Sensor Suhu Thermistor (PTC dan NTC) Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Termistor atau Thermistor (dalam bahasa Inggris) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. NTC (Negative Temperature Coefisient) NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisien yang negatif. Termistor ini terbuat dari logam oksida, yaitu dari serbuk yang halus kemudian dikompres dan disinter pada temperatur yang tinggi. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain. 2. PTC (Positive Temperature Coefisient) PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC ini memiliki perbedaan dengan NTC, antara lain: 1. Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan bernilai 0 atau negatif. 2. Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC ini jauh lebih besar dari pada termistor NTC.
Fungsi utama Termistor adalah sebagai pungukur suatu suhu. Parameter : Dapat mengukur suhu antar 900c sampai 1300c Sensitivitas 10c/10kΩ Respon time 0,5 detik Luaran resistansi besar
Karakteristik NTC dan PTC
(Gambar. 5 Grafik Karakteristik PTC dan NTC)
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa PTC dan NTC mempunyai perbedaan yang mendasar diantara keduanya yaitu perbedaan pada kenaikan hambatan terhadap suhu yang yang ada disekitarnya, dimana untuk PTC besar hambatannya berbanding lurus dengan kenaikkan suhu sedangkan NTC berbanding terbalik dengan kenaikkan suhu. Cara penggunaan : PTC: 1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω) 2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas) 3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor). 4. Perhatikan Display Multimeter, nilai Resistansinya akan naik sebanding dengan suhu tinggi disekitarnya.
NTC: 1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω) 2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki Polaritas) 3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan jangan menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan Thermistor). 4. Perhatikan Display pada Multimeter, nilai Resistansi akan turun sebanding dengan suhu tinggi disekitarnya.
Thermistor dinyatakan Rusak atau tidak dapat berfungsi sebagai mestinya apabila saat pengukurannya terjadi kondisi seperti dibawah ini :
Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “0” saat diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut “Short” atau terjadi “hubungan singkat”. Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “Tak terhingga / infinity” saat diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut “Open” atau “Putus”.
Nilai pada Multimeter tidak stabil atau menunjukan pada nilai tertentu tetapi tidak turun ataupun naik maka Thermistor tersebut juga dalam kondisi Rusak.
Jika ingin mengetahui apakah jenis Thermistor yang diukur tersebut adalah jenis Thermistor PTC atau NTC, maka dapat mengetahuinya dengan cara membaca nilai resistansi Thermistor yang bersangkutan pada saat diukur. Jika nilai resistansinya naik pada suhu panas, maka Thermistor yang diukur tersebut adalah Thermistor jenis PTC. Sedangkan jika nilai resitansinya menurun ketika suhu disekitarnya tinggi (panas) maka jenis Thermistor tersebut adalah NTC.