IDENTIFIKASI JENIS MIKROALGA DIKOLAM AIR TAWAR KOTA MALANG Niken Ayu Lestari
penting bagi kehidupan ikan dan organisme air lain, sehingga keberadaannya sangat menentukan
kondisi
ekosistem
(Odum,
2010).
Mahasiswa Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PBIO6612) Universitas Negeri Malang
Mikroalga adalah sejenis makhluk hidup unisel berukuran antara 1 mikrometer sampai ratusan mikrometer yang memiliki
Kelompok 5
klorofil, hidup di air tawar atau laut, membutuhkan karbon dioksida, beberapa nutrien dan cahaya untuk berfotosintesis.
PENDAHULUAN
Mikroalga memiliki kinerja yang hampir Protista mirip tumbuhan atau yang biasa dikenal dengan gangang atau alga, terbagi
menjadi
Chlorophyta,
enam
divisi.
Euglenophyta,
Yaitu
Pyrrophyta,
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Tidak semua jenis alga dari keenam divisi tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang, ada banyak jenis yang perlu bantuan mikroskop untuk diamati (mikroalga).
sebagai biota air yang dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk melihat kualitas suatu perairan (Andriansyah, dkk. 2014). Mikroalga sebagai salah satu parameter dapat
memberikan
gambaran
keadaan perairan dan termasuk salah satu komponen
biotik
penting
tetapi tidak memiliki akar, daun, dan batang untuk berfotosintesis. Menurut beberapa peneliti,
mikroalga
diibaratkan
sebagai
pabrik kecil dalam ukuran sel mikro yang mengubah karbon dioksida menjadi material potensial
seperti
biofuel,
pangan,
dan
biomaterial melalui energi matahari (Chisti. 2007).
Mikroalga secara umum diketahui
ekologi
sama dengan tumbuhan bersel banyak, akan
dalam
metabolisme badan air, karena merupakan mata rantai primer di dalam rantai makanan ekosistem perairan (Samudra, dkk. 2012),
Keragaman
mikroalga
di
dunia
diperkirakan berada dalam kisaran jutaan species, sebagian besar belum dikenali dan belum bisa dikultivasi (dibiakkan sendiri). Diperkirakan 200,000-800,000 spesies hidup di alam, 35,000 spesies dapat dikenali, dan 15,000 komponen kimia penyusun biomas nya telah diketahui (Hadiyanto, dkk. 2012). Sebagian besar mikroalga menghasilkan produk
tertentu
seperti
karotenoid,
antioksidan, enzim, polimer, peptida, asam lemak, hingga racun
yang mematikan
(Cardozo, dkk. 2007). Faktor
METODE PENELITIAN Alga kebanyakan ditemukan di air tawar. Pada praktikum ini, kami mencari
pertumbuhan
mikroalga
alga diberbagai tempat di daerah Kota
mempengaruhi hasil biomassa, maupun jenis
Malang,
produk
Universitas Negeri Malang, kolam Fakultas
yang
diinginkan.
Terkadang
seperti:
kolam
Keolahragaan
trapesium
biomassa yang sedikit menghasilkan produk
Ilmu
Universitas
Negeri
yang diinginkan dalam jumlah banyak,
Malang, kolam salah satu warga Dau
untuk itu diperukan optimasi komposisi
Malang, kolam balai Kota Malang, dan
yang seimbang antara banyaknya biomassa
kolam ikan salah satu warga di Dampit.
dan banyaknya produk dalam biomassa
Masing-masing sampel dilakukan 2 kali.
mikroalga (Hadiyanto, dkk. 2012). Sampai saat ini mikroalga masih digunakan oleh masyarakat sebagai sumber protein,
vitamin,
dan
mineral,
serta
diantaranya digunakan sebagai obat-obatan yang
lebih
dikenal
sebagai
pangan
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil dan pembahasan dari sampel lokasi kolam di daerah Dau 1.1 Zygnema
fungsional. Dibandingkan dengan sumber lain seperti yeast maupun fungi, mikroalga memiliki keunggulan di aspek keamanannya (Hadiyanto, dkk. 2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberagaman mikroalga yang ada
di
kolam
mengidentifikasi
sekitar dan
Malang.
Serta
mendeskripsikan
berbagai jenis mikroalga yang ditemukan hingga ke tingkat genus.
Gambar 1. Zygnema. (Dokumentasi Pribadi)
Zygnema berdasarkan
2. Hasil dan pembahasan dari sampel
literatur taksonominya adalah
lokasi kolam Universitas Negeri Malang
sebagai berikut :
2.1 Euglena
Kingdom
Protista
Divisi
Chlorophyta
Class
Zygnematophyceae
Ordo
Zygnematoales
Family
Zygnematoceae Gambar 2. Euglena
Genus
Zygnema (Dokumen Pribadi)
Zygnema protista
mirip
merupakan hewan
Chlorophyta.
termasuk
dengan
Zygnema
Klasifikasi Euglena :
divisi dapat
dikelompokkan ke dalam kingdom protista
Kingdom
Protista
Divisi
Euglenophyta
Class
Euglenpphyceae
Ordo
Euglenotales
Family
Euglenoceae
Genus
Euglena
serta divisinya Chlorophyta atas dasar strukturnya
yang
memiliki
membran
nukleus, berbentuk thallus, pembelahan selnya dengan cara mitosis, serta dapat ditemukannya kloroplas yang mendominan pigmen warna di dalam selnya. Selain itu, Zygnema juga memiliki ciri berbentuk seperti benang yang bersekat, tidak memiliki organ
pembiakan,
dan
kloroplasnya
berbentuk bintang. Zygnema merupakan alga yang hidup mengapung di permukaan air atau disebut juga planktofit.
Euglena merupakan mahkluk hidup mikroskopis yang dikelompokkan ke dalam protista. Hal tersebut didasarkan atas dasar
strukturnya, membran flagella,
Euglena nukleus,
selain
tidak
memiliki
Euglena
memiliki
Euglena
memiliki
itu
Gambar 3. Chlamydomonas (Dokumen pribadi)
kloroplas seperti halnya dengan tumbuhan.
Kingdom
Protista
Divisi
chlorophyta
Class
chlorophyceae
Ordo
chlamydomonodales
Family
chlamydomonodaceae
Genus
Chlamydomonas
Ada berbagai sumber mengenai Euglena, ada yang menyebutkan bahwa termasuk divisi protozoa maupun alga. Namun pada saat pengamatan, hal yang paling mendekati ciri dari Euglena adalah alga. Sehingga kami menganut sumber Saptasari (2007), Euglena merupakan
mikroalga
dengan
divisi
Euglena. Bagian
tubuh euglena terdiri
dari stigma, vakuola kontraktil, dan cambuk atau flagela. Stigma adalah bagian pada
Chlamydomonas
merupakan
tubuh Euglena yang berupa titik, bagian ini
makhluk hidup mikroskopis yang memiliki
biasanya
titik
membran nukleus, tubuhnya dan berbentuk
bentuk
thallus, Chlamydomonas dimasukkan ke
disebut
dengan
mata. Euglena dapat
istilah
berubah
menjadi memanjang, hal ini terjadi karena
dalam
dinding
Chlamydomonas dibedakan dengan yang
selnya
tidak
kaku". Euglena memiliki
ukuran
kecil yaitu panjangnya 0,05mm. 2.2 Chlamydomonas
"berdinding sangat
kingdom
protista.
Selain
itu
lainnya karena memiliki ciri khusus yaitu terdapat bintik mata yang mengandung pigmen
berwarna
kemerahan.
Bintik
tersebut membedakannya dari genus yang lain. Chlamydomonas dapat bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan isogami. Ganggang ini merupakan ganggang hijau
penghuni
Chlamydomonas
air berbentuk
tawar.
Sel
oval,
pada
bagian ujung terdapat sepasang flagella.
Ordo
Zygnematales
Family
Zygnemataceae
Genus
Spirogyra
Ganggang ini berukuran sangat kecil, sekitar 25 µm, kira-kira tiga kali dari ukuran sel darah
merah
manusia.
Chlamydomonas
dijumpai
Pada vakuola
kontraktil yang diduga berfungsi untuk mengatur kandungan air di dalam sel melalui mekanisme kontraksi dan relaksasi.
Spirogyra
merupakan
Vakuola ini berada di ujung sel dekat
berbentuk
pangkal
sel
multiseluler filamen yang tidak bercabang,
dan
filamen tersusun atas sel-sel yang berbentuk
berfungsi sebagai gamet, mula-mula dinding
silindris. Spirogyra memiliki inti yang
sel
dengan
terletak di tengah sitoplasmanya dibungkus
penggabungan protoplas membentuk zigot
oleh dinding sel. Selain itu, Spirogyra
(Sulistyaningsih,Y.2016).
memiliki vakuola yang besar. Reproduksi
flagella.
Chlamydomonas
terlepas
Sepasang
saling
kemudian
mendekat
diikuti
talus,
Spirogyra
protista tubuhnya
dari spirogyra adalah dengan konjugasi dan 2.3 Spirogyra
fragmentasi. Ciri lain Spirogyra yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah memiliki kloroplas berbentuk spiral yang memanjang (Sharma. 2011). Pada kloroplas terdapat pirenoid yang mudah terlihat. Selain kloroplas, terdapat vakuola
Gambar 4. Spirogyra (Dokumen Pribadi)
Kingdom
Protista
yang
mengisi
sebagian
besar
ruangan sel (Sulistyaningsih,Y.2016). Reproduksi Spirogyra tidak membenuk zoospora ataupun sel berflagela. Setiap sel penyusun filamen ganggang ini memiliki
Divisi
Chlorophyta
kemampuan membelah namun pembelahan sel untuk membentuk filamen baru terjadi
Class
Zygnematophyceae
secara alami bila filamen patah oleh badai atau gangguan lain. Dengan cara ini terjadi
reproduksi aseksual melalui fragmentasi.
2.4 Ulothrix
Reproduksi seksual pada spirogyra oleh sifatnya
yang
berkelompok
sehingga
filamen-filamen berada berdekatan satu sama
lain.
Hal
ini
diawali
dengan
pembentukan tonjolan berupa papilla pada sel-sel filamen yang berhadapan. Akibat pemanjangan dari kedua belah pihak maka ujung-ujung
tonjolan
bersentuhan
diikuti
membentuk
tabung
menghubungkan Proses
ini
pada
akhirnya
dengan
peleburan
konjugasi
pasangan
diikuti
sel
dengan
Gambar 5. Ulothrix
yang
(Dokumentasi Pribadi)
tersebut. pemadatan
protopas yang selanjutnya berfungsi sebagai
Kingdom
Protista
Divisi
Chlorophyta
Class
Ulvophyceae
Ordo
Ulotrichales
Family
Ulotrichaceae
Genus
Ulothrix
gamet. Salah satu dari pasangan protoplas akan berpindah tempat untuk berfusi dengan protoplas
pasangannya.
Protoplas
yang
berpindah tempat dianggap sebagai gamet jantan,
sebaliknya
yang
tetap
tinggal
didalam sel dianggap gamet betina Zigot yang dinding
terbentuk dan
mendapatkan sesuai,
mengalami
bersifat kondisi
berakhirnya
Selanjutnya
zigot
penebalan
dorman
sampai
lingkungan
yang
musim
dingin.
mengalami
meiosis
menghasilkan empat sel haploid, namun tiga sel diantaranya mengalami disintegrasi. Sel yang tersisa tumbuh membentuk filamen baru (Sulistyaningsih,Y.2016).
Ulothrix
adalah protista mirip
tumbuhan, pada saat pengamatan Ulothrix tampak bahwa berbentuk filamen yang memiliki cabang-cabang. Setiap filamen Ulothrix
tersusun atas sel-sel silindris.
Ulothrix
dapat berkembang biak secara
vegetatif dengan membentuk zoospora dan juga secara generatif yaitu dengan isogami.
Pada setiap sel terdapat kloroplas yang
selnya, dan mengandung satu atau beberapa
berbentuk seperti ladam atau lempengan
pirenoid.
yang terletak pada bagian tepi ruangan sel dan dilengkapi dengan 1-2 pirenoid. Selain itu, bila diperhatikan dengan seksama, strukturnya mirip dengan bentuk rambut
3. Hasil dan pembahasan dari sampel lokasi kolam daerah Sudimoro 3.1 Chlorella
(Sharma. 2011). Tubuh Ulothrix . terdiri atas sel-sel yang
berbentuk
silindris
dan
tersusun
memanjang seperti benang. Ganggang ini hidup di air tawar yang airnya tidak terlalu
Gambar 6. Chlorella
hangat dan hidup menempel pada batu-batu (Dokumentasi Pribadi)
atau di dasar perairan. Bentuk filamen panjang tak bercabang dengan lebar 11-45
Kingdom
Protista
Divisi
Chlorophyta
Class
Chlorophyceae
Ordo
Chlorococcales
Family
Chlorochaceae
Genus
Chlorella
μm. Pada setiap sel terdapat kloroplas yang berbentuk seperti ladam atau lempengan yang terletak pada bagian tepi ruangan sel dan dilengkapi dengan 1-2 pireniod (M, Kawaroe. 2010). Menurut Sharma (2011) filamen tidak bercabang, melainkan terdiri dari sebaris sel yang silindris dan pendek berkaitan pada ujung pangkalnya. Sel pangkal biasanya berubah menjadi sel pelengkap. Setiap sel hanya mengandung kloroplas yang bentuknya seperti sabuk yang terbuka pada kedua ujungya. Kloroplas itu dapat mengambil bentuk silinder yang sempurna atau hanya sekitar sebagian
Chlorella
memiliki
ciri
yaitu
memiliki membran nukleus, selain itu dapat diamati dengan menggunakan mikroskop bahwa Chlorella berbentuk tallus uniseluler kokoid. mangkuk.
Kloroplas
Chlorella
Chlorella
berbentuk
berkembangbiak
dengan
membentuk
zoospora
dan
atas selulosa. Selain tersusun atas selulosa,
pembelahan sel. Pada kehidupan sehari-hari,
beberapa spesies Chlorella
chlorella
dinding
telah
dikembangkan
dan
dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi. Hal
sel
yang
mempunyai juga
tersusun
atas sporopollenin. (M, Kawaroe. 2010).
tersebut tampak berdasarkan X, Chlorella mengandung kadar protein dan vitamin yang sangat
tinggi.
berdasarkan
Selain
X,
sumber
Chlorella
3.2 Closterium
nutrisi,
juga
dapat
digunakan sebagai pemroses limbah lebih lanjut (M, Kawaroe. 2010). Perkembangbiakannya terjadi secara Gambar 7. Closterium
vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya
mampu
membelah
diri
dan
(Dokumentasi Pribadi)
menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel Ganggang digunakan
ini
di laboratorium
sering
Kingdom
Protista
Divisi
Charophyta
Class
Zygnematophyceae
Ordo
Desmidiales
Family
Clostriaceae
Genus
Closterium
Untuk
penyelidikan fotosintesis, karena sifatnya yang unik, para ahli berpendapat bahwa Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan manusia pada masa yang akan datang. Mikroalga jenis Chlorella. berwarna hijau,
pergerakannya
tidak
motil
dan
struktur tubuhnya tidak memiliki flagel. Selnya berbentuk bola berukuran sedang dengan diameter 2-10 μm, bergantung pada spesiesnya,
dengan kloroplas berbentuk
Closterium adalah genus ganggang hijau uniseluler charophyte dalam keluarga
seperti cangkir. Alga hijau memiliki struktur
Closteriaceae.
yang hampir sama dengan tumbuhan, salah
peracerosum-strigosum-littorale
satunya ialah dinding selnya. Chlorella juga
adalah
mempunyai dinding sel yang tersusun
isogami uniseluler yang merupakan kerabat
Kompleks
kelompok
alga
Closterium (C.
psl)
Charophycean
uniseluler terdekat dengan tanaman darat.
yang tidak mungkin dipertahankan secara
Ganggang ini mampu membentuk dua jenis
adaptif oleh manfaat yang terkait dengan
zygospora diploid aktif. Beberapa populasi
menghasilkan variabilitas. Namun, meiosis
membentuk zygospora di dalam klon sel
homotalik
tunggal (homothalik), sedangkan yang lain
Closterium peracerosum sebagai adaptasi
membentuk zygospora di antara klon sel
untuk bertahan hidup dalam kondisi stres
yang
Strain
seperti pertumbuhan media yang terkuras
heterothalik memiliki dua tipe kawin, mt (-)
nitrogen pada kepadatan sel yang rendah.
dan mt (+). Ketika sel-sel dari tipe kawin
Manfaat adaptif yang diusulkan dari meiosis
yang berbeda dicampur dalam media kawin
adalah
yang kekurangan nitrogen, sel-sel mt (-) dan
homolog
mt (+) berpasangan satu sama lain dan
disebabkan oleh lingkungan yang penuh
melepaskan
tekanan (Petapova, 2011).
berbeda
kemudian
(heterothalik).
protoplas. diikuti
oleh
Pelepasan fusi
ini
dapat
promosi
dipertahankan
perbaikan
kerusakan
DNA
dalam
rekombinasi yang
dapat
protoplas
(konjugasi) yang mengarah ke pembentukan
3.3 Chlorogonium
zygospore diploid. Feromon seks disebut protein penginduksi pelepasan protoplas yang diproduksi oleh sel mt (-) dan mt (+) memfasilitasi proses ini (Petapova, 2011). Strain membentuk
homotalik
zygospora
Closterium
selfing
melalui Gambar 8. Chlorogonium
konjugasi dua sel gametangial bersaudara yang
berasal
dari
satu
sel
vegetatif.
(Dokumentasi Priabadi)
Konjugasi pada strain homothalik terjadi terutama pada kepadatan sel yang rendah dan diatur oleh ortolog dari feromon spesifik jenis kelamin heterothalik (Petapova, 2011). Meskipun
pembuahan
diri
Kingdom
Protista
Divisi
Chlorophyta
Class
Chlorophyceae
Ordo
Chlamydomonodales
mempekerjakan meiosis, itu menghasilkan variabilitas genetik minimal. Homothallism dengan demikian merupakan bentuk seks
Haematoccaceae
Family
Setiap sel dengan lebih dari dua vakuola kontraktil
Chlorogonium
Genus
yang
tersebar
di
seluruh
sitoplasma. Dua isokont, flagela anterior biasanya lebih pendek dari panjang sel. papillum absen .Eespot menonjol pada
Chlorogonium memiliki karakteristik
sebagian besar spesies di anterior sel,
sebagai unseluler motil dan uniseluler tallus.
tertanam dalam kloroplas. Sistem akar
Sel-selnya berbentuk lonjong memanjang,
belerang berkrim dan terdiri dari empat set
kedua
sistem
ujung-ujung
perpanjangannya
mikrotubulus.
Mitosis
ditandai
memiliki flagel yang timbul dari apikal yang
sebagai tipe spindel tertutup, spindel runtuh
sempit. Biasanya gelenlong memanjangnya
di
berada dalam satu sumbu dengan flagella.
berkembang
Sehinngga dapat dikatakan juga bahwa
Pembelahan pertama biasanya melintang.
bentuk selnya seperti jarum. Chlorogonium
Reproduksi seksual oleh zoosporogenesis,
memiliki dinding sel, dan terdapat anterior
Sporangium mempertahankan flagela dan
spot mata. Chlorogonium tidak pekat dengan
motilitas
pigmen warna, akan tetapi pigmen warna
hubungan antara tubuh basal dan flagela sel
yang dominan adalah klorofil a dan klorofil
induk terputus selama sporulasi, flagela
b,
Chlorogonium
tetap melekat pada dinding sporangial
Chlorophyta
(parental) dan fungsional. Empat ke delapan
oleh
karena
itu
ke
dalam
dimasukkan (Guiry.2017).
motil uniseluler dan thallus uniseluler. Setiap sel dengan lebih dari dua vakuola yang
Sistem di
selama
mikrokubulus
bidang
cytokinesis.
sporulasi.
Meskipun
zoospora (jarang 2) biasanya diproduksi.
Karakteristik Chlorogonium adalah
kontraktil
telofase.
tersebar
di
seluruh
sitoplasma. Dua isokont, flagela anterior biasanya lebih pendek dari panjang sel (Guiry.2017). Karakteristik Chlorogonium adalah motil uniseluler dan thallus uniseluler.
Sel-sel anak memanjang dalam sumbu longitudinal dari sel sporangial. Zoospora melebur
setelah
terpisahnya
dinding
sporangial. Reproduksi seksual isogami menjadi oogami. Zygotes berbentuk bulat dengan dinding tebal dan rata (Guiry.2017) .
3.4 Navicula
pinggan berfungsi sebagai lintasan air pada saat
ia
bergerak.
Kloroplas
pada
Navicula.Terkonsentrasi pada bagian sentral sel. Alga ini memiliki tipe reproduksi secara aseksual
dengan
membelah
diri
(Tjitrosoepomo, 2005:52). Gambar 9. Navicula
3.5 Gonium
(Dokumentasi Pribadi)
Kingdom
Protista
Divisi
Chrysophyta
Class
Bacilliariophyceae
Ordo
Naviculales
Family
Naviculaceae
Gambar 10. Gonium (Dokumentasi Pribadi)
Genus
Kingdom
Protista
Divisi
Chlorophyta
Class
chlorophyceae
Ordo
chlamydomonadales
Family
Goniceae
Genus
Gonium
Navicula
Navicula
termasuk
ke
dalam
chrysophyta
karena
pada
Navicula
mengandung
pigmen
karoten,
xantofil,
klorofil a, dan klorofil c. Pada alga chrysophyta dinding selnnya mengandung kersik. Bagian kersik inilah yang biasa digunakan pada saat pembuatan bangunan, kersik digunakan sebagai bahan campuran dalam
semen.
Navicula
merupakan
uniseluler berbentuk seperti kapal kecil. Pada bagian Navicula yang seperti ikat
Gonium termasuk ke dalam protista mirip tumbuhan dengan divisi Chlorophyta karena memiliki pigmen dominan klorofil a
dan klorofil b. Gonium merupakan alga yang
Hal
hidup dengan cara berkoloni. Menurut
pengambilan
Saptasari
(2007),
musim penghujan, ketika hujan membuat
merupakan
koloni
koloni yang
senobium
tersusun
dari
tersebut
intensitas
dikarenakan sampel,
air
menjadi
pada
dilakukan
lebih
saat ketika
banyak.
beberapa sel dengan jumlah tertentu, bentuk
Berdasarkan Herron (2009), semakin banyak
dan ukurannya tetap untuk setiap spesies.
zat pelarut dalam suatu larutan, maka
Sel-sel ada yang tertanam dalam matriks
semakin sedikit konsentrasi zat terlarutnya.
bersifat seperti lender; atau setiap sel dilapisi
Berdasarkan hal tersebut, karena volume air
lender
yang
kemudian
semua
sel
menyatu
banyak,
membuat
konsentrasi
menjadi senobium. Berdasarkan pengamatan
mikroalga yang terlarut semakin kecil.
yang dilakukan, hal tersebut sangat sesuai
Konsentrasi mikroalga yang semakin kecil
berlaku untuk Gonium dengan teori tersebut
membuat jumlah mikroalga yang didapat
(HD,Herron. 2009).
pada saat sampling sedikit, akibatnya pada saat pengamatan mikroalga hanya Zygnema yang
PENUTUP
kami
temukan
dan
indentifikasi.
1. Kesimpulan Sehingga
berhasil
Pada kolam di daerah Universitas
berdasarkan
hasil
dan
Negeri Malang, ditemukan empat jenis
pembahasan di atas, pada daerah Dau,
mikroalga.
Mayoritas
Sudimoro, dan kolam Universitas Negeri
merupakan
berasal
Malang mikroalga yang paling dominan
Chlorophyceae. Mikroalga yang ditemukan
ditemukan adalah mikroalga pada divisi
dengan
Chlorophyta. Pada air sampel tampak
Chlamydomonas, Spirogyra, dan Ulothrix.
dengan jelas bahwa berwarna kehijau-
Sementara Euglena berasal dari divisi
hijauan, bahkan ada warnanya cukup pekat.
Euglenophyta. Ditemukan banyak mikroalga
Warna tersebut merupakan warna dari alga
dari Chlorophyceae, hal tersebut disebabkan
Chlorophyta yang terdapat di dalam air
oleh tempat cara pengambilan sampel.
sampel.
Menurut
Pada kolam di daerah Dau, Jawa Timur
mikroalga
yang
mampu
kami
temukan dan identifikasi adalah Zygnema.
kelas
yang
ditemukan
dari
Chlorophyceae
Sharma
(2011),
kelas
adalah
Chlorophyta
dengan kelas chlorophyceae kebanyakan berbentuk menggenang
uniseluler.
Mereka
dipermukaan
air
hidup tawar.
Berdasarkan hal tersebut, kami mendapatkan
Chisti,
Yusuf.
2007.
Biodiesel
banyak Chlorophyceae dikarenakan kami
Microalgaee.
mengambil sampel dari kolam air tawar di
Andances. 25,294-306
daerah Universitas Negeri Malang, dengan cara mengambil bagian permukaan kolam ujung-ujungnya dan bagian tengah. Begitu pula pada kolam di daerah Sidomoro. Kolam di daerah Sidomoro dan Universitas Negeri Malang, banyak ditemukan Chlorophyceae
from
Biotechnology
D. Guiry in Guiry, M.D. & Guiry, G.M. (2017). AlgaeBase. (National University of Ireland) Retrieved October 16, 2017, from World-wide electronic publication. , National University of Ireland, Galway.: http://www.algaebase.org;
juga karena hal tersebut. Mikroalga yang Hadiyanto,
didapat, memiliki banyak potensi.
M.A.
Hartanto.2012a.
2. Saran Untuk praktikum selanjutnya yaitu perlu dilakukan ketelitian dalam pengamatan untuk bisa mendapat mengidentifikasi jenis
DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Setyawati TR, Lovadi I. 2014. Kualitas Perairan Kanal Sungai Jawi Sungai
Pontianak Komunitas
Raya
Ditinjau
Dalam dari
Mikroalga
Nur
dan
G.D.
Cultivation
of
Chlorella sp. as Biofuel Sources in Palm Oil Mill Effluent (POME). Int. Journal
of
Renewable
Energy
Development 1 (2) 2012: 45-49
mikroalga yang lebih beranekaragam.
dan
M.
Kota
Struktur
Herron,M.D., Hackett, J.D., Aylward, F.O., Michod.R.E. (2009). "Triassic origin and early radiation of multicellular volvocine algae". Proceedings of the National Academy of Sciences, USA. 106 (9): 3254– 3258. doi:10.1073/pnas.081120510 6. PMC 2651347
Perifitik.
J.Protobiont. 3(1):61–70. Cardozo, AP., Bersano, JGF. dan Amaral, WJA. 2007. Composition, Density and
Kawaroe.M., Prartono.T., Sunuddin.A., Sari.D., Augustine.D. 2010. Mikroalga: potensi dan pemanfaatannya untuk produksi bio bahan bakar. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Biomass of Zooplankton in Culture Vannamei
Odum FP. 1983. Principles of Ecology.
Southern
Philadelphia: W.B. Saunders Pelczar
Brazil. Brazilian Journal of Aquatic
MZ. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Science and Technology. 11(1), 13-20.
Jakarta: Universitas Indonesia
Ponds
of
Litopenaeus
(Decapoda:Penaidae)
in
Potapova,M. 2011. "Tabellaria vetteri: a New Diatom". Proceedings of the Academy of Natural Sciences of Philadelphia. 163(1): 35– 41. doi:10.1635/053.161.0102. Samudra SR, Tri RS, Munifatul I. 2012. Komposisi,
Kemelimpahan
dan
Keanekaragaman Fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang. J. Bioma, Vol. 15(1):6–13. Sulistyaningsih,Y.
2016.
Modul
Perkembangan tumbuhan. Tanggerang selatan : Universitas Terbuka. Tjitrosoepomo, G. (2003). Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press