Askeb Komunitas.docx

  • Uploaded by: dedy setyawan
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askeb Komunitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,039
  • Pages: 66
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. J DENGAN MASALAH KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU DAB KELUARGA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI RT 7 RW 03 DESA GUNUNG JATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan Komunitas

Oleh

:

MAYA DWI ERI SETYA MAHARANI NIM.1302100009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan pada Keluarga Tn. J yang salah satu anggota keluarganya mengalami kekurangan energi kronis (KEK) di Dusun Krajan Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Penulisan laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktek komunitas mahasiswa pogram studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang. Penulisan laporan kebidanan keluarga ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Ibu Suprapti, SST., M.Kes, selakuketua program studi DIII Kebidanan Malang 2. Bapak Rakub, selaku kepala Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. 3. Ibu Naimah, SKM, M.Kes selaku pembimbing Pendidikan Prodi DIII Kebidanan Malang. 4. Ibu Sri Wilujeng Nastiti, SST, selaku pembimbing Praktek di Desa Gunung Jati. 5. Semua pihak serta rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya laporan ini. 6. Warga dusun Gunung Jati yang telah banyak membantu Mahasiswa. 7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu pelaksanaan PKMD di Dusun Krajan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kebidanan keluarga ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, penulis mengharapkan semoga laporan Asuhan Keluarga ini dapat bermanfaat bagi kalayak yang membacanya.

Malang, Desember 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga. Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung (Nasrul Effendy, 2002 : 32). Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut mereka hadapi karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan cara menggerakkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 hal ini tercantum secara khusus dalam Pasal 5, 8, 71, 72 antara lain dikatakan “setiap orang meningkatkan kesehatan perorangan

keluarga

dan

lingkungan”

(Keputusan

Menteri

RI

No.

128/Menkes/SK/11/2004). Di Desa Gunung Jati ini jumlah ibu hamil berjumlah 30 orang, akan tetapi sebagian dari keseluruhan ibu hamil belum mengetahui secara jelas tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi ,tanda-tanda bahaya kehamilan, dan cara mengatasi ketidaknyamanan fisiologis pada ibu hamil. Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan asuhan keluarga pada keluarga tuan “J” di RT 7 RW 04 Desa Gunung Jati kecamatan Jabung Kabupaten Malang, dengan masalah “Kekuarangan Energi Kronis”.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan secara menyeluruh. 2. Tujuan Khusus Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu dalam : 

Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “J” untuk menentukan adanya masalah kesehatan.



Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah pada keluarga Tn. “J”.



Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga Tn. “J”



Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada keluarga Tn. “J”.



Mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “J”.

C. Metode Penulisan 1. Observasi langsung Dengan mengumpulkan data melalui observasi, kita menggunakan panca indera dan mengetahui keadaan keluarga dan perilaku anggota keluarga. 2. Wawancara Pengumpulan

data

melalui

wawancara

dengan

anggota

keluarga

yang

bertanggungjawab atas kesehatan keluarga. 3. Studi kepustakaan Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur yang berhubungan dengan ibu hamil. 4. Studi Dokumentasi Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari rekam medis pasien. 5. Bimbingan dan konseling Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing pendidikan.

D. Sistematika Penulisan BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B.

Tujuan

C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga B.

Konsep Keluarga Berencana

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B.

Idetifikasi Masalah

C. Intervensi D. Implementasi E.

Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan B.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perawatan Keluarga 1. Pengertian Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988:32). Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya Th. 1989, keluarga adalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 2002:32). Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 2000:4).

2. Struktur Keluarga Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah : a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga Kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri (Effendy, 2002:33) 3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga Menurut Anderson Carter, ciri-ciri struktur keluarga yaitu: a. Terorganisasi Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. b. Ada Keterbatasan Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. c. Ada perbedaan dan kekhususan Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. (Effendy, 2002:33) 4. Bentuk Keluarga a. Keluarga Inti (Nuclear family) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga Besar (Extended family) Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berani (Serial family) Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga Duda/Janda (Single family) Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga Berkomposisi (Composite) Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Kelurga Kabitas (Cohabitation) Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. (Effendy, 2002:33)

5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dihak ayah b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu (Effendy, 2002:33)

6. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: a. Peranan Ayah Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. b. Peranan Ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c. Peranan anak Anak-anak

melaksanakan

peranan

psikososial

perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual. (Effendy,2002:33)

sesuai

dengan

tingkat

7. Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu : a. Fungsi biologis 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi sosialisasi 1) Membina sosialaisasi pada anak 2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya. e. Fungsi pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya. 2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut 1) Fungsi Pendidikan

Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti. 2) Fungsi Sosialisasi Anak Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. 3) Fungsi Perlindungan Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman. 4) Fungsi Perasaan Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini. 5) Fungsi Religius Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini. 6) Fungsi Ekonomis Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga. 7) Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi,

tetapi

yang

penting

bagaimana

menciptkan

suasana

yang

menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.

Rekrasi dapat dilakukan dirumah

dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya. 8) Fungsi Biologis Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis.

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah: 1) Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya 2) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihata, sehingga diharapkan menjadikan mereka anakanak yang sehat baik fisik, mental, social, spiritual 3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya (Effendy, 2002:34-36) 8. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga Tahap-tahap kehidupannya menurut Duvall adalah sebagi berikut : a. Tahap pembentukan keluarga Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga. b. Tahap Menjelang kelahiran anak Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan. c. Tahap menghadapi Bayi Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah. d. Tahap menghadapi anak pra sekolah Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya. e. Tahap menghadapai anak sekolah Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara

teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak. f. Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan. g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga. h. Tahap berdua kembali Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress. i. Tahap masa tua Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini. (Effendy, 2002:36-37) 9. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi Dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi: a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut: 

Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.



Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.



Keluarga dengan ketururan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan.

b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil: 

Umur ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun)



Menderita kekurangan gizi/anemia.



Menderita hipertensi.



Primipara/multipara.



Riwayat persalinan dengan komplikasi.

c. Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi, karena: 

Lahir prematur (BBLR)



Berat badan sukar naik.



Lahir dengan cacat bawaan.



ASI ibu kurang sehingga tidak mendukupi kebutuhan bayi.



Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.

d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antar anggota keluarga: 

Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.



Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan.



Ada anggota keluarga yang sering sakit.



Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarga.

(Effendi, 2002:41)

B. KONSEP KEHAMILAN NORMAL 1. Pengertian Kehamilan 

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode intrapartum. (Helen Varney, 2007 : 492)



Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba, 2010 : 4)



Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007 : 89)

2. Tanda-Tanda Kehamilan a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign) Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. 

Amenorea (berhentinya menstruasi) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.Lamanya amanorea dapat dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk memeperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.



Mual (nausea) dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.



Ngidam (menginginkan makanan tertentu) Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.



Syncope (pingsan) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabka iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.



Kelelahan Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.



Payudara tegang Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan

progesteron

menstimulasi

perkembangan

sistem

alveolar

payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum. 

Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap kandug kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.



Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.



Pigmentasi Kulit

(tonus otot

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :  Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi dan leher)  Sekitar leher : tampak lebih hitam  Dinding perut : striae liviade/gravidarum (terdapat pada seorang primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea grisea/nigra)  Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara  Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian tersebut. 

Epulis Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama.



Varises atau penampakan pembuluh darah vena Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.Varises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, dan betis, serta payudara.Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign) Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. 

Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus.Hal ini terjadi pada bulan ke-empat kehamilan.



Tanda Hegar Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.



Tanda Goodel

Adalah pelunakan serviks.Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir. 

Tanda Chadwicks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.



Tanda Piscaceck Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.



Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.



Teraba Ballotement Kekuatan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamailan karena perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.



Pemeriksan Test Biologis Kehamilan (Planotest) positif. Pemeriksan ini adalah untuk mendeteksi adannya Humon Corionic gonadaotropin (hCG) yang di produksi oleh sinsrotrotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaraan darah ibu (pada plasma darah) dan diekskresi pada urine ibu.Hormon ini dapat dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.

c. Tanda Pasti (Positif sign) Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. 

Gerakan janin dalam rahim

Gerrakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. 

Denyut Jantung Janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat Fetal Elektrocaradiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.



Bagian-bagian Janin Bagian–bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ni dapat dilihat dengan sempurna lagi dengan menggunakan USG.



Kerangka Janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

(Ummi Hani, dkk. 2010 : 72-75) 3. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil a. Uterus Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim. b. Vagina o Elastisitas vagina bertambah o Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6 o Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda Hadwick). c. Ovarium (Indung Telur) Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. d. Kulit Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea alba.

e. Dinding perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum. f. Payudara Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua warnanya. g. Sistem Respirasi Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yamg sering ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%. h. Sistem urinaria Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. (Sarwono,2007: 94-100)

4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II, dan III a. Trimester pertama Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut : 1. Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. 2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya. 3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan

seks. Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran. Sedangkan, bagi suami sering kali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat. 4. Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga. b. Trimester Kedua Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa menerima kehamilan → menyiapkan kelahiran dan menerima bayi ) 1) Ketakutan peningkatan berat badan 2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat 3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual 4) Biasanya ibu sudah merasa sehat 5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban 6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif 7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri 8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman c. Trimester Ketiga Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

(Ummi Hani, dkk, 2010 : 68 – 69) 5. Kebutuhan Ibu Hamil a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil 1. Kebutuhan oksigen Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak 20%. Hal ini disebabkan karena selama kehamilan pembesaran uterus dapat menekan diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm dan kapasitas total (paruparu berkurang 5%). 2. Kebutuhan nutrisi Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral. 3. Kebutuhan personal hygiene Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perawatan gigi dan mulut, perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian. 4. Kebutuhan eliminasi a. Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III karena adannya penekanan kandung kemih oleh uterus. b. Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaksasi otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta karena adanya aksi hormonal yang dapat mengurangi gerakan peristaltik usus. 5. Kebutuhan seksual Biasanya gairah seksual ibu hamil akan menurun pada trimester I dan trimester III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan kembali. 6. Kebutuhan Mobilitas Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ada resiko cidera bagi ibu/ janin.Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalanberjalan.Hindari gerakan melonjak, meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi. 7. Istirahat dan tidur Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11 jan pada malam hari. 8. Imunisasi

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum. 9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-barang kebutuhan ibu dan bayi. b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil 1. Support Keluarga Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat ikatan keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik, dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya. 2. Support dari Tenaga Kesehatan Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta menghindari kemungkinan komplikasi.Selain itu petugas kesehatan juga berperan dalam membantu untuk mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan kesehatan yang optimal. 3. Persiapan Menjadi Orang Tua Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua. 4. Persiapan Sibling Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan mereka yang baru. (Bobak,2005 : 279-289) 6. Ketidaknyamanan Wanita Hamil Trimester III a. Nyeri punggung bagian bawah Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang

membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus Cara penanganan : Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal b. Hiperventilasi dan sesak nafas Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Cara penanganan : - Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut -

Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi

-

Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan tangannya diatas kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam

-

Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat sedang berdiri.

c. Edema Dependen Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi. Cara penanganan : - Hindari menggunakan pakaian ketat - Elevasi kaki secara teratur setiap hari - Posisi menghadap kesamping saat berbaring - Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan venavena panggul d. Peningkatan frekuensi berkemih

Terjadi karena peningkatan berat uterus yang akhirnya menekan kandung kencing. Pada primigravida utamanya hal ini disebabkan karena penurunan kepala janin sehingga menekan kandung kencing Cara penanganan : - Menjelaskan mengapa hal itu terjadi - Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam e. Nyeri ulu hati Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga trimester III. Penyebab : - Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron. - Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus - Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar Cara penanganan : - Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu penuh - Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung untuk menjalankan fungsinya - Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan. - Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. f. Konstipasi Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron Cara penanganan : - Asupan cairan yang adekuat - Istirahat cukup - Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik

- Makan makanan berserat dan mengandung serat alami - Miliki pola defekasi yang baik dan teratur - Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur g. Kram tungkai Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan fosfor.Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah. Cara penanganan : -

Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya ( dorsofleksikan kakinya )

-

Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah

-

Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari

-

Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor

h. Insomnia Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan Cara penanganan : - Mandi air hangat - Minum air hangat ( susu, teh tanpa kafein dicampur susu ) sebelum tidur - Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur - Ambil posisi relaksasi - Gunakan teknik relaksasi progesif i. Kesemutan dan baal pada jari Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jarijari Cara penanganan : -

Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari

-

Berbaring rileks

(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

7. Tujuan Pengawasan Antenatal Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan menghadapi laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan pengawasan antenatal, adalah: a. Mengenali dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan dan kala nifas. b. Mengenal dan menangani penyulit yang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, dan aspek KB. d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu: 1. Satu kali pada Trimester I → Sebelum minggu ke 14 2. Satu kali pada Trimester II → Pada minggu ke 14-28 3. Dua kali pada Trimester III → Antara minggu ke 28-36 dan setelah minggu ke 36. Pengawasan Antenatal memerlukan batasan dan tujuan, maka jadwal pemeriksaan adalah: 1. Pemeriksaan Pertama Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid 2. Pemeriksaan Ulang a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan 3. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu 8. Standar Minimal Asuhan Antenatal a) Timbang Berat Badan b) Ukur Tekanan Darah

c) Ukur Tinggi Fundus Uteri d) Imunisasi TT e) Pemberian Tablet Penambah Darah f) Test Terhadap PMS g) Temu Wicara (Manuaba, 2010 : 128-133)

C. KONSEP TEORI KEK 1.

Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Pada Wanita Usia Subur (WUS) Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan pendekatan yang potensial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik, dan akan mempunyai resiko yang kecil terhadap timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan. Pada Ibu Hamil (Bumil) Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi karena konsumsi bahan pangan pokok yangtidak memenhi disertai susunan hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme zat gizi yang terganggu (sediaoetomo,2002). Kekurangan energi kronis adalah keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung

menahun

(kronis) kesehatan pada ibu .ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di indonesia adalah kurang dari 23,5 cm (depkes RI,2002). Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak. 2. ETIOLOGI Menurut sediaoetomo (2002), penyebab dari kekurangan energi

kronis dapat

dibagi menjadi dua, yaitu: a) Penyebab langsung/primer Defisiensi kalori maupun protein yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. b) Penyebab tidak langsung/sekunder yaitu:

a) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing b) Hambatan utilitas zat-zat gizi Ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam tubuh tidak seimbang yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan penurunan konsumsi makan. c) Ekonomi Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.seorang dengan ekonomi yang rendah maka kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi . d) Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya . ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang rendah , kemungkinan akan memberikan gizi yang kurang bagi bayinya. e) Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu hamil (supariasa 2002). f) Jumlah anak yang terlalu banyak Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya kurang, akan mengakibatkan berkurangnya kebutuhan gizi.(2002) g) Pendapatan yang rendah Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi, karena tidak dapat menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang( sediaoetomo,2002). h) Usia Ibu Hamil Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik. i) Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5). Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3). j) Paritas Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut 1

:

Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.

2

Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

3

Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas. Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

k) Berat Badan Selama Hamil . Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan

selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. 3.

PATOFISIOLOGI Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya . kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim,payudara, volume darah, plasenta, air ketuban,dan pertumbuhan janin(lubis,2003). Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan – perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi diperlukan sekitar 800 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta ( wiknjosastro,2002). Cakupan gizi pada ibu hamil dapat di ukur dari kenaikan berat badan ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir (winknjosastro,2002).

4.

TANDA DAN GEJALA Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi: 

Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm



Badan kurus



Rambut kusam



Turgor kulit kering



Conjungtiva pucat



Tensi kurang dari 100 mmHg



Hb kurang dari normal (<11 gr%)

Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi: 

Nafsu makan kurang



Mual



Badan lemas



Mata berkunang-kunang

5.

AKIBAT KEK 

Bagi ibu Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan , partus lama, abortus dan infeksi ( susilowati 2008).



Bagi bayi Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan mengalami keguguran , bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan , berat badan lahir rendah (BBLR) (susilowati,2008).

6.

PENCEGAHAN KEK Menurut chinue (2009), cara pencegahan KEKadalah: a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu: Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran bewarna hijau tua , kacang-kacangan, tempe). Makan sayur sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C ( daun katuk,singkong,bayam,jambu,tomat,jeruk,dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapanzat besi dalam usus. b) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubh dengan minum tablet penambah darah.

7.

PENATALAKSANAAN KEK Istirahat lebih banyak Terapi kekurangan energi kronis ditujukanpada pengobatan individu disertai tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor penyebab . Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah: a)

Memberikan penyuluhan dan KIE Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena makanan merupakan sumber gizi

yang dibutuhkan ibu hamil untuk

perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008). Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama

hamilharus

(chinue,2009).

mendapat

tambahan

protein

,mineral,dan

energi

Tabel 2.1 contoh menu ibu hamil BAHAN

PORSI

HIDANGAN JENIS HIDANGAN

MAKANAN

SEHARI

Nasi

6 porsi

Makan pagi:

Sayuran

3 mangkuk

Nasi,1,5 porsi (150 gr)

Buah

4 potong

Ikan

/daging

1

potong

sedang (40 gr) Tempe

3 potong

Sayur 1 mangkok

Daging

3 potong

Buah 1 potong

Susu

2 gelas

Selingan:

Minyak

5 sendok teh

Selingan:

Gula

2 sendok teh

Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan siang: Nasi 3 porsi (300 gr) Lauk,sayur dan buah sama dengan pagi. Selingan: Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan malam: Nasi 2,5 porsi (250 gr) Lauk, buah dan sayur sama dengan pagi/siang Selingan: Susu 1 gelas.

b)

Istirahat lebih banyak Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam 8 jam/hari(wiryo, 2002)

c)

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis (Chinue, 2009). Pemberian PMT untuk memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan.

Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Nurpudji, 2006) 

Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil. Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain (Nanin Jaja, 2007)



Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009) Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang seimbang bagi ibu hamil, yaitu: kebutuhan aktual selama hamil berbeda-beda untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya dan riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi dapat diganggu oleh asupan yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.



Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan menurut saifuddin (2003) adalah : 1)

Rujuk untuk konsultasi

2)

Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil

3)

Minum tablet zat besi tatau tambah darah

Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu ke-20 

Periksa kehamilan secara teratur Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan rumah bila ada komplikasi oleh bidan.

D. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Ibu hamil sering mengalami keluhan-keluhan sakit yang kadang membuatnya merasa cemas. Ibu hamil kadang tidak tahu apakah gejala sakit tersebut tergolong berbahaya atau tidak berbahaya bagi janinnya. Bagaimana cara membedakan antara gejala yang membutuhkan perhatian medis segera dengan yang tidak berbahaya. Ketika timbul tanda-tanda yang tidak biasa yang membuat Anda ragu, telepon atau kunjungi dokter. Ada beberapa tanda yang tidak boleh diabaikan. 10 tanda bahaya kehamilan. 1) Demam tinggi disertai kejang 2) Perdarahan pervaginam 3) Mual dan muntah yang berlebihan 4) Selaput kelopak mata pucat ( anemi) 5) Penglihatan kabur 6) Ketuban pecah dini 7) Bengkak pada tangan dan wajah 8) Penurunan gerakan janin/tidak terasa sama sekali 9) Nyeri abdomen yang hebat 10) Sakit kepala yang hebat

BAB III TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN Dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 10.30 WIB A. Biodata Keluarga Nama KK

: Tn. J

Jenis Kelamin : Laki-laki Umur

: 42 tahun

Agama

: Islam

Suku bangsa : Jawa - Indonesia Pekerjaan

: Petani

Penghasilan

: Rp. 1.200.000,00 per bulan

Alamat

: RT 07 RW 04 Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten Malang

B. Susunan Keluarga

No

Nama

Jenis

Hub.

Umur

Kelami

Keluarga

(tahun)

KK

42

Status

Pendidikan

Agama

Pekerjaan

Kawin

Tidak

Islam

Petani

n L 1.

Jumain

P



tamat SD 2.

Sumiati

3.

Khoirul

4.

Maulidia

5.

Dwi



Istri

41

Kawin

SD

Islam

Petani

Menantu

19

Kawin

SD

Islam

Petani



Anak

19

Kawin

SMP

Islam

IRT



Anak

16

Belum

SMP

Islam

Tidak



kawin

bekerja

Genogram

42 th

25

16 th

19 th

59 th

65

41

23

21 th

19 th

17

15

HAMIL INI

Keterangan : Laki- laki Perempuan +

42 th

41

+

Meninggal Tinggal 1 rumah

Meninggal

Tn. J, hidup, usia 42 tahun, keadaan kesehatan baik Istri Tn. J hidup, usia 41 tahun, keadaan kesehatan baik, akseptor KB suntik 3 bulan

65

Besan Tn. J, hidup, usia 65 tahun, keadaan kesehatan baik

59 th

Besan Tn. J, hidup, usia 59 tahun, keadaan kesehatan baik Anak Tn. J hidup, usia 19 tahun, keadaan kesehatan baik,

19 th

sedang hamil anak pertama 16 th

Anak Tn. J hidup, usia 16 tahun, keadaan kesehatan baik Saudara menantu Tn. J hidup, usia 25 tahun, keadaan

25 th

kesehatan baik 23 th

Saudara menantu Tn. J hidup, usia 23 tahun, keadaan kesehatan baik Saudara menantu Tn. J hidup, usia 21 tahun, keadaan

21 th

19 th

kesehatan baik Menantu Tn. J hidup, usia 19 tahun, keadaan kesehatan baik

11

5

Saudara menantu Tn. J hidup, usia 17 tahun, keadaan 17 th

kesehatan baik Saudara menantu Tn. J hidup, usia 15 tahun, keadaan 15 th

kesehatan baik Saudara menantu Tn. J hidup, usia 11 tahun, keadaan 11 th

kesehatan baik Saudara menantu Tn. J hidup, usia 5 tahun, keadaan 5 th

kesehatan baik

C. Pengambilan Keputusan Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam keluarga lebih banyak dipegang oleh ayahnya sebagai KK, tapi bila KK sedang bekerja, dan membutuhkan keputusan yang segera, suaminya sebagai menantu memutuskan masalah sendiri.

D. Hubungan Dalam Keluarga Ibu mengatakan hubungan antar keluarga, baik antara orangtua dengan anak dan menatu, maupun antara istri dengan suami sangat baik. Meskipun terjadi pertengkaran dalam keluarga, tetapi tidak pernah sampai berlarut-larut. Karena bapak dan suami yang bekerja, maka yang mengurus rumah adalah ibu dan anak.

E. Keadaan Psikologis dan Spiritual Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka. Terkadang juga beribadah bersama baik di rumah maupun di masjid.

F. Sosial, Budaya dan Ekonomi 1.

Penghasilan Setiap bulan Tn “J” mendapat penghasilan Rp. 1.200.000,00 yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak keduanya. Sedangkan setiap bulan menantu Tn “J” mendapat penghasilan

Rp. 1.200.000,00 yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan istri dan dirinya sendiri.

2.

Pendidikan Tn. “J” tidak tamat SD sedangkan Ny “S” dan menantu “K” mengenyam bangku sekolah sampai tingkat SD. An. “M” mengenyam sampai SMP begitu pula dengan An.“D“

3.

Suku dan Agama Tn. “J” dan Ny. “S” sama-sama suku jawa dan beragama Islam.

4.

Hubungan dengan Keluarga Ibu mengatakan setiap hari sering berkunjung ke rumah tetangga untuk mengobrol. Hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara sendiri.

G. Kebutuhan Sehari-hari 1. Kebutuhan Nutrisi Ibu mengatakan Menu dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, sayur, telur/ikan, daging (jarang), buah (jarang). Kebiasaan makan keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing: 

Tn. “J” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring penuh.



Ny. “S” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring sedang.



Tn. “C” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring penuh.



Ny. “M” makan sebanyak 1-2x sehari dengan porsi 1 piring sedang dengan tambahan menu : buah pisang, ibu tidak minum susu karena selalu mual jika diminumkan.



An. “D” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring sedang.

2. Kebutuhan Istirahat Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing: 

Tn. “J” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan biasanya malam tidur mulai pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.30 WIB.



Ny. “S” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.



Tn. “C” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan biasanya malam tidur mulai pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB.



Ny. “M” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.



An. “D” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB.

3. Kebersihan Diri Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota keluarga mengganti pakaian 1 x sehari dan Ny “S” mengganti pakaian dalam 2x sehari. 4. Eliminasi Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan tidak ada gangguan ataupun keluhan dan pola BAK meliputi 

Tn. “J” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.



Ny. “S” buang air kecil kurang lebih 5-6x sehari.



Tn. “C” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.



Ny. “M” buang air kecil kurang lebih 8-9x sehari.



An. “D” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.

:

5. Rekreasi Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1 kali setahun. H. Lingkungan b. Perumahan Rumah yang ditempati keluarga Tn “J” adalah milik sendiri, dengan luas bangunan 36 m2, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka dengan sirkulasi udara dan cahaya sinar matahari baik. Kamar mandi dan WC latrin milik sendiri.

K. MANDI DAPUR U Denah rumah

K. TIDUR

K. TIDUR B

T

K. TIDUR

K. TIDUR

R. KELUARGA

K. TIDUR

S

RUANG TAMU

TERAS RUMAH

c.

Jenis Bangunan

HALAMAN

Lantai rumah berupa tegel, dinding terbuat dari tembok, ventilasi jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk. d.

Kebersihan Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.

e.

Pemakaian Air Air berasal dari air sumber, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, milik umum.

e. Jamban Keluarga Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air >10 meter dengan status milik sendiri. f. Pembuangan Limbah Pembuangan limbah rumah melalui paralon, mengalir. g. Pembuangan Sampah Pembuangan sampah dibuang di bak sampah lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir.

F. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Keluarga Tn “J” biasa berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit. Melahirkan di bidan. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan sangat dekat tepatnya di depan rumah Tn. “J”.

G. Status Kesehatan Keluarga 1. Ny “M” tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit. Tn “C”, Tn “J”, Ny. “S” dan An. “D” juga tidak pernah sakit, hanya terkadang batuk pilek biasa.

2. Riwayat Kehamilan, riwayat Persalinan, riwayat Nifas Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama. 3. Riwayat Menstruasi Menarche : 13 tahun Lama haid : 6-7 hari

Disminorhea : Jumlah perdarahan : ganti softex 2x

Siklus : 30 hari 4. Riwayat KB Setelah menikah Ny “M” belum pernah menggunakan KB 5. Gizi Keluarga Ibu mengatakan bahwa sehari-hari keluarga mengkonsumsi nasi lengkap dengan lauk dan sayuran, buah biasanya mengkonsumsi mangga, tomat, dan pepaya. Dalam keluarga, tidak terbiasa minum susu sapi, hanya susu kedelai bila ada.

DATA OBYEKTIF 1. Tn “J” Pemeriksaan Umum : 

Kesadaran

: Composmentis



Tekanan Darah

: 130/80 mmHG



Nadi

: 80 x/mnt



Pernafasan

: 24 x/mnt



Suhu

: 36,5 OC



BB

: 60 kg



TB

: 160 cm

2. Ny. “S” Pemeriksaan Umum : 

Kesadaran

: Composmentis



TD

: 120/70 mmHG



Nadi

: 84 x/mnt



Pernafasan

: 24 x/mnt



Suhu

: 36,4 OC



BB

: 56 kg



TB

: 157 cm

3. Tn. “C” Pemeriksaan Umum : 

Kesadaran

: Composmentis



TD

: 120/70 mmHG



Nadi

: 84 x/mnt



Pernafasan

: 24 x/mnt



Suhu

: 36,4 OC



BB

: 65 kg



TB

: 163 cm

4. An. ”D” Pemeriksaan Umum : 

Kesadaran

: Composmentis



TD

: 110/70 mmHG



Nadi

: 84 x/mnt



Pernafasan

: 24 x/mnt



Suhu

: 36,4 OC



BB

: 45 kg



TB

: 153 cm

5. Ny. “M” Pemeriksaan Umum : 

Keadaan umum

: Baik



Kesadaran

: Composmentis



TD

: 110/80 mmHG



Nadi

: 80 x/menit



Pernafasan

: 24 x/menit



Suhu

: 36,5 0C



BB sebelum hamil : 43 kg



BB sekarang

: 47 kg



TB

: 148 cm



LILA

: 23 cm



HPHT

: 06-05-2015



TP

: 13-02-2016

Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Muka

: tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: sclera putih, konjungtiva pucat

Mulut & gigi

: bibir pucat, tidak stomatitis, ada karies gigi

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis

Payudara

: simetris, bersih, membesar, putting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae

Perut

: menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba

Genetalia

: bersih, tidak ada varises,tidak oedema

Ekstremitas

: tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.

b. Palpasi Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena jugularis

Payudara

: tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

Abdomen

:

Leopold I

: teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus (kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat

Leopold II

: teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu (Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan perut ibu

Leopold III

: teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan kepala), belum masuk pintu atas panggul.

Leopold IV

: tidak dilakukan

Mc. Donald

: 30 cm

Gerakan Janin

: (+)

Ekstremitas

: tidak oedema, tidak varises

II. IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA MASALAH : Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung

DX

kiri dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan DS

: Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7 bulan. Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan ibu dan keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

DO

:

TTV TD

: 110/80 mmHG

Nadi

: 80 x/menit

Pernafasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,5 0C

Palpasi Leopold I

: teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus (kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat

Leopold II

: teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu (Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan perut ibu

Leopold III

: teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan kepala), belum masuk pintu atas panggul.

Leopold IV

: tidak dilakukan

Mc. Donald

: 30 cm

Gerakan Janin

: (+)

Masalah

:

1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil 2. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan Ds

: Ibu mengatakan berat badan ibu hanya naik sedikit Ibu dan keluarga juga mengatakan belum pernah mendapat penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan

Do

:

Tabel 1.1 Bulan

Berat badan (kg)

Agustus

43

September

43

Oktober

44

November

47

Desember

48

Keterangan

: Catatan kenaikan berat badan

Prioritas Masalah: Prioritas masalah di dalam mengatasi masalah keluarga Tn. ”J” yaitu mengenai masalah keluarganya tentang kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan Ibu dan keluarga akan tanda bahaya kehamilan. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan mengancam kesehatan ibu tersebut.Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil Tabel 1.2 Kriteria Sifat masalah

Perhitungan 1/3x1

Skor 1/3

Kemungkinan 1/2x2 masalah dapat diubah

1

Potensi masalah 2/3x1 untuk diubah

2/3

Menonjolnya

1

2/2x1

Pembenaran Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Masalah dapat diubah, sehingga ibu mengetahui apa saja yang harus diperhatikan pada ibu yang mengalami kekurangan energi kronis. KEK pada ibu hamil dapat diatasi dengan memberi KIE mengenai KEK dan bagaimana menanggulanginya serta memberi penyuluhan kepada ibu tentang pemberian makanan tambahan tinggi protein dan tinggi kalori. Keluarga tidak menyadari

masalah

bahwa KEK adalah masalah serius

Jumlah

3

Keterangan

2.

: pembobotan

Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

Tabel 1.3 Kriteria Sifat masalah

Perhitungan 2/3x1

Skor 2/3

Kemungkinan 1/2x2 masalah dapat diubah

1

Potensi masalah 2/3x1 untuk diubah

2/3

Menonjolnya masalah

½

1/2x1

Jumlah Keterangan

Pembenaran Ancaman kesehatan, karena jika ibu dan keluarga tidak mengetahui tanda bahaya kehamilan, ibu tidak bisa mengantisipasi kondisinya Masalah dapat diubah, sehingga pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya pada kehamilan dapat meningkat Kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan dapat diubah dengan memberi penyuluhan kepada ibu Keluarga tidak menyadari bahwa kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan adalah masalah serius

2 6/6 : pembobotan

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah keluarga pada Tn. J adalah sebagai berikut : Prioritas I

: Kekurangan energi kronis pada ibu hamil

Prioritas II

: Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

IV.

INTERVENSI Dilakukan pada tanggal 07 Desember 2015 pukul 15.00 WIB 

Masalah k e-1

: Kekurangan energi kronis pada ibu hamil



Tujuan

: Ibu dan keluarga mengerti dan memahami tentang KEK



KH

: Ibu dan keluarga dapat menjelaskan tentang faktor yang

mempengaruhinya dan bagaimana menanggulanginya Intervensi 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif 2. Berikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya. R/ Ibu da keluarga mendapat pengetahuan tentang KEK 3. KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi pada ibu hamil. R/ Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan tubuhnya sendiri. Makanan bergizi membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu dan janin 4. Anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain R/ PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis 5. Anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah R/ Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu ke-20 6. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup R/ Istirahat yang cukup dapat membuat sirkulasi darah ibu menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen pada janin terpenuhi 

Masalah Ke-2

: kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda

bahaya kehamilan 

Tujuan

: ibu dan keluarga mengerti dan memahami tentang tanda

bahaya kehamilan



KH

:Ibu dan keluarga dapat menjelaskan tentang tanda bahaya pada

kehamilan Intervensi 7. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan R/ Untuk mengantisipasi masalah yang akan terjadi 8. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan R/ Untuk mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menghadapi persalinan 9. Ingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur R/ Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan rumah bila ada komplikasi oleh bidan. V.

IMPLEMENTASI Dilakukan pada tanggal 09 Desember 2015 pukul 16.00 WIB 

Masalah k e-1

: Kekurangan energi kronis pada ibu hamil

Implementasi 1.

Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan

2.

Memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya

hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet. 3.

KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan

minum air putih minimal 8 gelas/hari. Contoh menu Makan pagi: Nasi,1,5 porsi (150 gr) Ikan /daging 1 potong sedang (40 gr) Sayur 1 mangkok Buah 1 potong Selingan: Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan siang: Nasi 3 porsi (300 gr) Lauk,sayur dan buah sama dengan pagi. Selingan:

Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan malam: Nasi 2,5 porsi (250 gr) Lauk, buah dan sayur sama dengan pagi/siang Selingan: Susu 1 gelas. 4.

Menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu,

roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain. 5.

Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah

6.

Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8-9 jam/hari



Masalah Ke-2

: kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda

bahaya kehamilan Implementasi 7.

Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu: a.

Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua

b.

Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau

kejang

8.

c.

Demam atau panas tinggi

d.

Air ketuban keluar sebelum waktunya

e.

Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

f.

Muntah terus dan tidak mau makan

Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu

akan bersalin, ditolong siapa, siapa yang mendampingi, tabungan, donor darah 9.

Mengingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi.

II.

EVALUASI Dilakukan pada tanggal 12 Dsember 2015 pukul 14.00 WIB Masalah : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan S

: Ibu mengatakan sudah mulai paham akan kekurangan energi kronis dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan

O

: Ibu sudah mampu menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan. Wajah ibu tampak senang mendengar semua penjelasan.

A

: Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan sudah teratasi

P

: Melanjutkan intervensi Anjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti kondisi ibu saat ini

CATATAN PERKEMBANGAN Dilakukan pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 15.00 WIB Masalah : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan S

: ibu mengatakan sudah periksa ke bidan, dan keadaanya saat ini baik baik saja Ibu dan keluarga mengatakan akan memantau porsi makan agar penambahan berat badan dapat naik sesuai dengan standar

O

: Ibu tampak lega da senang

A

: Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

P

: Anjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti kondisi ibu saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini penulis akan membandingkan teori dan kasus yang terjadi di masyarakat, apakah terdapat kesenjangan atau tidak. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015 pada pukul 10.30 WIB di rumah Tn. “J” didapatkan data subyektif ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7 bulan. Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan, ibu dan keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh winkjosastro (2002) tentang gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi nafsu makan kurang, mual, badan lemas dan mata berkunang-kunang. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan data obyektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,5 0C, berat badan sebelum hamil 43 kg, berat badan sekarang 47 kg, tinggi badan ibu 148 cm, Lingkar lengan atas 23 cm, hari pertama haid terakhir 06 Mei 2015. Pada pemeriksaan fisik, muka tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum, mata sklera putih, konjungtiva pucat, mulut & gigi bibir pucat, tidak stomatitis, ada karies gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis, payudara simetris, bersih, membesar, putting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae, perut menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba dan pada genetalia nampak bersih, tidak ada varises,tidak oedema. Pemeriksaan leopold, leopold I teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus (kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat, leopold II teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu (Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan perut ibu, leopold III teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan kepala), belum masuk pintu atas panggul, leopold IV tidak dilakukan, Mc. Donald 30 cm, gerakan Janin (+) dan pada ekstremitas tidak oedema serta tidak varises. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh sediaoetomo (2002) tentang tanda-tanda KEK meliputi lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, badan kurus, rambut kusam,

turgor kulit kering, konjungtiva pucat, tensi kurang dari 100 mmHg, Hb kurang dari normal (<11 gr%). Berdasarkan data tersebut analisa atau diagnosa yang dapat ditarik adalah Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan. Intervensi yang disusun untuk mengatasi kekurangan energi kronis pada ibu hamil adalah jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, berikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya, KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi pada ibu hamil, anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain, anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah, anjurkan ibu untuk istirahat cukup. Sedangkan intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yaitu jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan, ingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yaitu untuk masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil diantaranya : menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet, KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan minum air putih minimal 8 gelas/hari, menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain, menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 89 jam/hari sedangkan implementasi yang dilakukan untuk mengatasi maslaah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yakni : menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu: perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak, muntah terus dan tidak mau makan, selanjutnya menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu akan bersalin, ditolong siapa, siapa

yang mendampingi, tabungan, donor darah serta mengingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi. Setelah dilakukan implementasi, evaluasi yang didapat adalah ibu mengatakan sudah mulai paham akan kekurangan energi kronis dan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu sudah mampu menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan. Wajah ibu tampak senang mendengar semua penjelasan analisa dari data yang didapat ialah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan sudah teratasi penatalaknsanaan yang dilakukan ialah menganjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti kondisi ibu saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan. Dari kasus, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengkajian pada Tn.”J” pada tanggal 3 Desember 2015 didapatkan data bahwa pada keluarga Tn.”J” terdapat ibu hamil, yaitu Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan kekurangan energi kronis dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan. 2. Dari pengkajian data diatas, didapatkan masalah yaitu kekurangan energi kronis dan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan. 3. Dengan adanya masalah di atas, kemudian disusun rencana asuhan pada keluarga Tn.”’J” antara lain diberi penyuluhan tentang KEK dan tanda bahaya kehamilan. 4. Implementasi yang dilakukan adalah memberi KIE dan penyuluhan tentang K’EK dan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan pada keluarga Tn.”J”. 5. Dari hasil evaluasi, masalah yang ada pada keluarga Tn.”J” sebagian besar teratasi. B. SARAN Saran yang bisa diberikan penulis adalah: 1. Seharusnya setiap tempat pelayanan kesehatan mempunyai jadwal rencana untuk mengadakan penyuluhan. 2. Pendekatan yang intensif dan lebih merakyat sangat diperlukan dalam mencari informasi dari masyarakat serta melakukan kunjungan rumah. 3. Pelayan kesehatan harus lebih terampil mencari daerah binaan yang sekiranya dianggap kurang dalam masalah kesehatan.

LAMPIRAN 1 Topik

: Kekurangan Energi Kronis

Tempat

: Rumah Tn “J”

Hari/ Tanggal

: 09 Desember 2015

Waktu

: 16.00 - selesai

Sasaran

: keluarga Tn “J” khususnya ibu Hamil Ny. “M”

A. Tujuan 1) Tujuan Umum: Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis, diharapkan peserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap mengenai kekurangan energi kronis. 2) Tujuan Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis diharapkan ibu dapat: a.

Menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis.

b.

Menyebutkan penyebab kekurangan energi kronis.

c.

Menyebutkan tanda kekurangan energi kronis.

d.

Menyebutkan gejala kekurangan energi kronis

e.

Menjelaskan cara mengatasi kekurangan energi kronis

B. Metode Metode yang digunakan adalah berdiskusi C. Media Media yang digunakan adalah leaflet D. Kegiatan Penyuluhan NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUHAN

1

3 Menit

Pembukaan:

KEGIATAN PESERTA

1) Salam, ucapan syukur

1) Menjawab salam

2) Memperkenalkan diri

2) Mendengarkan

3) Menjelaskan tujuan.

maksud

dan

dan

memperhatikan 3) Menjawab pertanyaan

4) Menyebutkan

materi

yang

akan diberikan 5) Menyampaikan kontrak waktu 6) Memberikan pertanyaan (pretest) 2

15 Menit

Pelaksanaan : 1) Menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis. 2) Menyebutkan

1) Mendengarkan

dan

Memperhatikan

penyebab

kekurangan energi kronis. 3) Menyebutkan

tanda

kekurangan energi kronis. 4) Menyebutkan

gejala

kekurangan energi kronis 5) Menjelaskan

cara

mengatasi

kekurangan

energi kronis

3

5 Menit

Tanya Jawab

Mengajukan pertatanyaan

Memberikan kesempatan kepada peserta

tentang

materi

yang

kurang dipahami 4

5 Menit

Evaluasi : 1) Menanyakan

pada

ibu/ 1) Menjawab

keluarga tentang materi yang

menjelaskan

diberikan dan reinforcement

pertanyaan

kepada

ibu

menjawab

bila &

dapat

menjelaskan

kembali pertanyaan/materi 2) Memberi pertanyaan (post-test)

dan

5

3 Menit

Terminasi : 1) Mengucapkan

terimakasih 1) Mendengarkan

kepada ibu dan keluarga

dan

membalas salam

2) Mengucapkan salam E. Evaluasi  Kriteria Proses : a.

Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.

b.

Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.

c.

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.

Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.  Kriteria Hasil : a. Keluarga mampu menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis. b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab kekurangan energi kronis. c. Keluarga mampu menyebutkan tanda kekurangan energi kronis. d. Keluarga mampu menyebutkan gejala kekurangan energi kronis e. Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi kekurangan energi kronis

LAMPIRAN 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

Tempat

: Rumah Tn “J”

Hari/ Tanggal

: 09 Desember 2015

Waktu

: 16.00 - selesai

Sasaran

: keluarga Tn “J” khususnya ibu Hamil Ny. “M”

A. Tujuan 1 Tujuan Umum: Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan, diharapkanpeserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap mengenai tanda bahaya kehamilan. 2. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan diharapkan ibu dapat: a. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan. b. Menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan. B.

Metode Metode yang digunakan adalah berdiskusi



Media Media yang digunakan adalah poster



Kegiatan Penyuluhan

N

KEGIATAN

KEGIATAN PESERTA

O

WAKTU

PENYULUHAN

1

3 Menit

Pembukaan:Salam, ucapan syukur 



Memperkenal kan diri

Menjawab salam



Mendengark



Menjelaskan

an

maksud

memperhati

dan

kan

tujuan. 

dan



Menyebutkan materi

Menjawab pertanyaan

yang

akan diberikan 

Menyampaika n

kontrak

waktu 

Memberikan pertanyaan (pre-test)

2

10 Menit

Pelaksanaan : 

1) Menjelaskan pengertian

tanda

Mendengarkan dan

bahaya kehamilan.

Memperhatikan

2) Menyebutkan tandatanda

bahaya

kehamilan 3

5 Menit

Tanya Jawab

Mengajukan

Memberikan kesempatan kepada

peserta

tentang

materi

yang

kurang

pertatanyaan

dipahami 4

5 Menit

Evaluasi : 

Menanyakan pada ibu/ tentang yang

keluarga materi diberikan

dan reinforcement



Menjawab menjelaskan pertanyaan

dan

kepada ibu

bila

dapat menjawab & menjelaskan kembali pertanyaan/materi 

Memberi pertanyaan (posttest)

4

5

Menit

Terminasi : 



Mengucapkan terimakasih kepada

ibu

Mendengarkan dan

dan

membalas

salam

keluarga 

Mengucapkan salam



Evaluasi  Kriteria Proses : a.

Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.

b.

Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.

c.

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.

Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.  Kriteria Hasil : f. Keluarga mampu menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan. g. Keluarga mampumenyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan.

Copyright : pondokibu.com

DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermik, Jensen.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC. Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontekas Keluarga. Jakarta: Depkes RI. Hani, Ummi, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba. Mannuaba, Ida Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. Rochjati,Dr.Poedji.2003.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Fasktor Resiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya:Airlangga. Salmah,dkk.2006.Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta:EGC. Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC. Varney, Hellen, dkk. 2006. Buku Ajar Auhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.

Related Documents

Askeb
October 2019 72
Askeb Pkl.docx
April 2020 37
Askeb Kehamilan.docx
May 2020 31
Askeb Keluarga.docx
November 2019 46
Askeb Persalinan.docx
June 2020 5
Askeb Anc.docx
April 2020 24

More Documents from "sandra"