuju saraf, pembuluh darah, serta kulit. Amputasi mungkin juga diperlukan jika terjadi infeksi
pascaoperasi pengangkatan tulang. Penderita yang harus melalui prosedur amputasi akan menggunakan tungkai buatan untuk menggantikan tungkai yang diangkat. Penderita akan melalui tahap rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi organ pada anggota tubuh yang diangkat melalui berbagai jenis terapi, salah satunya adalah fisioterapi.
Kemoterapi Kemoterapi merupakan metode pengobatan kanker yang melibatkan pemberian sejumlah obatobatan. Pada penyakit kanker tulang, obat-obatan tersebut diinfuskan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Pada kasus kanker tulang, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan kanker agar tidak perlu dilakukan amputasi. Umumnya, prosedur ini dilakukan setelah operasi agar kanker tidak muncul kembali. Selain itu, kemoterapi juga bisa dipadukan dengan radioterapi untuk diberikan kepada penderita sarkoma Ewing sebelum menjalani operasi. Metode ini disebut sebagai chemoradiation. Jika penderita kanker tulang sudah tidak bisa ditangani lagi dengan cara apa pun, kemoterapi biasanya diberikan dengan tujuan memperlambat gejala. Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, yang mana tiap siklus terdiri dari beberapa hari. Jumlah siklus yang dibutuhkan oleh penderita kanker tulang berbedabeda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang diidap oleh mereka. Tiap siklus kemoterapi biasanya dipisahkan oleh jeda waktu beberapa minggu. Tujuan pemberian jeda waktu ini adalah agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi. Beberapa efek samping kemoterapi adalah rambut rontok, rasa lelah, sariawan, diare, mual dan muntah, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh. Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir. Efek samping lain yang perlu dipertimbangkan adalah pengaruh kemoterapi pada tingkat kesuburan pasien.
Mifamurtide Mifamurtide adalah obat perangsang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel putih bernama makrofag yang bertugas membunuh sel kanker. Obat ini diberikan dengan cara disuntikkan ke pembuluh darah untuk periode perawatan selama 12-24 minggu, tergantung kepada kondisi pasien. Penggunaan mifamurtide pada pasien perempuan yang hamil dan menyusui sebaiknya diawasi dokter. Pasien yang aktif secara seksual sebaiknya disertai dengan penggunaan alat kontrasepsi, Diskusikan tiap metode pengobatan dengan dokter sebelum memutuskan melakukannya. Mifamurtide adalah metode pengobatan kanker tulang jenis osteosarcoma yang bisa dikombinasikan juga dengan pengobatan yang telah disebutkan di sini, yaitu kemoterapi. Selain pada penderita kanker tulang yang memiliki osteosarcoma tinggi, mifamurtide biasanya diberikan setelah operasi. Beberapa efek samping mifamurtide adalah pusing, mual, mual, diare, kehilangan nafsu makan, dan rasa lelah.
Radioterapi Metode radioterapi dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi untuk menghancurkan selsel kanker. Pada kasus kanker tulang, radioterapi dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk memperlambat gejala kanker tulang pada penderita yang tidak bisa lagi diobati dengan cara apa pun. Radioterapi biasanya dilakukan sebanyak lima sesi dalam seminggu. Setiap sesi biasanya berlangsung beberapa menit. Sama seperti kemoterapi, radioterapi juga memiliki efek samping. Beberapa di antaranya adalah lelah, rambut rontok, nyeri sendi, mual, iritasi dan kemerahan pada kulit. Umumnya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan radioterapi berakhir.
Peluang sembuh penderita kanker tulang Kanker tulang yang belum menyebar ke organ tubuh lainnya atau yang masih terlokalisasi, lebih mudah ditangani ketimbang kanker tulang yang sudah menyebar atau bermetastasis. Faktor inilah yang nantinya akan berpengaruh pada peluang penderita untuk sembuh. Menurut penelitian di Inggris, seseorang yang terdiagnosis menderita osteosarcomaterlokalisasi diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 60 persen selama setidaknya 5 tahun ke depan, dibandingkan mereka yang terdiagnosis menderita osteosarcoma metastasis yang hanya berpeluang 25 persen. Sedangkan untuk kasus kanker tulang sarkoma Ewing’s yang telah terdiagnosis, penderita kondisi terlokalisasinya diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 70 persen setidaknya selama lima tahun ke depan dibandingkan penderita kondisi metastasis yang hanya memiliki peluang 30 persen. Sama seperti osteosarcoma terlokalisasi, sebagian besar penderita sarkoma Ewing’s terlokalisasi juga berhasil sembuh dari penyakitnya. Selain tingkat penyebaran, seberapa parah jaringan sel yang terkena kanker juga bisa berdampak pada kesempatan penderita untuk sembuh. Menurut penelitian, rasio peluang hidup penderita kanker tulang chondrosarcoma stadium rendah dengan penderita stadium tinggi selama setidaknya 5 tahun ke depan adalah 80 persen banding 30 persen.
Tanda-tanda & gejala Apa saja gejala kanker tulang? Gejala kanker tulang pada umumnya diawali dengan nyeri tulang yang tak kunjung sembuh atau justru semakin memburuk, munculnya benjolan atau bengkak di tempat sel kanker bertumbuh, dan tulang yang rentan patah. Geala kanker tulang lainnya juga bisa menyebabkan tangan atau kaki terasa dingin hingga kesemutan atau mati rasa pada area yang terkena. Meski begitu, gejala kanker tulang bisa akan semakin bervariasi ketika sel kanker sudah menyebar menjadi beberapa tipe. Berikut gejala kanker tulang sesuai dengan jenisnya, yaitu: 1. Osteosarcoma Osteosarcoma lebih sering terjadi pada lapisan luat tulang lengan, namun juga bisa muncul di tulang kaki. Berikut gejala kanker tulang jenis osteosarcoma:
Rasa nyeri yang cenderung terasa lebih intens dan buruk di malam hari. Rasa nyeri ini juga umumnya meningkat seiring dengan aktivitas dan bisa mengakibatkan lemas jika tumor berada di tulang tungkai Muncul benjolan dan memar yang biasanya muncul setelah beberapa minggu Anda mengalami rasa nyeri pada tulang. Osteosarcoma cenderung membuat tulang di lokasi tumor menjadi lemah dan akhirnya patah, sering kali tidak membuat tulang pecah.
2. Ewing Sarcoma Kanker Ewing sarcoma termasuk kanker langka yang terjadi pada jaringan lunak yang mengelilingi tulang atau langsung pada tulang. Biasanya terjadi pada tulang lengan, tungkai, atau tulang panggul. Berikut gejala kanker tulang ewing sarcoma: Demam yang muncul berkepanjangan.
Dilansir dari Cancer, sekitar 85% anak dan remaja dengan kanker jenis ini mengalami beberapa keluhan yang tidak menentu pada tulang, seperti nyeri, bengkak, kaku. Muncul benjolan di permukaan kulit yang bila disentuh terasa hangat dan lembut. Sering mengalami tulang patah tanpa adanya cedera. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tumor pada tulang yang membuat tulang menjadi lemah dan akhirnya patah.
3. Chondrosarcoma Jenis kanker ini bisa terjadi pada panggul, paha, dan bahu pada orang dewasa. Berikut gejala kanker tulang chondrosarcoma:
Nyeri tulang yang tidak terjadi secara terus menerus, namun bisa memburuk pada malam hari atau saat melakukan aktivitas yang berat. Terjadi pembengkakan dan kekakuan tulang. Muncul benjolan pada tulang. Tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga. Bila kanker ini terjadi di panggul, kemungkinan besar Anda juga akan mengalami gangguan saluran kencing.
4. Fibrosarcoma Jenis kanker ini terjadi pada jaringan fibrosa yang membungkus tendon, ligamen, dan otot. Umumnya terjadi pada area kaki atau batang tubuh. Seperti jenis kanker lainnya, gejala kanker tulang jenis ini adalah:
Adanya benjolan di bawah kulit. Tulang yang terkena terasa nyeri dan sulit digerakkan. Bila sel kanker tumbuh di sekitar perut, bisa menyebabkan masalah pernapasan.
Beberapa gejala kanker tulang atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala kanker tulang tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.
Kapan harus pergi ke dokter? Jika Anda memiliki tanda atau gejala kanker tulang seperti yang sudah di atas atau ingin sekadar bertanya tentang penyakit ini, konsultasikanlah dengan dokter. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.
Penyebab Apa penyebab kanker tulang? Faktanya, sampai saat ini penyebab kanker tulang belum ditemukan. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini terjadi karena adanya kesalahan dalam melakukan replikasi DNA pada sel tulang. Ketika DNA yang terbentuk salah atau abnormal, hal ini mengakibatkan sel tulang berkembang secara tidak terkendali dan tumbuh dalam jumlah banyak. Sel-sel tulang yang tidak terkendali tersebut berkumpul menjadi sebuah tumor ganas yang dapat melakukan penyebaran ke jaringan-jaringan lainnya.
Faktor-faktor risiko Apa yang meningkatkan risiko kanker tulang? Ada banyak faktor risiko yang bisa jadi penyebab kanker tulang, yakni:
Genentik. Genetik merupakan penyebab kanker tulang yang sangat jarang ada di dalam kasus kanker tulang primer. Namun, orang yang memiliki gen atau riwayat kanker mata dan Li-Fraumeni syndrome memiliki kemungkinan untuk mengalami kanker di tulang. Penyakit tulang Paget. Penyakit ini adalah kondisi pre-kanker yang jinak. Penyakit Paget mengganggu proses daur ulang dalam tubuh yang normal, di mana jaringan tulang baru perlahan menempati jaringan tulang lama. Sepanjang waktu, penyakit dapat menyebabkan tulang yang terpengaruh menjadi rapuh. Penyakit Paget lebih umum pada orang dewasa, terutama di atas 50 tahun. Paparan radiasi. Radiasi dan beberapa obat kemoterapi dapat meningkatkan risiko terkena kanker di tulang, contohnya pengobatan dengan alkylating agents.
Obat & Pengobatan Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Bagaimana cara mendiagnosis kanker tulang? Awalnya, dokter akan menanyakan kondisi dan riwayat keluarga. Jika Anda dicurigai mengidap kanker di tulang, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan fisik atau mungkin menyuruh tes laboratorium dan tes diagnostik lainnya. Beberapa tes kanker tulang paling umum yang sering dilakukan oleh dokter meliputi:
Rontgen. Dengan melakukan tes ini, maka dapat diketahui di mana posisi tulang yang terkena kanker. Selain itu, dari tes ini juga dapat diketahui apakah kerusakan tulang yang dialami oleh pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya (misalnya patah tulang). Scan tulang. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam tubuh melalui pembuluh vena, kemudian dilihat gambaran tulangnya melalui alat khusus. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat melakukan penyerapn zat radioaktif dibandingkan tulang yang normal. Computed tomography (CT) scan, merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kondisi rinci suatu bagian dalam tubuh dan dapat dilihat dari berbagai sisi. Magnetic resonance imaging (MRI) yaitu pemeriksaan yang menggunakan gelombang radio dan teknologi magnetik, sehingga dapat menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak secara lebih terperinci. Positron emission tomography (PET) scan adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan menyuntikkan glukosa radioaktif ke dalam tubuh dan menggunakan scanner untuk melihat daerah yang terkena kanker. Pemeriksaan ini dapat menjadi pemeriksaan yang akurat, karena sel kanker biasanya menggunakan lebih banyak glukosa dibandingkan dengan sel normal, dengan menyuntikkan glukosa ke dalam tubuh dapat terlihat aktivitas sel kanker di dalam tubuh.
Bagaimana pengobatan untuk kanker tulang? Pengobatan kanker tulang akan bergantung pada beberapa hal, di antaranya jenis dan lokasi kanker tulang, stadium kanker tulang, kondisi kesehatan pasien, jenis pengobatan, serta seberapa baik sel kanker merespon pengobatan. Ada banyak pilihan pengobatan untuk kanker di tulang. Beberapa pengobatan bisa dilakukan sendiri atau ada juga harus digabungkan dengan pengobatan lainnya guna mendapatkan hasil yang optimal. Berikut beberapa pilihan pengobatan yang biasa dilakukan dokter untuk mengatasi kanker di tulang:
Operasi pengangkatan tulang. Prosedur ini dilakukan apabila sel kanker belum menyebar ke organ lainnya. Sel kanker diambil dengan teknik operasi khusus. Dibutuhkan waktu lama bagi pasien untuk pulih setelah operasi. Kemoterapi. Pengobatan ini menggunakan obat antikanker yang mampu membunuh sel-sel kanker. Dokter sering menyarankan kombinasi obat-obatan antikanker. Terapi radiasi atau radioterapi. Prosedur ini dilakukan menggunakan X-ray energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Pengobatan ini mungkin digunakan dalam kombinasi dengan prosedur operasi. Radioterapi mungkin sangat berbahaya bagi tubuh pasien setelah pengobatan, yang bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi. Konsultasi ke dokter untuk menimbang manfaat serta efek samping prosedur ini. Cryosurgery. Sel kanker dibekukan dengan nitrogen cair, dan mati setelah beberapa periode. Teknik ini terkadang dapat digunakan daripada operasi biasa untuk menghancurkan tumor.
Semakin dini kanker terdiagnosis, maka kemungkinan pasien untuk bisa sembuh juga semakin besar. Dilansir dari University of Rochester Medical Center, peluang penderita kanker tulang untuk bertahan hidup atau sembuh adalah sekitar 5 sampai 10 tahun dari pertama kali didiagnosis. Pada kasus kanker tulang pada umumnya, sebanyak 70 persen penderita kanker tulang bisa sembuh setelah 5 tahun. Namun kembali lagi, peluang kesembuhan ini tergantung juga pada jenis dan stadium kanker tulangnya.