Artikel.docx

  • Uploaded by: Ida Ayu Wedastri Pradnyani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 856
  • Pages: 3
Kelompok vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa yang saling berikatan erat dan ketiganya mempunyai inti piridin. Ketiga senyawa tersebut adalah piridoksol/piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Dalam tanaman dan biji-bijian, vitamin B6 terdapat dalam bentuk piridoksol. Sedangkan yang diperoleh dari hewan ada dalam bentuk piridoksal dan piridoksamin fosfat. Fungsinya secara umum adalah untuk pembentukan sel darah merah, untuk mengoptimalkan fungsi otak, sintesa protein, dan pemecahan protein. Piridoksin juga memegang peranan penting dalam hal metabolisme asam amino dan digunakan untuk pencegahan penyakit jantung. Vitamin B6 juga bisa digunakan untuk mempelancar siklus menstruasi bagi wanita, meningkatkan energi dan melawan penyakit, dan dapat menjada kadar gula darag seseorang. Fungsinya juga sebagai koenzim lebih dari 60 reaksi enzim dalam banyak proses metabolisme tetapi terutama dalam proses sintesis/katabolisme/transport asam amino (dalam intestin), juga sintesis porfirin, fosfolipid, dan sintesis sfingolipid, produksi taurin, bagian/melekat pada fosforilase. Sumber utama B6 adalah hati, ragi, madu, kentang, aplukat, ubi jalar, sayur-sayuran, bijibijian, dan gandum. Tubuh manusia tidak dapat menyimpan vitamin B6 sehingga asupan harian diperlukan. Terdapat perbedaan bioavailabilitas B6 pada daging dan tumbuhan sehingga indvidu yang vegetarian membutuhkan suplementasi. RDA merekomendasikan kebutuhan B6 pada dewasa 1 hingga 1,7 mg per hari. Anak yang berusia 1 hingga 3 tahun direkomendasikan mengkonsumsi 0,5 mg per hari dan yang berusia 3 hingga 13 tahun direkomendasikan mendapatkan 1 mg per hari. Selama kehamilan dan laktasi, direkomendasikan sebesar 1,9 mg dan 2 mg per hari. Kelebihan konsumsi vitamin ini hingga 250 mg perhari dalam basis kronis akan menyebabkan toksisitas yang dapat mempengaruhi kulit, saluran pencernaan dan sistem neurologis (Brown, 2017). Perkembangan optimal dan fungsi dari sistem saraf pusat yang imatur sangat bergantung pada kadar B6 maternal yang adekuat. Kurangnya vitamin B6 selama kehamilan dan laktasi dapat menginduksi gangguan neurologis bagi keturunannya dan dapat menyebabkan perubahan luas dari kadar neurotransmiter pada sistem saraf pusat tikus dengan menurunkan pemberian sinyal gammaaminobutyric acid (GABA) nergik, serotonergik, glutamatergik dan dopaminergik. Terlebih lagi, defisiensi vitamin B6 dapat menyebabkan abnormalitas lokomotor dan gangguan prilaku belajar pada keturunannya seperti hiperaktif, kejang, ataksia, dan penyakit neuropsikiatrik. Walaupun terdapat peningkatan bukti mengenai defisiensi vitamin B6 dengan gangguan metabolik dan neurokimia pada otak

yang sedang berkembang, mekanisme molekular yang mendasari perubahan neurologis ini belum sepenuhnya diketahui (Almeida, 2016). Asam Folat (bahasa Inggris : folic acid, folate, folacin, vitamin B9, vitamin BC, pteroyl-Lglutamic acid, pteroyl-L-glutamate, pteroylmonoglutamic acid) adalah vitamin yang larut air dan merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan untuk replikasi dan perkembangan sel, metabolisme asam amino dan sintesis nukleat. Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Folat dan Asam Folat mendapatkan namanya dari kata latin folium (daun). Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan Asam Folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) NTD’s pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Pada kelompok lainnya, konsumsi asam folat yang cukup dapat menurunkan serum homosistein dan dapat proteksi terhadap penyakit jantung koroner. Sumber makanan yang kaya asam folat

terdapat pada protein hewani seperti hati

ayam/sapi, telur; sayuran seperti bayam, brokoli, selada, buncis,dll; kacang-kacangan seperti kedele, kacang polong, kacang merah, dll; buah seperti melon, pisang, alpukat; biji-bijian seperti biji bunga matahari, gandum, jagung, dll. Secara umum kebutuhan asam folat pada wanita hamil meningkat dari normal. Kebutuhan asam folat pada wanita usia subur dan ibu hamil sekitar 400600 mikrogram per hari (0,4-0,6 mg/hari). Penambahan asam folat pada masa kehamilan sangat penting selain dapat mencegah terjadinya kecacatan pada bayi, dapat juga mengurangi berbagai risiko yang terjadi misalnya preeklampsia. Angka kecukupan sehari asam folat di Indonesia yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari (Sutrisminah dan Nasriyah, 2011). Kekurangan asam folat sangat berpengaruh pada perkembangan sistem saraf, terutama otak dan tulang belakang janin. Asam folat sangat berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase pembentukan sistem saraf pusat. Jika perkembangan janin terganggu, maka akan mempengaruhi perkembangan janin, yakni pembentukan tulang kepala dan wajah (bibir sumbing), sistem hormonal (gangguan menstruasi), fungsi kognitif (gangguan belajar), sistem motorik (kelunpuhan atau keterlambatan), sistem otonom (gangguan berkemih dan defekasi), serta gangguan pada jantung (Sutrisminah dan Nasriyah, 2011).

Oleh karena itu asam folat (B9) dan B6 sangat diperlukan dalam masa 1000 hari pertama kehidupan khususnya ibu hamil. Dimana asam folat (B9) dan B6 fungsi dan peran pada masa

kehamilan. Brown MJ, Beier K. 2017. Vitamin, B6 (Pyridoxine), Deficiency. [Diupdate pada 8 Desember 2017]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 Jan-. Diakses pada 07 April 2019 dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov /books/NBK470579/ Almeida MR, Mabasa L, Crane C, Park CS, et al. 2016. Maternal vitamin B6 deficient or suplemented diets on expression of genes related to GABAergik, serotonergik, or glutamatergik pathways in hippocampus of rat dams and their offspring. Mol. Nutr.Food Res, 2016,0, 1-10 Nasriyah, E. Sutrisminah. n.d. “Dampak defisiensi asam folat pada kehamilan dengan kelainan janin”. Unissula Open Journal System. Dilihar tanggal: 07 April 2019 http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210104088/5272ARTIKEL_NA SRIYAH_AS.FOL_REVISI.pdf

Lailatur Rokhmah. “

Struktur dan Fungsi Vitamin yang Larut

Dalam Air”. Dilihar tanggal: 07 April 2019 https://www.academia.edu/23395798/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Struktur_dan_Fungsi_Vitamin _yang_Larut_Dalam_Air

More Documents from "Ida Ayu Wedastri Pradnyani"