Asam Basa Kimsis.docx

  • Uploaded by: Lila Muliyani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asam Basa Kimsis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,801
  • Pages: 22
LAPORAN

TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI (REAKSI ASAM-BASA)

OLEH

NAMA

: FEISTAND VAN GOBEL

NPM

: 85FA17010

KELOMPOK: 1 (Satu) PRODI

: S1 FARMASI

ASISTEN: 1. ADNAN MALAHA S.Pd 2. DEDE SUTRIONO, S.Si

LABORATORIUM KIMIA PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA MANDIRI GORONTALO 2018

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan dengan judul Titrasi asidi-alkalimetri (Reaksi asambasa). Laporan ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang Titrasi asidi-alkalimetri (Reaksi asam-basa) dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Gorontalo,

Lila Muliani

2018

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1

Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2

Maksud dan Tujuan Percobaan ............................................................ 1

1.2.1 Maksud Percobaan ............................................................................ 1 1.2.2 Tujuan Percobaan .............................................................................. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2 2.1 Definisi titrasi asam-basa....................................................................... 2 2.2 Prinsip titrasi asam-basa ....................................................................... 5 2.3 Cara mengetahui titik ekuivalen ............................................................ 5 2.4 Uraian bahan .......................................................................................... 5 BAB III METODE KERJA ............................................................................... 8 3.1

Alat dan Bahan ................................................................................. 8

3.1.1 Alat ................................................................................................... 8 3.1.2 Bahan ................................................................................................ 8 3.2

Prosedur kerja ................................................................................... 8

3.2.1 Analisis asam sitrat ............................................................................. 3.2.2 Analisis asam salisilat ......................................................................... BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ............................. 10 4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................. 10 4.2 Pembahasan ........................................................................................... 10 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 12 5.1

Kesimpulan ....................................................................................... 12

5.2

Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13 LAMPIRAN ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa. Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Untuk itu dilakukan percobaan ini kali ini, dan akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta menentukan konsentrasi asam basa melalui metode titrasi. 1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum ini adalah, mampu menetpkan kadar menggunakan prinsip reaksi asam basa

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alatalat, seperti buret dan pipet volumetri (Harry Firman,1990). 2.2 Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant (Purba,2006).

2.3 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent” (Keenam,1984). Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi” (Harry Firman,1990).

2.4 Uraian Bahan 1. Aquades (Depkes RI, 1979) Nama Resmi

: AQUADESTILATA

Nama Lain

: Air suling

Rumus Kimia

: H2O

Berat Molekul

: 18,02

Pemerian

: Cairan

jernih,

tidak

berwarna,tidak

berbau,

tidak

mempunyai rasa Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup

2. Etanol (FI Edisi III, 1979) Nama Resmi

: AETHANOL

Sinonim

: Alkohol, etanol, ethvl alkohol

Rumus Molekul : 2H6O Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih , mudah menguap,dan mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah terbakar, dan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan

: Dalam wadah tetutup rapat, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api.

3. Metil Merah (Depkes RI, 1979) Nama Resmi: BENZOAT HIDROKSIDA Nama Lain: Metil merah Rumus Kimia: C15H15N2O3 Berat Molekul:305,76

Pemerian: Serbuk merah gelap Kelarutan:Sukar larut dalam air dan larut dalam etanol Kegunaan: Sebagai indikator. 4. NaOH (Depkes RI, 1979) Nama Resmi

: NATRII HIDROCIDUM

Nama Lain

: Natrium Hidroksida

Rumus Kimia

: Na(OH)

Berat Molekul

: 40

Pemerian

: Bentuk batang massa hablur, air keping-keping, keras dan rapuh dan menunjukkan sususnan hablir putih mudah meleleh basa katalis dan korosif segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan

: Sebagai zat tambahan

5. Vitacimin Nama Resmi

: ACIDUM ASCORBICUM

Sinonim

: Asam askorbat, Vitamin C

Rumus Molekul : C6H8O6 Berat Molekul

: 176,13

Pemerian

: Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau rasa asam, oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap diudara, dalam larutan cepat teroksidasi

Kelaarutan

: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etano 95% P, Praktik tidak larut dalam kloroform P dan eter dan dalam benzena P.

BAB III METODE KERJA

3.1

Alat dan Bahan

3.1.1 Alat Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, buret, cawan porselin, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, statif klem, 3.1.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah Aquades, Etanol, Indikator Metil merah, NaOH 0,1 N, Vitacimin. 3.2

Prosedur Kerja

3.2.1 Analisis Asam Sitrat a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan b) Sampel vitacimin digerus sampai halus c) Ditimbang sampel sebanyak 300 mg d) Dilarutkan dalam aquades sebanyak 100 mI e) Dimasukkan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mI ke dalam buret f) Dimasukkan indikator metil merah ke dalam sampel yang sudah dihomogenkan g) Dititrasi sampel yang telah dihomogenkan dengan NaOH 0,1 N yang berada di dalam buret h) Dititrasi secara perlahan, tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna i) Dicatat volume larutan setelah titrasi 3.2.2 Analisis Asam Salisilat a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan b) Sampel vitacimin digerus sampai halus c) Ditimbang sampel sebanyak 250 mg d) Dilarutkan dalam etanol netral sebanyak 15 mI, dan tambahkan aquades 20 mI e) Dimasukkan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mI ke dalam buret

f) Dimasukkan indikator metil merah ke dalam sampel yang sudah dihomogenkan g) Dititrasi sampel yang telah dihomogenkan dengan NaOH 0,1 N yang berada di dalam buret h) Dititrasi secara perlahan, tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna i) Dicatat volume larutan setelah titrasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan

Sampel Awal

Hasil

4.2 Pembahasan Titrasi asam basa merupakan penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang dikatahui dengan di dasarkan pada reaksi netralisasi. Pada praktikum kali ini dilakukan titrasi asam basa menggunakan sampel Vitacimin dengan dua macam percobaan yaitu analisis asam sitrat dan asam salisilat. Pada percobaan asam sitrat, sampel vitacimin di gerus hingg halus, diambil dan ditimbang sebanyak 300 mg. Kemudian sampel dimasukan ke dalam erlenmeyer dan di larutkan dengan aquades sebnyak 100 mI, di kocok sampai homogen. Larutan NaOH 0,1 N di masukan ke dalam buret sampai 50 mI. Selanjutanya larutan vitacimin yang berada dalam erlenmeyer di titrasi dengan NaOH 0,1 N. Sebelum dititrasi, larutan vitacimin di tambahkan 10 tetes dari indikator metil merah. Tujuan penambahan indikator metil merah sebagai kontrol pada larutan. Saat proses dititrasi, larutan NaOH di tetesi secara perlahan tetes demi tetes ke dalam larutan vitacimin. Setelah dititrasi terjadi perubahan warna jingga pada larutan, perubahan warna terjadi pada

volume ke 25 NaOH dalam buret. Perubahan warna terjadi karena adanya reaksi kesetimbangan suatu larutan dan terjadi reaksi netralisasi. Selanjutnya dilakukan percobaan asam salisilat, sampel vitacimin gerus dan ditimbang sebanyak 250 mg, setelah ditimbang di masukan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan etanol sebanyak 15 mI, dan ditambahkan lagi aquades 20 mI, dilarutakan dengan sampel, di kocok hingga homogen. Setelah larutan homogen, di titrasi menggunakan NaOH. Prosedur titrasi dilakukan sperti pada percobaan asam sitrat, dengan cara di tetesi secara perlahan tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna pada larutan sampel. Setelah dilakukan titrasi, terjadi perubahan warna jingga pada larutan sampel. Faktor terjadinya perubahan warna di karenakan terjadi penetralan larutan antara titran dan titrat. Pada percobaan ini, terjadi faktor kesalahan pemilihan indikator, yang seharusnya menggunakan indikator PP (penoftalein) di ganti dengan indikator metil merah, hal ini menyebabkan hasil yang di dapat tidak sesuai. Tetapi terjadi perubahan warna akibat penetralan larutan asam basa.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Kadar kosentrasi dari sampel vitacimin dapat ditentukan dari titrasi NaOH, dengan penambahan indikator metil merah, dan terajdi perubahan warna jingga pada percobaan asam salisilat dan aam sitrat. 5.2 Saran Praktikan diharapkan selalu menjaga sikap pada saat melakukan praktikum, perlakuan harus dilakukan sesuai denga prosedur kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Keenam, et al.1984. Kimia Untuk Universitas 1. Edisi keenam. ( alih bahasa A. Hadyana pudjaatmaka). Jakarta : Erlangga. Harry Firman.1990. Kimia Dasar II. Bandung : IKIP Bandung Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Airlangga

LAMPIRAN

(Bobot kososng)

(penimbangan bahan)

(Bahan)

(Etanol)

(Asam Salisilat)

(Proses titrasi)

(Hasil)

(NaOH)

(Kalium biftalat)

(Metil merah)

LAMPIRAN

(AgNO3)

(Aquadest)

(Perak nitrat)

(Proses pemanasan)

(Terjadi pengendapan)

(Klorida)

(Aquadest)

(Pencampuran bahan)

Related Documents

Titrasi Asam Basa
April 2020 44
Rpp Asam Basa Rev.docx
November 2019 41
Asam Basa Kimsis.docx
May 2020 25
Makalah Asam Basa
May 2020 21

More Documents from ""