KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat segera diselesaikan. Laporan ini disusun dengan judul “Laporan Praktikum Kimia Asam-Basa”. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran KIMIA. Kegiatan tersebut dapat menumbuhkan sikap dan kepribadian siswa untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran “Praktikum KIMIA”. Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penyusun menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan ini berguna bagi teman-teman dan segenap pembaca yang turut membaca laporan ini.
Ngawi, 24 Januari 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Asam basa sudah dikenal sejak zaman dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besar besifat asam, sedangkan pembersih yang sering kita gunakan (sabun. Deterjen, dll) adalah basa. Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditetntukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan. Suatu larutan dapat diketahui sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu contohnya adalah kertas lakmus.
B. TUJUAN Mengetahui kandungan Asam-Basa pada air jeruk nipis, cuka, air sabun, dan air kapur. Mengetahui penggunaan indikator-indikator asam basa Mengetahui cara menghitung pH larutan asam basa
C. RUMUSAN MASALAH Bagaimana cara menggunakan indikator-indikator asam basa? Bagaimana cara membedakan larutan asam dan basa ? Bagaimana cara menghitung pH asam basa?
D. HIPOTESIS Larutan asam akan menunjukkan pH dibawah 7 dan makin asam akan mendekati angka 1, larutan basa akan menunjukkan pH diatas 7 dan makin basa akan mendekati angka 14. Lakmus biru apabila terkena asam akan berubah menjadi merah jika terkena basa warna tetap menjadi biru. Lakmus merah apabila terkena basa akan berubah menjadi biru jika terkena asam warna tetap menjadi merah. Indikator universal akan berubah warna tergantung pH yang dimiliki masing-masing larutan.
BAB II KAJIAN TEORI Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik. Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut. Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut: 1. Masam ketika dilarutkan dalam air. 2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat. 3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam. 4. Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit (Dapat menghantarkan arus listrik) 5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru. 6. Nilai pH nya kurang dari 7 7. Melepaskan ion H+ Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut: 1. Kaustik 2. Rasanya pahit 3. Licin seperti sabun 4. Nilai pH lebih dari air suling 5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru 6. Dapat menghantarkan arus listrik. 7. Melepaskan ion OHTeori Asam Basa 1. Teori Asam Basa Arrhenius Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion hidrogen (H+) dan ion negatif sisa asam.
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-) dan ion positif sisa basa.
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+
ke senyawa/zat lain (donor proton). Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari senyawa/zat lain(akseptor proton). 3. Teori Asam Basa Menurut Lewis Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima elektron. Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. Indikator asam dan basa Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa. 1. Indikator Lakmus Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH -). Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk. 2. Indikator Universal Indikator universal adalah kumpulan campuran indikator yang menunjukkan perubahan warna dalam larutan, yang menginterpretasikan larutan tersebut asam atau basa. Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan.
Kertas: Berupa lembaran (strip) kertas berwarna yang berubah warna menjadi merah jika larutan bersifat asam dan biru juka larutan bersifat basa. Strip dapat diletakkan langsung di atas permukaan yang basah atau beberapa tetes larutan diteteskan di atas indikator universal menggunakan alat penetes (pipet). Jika larutan uji berwarna gelap, disarankan menggunakan indikator universal berbentuk kertas. Larutan: Komponen utama larutan indikator universal adalah timol biru, metil merah, bromotimol biru dan fenolftalein. Campuran ini sangat penting karena, masing-masing komponen, kehilangan atau mendapatkan elektron bergantung pada keasaman atau kebasaan larutan yang akan diuji. Indikator universal jenis ini paling layak digunakan untuk larutan tak berwarna, sehingga dapat meningkatkan akurasi pengujian
BAB III PELAKSANAAN A. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Plat tetes Pipet tetes Gunting Tisu Kertas lakmus merah dan biru Indikator universal Cairan phenophthalin Cairan metil merah Cairan brom kresol hijau Air jeruk nipis Cuka Air kapur Air sabun
B. LANGKAH KERJA
Uji Asam Basa Menggunakan Lakmus Merah-Biru 1. Sediakan plat tetes, masing-masing diisi dengan air jeruk nipis, cuka, air sabun, dan air kapur secukupnya. 2. Celupkan kertas lakmus pada masing-masing larutan. 3. Amati perubahan warna pada kertas lakmus .
Penentuan pH larutan Menggunakan Indikator Asam Basa a. Indikator kertas strip 1. Sediakan plat tetes, masing-masing diisi dengan air jeruk nipis, cuka, air sabun, dan air kapur secukupnya. 2. Potong kertas strip menjadi 4 bagian memanjang. 3. Celupkan kertas strip pada masing masing larutan. 4. Amati perubahan warna pada kertas strip, cocokan dengan warna yang ada di kemasan kertas strip untuk mengetahui besar pH nya. b. Indikator warna 1. Sediakan plat tetes, masing-masing diisi dengan air jeruk nipis, cuka, air sabun, dan air kapur secukupnya. Tambahkan 3 tetes larutan indikator pada setiap kolom, yaitu : phenopthalin pada tabung 1 , metil merah pada tabung 2, bromtimol biru pada tabung 3. 2. Catat pengamatan anda pada lembar pengamatan.
C. DATA No
Sampel Phenophtalen
Indikator Metil Merah
Indikator Universal
Lakmus Merah Biru
1
Jeruk
Tak berwarna
Merah tua
Bromtimol biru Kuning
2
Cuka
Tak berwarna
Merah
Kuning
7,5
Merah
Merah
3
Air kapur
Merah muda
Orange
Biru
12
Biru
Biru
4
Air sabun
Merah muda
Orange
Biru
11,5
Biru
Biru
7,5
Merah
Merah
D. PEMBAHASAN Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa dan warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Apabila lakmus biru berubah menjadi merah berarti larutan tersebut mengandung asam dan jika lakmus merah berubah menjadi biru berarti larutan tersebut mengandung basa. Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH 7-14. Setelah indikator tersebut dicelupkan pada masing-masing larutan dapat terlihat perubahan warna. Semakin gelap warna kertas, maka semakin tinggi pH nya. Semakin terang warna kertas, maka semakin rendah pH nya. Kita dapat mengukur pH menggunakan peta warna yang terdapat pada kemasan indikator. Phenolphtalein adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 8-10. Pada larutan asam dan netral, phenolphthalein tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi ungu. Metil Merah dapat membedakan larutan asam dengan netral. Cairan metil merah berwarna jingga hingga merah. Sedangkan apabila diteteskan ke dalam larutan akan berubah warna menjadi jingga hingga kemerahan. Semakin merah larutan menandakan semakin sedikit pH yang dimiliki. Bromtimol biru adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 6,0 – 7,6. Apabila diteteskan pada suatu larutan akan berubah warna menjadi kuning hingga biru. Apabila larutan berwarna biru berarti larutan tersebut adalah basa dengan pH yang lebih tinggi. Dan apabila larutan berubah menjadi kuning menandakan larutan tersebut adalah asam yang memiliki pH lebih kecil. Uji Larutan Jeruk Nipis 1.
Uji lakmus : Saat lakmus biru dicelupkan ke larutan ini berubah menjadi warna merah, sedangkan saat lakmus merah dicelupkan pada larutan warnanya tidak berubah. Berarti larutan ini mengandung asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
2.
Uji indikator universal kertas : ketika indikator dicelupkan pada larutan ini warnanya menjadi kekuningan dan ketika di periksa pHnya pada peta warna di kemasan kertas menunjukkan angka 7,5 atau bisa lebih kecil karena angka 7,5 merupakan angka pH minimum pada peta warna.
3.
Uji phenolpthalin : setelah ditetesi cairan ini warna larutan jeruk nipis tidak berubah yang menandakan jeruk nipis memiliki pH rendah atau asam.
4.
Uji metil merah : Setelah ditetesi cairan ini warna larutan jeruk nipis menjadi merah tua, yang berarti larutan jeruk nipis merupakan asam.
5.
Uji Bromtimol biru : Setelah larutan jeruk nipis ditetesi cairan ini, warnanya berubah menjadi kuning. Hal ini berarti larutan jeruk nipis memiliki pH yang rendah ( asam ).
Uji Larutan Cuka 1.
Uji lakmus : Saat lakmus biru dicelupkan ke larutan ini berubah menjadi warna merah, sedangkan saat lakmus merah dicelupkan pada larutan warnanya tidak berubah. Berarti larutan ini mengandung asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
2.
Uji indikator universal kertas : ketika indikator dicelupkan pada larutan ini warnanya menjadi kekuningan dan ketika di periksa pHnya pada peta warna di kemasan kertas menunjukkan angka 7,5 atau bisa lebih kecil karena angka 7,5 merupakan angka pH minimum pada peta warna.
3.
Uji phenolpthalin : setelah ditetesi cairan ini warna larutan cuka tidak berubah yang menandakan cuka memiliki pH rendah atau asam.
4.
Uji metil merah : Setelah ditetesi cairan ini warna larutan cuka menjadi merah, yang berarti larutan cuka merupakan asam.
5.
Uji Bromtimol biru : Setelah larutan cuka ditetesi cairan ini, warnanya berubah menjadi kuning. Hal ini berarti larutan cuka memiliki pH yang rendah ( asam )
Uji Air Kapur 1.
Uji lakmus : Saat lakmus merah dicelupkan pada air kapur warnanya berubah menjadi biru, sedangkan saat lakmus biru dicelupkan pada air kapur warnanya tetap. Berarti larutan ini adalah basa karena memerahkan lakmus biru.
2.
Uji indikator kertas : ketika indikator dicelupkan pada air kapur warnanya menjadi merah keunguan dan ketika diperiksa besar pHnya pada peta warna menunjukkan angka 12. Berarti larutan ini basa karena memili pH>7.
3.
Uji phenolpthalin : setelah ditetesi cairan ini warna air kapur berubah menjadi merah muda yang menandakan cuka memiliki pH tnggi atau basa.
4.
Uji metil merah : Setelah ditetesi cairan ini warna air kapur menjadi orange, yang berarti air kapur bersifat basa.
5.
Uji Bromtimol biru : Setelah air kapur ditetesi cairan ini, warnanya berubah menjadi biru. Hal ini berarti air kapur memiliki pH yang tinggi ( basa )
Uji Air Sabun 1.
Uji lakmus : Saat lakmus merah dicelupkan pada air sabunr warnanya berubah menjadi biru, sedangkan saat lakmus biru dicelupkan pada air sabun warnanya tetap. Berarti larutan ini adalah basa karena memerahkan lakmus biru
2.
Uji indikator kertas : ketika indikator dicelupkan pada air sabun warnanya menjadi merah keunguan dan ketika diperiksa besar pHnya pada peta warna menunjukkan angka 11,5. Berarti larutan ini basa karena memili pH>7.
3.
Uji phenolpthalin : setelah ditetesi cairan ini warna air sabun berubah menjadi merah muda yang menandakan air kapur memiliki pH tnggi atau basa.
4.
Uji metil merah : Setelah ditetesi cairan ini warna air sabun menjadi orange, yang berarti air sabun bersifat basa.
5.
Uji Bromtimol biru : Setelah air sabun ditetesi cairan ini, warnanya berubah menjadi biru. Hal ini berarti air sabun memiliki pH yang tinggi ( basa )
E. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengamatan dengan diperoleh hasil pengamatan serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Asam adalah larutan yang memiliki nilai pH < 7, sedangkan Basa adalah larutan yang memiliki nilai pH > 7 2. Pada percobaan pertama menggunakan indikator lakmus yang dicelupkan pada setiap cairan. Air jeruk nipis dan cuka adalah asam karena larutan jeruk nipis merubah lakmus biru menjadi merah. Air sabun dan air kapur merupakan basa karena merubah lakmus merah menjadi biru. 3. Pada percobaan kedua menggunakan indikator universal kertas yang dicelupkan pada setian larutan. Air jeruk dan cuka memiliki pH 7,5 setelah di cocokkan peta warna. Air jeruk dan cuka pada percobaan pertama merupakan asam yang seharusnya memiliki pH <7, tetapi pada percobaan ini kedua larutan tersebut memiliki pH >7 dikarenakan mungkin larutan dalam plat tetes sedikit tercampur dengan larutan basa dan juga batas minimal pH yang ada di kemasan kertas stripnya hanya sampai 7,5. Air kapur memiliki pH 12, dan air sabun memiliki pH 11,5 sehingga keduanya merupakan larutan basa. 4. Pada percobaan menggunakan cairan phenolphthalein, air jeruk dan cuka tidak berwarna berarti pH nya dibawah 8,3 , air kapur dan air sabun berubah menjadi warna merah muda karena pH nya lebih dari 8,3-10. Pada percobaan menggunakan cairan metil merah, air jeruk dan cuka berwarna merah memiliki pH 4,2 ke bawah, air kapur dan sabun berwarna orange memiliki Ph lebih dari 4,2-6,3. pada percobaan Bromtimol biru, air jeruk berubah menjadi kuning berarti pH nya dibawah 6,0. air kapur dan air sabun berwarna biru berarti pH nya lebih dari 7,6. 5. Setelah mengetahui hasil perubahan warna dari masing masing cairan yang sudah ditetesi indikator universal berupa cairan Phenolphtalein, metil merah, dan Bromtimol biru kita dapat menghitung pH nya. Hasil akhirnya adalah pH air jeruk dan cuka < 4,4 sedangkan pH air kapur dan air sabun >10
BAB IV
PENUTUP Demikian laporan praktikum kimia tentang uji kandungan asam basa. Semoga dapat digunakan sebaik baiknya dan dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang kandungan asam basa pada beberapa larutan. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan praktikum kimia ini bisa menjadi pelengkap tugas praktikum kimia uji kandungan asam basa.
PEMERINTAHAN KABUPATEN NGAWI
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 NGAWI Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 45 Ngawi Telepon/Faximile 0351-749089 Email:
[email protected] Website: www.sman1ngawi.sch.id
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN ASAM BASA
KELOMPOK 2 ANGGOTA: 1) 2) 3) 4) 5)
AFIFA AYU NASTITI ESTININGTYAS W FRISTA RIZKI N.S RAMANDA RENDY P RIZKI KARISA
(01) (15) (19) (27) (31)
KELAS : XI MIPA 2
SMA NEGERI 1 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2018/2019