BAB I B PENDAHULUAN
1.1 Teori Dasar Dalam tubuh, asam-basa mempunyai peran penting sebagai faktor yang mempengaruhi ke-optimalan metabolism tubuh. Untuk mengetahui peran dan cara kerja asam-basa dalam tubuh, kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari asam-basa itu sendiri.
1.1.1 ASAM Asam adalah zat yang meningkatkan konsentrasi ion hydrogen suatu larutan. Zat asam jika dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion H+ . Misalnya ketika Asam Klorida (HCl) ditambahkan ke air, ion Hidrogen berdisosiasi dari ion Klorida : HCl H+ + ClSumber H+ ini menghasilkan larutan asam yang memiliki lebih banyak H+ daripada OH1.1.2 BASA Basa adalah zat yang mengurangi konsentrasi ion hidrogen suatu larutan. Jika dilarutkan ke dalam air, maka zat basa akan melepaskan ion hidrogen. Beberapa basa mengurangi konsentrasi H+ secara langsung dengan menerima ion hidrogen. Amonia (NH3), misalnya bertindak sebagai basa ketika pasangan electron yang tidak digunakan bersama di kulit valensi nitrogen menarik ion hidrogen dari larutan, sehingga menghasilkan ion ammonium NH4+ NH3 + H+ NH4+
Setelah kita mengetahui apa itu Asam & Basa, penulis akan mengaitkan Asam & Basa dengan metabolisme di dalam tubuh.
1.1.3 ASAM & BASA DALAM TUBUH Pengaturan Asam & Basa dalam tubuh terdapat pada:
1. Kerja pH Buffer dalam peredaran darah Sebagian sel hidup memiliki pH internal yang dekat dengan 7. Perubahan pH sekecil apapun dapat membahayakan, karena proses kimia dalam sel sangat sensitif terhadap konsentrasi ion hidrogen dan hidroksida. pH darah manusia sangat dekat dengan 7,4 yang agak basa. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa ment jika pH darahnya turun ke 7 atau naik ke 7,8 dan ada suatu system kimiawi dalam darah yang mempertahankan kestabilan pH. Penambahan asam berefek jauh lebih kecil tehadap pH darah daripada pH air. Karena keberadaan zat yang disebut buffer memungkinkan pH cairan biologis
relative
konstan meskipun ada
penambahan asam atau basa. Buffer adalah zat yang meminimalkan perubahan kosentrasi H+ dan OH- dalam larutan. Buffer melakukan hal itu dengan cara menerima ion hidrogen dari larutan jika jumlahnya berlebih dan menyumbangkan ion hidrogen ke larutan jika jumlahnya kurang. Sebagian besar larutan buffer mengandung suatu asam lemak dan basanya yang sesuai yang berkombinasi secara dapat-balik dengan ion hidrogen. Ada beberapa buffer yang berkontribusi menjdi stabilitas pH dalam darah manusia dna banyak larutan biologis lainnya. Salah satunya adalah asam karbonat (H2CO3), yang terbentuk ketika CO2 bereaksi dengan air dalam plasma darah.
Kesetimbangan kimai antara asam kerbonat dan bikarbonat bekerja sebagai regulator pH, reaksi bergeser ke kiri atau kanan ketika proses lain dalam larutan menambahkan atau menyingkirkan ion hidrogen. Jika kosentrasi H+ dalam darah mulai turun (pH naik), reaksi berlanjut ke kanan dan semakin banyak asam karbonat berdisosiasi, menambah kembali jumlah ion hidrogen. Namun ketikan konsentrasi H+ dalam darah mulai naik (pH turun), reaksi berlanjut ke kiri, dengan HCO3- (basa) menyingkirkan ion hidrogen dari larutan dan membentuk H2CO3. Dengan demikian system buffer asam karbonat – bikarbonat ini terdiri atas asam dan basa yang saling setimbang satu sama lain.
2. Peran pH dalam Enzim tubuh Setiap Enzim memiliki suatu pH saat dirinya bekerja paling optimal. Nilai pH optimal bagi sebagian besar Enzim berada pada kisaran pH 6 sampai 8, namun ada beberapa pengecualian. Misalnya, Pepsin (enzim pencernaan dalam lambung) bekerja paling optimal pada pH 2. Lingkungan asam semacam ini mendenaturasi sebagian besar enzim, namun Pepsin beradaptasi untuk mempertahankan struktur berdimensitiganya yang fungsional dalam lingkungan asam. Sebaliknya, Tripsin (enzim yang ada di usus manusia) memiliki pH optimal 8 dan akan terdenaturasi di lingkungan asam di lambung.
3. Titrasi Asam Basa Pada reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama tidak selalu menghasilkan larutan yang netral, karena tergantung dari kekuatan asam dan basa tersebut. Salah satu cara menetralkan asam dengan basa adalah penambahan larutan baku atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan bantuan indikator. Untuk reaksi penetralan, indikator yang digunakan adalah indikator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netral. Indikator yang kita gunakan dalam percobaan ini adalah Fenolftalein. Hal yang penting dalam Titrasi Asam Basa : 1. Titik akhir Titrasi Yaitu, saat dimana indikator (Fenolftalein) yang ditambahkan kedalam asam oksalat berubah warna menjadi merah muda 2. Titik ekuivalen Yaitu saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH-.
BAB IIB ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
2.1 Tujuan Untuk menentukan konsentrasi NaOH dari konsentrasi asam oksalat yang telah ditentukan.
2.2 Alat dan Bahan 1. NaOH 2. Asam oksalat 0,05M 3. Fenolftalein 4. Pipet tetes 5. Pipet gondok 6. Labu Erlenmeyer 7. Buret dan statif
2.3 Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Pastikan alat yang digunakan dalam keadaan bersih 3. Ambil larutan asam oksalat 0,05M sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet gondok 4. Masukkan asam oksalat yang sudah ada di pipet gondok ke dalam labu Erlenmeyer 5. Masukkan 2 – 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam labu Erlenmeyer berisi asam oksalat dan goyangkan labu Erlenmeyer secara perlahan agar larutan tercampur merata 6. Masukkan NaOH dalam buret bersih sampai ke titik nol 7. Catat volume awal setiap kali melakukan titrasi 8. Titrasi secara perlahan larutan NaOH dari buret ke dalam asam oksalat, dengan cara mengatur keran agar keluar sedikit demi sedikit
9. Sambil dilakukan proses titrasi, goyangkan labu Erlenmeyer secara perlahan agar larutan tercampur 10. Hentikan titrasi jika larutan telah berubah menjadi berwarna merah muda 11. Catat volume akhir larutan NaOH yang digunakan 12. Lakukan percobaan ini sebanyak 3 kali dengan langkah yang sama 13. Jika telah selesai percobaan, cuci kembali dan letakkan alat ke tempatnya.
BAB IIIB HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN
3.1 Hasil Pengamatan Volume I (ml)
Volume 2 (ml)
Volume 3 (ml)
Keadaan awal Keadaan akhir Total volume
3.2 Pembahasan Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada netralisasi reaksi asam dan basa. Berakhirnya titrasi jika titik akhir titrasi (titik equivalen) mencapai keadaan seimbang. Bedasarkan data yang telah diadapatkan dari hasil pengamatan dapat diketahui rata – rata volume NaOH yang dipakai untuk menetralkan 10 ml larutan asam oksalat 0,05M adalah sebagai berikut:
Volume NaOH rata-rata : 4 ml + 4,5 ml + 4 ml = 4,17 ml 3
Setelah diketahui volume rata-rata NaOH, dapat diketahui konsentrasi NaOH yang diperlukan dengan rumus titrasi:
M1.V1.koefisien = M2.V2.koefisien 0.05M x 10 ml x 2 = M2 x 4,17 ml x 1 M2 = 0,24M
3.3 Kesimpulan 1. Titrasi adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam/basa. 2. Konsentrasi NaOH dari percobaan yang dilakukan adalah 0,24M. 3. Volume rata-rata NaOH yang dipakai untuk menetralkan 0.05M asam oksalat adalah 4,17 ml. 4. Jika campuran asam oksalat dan fenolftalein yang dititrasikan dengan NaOH telah mencapai warna merah muda, berarti titrasi sudah mencapai titik seimbang.