Artikel Giyatno Di Cd Room.docx

  • Uploaded by: giyatno
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Giyatno Di Cd Room.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,846
  • Pages: 17
IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Giyatno*); Farida Nugrahani**); Mukti Widayati***) *)Kepala SD Negeri 02 Jatirejo;**)Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo;***) Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Pos-el:[email protected]; [email protected]; [email protected]

ABSTRAK Kecanggihan teknologi telah mengubah pola hidup masyarakat Indonesia. Kebutuhan hidup masyarakat dapat terpenuhi dengan mudah dan cepat melalui teknologi IT. Pola hidup glamor dan hedonisme muncul dan menimbulkan perilaku yang menyimpang dari ajaran Agama dan etika bangsa Indonesia. Penguatan pendidikan karakter merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki perilaku masyarakat Indonesia yang sedang dilanda krisis moral. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) implementasi penguatan pendidikan karakter, (2) nilai-nilai karakter yang dikembangkan, (3) faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter, dan (4) solusi dari hambatan dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter. Metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan studi kasus terpancang (embedded case study). Sumber data dalam penelitian adalah guru kelas V SD N 02 Jatirejo beserta peserta didiknya, kepala sekolah, teman sejawat, peristiwa dan aktivitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V, serta dokumen administrasi pembelajaran. Data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, analisis dokumen, dan observasi pembelajaran. Uji kredibilitas data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode, sementara analisis data menggunakan model analisis Miles dan Huberman, unruk memperoleh kesimpulan. Hasil penelitian adalah: (1) pendidikan karakter sudah diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) nilai karakter mencakup 5 nilai karakter utama, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas, (3) faktor penghambat adalah karakter dasar siswa, pemilihan metode mengajar tidak tepat, indikator nilai karakter belum dikuasai guru, dan lingkungan sekolah kurang mendukung, (4) solusi penghambat yaitu belajar mengenali karakter siswa, pemilihan metode pembelajaran yang tepat, menambah literasi nilai pendidikan karakter, dan kerjasama dengan tokoh masyarakat, sehingga masyarakat memberi teladan perilaku yang karakter. Kata kunci: karakter, kurikulum, Bahasa Indonesia.

1

ABSTRACT Technological sophistication has changed the lifestyle of Indonesian people. Community life needs can be fulfilled easily and quickly through IT technology. Glamorous and hedonistic lifestyles arise and lead to behaviors that deviate from the teachings of the Indonesian religion and ethics. Strengthening character education is an alternative to improve the behavior of Indonesian people who are being hit by a moral crisis. This study aims to describe (1) the implementation of strengthening character education, (2) the developed character values, (3) inhibiting factors in the implementation of character education, and (4) solutions to obstacles in implementing character values. Descriptive qualitative research method, with embedded case studies (embedded case study). Sources of data in the study were grade V teachers of SD N 02 Jatirejo and their students, principals, peers, events and activities of the Indonesian language learning process in class V, as well as learning administration documents. Data obtained through in-depth interview techniques, document analysis, and learning observation. Test the credibility of the data using data source triangulation and method triangulation, while data analysis uses the Miles and Huberman analysis models, to obtain conclusions. The results of the study are: (1) character education has been implemented in Indonesian language learning, (2) character values include 5 values of the main characters, namely religious, nationalist, independent, mutual cooperation, and integrity, (3) inhibiting factors are the basic character of students , the choice of teaching method is not appropriate, the indicator of character value has not been mastered by the teacher, and the school environment is less supportive, (4) the inhibiting solution is learning to recognize the character of students, choosing the right learning method, adding literacy to the value of character education, and collaboration with community leaders, so the community exemplifies the character's behavior. Keywords: character, curriculum, Indonesian language.

2

A. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sekarang hidup di zaman modern. Kecanggihan teknologi telah mengubah pola hidup masyarakat dan membuat segala kebutuhan dapat terpenuhi dengan mudah serta cepat. Kemudahan hidup menimbulkan munculnya perilaku yang menyimpang dari aturan dan norma etika. Perilaku masyarakat tersebut semata untuk memenuhi segala keinginan jasmaniah. Perbuatan tindak korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif (hedonisme), kehidupan politik yang tidak produktif, dan persekusi menjadi masalah sosial yang perlu pemecahan. Pada era teknologi informasi ini, media sosial merupakan sarana komunikasi masyarakat dalam dunia maya yang efektif. Media sosial di dunia maya, seperti twitter, facebook, blog, dan forum-forum diskusi online dewasa ini sangat digemari oleh masyarakat dunia, dan sangat efektif dampaknya terhadap pembentukan opini masyarakat, Nugrahani (2017) Berbagai alternatif penyelesaian ditawarkan, seperti penyusunan undangundang dan peningkatan upaya pelaksanaan serta penegakan hukum. Upaya tersebut belum mampu memperbaiki perilaku sosial yang telah rusak. Program penguatan pendidikan karakter merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki perilaku masyarakat yang sedang dilanda krisis moral. Pendidikan karakter di sekolah dasar perlu diimplementasikan ke dalam semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan menjadi bahasa penyampai informasi dan komunikasi pendidikan yang resmi. Bahasa dapat digunakan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai dan memperkuat karakter siswa. Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi ke dalam program pembelajaran di sekolah dalam upaya membentuk pribadi peserta didik yang mampu mengolah harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah pikir (literasi dan numerisasi), olah rasa (estetik), serta olah raga (kinestetik) yang disesuaikan dengan Pancasila. Pendidikan karakter hendaknya ditanamkan sejak dini, guna menekan permasalahan yang terjadi di kalangan generasi muda. Pendidikan karakter dapat menjadi salah satu 3

solusi untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang mempunyai kecakapan abad 21. Kecakapan ingin dituju melalui Kurikulum 2013 adalah ketrampilan abad ke-21 atau 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan: 1) implementasi penguatan pendidikan karakter, 2) nilai-nilai karakter yang dikembangkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia, 3) faktor penghambat dalam implementasi penguatan pendidikan karakter, dan 4) solusi faktor penghambat dalam implementasi penguatan pendidikan karakter. Karakter adalah unsur antropologis manusia, pada dirinya manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan dirinya sendiri, Koesoema (2010). Raharjo (2010) mengemukakan pendapatnya pendidikan karakter merupakan suatu proses pendidikan yang menyekuruh yang mengaitkan berbagai aspek kehidupan peserta didik yang merupakan bentuk fondasi kepribadian dalam terwujudnya penerus bangsa yang berkarakter dan berkualitas. Sjarkawi (2006) memaparkan bahwa Karakter merupakan ciri khusus karakteristik atau jati diri seseorang yang bersumber dari proses pembentukan yang diterima dari lingkungan sekitar, contohnya keluarga pada masa usia dini dan prasekolah, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Prasetyo dan Rivasintha (2013) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi unsur pengetahuan, kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang telah dipahami tersebut, baik terhadap Tuhan, dirinya, sesama manusia, lingkungan sosial, maupun dalam pergaulan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi manusia madani. Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan

gerakan nasional

pendidikan di sekolah-sekolah dalam upaya memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olahhati (etik), olahrasa (estetik),

olahpikir (literasi), dan olahraga

(kinestetik) dengan dukungan pelibatan masyarakat. Pihak swasta, dan komite 4

sekolah, orangtua siswa, steakholders yang mengukung program pemerintah yaitu Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). (kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia: 2017) Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan di satuan pendidikan bersumber dari Agama, Budaya, Pancasila dan Tujuan Pendidikan Nasional. Nilai karakter utama dalam penguatan pendidikan karakter adalah: religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas. Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilakku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, pembelajaran yang dilakukan guru berorientasi secara holistik dan menyenangkan, (https://motivatorkreatif.wordpress.com). Materi pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik diajarkan dengan pendekatain saintifik, yang menggunakan istilah 5 M : mengamati, menanya, mengumpulkan Informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Kurikulum berbasis kompetensi ini telah dirintis mulai tahun 2004 dan KTSP mulai tahun 2006 merupakan dasar penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013. Kedua kurikulum itu mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemdikbud,2013). Kurikulum 2013 dioptimalkan dengan memasukkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan pendidikan. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter perlu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui berbagai cara sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan karakteristik peserta didik, kearifan lokal, daya dukung, dan kebijaksanaan satuan pendidikan masing-masing. Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan

masing-masing

dan

dapat

dilakukan

melalui

tiga

cara,

yaitu: 1) Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum

5

dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Guru wajib menyusun dokumen perencanaan pembelajaran yaitu prota, promes, silabus dan RPP. Muatan nilai-nilai karakter diintegrasikan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan.

implementasi nilai karakter

ditanamkan pada proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. mengintegrasikan

Misalnya, nilai

mata

pelajaran

nasionalisme

Bahasa

dengan

tek

Indonesia Sumpah

untuk

SD

Pemuda.

2)

Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler,satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan, seperti dokter kecil, Dunia Usaha, pasar, museum, rumah budaya, dan lainlain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan. 3) Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi,ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan berkualitas, yang merujuk pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter, melalui pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan perilaku luhur dalam setiap pergaulan hidup. Penilaian Menurut Kurikulum2013, mencakup kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu: a) KI-1: kompetensi inti sikap spiritual. b) KI-2: kompetensi inti sikap sosial. c) KI-3: kompetensi inti pengetahuan. d) KI-4: kompetensi inti 6

keterampilan. Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing aspek KI. Jadi, pada suatu materi pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut: a) KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok). b) KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2). c) KD pada KI-3: aspek pengetahuan. d) KD pada KI-4: aspek keterampilan. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan kasus tunggal terpancang (embedded case study). Kasus yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah implementasi penguatan pendidikan karakter dalam perspektif kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan situasi sosial (social situation) dalam menetukan serta mengumpulkan data. Nugrahani (2014) menjelaskan pendekatan penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui halhal yang berhubungan dengan masalah sosial budaya. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Jatirejo yang beralamat di Dusun Tanjung Rt 02 Rw 03 Desa Jatirejo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilaksanakan pada sekolah tersebut bertujuan untuk memperoleh data dan atau informasi yang lebih lengkap, akurat agar hasil penelitian benar-benar valid dan kredibel. Data dalam penelitian ini berupa kata, ungkapan, kalimat dan tindakan yang diperoleh dari informan, dokumen pembelajaran, proses pembelajaran Bahasa Indonesia, teman sejawat guru, kepala sekolah, dan guru kelas V di SD Negeri 02 Jatirejo. Kata-kata dan tindakan orang atau subjek yang diteliti, diamati, atau diwawancarai merupakan data yang utama dalam penelitian kualitatif, (Nugrahani, 2014). Nugrahani (2014) menjelaskan bahwa berbagai sumer data yang dapat dimanfaatkan dalam menggali informasi penelitian kulitatif adalah: 1) dokumen (arsip). 2) Narasumber (informant), 3) peristiwa dan aktivitas, 4) tempat atau 7

lokasi, 5) benda, gambar, serta rekaman. Dalam penelitian ini sebagai sumber data adalah (1) narasumber (informan) guru kelas V, (2) siswa kelas V, (3) kepala sekolah, (4) teman sejawat, (5) peristiwa dan aktivitas proses pembelajaran di kelas V, (6) tempat dan lokasi SD Negeri 02 Jatirejo, (7) Dokumen administrasi pembelajaran. Pada umumnya data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Focus pengamatan dilakukan terhadap 3 komponen utama yaitu ruang dan tempat (space, pelaku (actor), dan kegiatan (aktivitas), Nugrahani (2014). Penelitian ini, pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (openended) serta munjurus pada informasi yang mendalam, dilakukan dengan tidak berstruktur dan resmi, guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam,(Sutopo,2006). Menurut Nugrahani (2014:133) menyatakan bahwa pengamatan sangat penting bagi peneliti karena melaui pengamatan dan melakukan pencatatan secara sintematis mengenai tingkah laku individu atau kelompok secara langsung, sehingga memperoleh gambaran yang luas tentang masalah yang diteliti. Pada penelitian ini observasi pengamat sebagai pemeranserta dan terstruktur dilakukan untuk memgetahui implementasi penguatan pendidikan karakter dalam perspektif kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 02 Jatirejo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar . Dokumen penelitian yang pilih pada pengkajian ini adalah dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program yang dilaksanakan, deskripsi pembelajaran, dan dokumen lain yang dapat dijadikan sumber acuan dan kajian yang ada di kelas V SD Negeri 02 Jatirejo. Menurut Nugrahani (2014:114) keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi dari konsep validitas atau kesahihan dan reliabilitas atau keandalan 8

data menurut versi positivisme. Dalam penelitian ini digunakan 2 macam triangulasi yaitu triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Dipilih triangulasi metode karena dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. . Triangulasi sumber data digunakan untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, obervasi, dan analisis dokumen. Fokus data yang dikumpulkan adalah implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perspektif Kurikulum 2013. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis Miles dan Huberman dalam (Nugrahani,2014). Rincian proses analisis data tercermin dalam Gambar 1.

Gambar 1 Teknik Analisis Data C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Penelitian yang dilakukan menunjukkan mengenai implementasi pendidikan karakter dalam perspektif Kurikulum 2013 di SD Negeri 02 Jatirejo. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa responden memberikan jawaban sesuai dengan situasi. Mereka memberikan jawaban dengan gaya berbeda, tetapi isinya sama tentang implementasi kurikulum 2013 di SD Negeri 02 Jatirejo. 9

Wah itu agak rumit ya… begini, pengembangan nilai-nilai karakter sudah saya lakukan dengan memasukan nilai-nilai karakter tertentu sesuai konteks dalam proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran mata Pelajaran Bahasa Indonesia, melalui Silabus dan RPP, dan yang paling penting menyipkan nilai-nilai karakter kedalam setiap materi dalam proses pembelajaran taermasuk pembelajaran Bahasa Indonesia. (D.Imp./01/W/IKG) Diharapkan dengan menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, para siswa dapat berbahasa Indonesia yang baik, benar dan santun. (D.Imp./01/W/IGK) Penanaman nilai-nilai dalam diri siswa yang mengutamakan kebaikan dalam kehidupan bersama yang lebih baik dalam pergaulan. (D.Imp./02/W/IKS) Sebagian nilai-nilai karakter yang bisa di tanamkan tertulis dalam RPP, tetapi dalam proses pembelajaran akan dikembangkan oleh guru sesuai situasi pembelajaran. (D.Imp./02/W/IKS) Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai-nilai kepribadian (nilainilai moral/kebangsaan) yang tidak berbeda jauh dengan pendidikan budi pekerti atau watak. (D.Imp./03/W/ITS) Iya, dalam kurikulum 2013 pendidikan karakter mendapat perhatian yang khusus dalam implementasi setiap mata pelajaran. (D.Imp./03/W/ITS) Reduksi ini sesuai dengan pendapat Prasetyo dan Rivasintha (2013:30) yang mendefinisikan pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan perbuatan untuk melakukan nilai-nilai karakter tersebut, untuk diri sendiri, sesama, lingkungan, kebangsaan, dan kepada Tuhan sehingga menjadi manusia baik dalam sikap dan perilaku. Pendapat tersebut memberikan gambaran bahwa para guru dan kepala SD N 02 Jatirejo memahami konsep pendidikan karakter.

10

Hasil tersebut, perkuat dengan bukti data yang dikumpulkan melalui analisis data dan observasi pembelajaran Bahasa Indonesia. BAB III bagian A Dalam rumusan Kompetensi Inti digunakan notasi sebagai berikut: Rumusan Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk sikap spiritual; Rumusan Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk sikap sosial; Rumusan Kompetensi Inti3 (KI-3) untuk pengetahuan; dan Rumusan Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk keterampilan. (D.Imp./04/CLHAD/K13) Para siswa bersikap konsisten, disiplin, integritas, jujur, tentang proses daur ulang air, rangkaian listrik seri dan paralel, sifat-sifat magnet, anggota dan bagian tubuk (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan. Perilaku santun, jujur serta bertanggung jawab, disiplin diperoleh siswa dari materi tentang ekspor impor sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa. (D.Imp./05/CLHAD/SLB) Guru datang tepat waktu, Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas, berdoa sebelum membuka pelajaran, mengecek kehadiran siswa, memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu, menegur siswa yang terlambat dengan sopan, mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter. (D.Imp.07/CLHO/PBM) Data di atas memberikan bukti bahwa para guru SD Negeri 02 Jatirejo mengetahui dan memahami Permendikbud Nomor: 21 tahun 2016 tentang standar isi, Permendikbud Nomor: 22 tahun 2016 tentang standar proses, dan Permendikbud Nomor: 22 tahun 2016 tentang standar penilaian, Permen No 23/2016 tentang penilaian Revisi Kurikulum 2013, dan Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter. 2. Nilai-Nilai Karakter Hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Data yang menyatakan pernyataan tersebur adala: 11

Bayak bapak… saya sendiri kalau tidak membaca tidak hafal, yang jelas nilai-nilai karakter sudah diimplementasikan ke semua mata pelajaran. Kalau nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui Bahasa Indonesia contohnya berfikir logis, santun, percaya diri dan saya tidak hafal bapak. (D.Nktr./01/W/IGK) Respon siswa senang-senang saja, anak-anak mulai membisakan berperilaku sopan, ramah, saling mengasihi, saling menghormati lebih religius, dibuktikan dari ungkapan, alkhamdulillah, astagfirlarullah, masyaallah dll. (D.Nktr./01/W/IGK) Yang lebih tahu adalah guru kelas. Mungkin nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, cinta tanah air, berfikir logis, santun, percaya diri. (D.Nktr./02/W/IKS) Tanggapan siswa senang-senang saja, mereka mulai membisakan berperilaku sopan, ramah, saling mengasihi, saling menghormati lebih religius, dibuktikan dari ungkapan, alkhamdulillah, astagfirlarullah, masyaallah dll. (D.Nktr./03/W/ITS) Program PPK dilaksanakan sekolah untuk membentuk karakter siswa agar memiliki sikap nilai utama: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. (D.Nktr./04/ (CLHAD)/K13) Peserta didik bersama dengan guru membuat rangkuman pelajaran menanamkan nilai-nilai karakter mandiri, kerjasama, kritis, logis. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penanaman nilai-nilai kejujuran. Siswa diberikan penguatan terhadap hasil pembelajaran menanamkan nilai-nilai saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis. (D.Nktr./07/(CLHO)/PBM) Data ini sangat jelas menggambarkan, bahwa para guru di SD Negeri 02 Jatirejo paham tentang nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan dalam pembelajaran. Nilai-nilai tersebut telah sesuai dengan 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. Nilai karakter utama yang menjadi prioritas dalam dalam kurikulum 2013 yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas.

12

3. Faktor Penghambat Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter. Berdasar hasil pengolahan data wawancara dengan para warga sekolah SD Negeri 02 Jatirejo di temukan beberapa faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter. Data faktor penghambat tersebut adalah: Karakter masing-masing siswa berbeda, sulit mencari metode mengajar yang tepat, pemahaman saya tentang konsep pendidikan karakter yang masih kurang, karena banyaknya nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan, pedoman atau indikator masing-masing nilai karakter belum ada, keterbatasan waktu untuk memahami karakter siswa, lingkungan sekolah yang kurang mendukung. (D.Fpbt./01/W/IGK) Sikap masing-masing siswa berbeda-beda, sulit mendidik secara klasikal, pengetahuan saya tentang pendidikan karakter yang masih kurang, karena banyaknya nilai-nilai karakter, pedoman masing-masing nilai karakter belum ada, waktu untuk memahami karakter siswa sangat terbatas, lingkungan masyarakat sekolah yang kurang mendukung. (D.Fpbt./03/W/ITS) Warga tetangga sekolah kurang mendukung pembiasaan hidup berkarater: Berbicara menggunakan kata-kata yang melanggar norma, contohnya edan…hanya untuk mengusir ayam, mengeluarkan kata-kata yang kasar saat kecewa.(D.Fpbt/09/(CLHO/Kon) Paparan tersebut menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan dalam pengelolaan proses pembelajaran di SD Negeri 02 Jatirejo. Kesenjangan tersebut belum terpenuhinya standar kompetensi keprofesian bagi guru. Dalam pengelolaan juga belum terpenuhi standar pengelolaan yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman bagi peserta didik. 4. Solusi Pemecahan Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter. Hasil wawancara dengan para informan didapatkan solusi dalam mengatasi hambatan pada implementasi pendidikan karakter. Guru kelas V, Guru kelas IV, dan kepala SD Negeri 02 Jatirejo mengatakan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ada diantaranya adalah:

13

Sulit juga ya, tetapi ya mungkin: berusaha mengenali karakter siswa dengan membiasakan budaya salam, sapa dan senyum dalam setiap perjumpaan, banyak membaca referensi tentang nilai-nilai pendidikan karakter, memberi teladan menyapa dengan sopan semua warga sekolah, membimbing dan membiasakan siswa sholat dzuhur berjamaah di sekolah.(D.Sol/01/W/IGK) Para guru dihimbau untuk mengenali karakter siswa dengan membiasakan budaya salam, sapa dan senyum, banyak membaca referensi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dari perpustakaan, emberi teladan sikap yang baik dengan cara menyapa semua warga sekolah yang sopan, ramah, dan bersahabat, Membimbing dan membiasakan siswa sholat dzuhur berjamaah di sekolah yang di lakukan guru Agama Islam.(D.Sol/02/W/IKS) Koordinasi dengan pemerintah desa dalam hal pembinaan etika kehidupan masyarakat lingkungan sekolah. Kerjasama dengan jamaah masjid dengan menberikan masukan kebiasaan bicara warga lingkungan sekolah.(D.Sol./09/(CLHO/Kon). Dari data yang tersaji di atas menunjukkan bahwa para guru dan kepala sekolah SD Negeri 02 Jatirejo telah berusaha memecahkan kesulitan-kesulitan yang menghambat penanaman pendidikan karakter. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter dalam Perspektif Kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 02 Jatirejo, maka diperoleh

kesimpulan

bahwa

penguatan

pendidikan

karakter

sudah

diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 02 Jatirejo. Impelementasi penguatan pendidikan karakter tercermin dalam rumusan visi, misi dan tujuan sekolah. Secara khusus Penguatan Pendidikan Karakter diuraikan dalam Kurikulum 2013 SD Negeri 02 Jatirejo pada Bab III bagian D. Implementasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia berpedoman pada kurikulum yaitu KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4. Dengan bedoman tersebut maka PPK dijabarkan

14

dalam Program semester, Silabus, dan diuraikan dalam Rencana Program Pembelajaran. PPK diitegrasikan ke dalam semua mata pelajaran di sekolah dasar. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila. Religius, nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama karakter itu tidak bisa berdiri sendiri, saling terkait satu dan lainnya. Dalam pengintegrasian kedalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga harus integral dan saling mendukung. Faktor

Penghambat

Implementasi

Pendidikan

Karakter

dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah situasi, sarana prasarana pendidikan yang tidak mendukung. Faktor penghambat tersebut yaitu: a) Karakter masing-masing siswa berbeda-beda, sulit mencari metode mengajar yang pas, b) Pedoman atau indikator masing-masing nilai karakter belum ada, c) Keterbatasan waktu untuk memahami karakter siswa, d) Lingkungan sekolah yang kurang mendukung, e) Pemahaman guru tentang pendidikan karakter masih kurang. Solusi Pemecahan Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, merupakan strategi yang diambil untuk memperlancar penanaman pendidikan karakter pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Solusi tersebut yaitu: a) Berusaha merumuskan visi dan misi sekolah sesuai kondisi harapan masyarakat tentang kondisi keprihatinan moral yang ada. b) Para guru dihimbau untuk mengenali karakter siswa dengan membiasakan budaya salam, sapa dan senyum. c) Banyak membaca referensi tentang nilai-nilai pendidikan karakter dari perpustakaan. d) Memberi teladan sikap yang baik dengan cara menyapa semua warga sekolah yang sopan, ramah, dan bersahabat. E. Persantunan Ucapan terima kasih disampaikan kepada Guru kelas V SD Negeri 02 Jatirejo dan Redaksi Jurnal Ilmiah Stilistika yang telah memuat artikel ini.

15

DAFTAR PUSTAKA Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, https://www.kompasiana.com/raudaaspalbuton/ Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Presiden Republik Indonesi Nomor 87 tahun 2017, tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Sekretariat Negara Prasetyo, Agus dan Rivashinta, Emusti. 2013. Konsep, Urgensi, dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/ Nugrahani, Farida. 2012. Reaktualisasi Tembang Dolanan Jawa dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa (kajian semiotik). Sukoharjo: Stilistika. Nugrahani, Farida. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Pendidikan Bahasa. Surakarta: CakraBooks Solo. Nugrahani, Farida. 2017. Penggunaan Bahasa dalam Media Sosial dan Implikasinya terhadap Karakter Bangsa. Sukoharjo: Stilistika. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D, Https://cindysandova.files. wordpress.com/2017/06/. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, http://www.researchgate.net/publication/29044087.

16

17

Related Documents

Cd-cd
May 2020 74
Cd
June 2020 55
Cd
June 2020 68
Cd
December 2019 81
Cd
November 2019 81

More Documents from ""