Artikel Pertumbuhan Dan Perkembangan Hormon Dalam Gerak.docx

  • Uploaded by: riza ahmad dawari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Pertumbuhan Dan Perkembangan Hormon Dalam Gerak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,754
  • Pages: 11
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HORMON DALAM GERAK

ARTIKEL

OLEH RIZA AHMAD DAWARI NIM 180614854023

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DESEMBER 2018

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HORMON DALAM GERAK

ARTIKEL Diajukan ke pada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah perkembangan dan belajar gerak program magister pendidikan jasmani dan kesehatan

Oleh Riza Ahmad Dawari NIM 180614854023

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DESEMBER 2018

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HORMON DALAM GERAK Riza Ahmad Dawari1 Dr. Saichudin, M.Kes 2 Dr. Eko H, M. Pd3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] Ringkasan: hormon berperan penting dalam integritas fungsi tubuh, hal ini pertumbuhan dan perkembangan harus tetap dalam keadaan baik dan stabil, hal ini agar tidak terjadi gangguan pada fungsi tubuh dikarenakan terjadinya penurunan dan sekresi hormon yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh seperti penurunan massa otot, massa tulang dan fungsi fisik apabila kekurangan hormone testosterone, kekurangan hormone thyroid menyebabkan persendian dan otot menjadi kaku, kekurangan hormone serotonin berdampak pada peningkatan gangguan kesehatan dan depresi. Pertumbuhan dan perkembangan hormon agar tetap baik dan stabil yaitu dengan berolahraga namun dengan intensitas yang tepat. Hal ini di karenakan olahraga dengan intensitas yang tepat dapat mempertahankan fungsional hormone pada tubuh. Kata Kunci: Hormon, Testosterone, Insuline, GH, Estrogen, Thyroid, Serotonin Summary: Hormones play an important role in the integrity of bodily functions, this growth and development must remain in a good and stable state, this is so that there is no disturbance in bodily functions due to the decline and secretion of hormones that can cause disruption to body functions such as decreased muscle mass, bone mass and physical function if the hormone testosterone deficiency, lack of thyroid hormone causes joints and muscles to become stiff, lack of serotonin hormone has an impact on increasing health problems and depression. Growth and development of hormones to remain good and stable is by exercising but with the right intensity. This is because exercise with the right intensity can maintain functional hormones in the body. Key Word: Hormone, Testosterone, Insuline, GH, Estrogen, Thyroid, Serotonin

Pendahuluan Olahraga merupakan salah satu rangsangan yang sangat fisiologis dan melibatkan semua sistem tubuh, baik itu sistem otot, syaraf, sistem metabolisme maupun sistem hormon (Kanaley & Hartman, 2002) dan sebagai metode yang sangat efisien dalam mengontrol stres (Teixeira dkk, 2008). Hal ini karena olahraga dapat berperan untuk mengontrol neurohormonal, syaraf otonomik dan respon perilaku stres fisik dan psikologis (Rimmele dkk, 2009). Oleh sebab itu olahraga yang dilakukan dengan baik memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis (Mastorakos dkk,2005), kesegaran jasmani, mood dan menurunkan kecemasan serta mencegah depresi (Strohle,2009). Selain itu olahraga yang rutin dapat meningkatkan hormone-hormone yang ada pada tubuh. Hormon adalah zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin sebagai respon terhadap sinyal yang sesuai. Darah membawa zat perantara ini ke bagian tubu h lain tempat zat yang terletak jauh dari tempat pengeluarannya(Lauralee Sherwood 2001: 609). Hormone berperan dalam integritas fungsi tubuh, hormon sangat penting di dalam pertumbuhan dan perkembangan. Jika terjadi penurunan dan sekresi hormone dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh. Menurut Loebel dan Kreomer (1998)

kekurangan hormone testosterone Kekurangan testosterone pada pria dapat memicu penurunan massa otot, massa tulang dan fungsi fisik. Sedangkan pada perempuan hilangnya hormon seks seperti estradiol mempengaruhi massa otot dan fungsi fisik. Fungsi utama dari hormone testosterone adalah membentuk otot dan juga dapat meningkatkan sensitivitas jaringan otot ke faktor pertumbuhan. Pendapat lain menurut Ignacio (2015) kekurangan hormone thyroid menyebabkan persendian dan otot menjadi kaku. Mencegah hal itu disarankan untuk berolahraga dan makan sehat. Fungsi utama dari hormone thyroid adalah yang mengatur suhu badan dan metabolisme dalam tubuh, termasuk perasaan dan mengatur nafsu makan untuk menghindarkan dari obesitas yang menyebabkan diabetes. Selain itu kekurangan hormone serotonin menurut (Hemat Far dkk, 2012) berdampak pada peningkatan gangguan kesehatan dan depresi. peningkatkan depresi dapat menyebabkan gangguan terhadap pembentukkan sel target (trofik) (Azmitia, 2001), menurunnya jumlah dendrit, sinaptogenesis, neurogenesis dan organisasi korteks (Azmitia,2005). Selain itu, penurunan serotonin menyebabkan terjadinya beberapa penyakit, termasuk penyakit huntington, penyakit schizophrenia dan penyakit alzheimer (Pusponegoro,2007 :117). Sehingga, dapat menyebabkan gangguan kognitif, memori, dan menurunnya perasaan senang (Fond, 2013:4), serta dapat menyebabkan insomnia, dan ejakulasi dini (Giuliano dan

Clement, 2006). Hormon serotonin berperan dalam menjaga integritas fungsi tubuh dan berpengaruh dalam fisiologis serta metabolisme dalam tubuh (Hassan dan Amin, 2011: 90). Oleh karena itu pertumbuhan dan perkembangan harus sejalan. Salah satu hal yang dapat mencegah menurunnya sekresi hormone yaitu dengan olahraga. Menurut Thent (2013) olahraga yang baik untuk mencegah menurunnya insulin adalah aerobic seperti treadmill dan arm or cycleergometer. Waktu pelaksanaanya untuk mencegah menurunnya insuline menurut Thent (2013) latihan dengan intensitas 3 hari perminggu dengan waktu 60 menit. Pendapat lain menurut Ignacio (2015) mencegah menurunnya growth hormone yaitu dengan menggunakan latihan kekuatan menggunakan treadmill dengan intensitas yang tinggi. Selain itu menurut Shawky (dkk 2015:43) penurunan hormon serotonin dapat dicegah atau dihambat dengan puasa yang dikombinasikan dengan olahraga. Puasa yang dikombinasikan dengan olahraga dapat meningkatkan sekresi hormon serotonin (Shawky,dkk 2011: 43). Namun jika intensitas olahraga yang dilakukan menjadi stressor bagi tubuh, justru dapat menurunkan sekresi hormon serotonin karena stress. Namun, harus diperhatikan juga intensitas dalam melakukan aktivitas fisik atau kegiatan olahraga untuk menghindarkan tubuh dari stressor dan mendapatkan hasil yang baik dalam berolahraga.

Menurut Tabari, dkk(2015): pemberian beban latihan dengan intensitas sedang hingga intens di mulai dari 60%. Hayashi (2005) intensitas latihan diberikan dengan intensitas lebih dari 50%. Metode Penulisan ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan, rujukan – rujukan yang tertulis yang diamati (Moeloeng 2005). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ignacio (2015) yang dilakukan dengan latihan kekuatan menggunakan treadmill dengan waktu 20-30 menit menggunakan intensitas yang tinggi untuk mengetahui puncak dari growth hormone. Serta pada penelitian yang dilakukan oleh Thent (2013) penelitian yang dilakaukan menggunakan pasien yang berusia diatas 18 tahun, menggunakan berbagai jenis latihan yang digunakan dalam pengobatan diabetes militus dengan hasil yaitu manfaat latihan bagi pederita diabetes militus. Sedangkan pada penelitian Hemat-Far (2012) metode penelitian eksperimen semu. Dengan sampel 20 0rang wanita sehat dengan rentang usia 18-25 tahun. Menggunakan 2 kelompok yaitu eksperimen dan kontrol dengan setiap kelompok berisi 10 orang. Kedua kelompok diberikan latihan aerobic yang bertujuan untuk mengetahui efek olahraga terhadap hormone serotonin. Hasil dan Pembahasan Testosterone

Testosterone merupakan hormone steroid yang disekresikan pada pria dari testis secara sirkadian (Loebel & Kraemer. 1998:1). Testosteron dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ada dalam tubuh untuk meningkatkan kekuatan kontraksi otot. Sehingga hormon ini mempunyai peran vital bagi pembentukan otot dan juga dapat meningkatkan sensitivitas jaringan otot ke faktor pertumbuhan. Terdapat beberapa efek dari hormone testosterone pada fisiologis tubuh. Menurut Hortsman (2012:1141) Testosterone memberikan beberapa efek fisiologis termasuk keterlibatan dalam spermatogenesis, fungsi testis, pertumbuhan rambut, nitrogen retensi, kepadatan tulang, massa dan distribusi otot, libido, dan karakteristik seksual sekunder. Penurunan testosterone terjadi pada pria usia lanjut beroengaruh terhadap penurunan otot pada pria. Penurunan tersebut terjadi mulai usia sekitas 35-40 tahun, kadar testosterone menurun sekitar 1%-3% pertahun, sedangkan pada usia 60 tahun menurun sekitar 20% dan 50% pada usia lebih dari 80 tahun (Feldman,dkk, 2002:593). Penurunan hormone testosterone juga berpengaruh pada masa otot dan fungsi tulang. Kekuranagn tetstosterone pada pria dapat memicu penurunan massa otot, massa tulang dan fungsi fisik. Sedangkan pada perempuan menyebabkan hilangnya hormone seks seperti estradiol yang mempengaruhi massa otot dan fungsi fisik (Hortsman,2012:1147). Maka disarankan untuk menghindari

latihan kekuatan yang berlebihan, hal itu dapat menyebabkan atau menginduksi pelepasan hormone testosterone (Craig, 1989:167). Growth Hormone Growth hormone (hormone pertumbuhan) memiliki efek yang sama dengan hormone testosterone yang dapat menaikkan massa otot, mengatur metabolism dan membuat mood menjadi leboh baik. Fungsi Hormone pertumbuhan (GH) dalam organism adalah: pertumbuhan dan perkembangan, metabolism, dan kesehatan tulang. Menurut Craig (1989:167).Untuk meningkatkan hormone pertumbuhan disarankan untuk melakukan latihan yang meningkatkan pada kekuatan. Pendapat lain untuk memperkuat adalah hasil penilitian yang dilakukan Ignacio,dkk (2015:7) latihan menggunakan treadmill dengan intensitas yang tinggi menyebabkan GH menurut setelah latihan, namun GH meningkat 2 kali lipat setelah 20 menit latihan, dan GH mencapai puncaknya setelah 30 menit.

Insuline Hormone insulin memimiliki peranan fungsi mengatur gula darah yang ada pada tubuh. Menurut. Ghorbani & Hashtrodi (2014:826) Insuline adalah hormon yang memiliki peran dalam mengatur gula darah. Insulin penting bagi keseimbangan hormon. Hormon ini dibuat dipankreas. Penyakit medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan stroke, salah satu faktor penyebabnya terkait dengan insulin ini, disarankan untuk mengurangi mengkonsumsi makanan yg memiliki kadar gula tinggi untuk menghindarkan dari kegemukan dan diabetes. Praet & Van loon (2007) aktivitas fisik merupakan sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga tubuh terhindar dari diabetes militus. Peneleitian yang dilakukan Thent (2013:4) Aktivitas fisik atau olahraga yang baik untuk penderita diabetes adalah salah satunya menggunakan aerobic dan resitance training dengan waktu 16 minggu dan pada tiap minggu 3 kali pertemuan dengan waktu 40-60 menit. Menggabungkan latihan aerobik dan daya tahan dengan intesnsitas dan volume yang rendah dapat meningkatkan resistensi insulin. (Kodama, 2007). Tuomilehto (2001) olahraga selama lebih dari 4 jam setiap minggu dapat mengurangi risiko diabetes tanpa menurunkan berat badan. bahkan berat badan yang relatif rendah dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 (Church,2011). Tabari, dkk(2015): pemberian beban latihan dengan intensitas sedang

hingga intens di mulai dari 60%. Hayashi (2005) intensitas latihan diberikan dengan intensitas lebih dari 50%. Efek latihan tergantung pada berbagai faktor seperti jenis, intensitas dan frekuensi latihan dan kadar glukos. Beberapa peneliti melaporkan bahwa olahraga selain mengubah gaya hidup pasien diabetes tipe 2, juga memiliki efek positif pada penurunan berat badan dan lingkar pinggang (Carroll & Dudfield,2004). Estrogen Hormon ini banyak terdapat pada wanita yang membantu pembentukan payudara, kaki, pinggul, dan pantat. Penting juga untuk kesehatan tulang. Heldring (2007) fungsi utama hormon estrogen adalah terlibat dalam pengembangan dan pemeliharaan fungsi seksual dan reproduksi pada wanita. Perempuan memiliki sekitar empat kali lebih banyak jumlah estrogen dibandingkan dengan laki-laki (Gruen & Connor, 2000). Selain GH, estrogen (E2) berfungsi mengontrol pengeluaran energi dan sangat penting untuk keseimbangan berat badan (Ignacio, 2015). Aktivitas yang tinggi dapat mengganggu dan mengubah fungsi menstruasi (Edward,2015). Thyroid Merupakan hormon yang mengatur suhu badan dan metabolisme dalam tubuh, termasuk perasaan dan mengatur nafsu makan untuk menghindarkan dari

obesitas diabetes.

yang

menyebabkan

Ippolitti (2013) Overweight dan obesitas adalah penyakit yang mengarah pada diabetes dan sindrom metabolik, dan berpengaruh pada gangguan kardiovaskular. Selain GH, hormon tiroid (TH) mengontrol pengeluaran energi dan sangat penting untuk keseimbangan berat badan (Ignacio dkk.2015). Kekurangan hormon tyroid menyebabkan persendian dan otot menjadi kaku. Mencegah hal itu disarankan untuk berolahraga dan makan sehat Serotonin Merupakan hormone yang berpengaruh dan muncul saat berolahraga. Terdapat beberapa fungsi hormone serotonin, yaitu: Berperan dalam proses sinaptogenesi (proses pembentukan sistem syaraf baru), Berperan dalam sistem sircardium rytm (proses tidur), Hormon yang meningkatkan kesenangan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hormon berperan penting dalam integritas fungsi tubuh, hal ini pertumbuhan dan perkembangan harus tetap dalam keadaan baik dan stabil, hal ini agar tidak terjadi gangguan pada fungsi tubuh dikarenakan terjadinya penurunan dan sekresi hormon yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh seperti penurunan massa otot, massa tulang dan fungsi fisik apabila kekurangan hormone testosterone, kekurangan

hormone thyroid menyebabkan persendian dan otot menjadi kaku, kekurangan hormone serotonin berdampak pada peningkatan gangguan kesehatan dan depresi. Pertumbuhan dan perkembangan hormon agar tetap baik dan stabil yaitu dengan berolahraga namun dengan intensitas yang tepat. Hal ini di karenakan olahraga dengan intensitas yang tepat dapat mempertahankan fungsional hormone pada tubuh. Saran Berdasarkan hasil artikel review ini maka dapat disarankan olahraga dengan intensitas yang tepat atau sub-maximal, serta dengan olahraga isometrik dapat dilakukan untuk menjaga perkembangan dan pertumbuhan hormone dalam tubuh dan mencegah tubuh dari kekurangan dan sekresi hormone.

Dafatar Rujukan Azmitia PM. 2001. Serotonin and brain development: Role in human developmental diseases. Brain Res Bull 56:479-48. Azmitia PM. 2005. Behavioral and cellular consequences of increasing serotonergic activity during brain development: a role in autism?, Int J Dev Neurosci 23:75-83. Carroll, S., & Dudfield, M. (2004). What is the relationship between exercise and metabolic abnormalities? A review of the metabolic

syndrome. Sports Medicine, 34, 371-418.

Craig. 1989. Effects Of Progressive Resistance Training On Growth Hormone And Testosterone Levels In Young and Elderly Subjects. Mechanisms Of Ageing And Development 49 (2) Pages:159-169

Hassan and Amin. 2011. Pilates Exercises Influence on the Serotonin Hormone, Some Physical Variables and the Depression Degree in Battered Women. World Journal of Sport Sciences 5 (2): 89-100 Hayashi,Y.,Nagasaka,S.,Takahashi, N.,Kusaka, I., Ishibashi, S., Numao,S.,Tanaka K. (2005). A single bout of exercise at higher intensity enhances glucose effectiveness in sedentary men. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism,90(7),4035-4040.

Edward. 2015. Athletic Activity and Hormone Concentrations in High School Female Athletes. Journal of Athletic Training. 50(2):185–192

Heldring N, Pike A, Andersson S, et al. 2007. Estrogen receptors: how do they signal and what are their targets. Physiol Rev; 87 (3): 905 –931.

Fond, Leboyer, & Michalsen. 2013. Fasting in Mood Disorders: Neurobiology and Effectiveness. A Review of the Literature, Pychiatry Research 209: 253–58.

Hemat far. 2012. Effects of Selected Aerobic Exercises on the Depression and Concentrations of Plasma Serotonin in the Depressed Female Students Aged 18 to 25 . The Journal of Applied Research • Vol.12, No.1

Church, T. (2011). Exercise in obesity, metabolic syndrome and diabetes. Progress in Cardiovascular Diseases, 53(6), 412-418

Ghorbani & Hashtrodi. 2014. Insulinm Hormone Effects On Ft&st Muscles Of Body Bulding Athlets And Diabetic People Type. International Journal of Science Culture and Sport. (1): 826-835 Giuliano

F, & Clement P. 2006. Serotonin and premature ejaculation: from physiology to patient management. Eur Urol 50:454–66. Goodman Gruen D, Barrett Connor E. 2000 . Sex differences in the association of endogenous sex hormone levels and glucose tolerance status in older men and women. Diabetes Care.; 23(7) : 912 – 9.

Hortsman dkk. 2012. The Role of Androgens and Estrogens on Healthy Aging and Longevity. Journals of Gerontology: Biological Science. 67(11):1140–1152 Ippoliti F, Canitano N, Businaro R (2013) Stress and obesity as risk factors in cardiovascular diseases: a neuroimmune perspective.J Neuroimmune Pharmacol 8:212–26. Kanaley, J. & Hartman, M. 2002. Cortisol and Growth Hormone Responses to Exercise. The Endocrinology, 12: 421-432.

Kirwan, J. P., Barkoukis, H., Brooks, L.M., Marchetti, C. M., Stetzer, B.P., & Gonzalez, F. (2009). Exercise training and dietary glycemic load may have synergistic effects on insulin resistance in older obese adults. Annals of Nutrition & Metabolism, 55(4), 326-33 Kodama, S., Shu, M., Saito, K.,Murakami, H., Tanaka, K., & Kuno, S. (2007). Even low intensity and low volume exercise training may improve insulin resistance in the elderly. Internal Medicine, 46(14), 1071-1077. Lauralee Sherwood (2001). Human Physiology From Cell to Sistem. Jakarta : EGC . Alih Bahas a Brah m U . Pendit Loebel & Kraemer. 1998. A Brief Review: Testosterone and Resisten Exercise In Men. Journal of strength and conditional research. 12 (1), 57-63. Mastorakos G, Pavlatou M, Kandarakis DE, Chousos GP, 2005. Exercise and the Stress System. Hormones 4 (2):73-89. Nieschlag E, Behre HM, Nieschlag S.2001. Andrology: MaleReproduc-tive Health and Dysfunction. 3rd ed. Berlin, Germany: Springer . Praet, S. F. E., & Van loon, L. J. C. (2007). Optimizing the therapeutic benefits of exercise in Type 2 diabetes. Journal of Apllied physiology, 103, 1113-1120. Pusponegoro, H.D. 2007. Peran Serotonin pada Anak

dengan Gangguan Autistik. Sari Pediatri. 4:115-119. Rhéaume, C., Waib, P. H., Kouamé, N., Nadeau, A., Lacourcière, Y., Joanisse, D. R., Cleroux, J. (2003). Effects of intense and prolonged exercise on insulin sensitivity and glycogen metabolism in hypertensive participants. Circulation, 108, 2653-2659. Rimmele, U., Seiler, R., Marti, B., Wirtz, P., Ehlert, U., Heinrichs, M. 2009. The Level Of Physical Activity Affects Adrenal And Cardiovascular Reactivity To Psyhosoial Stres. Psychoneu roendocrinology, 34:190-198. Shawky, M. S, Zaid, Oraby, Shogy, & Hassan . 2015. Effect of Intermittent Fasting on Brain Neurotransmitters, Neutrophils Phagocytic Activity, and Histopathological Finding in Some Organs in Rats. IJRSB. 3: PP 38-45. Strohle, A. 2009. Physical Activity, Exercise,Depression And Anxiety Disorders in Biological Psychiatry Review Article. Journal. Neural Transm, 116:777-784. Tabari, dkk. 2015. The Effect of 8 Weeks Aerobic Exercise on Insulin Resistance in Type 2 Diabetes: A Randomized Clinical Trial. Global Journal of Health Science; Vol. 7, No. 1; 2015 Teixeira, M.A., Martins, R, Martins, M., Cunha, R.M. 2008. Changes in Functional Fitness, Mood States and Salivary IgA Levels after Exercise Training for 19 weeks in Elderly Subjects.

Internation- al Journal of Appied Sports Sciences, (20):16-26. Thent. 2013. Role of Exercise in the Management of Diabetes Mellitus: the Global Scenario. Volume 8, Issue 11, Hal 1-8 Tuomilehto, J., Lindström, J., Eriksson, J.G.,Valle, T., Hämäläinen, H., Ilanne Parikka, P., … Usitupa, M. (2001). Prevention of Type 2 diabetes mellitus by changes in lifestyle among subjects with impaired glucose tolerance The New England Journal of Medicine, 344(18).

Related Documents


More Documents from ""