MENUMBUHKAN KARAKTER DISIPLIN BERPENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN TAKSONOMI BLOOM DALAM MATA PELAJARAN PPKN DI SMP N 1 GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Santi Ayu Setiawati, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Oleh: Awalludin Mustaqiem (3301416038)
[email protected]
Abstrak- Menurunnya moralitas peserta didik yang ditandai dengan adanya pelanggaran yang dilakukan seperti tawuran antar pelajar dan mahasiswa, banyaknya siswa yang membolos, siswa yang tidak tertib dan kurang disiplin. Akibat menurunnya nilai karakter disiplin pada peserta didik,maka dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk 1) mengetahui cara menumbuhkan karakter disiplin berpendekatan pembelajaran taksonomi Bloom dalam mata pelajaran PPKn, 2) mengetahui cara menumbuhkan karakter disiplin berpendekatan penilaian taksonomi Bloom dalam mata pelajaran PPKn, 3) mengetahui pertumbuhan karakter disiplin setelah diberikan perlakuan dengan berpendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom dalam mata pelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mix methods). Lokasi penelitian adalah di SMP N 1 Gubug Kabupaten Grobogan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VII E yang treathment. Fokus penelitian ini adalah cara menumbuhkan karakter disiplin berpendekatan pembelajaran taksonomi Bloom, cara menumbuhkan karakter disiplin berpendekatan penilaian taksonomi Bloom dan pertumbuhan karakter disiplin. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data untuk metode kualitatif dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan keputusan/verifikasi.
Sedangkan untuk metode kuantitatif dengan cara analisis statistik deskriptif presentase, uji normalitas data, uji linearitas, analisis korelasi product moment, dan uji paired sample T test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) cara menumbuhkan karakter disiplin dengan pendekatan taksonomi Bloom dapat dilakukan melalui 3 aspek, yaitu (a) kognitif dengan pemberian penjelasan mengenai pengatahuan tentang karakter disiplin melalui media pembelajaran powerpoint berupa tayangan contoh-contoh gambar disiplin, (b) afektif dalam menumbuhkan karakter disiplin ditumbuhkan dengan memberikan contoh sikap disiplin secara langsung. Sedangkan (c) psikomotor dapat berupa nasehat, teguran atau sanksi bagi peserta didik yang melanggar tata tertib. Sedangkan (2) cara penilaian yang dilakukan guru dalam menumbuhkan karakter disiplin pada peserta didik dilakukan melalui tiga sapek yaitu (a) kognitif dengan cara memberikan ulangan teori, (b) afektif, dengan cara melihat peserta didik apakah peserta didik tersebut bersikap positif atau negatif dan penilaian dapat dilakukan dengan cara melihat langsung sikap peserta didik, (c) psikomotor cara pendekatan secara langsung dan teknik portofolio. (3) Ada pertumbuhan karakter disiplin setelah diberikan perlakuan (Ht < Hh = 0,034 < 0,05). Saran dari penulis untuk guru PPKn dalam melakukan penilaian afektif seharusnya menggunakan tes skala sikap pada peserta didik karena mengukur sikap pesertadidik tidak hanya dapat dilihat secara langsung dan guru harus lebih memahami cara penilaian yang benar dan sesuai dengan panduan penilaian yang ada. Sedangkan saran untuk pihak sekolah seharusnya memfasilitasi guru dan peserta didik untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dan memberikan sanksi yang tegas bagi yang melanggar tata tertib. Kata Kunci: Menumbuhkan Karakter, Disiplin, Pembelajaran, Penilaian, dan Pendekatan Taksonomi Bloom, PPKn.
Abstract: Decreased morality of learners is marked by the existence of violations such as brawl between students and students, the number of students who ditch, students who are not orderly and less disciplined. Due to the decrease in the value of
the discipline character in the learner, it can be formulated in accordance with the purpose of this research that is 1) to know how to grow the discipline character of Bloom's taxonomy learning approach in the subject of PPKn, 2) to know how to grow the discipline character of Bloom's tax assessment appraisal in the subject of PPKn , 3) knowing the growth of the character of discipline after being given treatment with a learning approach and Bloom's taxonomic assessment in the subject of KDP.This research uses combination research methods (mix methods). The research location is at SMP N 1 Gubug Grobogan District. The sample used in this research is class VII E the treathment. The focus of this research is how to cultivate the discipline character of Bloom's approach to Bloom's taxonomy, how to grow the character of discipline approaches assessment of Bloom's taxonomy and the growth of character discipline. Data collection techniques used interview techniques, observation, documentation, and tests. Data analysis techniques for qualitative methods by means of data collection, data reduction, data presentation, decision making / verification. While for quantitative method by statistic descriptive percentage analysis, data normality test, linearity test, product moment correlation analysis, and paired sample T test. The results of this study indicate that (1) how to grow the character of discipline with Bloom's taxonomy approach can be done through 3 aspects, namely (a) cognitive by giving explanation about pengatahuan about the character of discipline through powerpoint learning media in the form of examples of images of discipline, affective in fostering the character of discipline grown by giving examples of discipline attitude directly. While (c) psychomotor can be advisory, reprimand or sanction for students who violate the order. While (2) the way the teacher's evaluation in developing the character of discipline in the learner is done through three namely (a) cognitive by giving repetition theory, (b) affective, by looking at the learner whether the learner is positive or negative and assessment can be done by looking directly at the attitude of learners, (c) psychomotor way of direct approach and portfolio techniques. (3) There is a growth in the character of the discipline after being given treatment (Ht
conducting affective assessments should use attitude scale tests on learners because measuring the attitudes of learners can not only be seen directly and teachers should better understand how the assessment is correct and in accordance with existing assessment guidelines. While suggestions for the school should facilitate teachers and learners to further improve discipline and provide strict sanctions for those who violate the rules. Keywords: Growing Character, Discipline, Learning, Assessment, and Bloom's Taxonomy Approach, PPKn.
PENDAHULUAN Karakter menurut Damayanti (2014: 11) adalah berperilaku dan berpikir yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan diterapkan berdasarkan normanorma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal (3) menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan dari Pendidikan Nasional adalah untuk menciptakan generasi yang cerdas intelektual dan berakhlak mulia. Pendidikan memiliki tujuan yang luhur yang tercermin dari potensi diri yang tergali, sikap dan tingkah laku yang bermoral dari peserta didik selaku subyek pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan tidak hanya melahirkan seseorang yang ahli dalam bidang tertentu, akan tetapi menciptakan manusia yang dapat membawa diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Kenyataannya, akhir-akhir ini adanya berbagai fenomena sosial
yang berkembang dan cukup mengkhawatirkan di masyarakat. Tercermin dari semakin menurunnya moralitas peserta didik, pelanggaran hak asasi manusia, terjadinya tawuran antar pelajar dan mahasiswa, banyaknya peserta didik yang membolos dan peserta didik yang tidak tertib dan taat pada peraturan sekolah. Dalam penelitiannya Setiawan (2013:53) menyatakan fenomena lain yang mencoreng citra pelajar dan lembaga pendidikan juga adanya pergaulan bebas (free sex) di kalangan pelajar. Seperti yang dilansir oleh Sexual Behavior Survey yang melakukan survey dari 663 responden yang diwawancarai mengakui bahwa 39% responden remaja usia antara 15-19 tahun pernah berhubungan seksual, sisanya 61% berusia 20-25 tahun. Survey tersebut dilakukan pada 5 (lima) kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei 2011. Perilaku yang tidak berkarakter lainnya juga ditunjukkan oleh adanya kesenjangan sosial-ekonomi-politik di masyarakat yang masih besar, kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri, masih terjadinya ketidakadilan hukum, kekerasan dan kerusuhan dan korupsi yang merambah hampir pada semua sektor kehidupan masyarakat (Julaiha, 2014:227). Dari hal tersebut yang dipaparkan berdasarkan permasalahan diatas dapat diambil bahwa salah satunya nilai karakter yang perlu diterapkan pada peserta didik baik di sekolah maupun di masyarakat yaitu karakter disiplin. Disiplin dibutuhkan sebagai salah satu prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib agar peserta didik berhasil dan sukses dalam pencapain tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari Taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwol (dalam Hamzah, 2013:60) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni (1) kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi, (2) kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial, (3) kawasan psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Kawasan tujuan pembelajaran tersebut termuat dalam setiap mata pelajaran. Salah
satunya yaitu mata pelajaran PPKn yang memiliki 3 kawasan tujuan pembelajaran (domain) yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif dan psikomotor. Selain tujuan pemelajaran yang dirumuskan, maka penilaian dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai belum secara total mengukur sosok utuh pribadi siswa. Mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Per. Men Pendidikan Nasional RI Nomor 24 tahun 2006). Survey awal yang dilakukan oleh peneliti, pada tanggal 22 Februari 2017 yang dilaksanakan di SMP N 1 Gubug, diperoleh informasi yang bersumber dari salah satu guru mata pelajaran PPKn di SMP N 1 Gubug yaitu Sri Dwiyanti. Informan tersebut menyebutkan bahwa sekolah telah berupaya untuk melaksanakan pendidikan karakter bagi peserta didiknya, salahsatunya dengan cara menumbuhkan karakter disiplin dalam pembelajaran yang berlangsung baik di kelas maupun di luar kelas. Guru pengampu mata pelajaran PPKn selalu berusaha untuk menerapkan
pendidikan
karakter
dalam
setiap
pembelajaran
berlangsung.
Permasalahan karakter disiplin dialami kurang lebih 55% dari jumlah keseluruhan siswa di SMP N 1 Gubug masih menyimpang dari hal-hal yang dikatakan disiplin, hal tersebut juga termasuk salah satu penghambat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat oleh sekolah. Hal ini juga dibuktikan pada tahun ajaran 2016/2017 terdapat kurang lebih 25 peserta didik yang tidak naik kelas karena kurangnya tingkat kedisiplisan siswa dan banyaknya peraturan yang dilanggar oleh beberapa peserta didik. Pemaparan dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diketahui bahwa pendidikan karakter sudah dicoba untuk diterapkan, akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal dan masih sering dijumpai beberapa hambatan dan masalah yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter. Maka dari itu tingkat kedisiplian pada peserta didik perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix method (metode kombinasi), yaitu metode penelitian dengan menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2016:397). Lokasi penelitian ini adalah SMP N 1 Gubug. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Gubug dan sampel penelitian adalah kelas VII E sebagai kelas yang diberikan treathment. Fokus penelitian adalah: 1) Cara menumbuhkan
karakter disiplin berpendekatan
pembelajaran taksonomi Bloom dalam mata pelajaran PPKn di SMP N 1 Gubug; 2) Cara menumbuhkan karakter disiplin berpendekatan penilaian taksonomi Bloom dalam mata pelajaran PPKn di SMP N 1 Gubug; 3) Mengetahui pertumbuhan karakter disiplin setelah diberikan treathment dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom pada peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data: 1) analisis data metode kualitatif, dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data (Miles dan Hubberman dalam Rachman, 2011:200-201); 2) analisis data metode kuantitatif, dilakukan dengan cara analisis statistic deskriptif presentase, uji normalitas data, uji linieritas data, analisis korelasi product moment, dan uji paired sample T-Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Menumbuhkan Karakter Peserta Didik dengan Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian Taksonomi Bloom Dalam Mata Pelajaran PPKn a. Pembelajaran Menumbuhkan nilai karakter merupakan bagian dari pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah. Pelaksanaan penumbuhan karakter selalu dilakukan oleh guru terutama karakter disiplin di SMP N 1 Gubug dilakukan dengan pengintregasian nilai-nilai karakter dalam materi pembelajaran melalui berbagai pendekatanpendekatan dalam mata pelajaran PPKn, terutama nilai karakter disiplin yang
bertujuan membentuk sikap, watak atau kepribadian peserta didik yang baik. Pendidikan karaktertidak hanya terdapat dalam mata pelajaran PPKn, akan tetapi juga termuat dalam semua mata pelajaran. Pengamalan nilai-nilai moral dalam pembelajaran PPKn yang berlangsung dalam menumbuhkan karakter disiplin pada peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran dan dapat menunjukkan cara umum dalam memandang permasalahan atau suatu objek kajian dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam menumbuhkan karakter disiplin peserta didik yaitu menggunakan pendekatan tujuan pembelajaran yang berupa taksonomi tujuan pembelajaran dari Benyamin S. Bloom (dalam Hamzah 2013:60) yang dibagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Adanya tujuan pembelajaran ini diharapkan dapat dengan mudah menciptakan peserta didik yang berkarakter. 1) Menumbuhkan Karakter Disiplin Ranah Kognitif Dalam proses menumbuhkan karakter disiplin secara kognitif pada peserta didik guru tidak hanya memberi contoh karakter disiplin melalui media pembelajaran, akan tetapi guru harus memperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran dan kaitannya dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Namun kelemahan dari penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariatif seringkali membuat peserta didik menjadi bosan. Pemanfaatan media pembelajaran yang ada haruslah dimaksimalkan dan lebih bervariatif, misalnya dalam powerpoint bukan hanya membahas dan menampilkan materi pembelajaran saja, namun juga bisa diselipkan sebuah kisah dan cerita atau sebuah tayangan video yang lucu namun memiliki nilai karakter yang dapat diambil dari kisah atau tayangan video yang berkaitan dengan penumbuhan karakter disiplin pada peserta didik. Dalam pembuatan media pembelajaran haruslah dibuat yang menarik maka akan membuat siswa jadi lebih bersemangat untuk mempelajari materi pelajaran yang akan disampaiakan. Sehingga peserta didik bukan hanya berpengetahuan saja, akan tetapi juga faham dan
dapat menerapkan dan juga dapat menggunakan pengetahuannya untuk menganalisis memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan seharihari, selain itu juga peserta didik juga dapat mengaitkan suatu hal yang terdapat di masyarakat dengan pengetahuan yang mereka dapat di sekolah, sehingga peserta didik dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan yang dimikinya. Hal tersebut sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran taksonomi Bloom dalam ranah kognitif (Bloom dalam Hamzah, 2008:60-67) yang dibagi ke dalam 6 tingkatan, yang terdiri dari (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. 2) Menumbuhkan Karakter Disiplin Ranah Afektif Menumbuhkan karakter disiplin yang paling pokok yaitu penumbuhan secara afektif. Dalam menumbuhkan afektif peserta didik yang perlu dilakukan dengan cara melalui strategi pembelajaran dengan memberikan nasehat, contoh kedisiplinan melalui gambar dan video, dan memberikan contoh kedisiplinan secara langsung kepada peserta didik. Hal ini sebagai salah satu cara dari strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar peserta didik dapat menanamkan kedisiplinan baik saat pembelajaran berlangsung maupun diluar jam pelajaran. Penumbuhan karakter disiplin secara afektif dilakukan bukan hanya dengan melalui strategi pembelajaran. penumbuhan karakter disiplin dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taksonomi Bloom (Bloom dalam Hamzah 2008:60-67) ranah afektif yang dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu (1) kemauan menerima, dapat ditunjukkan dengan peserta didik mulai memiliki keinginan memperhatikan suatu hal, (2) kemauan menanggapi, ditunjukkan dengan adanya partisipasi aktif dari peserta didik, seperti mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas atau menolong orang lain, (3) berkeyakinan, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, penghargaan terhadap suatu hal, atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial, (4) mengorganisasi, berkaitan dengan penerimaan terhadap sistem, seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, atau bertanggung jawab dengan hal telah dilakukan, (5) tingkat karakteristik/pembentukan
pola hidup, yaitu dengan peserta didik sudah menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang telah dipegangnya, seperti objektif terhadap segala hal. 3) Menumbuhkan Karakter Disiplin Ranah Psikomotor Menumbuhkan karakter disiplin pada aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru PPKn melalui beberapa strategi yang digunakan yaitu dengan melakukan pendekatan secara langsung kepada peserta didik. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui karakter peserta didik, sehingga dapat mengetahui hal apa saja yang dilakukan guru untuk menumbuhkan karakter disiplin. Penumbuhan karakter disiplin secara aspek psikomotor dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan memberikan teguran atau sanksi kepada peserta didik yang melanggar tata tertib. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik tidak mengulangi perbuatannya, selain itu juga sebagai penanaman karakter disiplin pada peserta didik. Pada aspek psikomotor dapat dilakukan dengan mellihat perilaku peserta didik dengan menggunakan pendekatan dari Bloom (dalam Hamzah, 2008:6067) dalam ranah psikomotor dibagi ke dalam 6 tingkatan yaitu (1) persepsi, yang berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan dalam melakukan kegiatan, seperti perilaku peserta didik yang menunjukkan sikap disiplin setelah diberikannya pembelajaran, (2) kesiapan, merupakan perilaku siaga untuk kegiatan atau pengalaman tertentu untuk melakukan suatu tindakan, (3) gerakan terbimbing, yaitu gerakan mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasai dengan benar suatu gerakan, (4) gerakan terbiasa, berkenaan dengan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, seperti melakukan kebiasaan-kebiasaan kedisiplinan, (5) gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan menampilkan suatu tindakan motorik yang menuntut tingkat kecermatan serta efisiensi yang tinggi, seperti mentaati peraturan dan tata tertib di sekolah,
(6)
penyesuaian,
dengan
menunjukkan
keterampilan
memecahkan masalah-masalah tertentu. b. Penilaian Karakter Disiplin Berpendekatan Taksonomi Bloom
baru
untuk
Penilaian
merupakan
proses
sistematis
yang
digunakan
mengukur
kemampuan peserta didik dan mendapatkan informasi mengenai keberhasilan belajar peserta didik yang berupa observasi, tes atau ulangan teori dan format kemajuan belajar peserta didik yang bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan nilai sikap dari masing-masing peserta didik. Menurut Black dan William (dalam Majid, 2015:35) mendefinisikan penilaian sebagai seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan para siswanya dalam menilai diri sendiri, yang kemudian digunakan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk mengubah, membuat modifikasi kegiatan pembelajaran. Jadi, Penilaian guru yang dilakukan kepada peserta didik yaitu dengan cara melihat secara langsung sikap dan perilaku peserta didik baik dikelas saat pembelajaran berlangsung maupun diluar kelas. Guru melakukan penilaian berdasarkan indikator penilaian yang sudah ada, yaitu dengan cara apakah peserta didik sudah memenuhi indikator penilaian yang dapat dikatakan disiplin. Selain penilaian sikap yang dilakukan, guru juga melakukan evaluasi saat pembelajaran. Hal ini diharapkan agar peserta didik memiliki karakter disiplin yang baik dan dapat tumbuh pada diri setiap masing-masing individu dari peserta didik. Penilaian menurut teori taksonomi Bloom dilakukan melalui tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 1) Penilaian Karakter Ranah Kognitif Penilaian secara kognitif dilakukan ketika pembelajaran berlangsung yaitu biasanya guru melakukan evaluasi penilaian dengan diadakannya ulangan teori pada saat materi pembelajaran setiap KD sudah selesai disampaikan oleh guru, dan guru juga selalu mengadakan kuis atau post-test setelah pembelajaran selesai, dan melakukan penilaian pada saat jam pelajaran berlangsung ketika peserta didik menjawab pertanyaan dari guru. Diadakannnya ulangan teori, posttest, kuis, dan ulangan semester. Hal ini diharapkan agar guru mengetahui kemampuan peserta didik secara kognitif. Bukan hanya mengukur kemampuan secara kognitif, diadakannya ulangan teori juga untuk mengetahui tingkat kedisiplinan peserta didik saat mengikuti
ulangan dan untuk mengukur apakah peserta didik telah mencapai indikator agar dikatakan disiplin. 2) Penilaian Karakter Ranah Afektif Penilaian tidak hanya digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam ranah kognitifnya saja, namun tidak kalah pentingnya bahwa penilaian afektif sangat diperlukan dalam mengukur sikap, minat dan konsep diri pada siswa. Pelaksanaan penilaian secara afektif oleh guru terhadap peserta didik dilakukan dengan cara melihat secara langsung sikap kedisiplinan peserta didik. Penilaian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung baik di kelas dengan cara melihat peserta didik apakah peserta didik tersebut bersikap positif atau negatif. Penilaian juga dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai diharapkan peserta didik harus lebih positif dan lebih meningkatkan kedisiplinannya dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dan tujuan dibuatnya RPP (Rencana Proses Pembelajaran) agar guru dapat mengetahui indikator tujuan dari pembelajaran yang mana yang telah dicapai oleh peserta didik. 3) Penilaian Karakter Ranah Psikomotor Penilaian dilakukan secara psikomotor dalam menilai keterampilan peserta didik dapat dilakukan dengan cara pendekatan secara langsung dan teknik portofolio. Selain melakukan penilaian, guru melakukan evaluasi saat pembelajaran hampir selesai yaitu berupa penanaman sikap disiplin dengan cara memberikan nasehat kepada peserta didik, dan memberikan teguran atau hukuman kepada peserta didik jika melanggar tata tertib dan peraturan di sekolah. Hal ini diharapkan agar peserta didik memiliki karakter disiplin yang baik dan dapat tumbuh pada diri setiap masingmasing individu dari peserta didik.
2. Pertumbuhan Karakter Disiplin Setelah Perlakuan dengan Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian Taksonomi Bloom pada Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran PPKn Kelas VII E Di SMP N 1 Gubug Menumbuhkan karakter disiplin pada peserta didik melalui pendekatan taksonomi Bloom dengan cara memberikan treatment atau perlakuan yang dilakukan oleh guru dalam penelitian ini yang diberikan perlakuan yaitu kelas VII E SMP N 1 Gubug. Penelitian ini dilakukan selain untuk mengetahui cara menumbuhkan karakter disiplin, penelitian dilakukan juga untuk mengetahui adakah pertumbuhan karakter disiplin pada peserta didik khususnya di kelas VII E SMP N 1 Gubug setelah diberikan perlakuan melalui pendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom. Hasil penelitian ini dianalisis berdasarkan uji hipotesis parsial, menyatakan bahwa perlakuan guru dalam pembelajaran dapat menyampaikan secara aspek kognitif yaitu dengan memberikan pengetahuan karakter disiplin, yaitu berupa contoh sikap dan juga perilaku tidak memberikan kenaikan karakter disiplin secara signifikan. Dari hasil penelitian menunjukkan ada pertumbuhan karakter disiplin setelah adanya perlakuan (treathment) yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom. Hal ini ditujukkan pada uji paired sample T test diperoleh signifikansi 0,034 dari nilai pretest dengan nilai posttest, H0 ditolak karena nilai signifikansi < 0,05, jadi dapat dipastikan Ha diterima. Dengan H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat dinyatakan bahwa ada pertumbuhan karakter disiplin pada peserta didik setelah diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom.
PENUTUP Simpulan Pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di SMP N 1 Gubug dalam pembelajaran, dilakukan melalui 3 aspek yaitu 1) kognitif, dengan cara memberikan pengetahuan mengenai karakter disiplin melalui media pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang pengertian karakter disiplin berupa gambar tayangan. 2) afektif dalam menumbuhkan karakter disiplin ditumbuhkan dengan memberikan contoh sikap disiplin secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan 3) psikomotor dalam menumbuhkan karakter disiplin pada peserta didik dapat berupa nasehat, teguran atau sanksi bagi peserta didik yang melanggar tata tertib. Penilaian yang dilakukan guru dalam menumbuhkan karakter disiplin pada peserta didik dilakukan melalui tiga sapek yaitu (1) aspek kognitif dengan cara melakukan penilaian melalui ulangan teori, dan hasil test dan penilaian keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dari guru pada setiap pembelajaran berlangsung (2) aspek afektif, dengan cara melihat peserta didik apakah peserta didik tersebut bersikap positif atau negatif dan penilaian dapat dilakukan dengan cara melihat langsung sikap peserta didik, (3) aspek psikomotor cara pendekatan secara langsung dan teknik portofolio. Berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diadakan setelah diberikan perlakuan, yang kenudian di uji dengan uji Paired Sample T Test yang menunjukkan signifikansi nilai pretest dan Post- test yaitu sig. 0,034 < 0,05 maka dinyatakan bahwa H0 ditolak, sedangkan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada pertumbuhan karakter disiplin setelah diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian taksonomi Bloom pada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah, dkk. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Julaiha, Siti. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan. Jurnal Dinamika Ilmu. Volume 14 Nomor 2 Hal 227 Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Permendikbud. 2016. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Permendikbud Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral Dalam Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan. Semarang: UNNES PRESS Setiawan, Deny. 2013. Peran Pendidikan Karakter Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral. Jurnal Pendidikan Karakter volume 3 Nomor 1 Halaman 53-54 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Undang-undang Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.