PENTINGNYA CEGAH STUNTING SEJAK SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN Banyak orang tua cenderung tidak memperdulikan tinggi badan seorang anak, namun lebih cenderung memperhatikan berat badan anak saja, padahal tinggi badan seorang anak tak kalah penting untuk dipantau. Mengapa ?....sebelum membahas stunting lebih dalam lagi, nah kita harus tahu dulu apa yg dimaksud dengan stunting. Apa itu stunting? Stunting atau kedil merupakan kekurangan gizi kronis selama periode pertumbuhan dan perkembangan paling kritis pada awal kehidupan, terutama pada 1000 hari pertama pembuahan hingga usia pertumbuhan pada anak. Pada mumnya proporsi tubuh anak stunting cenderung normal, tetapi pada tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan normal untuk anak seusianya. Seberapa besar masalah stunting pada anak? Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, proporsi jumlah terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah (0,9%). Dan menurut World Health Organization (WHO), Indonesia adalah negara ketiga dengan peringkat tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Mengapa stunting bisa terjadi pada anak? Stunting dapat terjadi pada anak disebabkan oleh gizi buruk pada ibu dimasa hamil dimana ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis dan anemia, pemberian makanan tambahan usia ≤ 6 bulan atau tidak ASI eksklusif. Bayi yang beumur ≤ 6 bulan sudah diberikan MP-ASI memiliki resiko terjadinya stunting karena sistem penrcenaan bayi pada usia tersebut belum bekerja secara sempurna, jadi ASI yang paling baik untuk bayi usia ≤ 6 bulan. Selain itu sanitasi yang buruk berkaitan dengan penyakit diare dan cacingan yang bisa menyebabkan stunting pada anak karena tingginya kontaminasi bakteri dari tinja ke makanan yang dikonsumsi yang dapat menimbulkan diare dan cacingan sehingga penyerapan nutrisi terhambat. Mengapa stunting harus dicegah? Stunting mempunyai pengaruh dampak yang besar pada kesehatan dan tumbuh kembangan anak terutama pada usia anak dibawah dua tahun. Anak yang mengalami stunting akan terjadi terhambatnya perkembangan kecerdasan, menigkatkan resiko obesitas, motoriknya yang mempengaruhi produktivitasnya pada saat dewasa. Selain itu
anak akan mudah terserang penyakit menular maupun tidak menular karena pada kondisi nak stunting memiliki sistem imun yang rendah dibandingkan dengan anak normal. Secara ekonomi kejadian tersebut merupakan menjadi beban negara terutama akibat meningkatnya pembiayaan kesehatan. Apa itu 1000 HPK? Untuk mencegah stunting pada anak dilakukan sejak seribu hari pertama kelahiran, yang dimuai sejak dimulainya pembuahan atau kehamilan sampai usia anak 2 tahun dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Dimana pada masa itu nutrisi yang seimbang adalah sangat penting untuk mencegah stunting pada anak, karena ibu hamil yang sehat akan mencetak generasi yang sehat dan berkualitas. Pemerintah Indonesia bergabung dalam gerakan Scaling-Up Nutrition (SUN), dalam kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Intervensi Gizi Spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. Selain itu Intervensi Gizi Sensitif merupakan dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan/HPK. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekerdilan pada anak, dan agar orang tua untuk lebih memantau pertumbuhan Berat badan dan tnggi badan anak, agar anak tumbuh menjadi dewasa yang kuat, terdidik, dan prokduktif.